Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tags (tagged): sejarah, nusantara, 1602, 18, 1602 18, unkris, 14, sampai, ke, 15, kerajaan, islam, kesultanan, samudera, pasai, menghadapi, jayakarta, voc, memaksa, inggris, hoamoal, dimusnahkan, akibatnya, daerah, tidak, menghiraukan, nasihat, dewan, hindia, banyak, melakukan, pusat, ilmu, pengetahuan, izin, tinggal, akan, ditangkapdan, diangkut, sailan, peraturan, , program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedi

Show

Page 2

Tags (tagged): sejarah, nusantara, 1602, 18, 1602 18, unkris, artikel, bagian, dari, seri, indonesia, lihat, pula, kalimantan, barat, daya, makassar, jayakerta, jepara, aceh, 1660, armada, voc, terdiri, 30, kapal, menyerang, gowa, luka, tubuhnya, 1690, belanda, berusaha, membalas, kekalahan, pusat, ilmu, pengetahuan, orang, tionghoa, secara, besar, besaran, banyak, melakukan, , program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedi


Page 3

Tags (tagged): history, of, the, archipelago, 1602, 18, unkris, artikel, bagian, dari, seri, sejarah, indonesia, lihat, pula, kalimantan, barat, daya, makassar, jayakerta, jepara, aceh, 1660, armada, voc, terdiri, 30, kapal, menyerang, gowa, luka, tubuhnya, 1690, belanda, berusaha, membalas, kekalahan, center, studies, orang, tionghoa, secara, besar, besaran, banyak, melakukan, 1602 18, , program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedi


Page 4

Tags (tagged): history, of, the, archipelago, 1602, 18, unkris, 14, sampai, ke, 15, kerajaan, islam, kesultanan, samudera, pasai, menghadapi, jayakarta, voc, memaksa, inggris, hoamoal, dimusnahkan, akibatnya, daerah, tidak, menghiraukan, nasihat, dewan, hindia, banyak, melakukan, center, studies, izin, tinggal, akan, ditangkapdan, diangkut, sailan, peraturan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, 1602 18, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 5

Kabupaten Gowa
ProvinsiSulawesi Selatan
Pemerintahan
Lapang1.883,32 kilometer2
Populasi
 - Total500.000 jiwa
 - Kepadatan265,49 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan13

Kabupaten Gowa yaitu salah satu Kawasan Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sungguminasa. Kabupaten ini mempunyai lapang wilayah 1.883,32 km² dan berpenduduk sejumlah ± 500.000 jiwa.

Daftar pokok

  • 1 Sejarah
  • 2 Pertambangan
  • 3 Pertanian
  • 4 Lihat juga
  • 5 Pustaka

Sejarah

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Mesjid di Gowa Tahun 1924

Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai ratus tahun ke-15, Kerajaan Gowa yaitu kerajaan maritim yang mulia pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang hasilnya takluk untuk Belanda lewat Akad Bungaya. Namun walaupun sbg kerajaan, Gowa tidak lagi berjaya, kerajaan ini bisa memberi warisan terbesarnya, yaitu Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian mengembang dihasilkan menjadi Kota Makassar ini bisa dinamakan anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri yaitu cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Kota Makassar semakin dikenal khalayak dibandingkan dengan Kabupaten Gowa. Padahal kenyataannya sampai sekarang Kabupaten Gowa ibaratnya masih dihasilkan menjadi ibu untuk kota ini. Kabupaten yang hanya berjauhan tempuh sekitar 10 menit dari Kota Makassar ini memasok beberapa mulia kebutuhan dasar kehidupan kota. Mulai dari bahan material sbg pembangunan fisik, bahan pangan, terutama sayur-mayur, sampai arus cairan bersih dari Waduk Bili-bili.

Kemampuan Kabupaten Gowa menyuplai kebutuhan untuk kawasan sekitarnya disebabkan kondisi alamnya. Kabupaten seluas 1.883,32 kilometer persegi ini mempunyai enam gunung, dimana yang tertinggi yaitu Gunung Bawakaraeng. Kawasan ini juga dilalui Sungai Jenebarang yang di kawasan pertemuannya dengan Sungai Jenelata didirikan Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan tanah Gowa kaya hendak bahan galian, di samping tanahnya subur.

Pertambangan

Bahan-bahan galian golongan C di sepanjang Kawasan Arus Sungai (DAS) Jenebarang, seperti pasir, batukali dan kerikil secara turun-temurun bisa memberikan nafkah untuk penduduk sekitarnya. Kontribusi sektor ini dalam cara ekonomi tahun 2000 nilainya mencapai Rp. 105,4 miliar atau 9,13 persen, namun sumbangan sektor ini terhadap kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) cukup signifikan.

Pada tahun aturan 2001, Pemkab menargetkan Rp. 2,03 miliar dari pajak bahan galian golongan C sbg mengisi Pendapatan Asli Kawasan (PAD). Cara penggalian memang cukup mulia karena selain tersedianya material dari DAS, juga mempunyai batu gunung dan tanah liat. Truk-truk lalu-lalang mengangkut material ini di sepanjang jalan protokol yang menghubungkan Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar.

Bahan galian memang bisa memberikan pemasukan yang mulia untuk kas Pemkab Gowa. Pos pajak ini mendominasi pendapatan sampai mencapai 65 persen dalam PAD tahun aturan 2001 yang mulianya Rp. 3,11 miliar.

Pertanian

Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya yaitu sektor pertanian. Pekerjaan utama penduduk kabupaten yang pada tahun 2000 lalu berpendapatan per kapita Rp. 2,09 juta ini yaitu bercocok tanam, dengan sub sektor pertanian tanaman pangan sbg andalan. Sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 45 persen atau senilai Rp. 515,2 miliar. Area persawahan yang tidak sampai 20 persen (3,640 hektar) dari total area kabupaten bisa memberikan hasil yang memadai. Dari bermacam produksi tanaman pertanian seperti padi dan palawija, tanaman hortikultura dihasilkan menjadi primadona.

Kecamatan-kecamatan yang mempunyai di dataran tinggi seperti Parangloe, Bungaya dan terutama Tinggimoncong yaitu sentra penghasil sayur-mayur. Sayuran yang sangat banyak dibudidayakan yaitu kentang, kubis, sawi, bawang daun dan buncis. Per tahunnya hasil panen sayur-sayuran melebihi 5.000 ton. Sayuran dari Kabupaten Gowa bisa memenuhi pasar Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan dan Maluku melalui Pelabuhan Parepare dan Pelabuhan Mamuju.

Selain bertani sayur yang mempunyai masa tanam pendek, petani Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang. Salah satunya yaitu tanaman markisa (Fassifora sp). Mengunjungi Makassar kurang afdol rasanya jikalau tidak membawa buah tangan sirup atau juice markisa. Bila kita melihat pemandangan di bandara atau pelabuhan, kebanyakan para yang hendak menjadi penumpang yang hendak meninggalkan Makassar membawa sari buah beraroma segar ini. Tanaman yang berasal dari daratan Amerika Selatan ini identik dengan Sulawesi Selatan. Desa Kanreapia, Kecamatan Tinggimoncong yaitu salah satu kawasan penghasil markisa di Kabupaten Gowa. Sayangnya markisa yang rasa buahnya manis asam dan bisa menggerakkan industri kecil makanan dan minuman ini sekarang mulai kurang diminati petani. Menanam markisa memang tidak remeh, kecuali karena masa tanamnya panjang dan memerlukan perawatan khusus, seperti tinggi permukaan tanah, pupuk dan obat-obatan yang cukup mahal.

Selain itu harga markisa juga tidak stabil dan cenderung terus menurun. Tanaman merambat ini mempunyai satu masa panen per tahun (November-Januari) dengan produksi sekitar 300.000 buah per hektar. Bila harga pada masa panen raya, satu kilo (kurang semakin 25 buah) hanya Rp. 500,- sampai Rp. 800,- sehingga para petani hanya menerima Rp 6,0 juta sampai Rp 9,6 juta per hektarnya. Kondisi ini yang mendorong lapang tanam markisa terus menurun. Pada tahun 1996 terdapat 1.241 hektar dengan produksi 21.861 ton. Empat tahun kemudian lapang tanam dihasilkan menjadi 854 hektar dengan produksi 7.189 ton. Petani banyak berpindah tanam dari markisa ke sayuran karena semakin pendek masa tanamnya.

Lihat juga

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 


edunitas.com


Page 6

Kabupaten Gowa
ProvinsiSulawesi Selatan
Pemerintahan
Lapang1.883,32 kilometer2
Populasi
 - Total500.000 jiwa
 - Kepadatan265,49 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan13

Kabupaten Gowa adalah salah satu Kawasan Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sungguminasa. Kabupaten ini mempunyai lapang wilayah 1.883,32 km² dan berpenduduk sejumlah ± 500.000 jiwa.

Daftar pokok

  • 1 Sejarah
  • 2 Pertambangan
  • 3 Pertanian
  • 4 Lihat pula
  • 5 Referensi

Sejarah

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Mesjid di Gowa Tahun 1924

Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai ratus tahun ke-15, Kerajaan Gowa adalah kerajaan maritim yang mulia pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang hasilnya takluk kepada Belanda lewat Akad Bungaya. Namun meskipun sebagai kerajaan, Gowa tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian mengembang menjadi Kota Makassar ini mampu disebut anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri adalah cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Kota Makassar semakin dikenal khalayak dibandingkan dengan Kabupaten Gowa. Padahal kenyataannya sampai sekarang Kabupaten Gowa ibaratnya masih menjadi ibu untuk kota ini. Kabupaten yang hanya berjauhan tempuh sekitar 10 menit dari Kota Makassar ini memasok beberapa mulia kebutuhan dasar kehidupan kota. Mulai dari bahan material untuk pembangunan fisik, bahan pangan, terutama sayur-mayur, sampai arus cairan bersih dari Waduk Bili-bili.

Kemampuan Kabupaten Gowa menyuplai kebutuhan untuk kawasan sekitarnya dikarenakan keadaan alamnya. Kabupaten seluas 1.883,32 kilometer persegi ini mempunyai enam gunung, dimana yang tertinggi adalah Gunung Bawakaraeng. Kawasan ini juga dilalui Sungai Jenebarang yang di kawasan pertemuannya dengan Sungai Jenelata dibangun Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan tanah Gowa kaya hendak bahan galian, di samping tanahnya subur.

Pertambangan

Bahan-bahan galian golongan C di sepanjang Kawasan Arus Sungai (DAS) Jenebarang, seperti pasir, batukali dan kerikil secara turun-temurun mampu memberikan nafkah untuk penduduk sekitarnya. Kontribusi sektor ini dalam cara ekonomi tahun 2000 nilainya mencapai Rp. 105,4 miliar atau 9,13 persen, namun sumbangan sektor ini terhadap kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) cukup signifikan.

Pada tahun aturan 2001, Pemkab menargetkan Rp. 2,03 miliar dari pajak bahan galian golongan C untuk mengisi Pendapatan Asli Kawasan (PAD). Cara penggalian memang cukup mulia karena selain tersedianya material dari DAS, juga mempunyai batu gunung dan tanah liat. Truk-truk lalu-lalang mengangkut material ini di sepanjang jalan protokol yang menghubungkan Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar.

Bahan galian memang mampu memberikan pemasukan yang mulia untuk kas Pemkab Gowa. Pos pajak ini mendominasi pendapatan sampai mencapai 65 persen dalam PAD tahun aturan 2001 yang mulianya Rp. 3,11 miliar.

Pertanian

Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya adalah sektor pertanian. Pekerjaan utama penduduk kabupaten yang pada tahun 2000 lalu berpendapatan per kapita Rp. 2,09 juta ini adalah bercocok tanam, dengan sub sektor pertanian tanaman pangan sebagai andalan. Sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 45 persen atau senilai Rp. 515,2 miliar. Lahan persawahan yang tidak sampai 20 persen (3,640 hektar) dari total lahan kabupaten mampu memberikan hasil yang memadai. Dari berbagai produksi tanaman pertanian seperti padi dan palawija, tanaman hortikultura menjadi primadona.

Kecamatan-kecamatan yang berada di dataran tinggi seperti Parangloe, Bungaya dan terutama Tinggimoncong adalah sentra penghasil sayur-mayur. Sayuran yang sangat banyak dibudidayakan adalah kentang, kubis, sawi, bawang daun dan buncis. Per tahunnya hasil panen sayur-sayuran melebihi 5.000 ton. Sayuran dari Kabupaten Gowa mampu memenuhi pasar Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan dan Maluku melalui Pelabuhan Parepare dan Pelabuhan Mamuju.

Selain bertani sayur yang mempunyai masa tanam pendek, petani Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang. Salah satunya adalah tanaman markisa (Fassifora sp). Mengunjungi Makassar kurang afdol rasanya jikalau tidak membawa buah tangan sirup atau juice markisa. Bila kita melihat pemandangan di bandara atau pelabuhan, kebanyakan para yang hendak menjadi penumpang yang hendak meninggalkan Makassar membawa sari buah beraroma segar ini. Tanaman yang berasal dari daratan Amerika Selatan ini identik dengan Sulawesi Selatan. Desa Kanreapia, Kecamatan Tinggimoncong adalah salah satu kawasan penghasil markisa di Kabupaten Gowa. Sayangnya markisa yang rasa buahnya manis asam dan mampu menggerakkan industri kecil makanan dan minuman ini kini mulai kurang diminati petani. Menanam markisa memang tidak remeh, kecuali karena masa tanamnya panjang dan memerlukan perawatan khusus, seperti tinggi permukaan tanah, pupuk dan obat-obatan yang cukup mahal.

Selain itu harga markisa juga tidak stabil dan cenderung terus menurun. Tanaman merambat ini mempunyai satu masa panen per tahun (November-Januari) dengan produksi sekitar 300.000 buah per hektar. Bila harga pada masa panen raya, satu kilo (kurang semakin 25 buah) hanya Rp. 500,- sampai Rp. 800,- sehingga para petani hanya menerima Rp 6,0 juta sampai Rp 9,6 juta per hektarnya. Keadaan ini yang mendorong lapang tanam markisa terus menurun. Pada tahun 1996 terdapat 1.241 hektar dengan produksi 21.861 ton. Empat tahun kemudian lapang tanam menjadi 854 hektar dengan produksi 7.189 ton. Petani banyak berpindah tanam dari markisa ke sayuran karena semakin pendek masa tanamnya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 


edunitas.com


Page 7

Kabupaten Grobogan
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
Lapang1.975,865 km2
Populasi
 - Total1.413.328 jiwa (2010)
 - Kepadatan715,3 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Disktrik19
Grobogan berpindah ke halaman ini. Lihat juga artikel Disktrik Grobogan.

Kabupaten Grobogan (Hanacaraka, ꦒꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦒ​ꦤ꧀) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten[1] ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara.

Geografi

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan bersamaan batasnya langsung dengan 9 kabupaten pautan. Letak geografis wilayah adalah 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 km dan dari barat ke timur ± 83 km.

Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di anggota selatan dan Pegunungan Kapur Utara di anggota utara. Anggota tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai akbar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga sebagai area pertanian meskipun dengan kekuatan dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan area pertanian yang produktif, yang beberapa telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh warga juga arus banyak sungai, jalan raya dan jalan kereta api.

Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Disktrik Grobogan bukan di Purwodadi, akan tetapi akhir dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang sangat legendaris adalah Soegiri serta Bupati yang kontroversial adalah H. Agus Supriyanto, SE. Kebiasaan yang sangat terkenal di Grobogan ini adalah seni tayup, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak - Wirosari.

Musyawarah Pimpinan Kawasan (Muspida) / Forum Komunikasi Pimpinan Kawasan (FKPD Grobogan

Muspida/FKPD Kabupaten Grobogan meliputi:

  • Bupati Grobogan
  • Ketua DPRD Grobogan
  • Kepala Polisi Resor 935 Grobogan
  • Komandan Distrik Militer 0717 Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi
  • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi

Etimologi

Asal mula kawasan itu disebut grobogan menurut kisah tutur yang beredar di kawasan grobogan suatu ketika, pasukan demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung & Sunan Kudus menyerbu ke pusat kerajaan mojopahit. Dalam pertempuran tersebut pasukan demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan mojopahit. Ketika sunan ngundung memasuki istana, dia menemukan banyak pusaka Majapahit yang dimerdekakan. Benda - benda itu dikumpulkan dan dibawa masuk ke dalam sebuah grobog, akhir dibawa sebagai benda/barang boyongan ke Demak. Di dalam perjalanan kembali ke demak grobog tersebut ketinggalan di suatu tempat karena sesuatu karena. Tempat itu akhir disebut grobogan. Dengan demikian menurut kisah di atas grobog berfaedah tempat menyimpan senjata/ benda/barang pusaka. Peristiwa tersebut sangat mengesankan hati sunan ngundung. Sebagai kenangan, maka tempat tersebut di beri nama grobogan, yaitu tempat grobog

Pembagian administratif

Kabupaten Grobogan terdiri atas 19 disktrik, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Disktrik Purwodadi.

Topografi

Beberapa akbar wilayah terletak pada permukaan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, kawasan berbukit dan pegunungan terletak di anggota utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang hadir dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :

  • Kawasan dataran, berada pada ketinggian sampai dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%
  • Kawasan perbukitan, berada pada ketinggian sela 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 - 15%
  • Kawasan dataran tinggi, berada pada ketinggian sela 100 - 500 mdpl, dengan kelerengan >15%

Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan bentang lingkungan kehidupan dan asosiasi batuan penyusunnya, terdapat 7 jenis batuan, yaitu paleosen fasies sedimen, paleosen fasies batu gamping, pleistosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping dan allumunium. Dari jenis batuan tersebut yang sebarannya merata adalah batuan allumunium dan paleosen fasies sedimen.

Hasil pelapukan batuan dan sedimentasi menghasilkan jenis tanah yang hadir saat ini, yaitu Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir; Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak; Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal; Grumosol dengan bahan induk endapan liat; Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal; Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak; Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak; Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. Dari jenis tersebut, aluvial kelabu dan aluvial coklat keabuan telah tersedia sebaran yang nyaris merata pada seluruh wilayah.

Transportasi

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tugu selamat datang Purwodadi

Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan, berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu.

Angkutan kereta api juga menempuh wilayah kabupaten ini, meski tidak menempuh Purwodadi. Terdapat dua jalur utama kereta api, yakni dari:

Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah stasiun kereta api, dimana hanya selesai kereta lokal jurusan Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Solo, sedang kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun tersebut. Stasiun Gundih adalah yang terbesar, di mana terdapat persimpangan sela kedua jalur utama tersebut.

Tempat Pariwisata

Wisata Lingkungan kehidupan

Tempat wisata lingkungan kehidupan di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Bledug Kuwu, di Desa Kuwu
  • Api Kekal Mrapen, di Desa Manggarmas
  • Waduk Kedung Ombo, di Desa Rambat
  • Air Terjun Widuri, di Desa Kemaduhbatur
  • Air Terjun Ngayoman, di Desa Karangasem
  • Cindelaras, di Desa Ngrandah
  • Bledug Kesongo, di Desa Gabus
  • Bledug Medang Kawit, di Desa Tanjungharjo
  • Goa Urang, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gajah, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gogor, di Desa Sumber Jatipohon
  • Goa Angil-Angil, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Macan, di Desa Sedayu
  • Goa Lowo, di Desa Sedayu
  • Goa Ngesong, di Desa Tegalrejo
  • Goa Teges, di Desa Tegalrejo

Wisata Mandi

Tempat wisata mandi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Pemandian Sangeh, di Desa Tambirejo
  • Pemandian Mudal, di Desa Karangasem
  • Pemandian Segoro Gunung, di Desa Nglinduk
  • Sendang Keyongan, di Desa Penganten
  • Sendang Wangi, di Desa Karangasem
  • Sendang Coyo, di Desa Mlowokarangtalun
  • Sendang Bulusan, di Desa Jipang

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Grobogan adalah:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo
  • Masjid KH. Burham, di Desa Selo

Di Kabupaten Grobogan berlebihan pondok pesantren tradisional dan banyak tokoh spiritual, ulama maupun kyai yang disegani dan dihormati. Misalnya di Desa Mlowokarangtalun, bermukim seorang tokoh spiritual muda yang dituakan di desa itu. Namanya Abah Tri Ahmadi, panggilan akrabnya Abah Tri. Rumahnya di sudut desa, banyak tamu berdatangan, mulai dari pejabat hingga wong cilik yang membutuhkan pertolongan.

Makanan Khas

Grobogan memiliki beberapa makanan khas, yaitu:

  • Swikee Kodok
  • Botok Yuyu
  • Sayur Becek
  • Nasi Jagung

Tautan luar

  • Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan
  • Situs Komunitas Warga Kabupaten Grobogan

Referensi

  1. ^ http://www.grobogan.go.id


edunitas.com


Page 8

Kabupaten Gunung Kidul (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀; Latin, Gunungkidul) merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Kawasan Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya merupakan Wonosari. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Lautan Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri dari 18 disktrik, yang dibagi lagi atas sebanyak desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Wonosari. Sebagian akbar kawasan kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni ronde dari Pegunungan Sewu. Sebagian kawasan Gunung Kidul merupakan kawasan tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

Pusaka dan Identitas Kawasan

Zaman Prasejarah

Gunungkidul sudah dihuni oleh spesies manusia sejak 700 ribu tahun lalu. Banyak ditemukan bukti-bukti arkeologis keberadaan manusia tersebut yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunung Kidul, terutama di Disktrik Ponjong. Kecenderungan manusia menduduki Gunung Kidul ketika itu disebabkan sebagian akbar dataran rendah di Yogyakarta sedang digenangi air.[2] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada kesudahan periode Pleistosen. Ketika itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah sampai hasilnya sampai pesisir pantai selatan Gunung Kidul melewati jalur Bengawan Solo purba.[3]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunung Kidul, nyaris setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, akuratnya di Disktrik Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di selanya merupakan bekas hunian manusia purba, dan dua di selanya sudah diekskavasi merupakan Song Bentar dan Song Blendrong.[3] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, alat batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[2]

Selain itu, di Goa Seropan di Disktrik Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang terletak pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[2]

Lain-lain

  • Tombak Kyai Marga Salurung

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung merupakan pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, ketika Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.

Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk sampai cita-cita besar yang berakar kuat dan selalu berpihak untuk rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seia sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berfaedah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, namun juga menghormati hak orang berlainan dan kenal pasti kewajibannya.

  • Tombak Kyai Panjolo Panjul
  • Songsong (Payung) Kyai Robyong

Batas kawasan

  • Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
  • Selatan : Lautan Hindia atau sering dinamakan dengan Pantai Laut Selatan
  • Barat :Disktrik Imogiri, Pundong,Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul

Disktrik

  • Gedangsari
  • Girisubo
  • Karangmojo
  • Ngawen
  • Nglipar
  • Paliyan
  • Panggang
  • Patuk
  • Playen
  • Ponjong
  • Purwosari
  • Rongkop
  • Saptosari
  • Semanu
  • Semin
  • Tanjungsari
  • Tepus
  • Wonosari

Pranala luar

  • Panduan Pariwisata Kawasan Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
  • Informasi Seputar Gunungkidul

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ a b c Kompas - Melacak manusia purba Gunung Kidul diakses pada 6 November 2009
  3. ^ a b Kompas - Daya Adaptasi Penghuni Lembah Karst diakses 28 Agustus 2006


edunitas.com


Page 9

Kabupaten Gunung Kidul (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀; Latin, Gunungkidul) yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Kawasan Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya yaitu Wonosari. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri dari 18 disktrik, yang dibagi lagi atas sebanyak desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Wonosari. Sebagian akbar kawasan kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni ronde dari Pegunungan Sewu. Sebagian kawasan Gunung Kidul yaitu kawasan tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

Pusaka dan Identitas Kawasan

Zaman Prasejarah

Gunungkidul sudah dihuni oleh spesies manusia sejak 700 ribu tahun lalu. Banyak ditemukan bukti-bukti arkeologis keberadaan manusia tersebut yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunung Kidul, terutama di Disktrik Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunung Kidul ketika itu disebabkan sebagian akbar dataran rendah di Yogyakarta sedang digenangi air.[2] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada kesudahan periode Pleistosen. Ketika itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah sampai hasilnya sampai pesisir pantai selatan Gunung Kidul melewati jalur Bengawan Solo purba.[3]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunung Kidul, hampir setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, tepatnya di Disktrik Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di selanya yaitu bekas hunian manusia purba, dan dua di selanya sudah diekskavasi yaitu Song Bentar dan Song Blendrong.[3] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, alat batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[2]

Selain itu, di Goa Seropan di Disktrik Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang ada pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[2]

Lain-lain

  • Tombak Kyai Marga Salurung

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung yaitu pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, ketika Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.

Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk sampai cita-cita besar yang berakar kuat dan selalu berpihak untuk rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seia sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berfaedah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, namun juga menghormati hak orang berlainan dan kenal pasti kewajibannya.

  • Tombak Kyai Panjolo Panjul
  • Songsong (Payung) Kyai Robyong

Batas kawasan

  • Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
  • Selatan : Samudra Hindia atau sering dinamakan dengan Pantai Laut Selatan
  • Barat :Disktrik Imogiri, Pundong,Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul

Disktrik

  • Gedangsari
  • Girisubo
  • Karangmojo
  • Ngawen
  • Nglipar
  • Paliyan
  • Panggang
  • Patuk
  • Playen
  • Ponjong
  • Purwosari
  • Rongkop
  • Saptosari
  • Semanu
  • Semin
  • Tanjungsari
  • Tepus
  • Wonosari

Pranala luar

  • Panduan Pariwisata Kawasan Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
  • Informasi Seputar Gunungkidul

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ a b c Kompas - Melacak manusia purba Gunung Kidul diakses pada 6 November 2009
  3. ^ a b Kompas - Daya Adaptasi Penghuni Lembah Karst diakses 28 Agustus 2006


edunitas.com


Page 10

Kabupaten Gunung Kidul (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀; Latin, Gunungkidul) yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Kawasan Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya yaitu Wonosari. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri dari 18 disktrik, yang dibagi lagi atas sebanyak desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Wonosari. Sebagian akbar kawasan kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni ronde dari Pegunungan Sewu. Sebagian kawasan Gunung Kidul yaitu kawasan tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

Pusaka dan Identitas Kawasan

Zaman Prasejarah

Gunungkidul sudah dihuni oleh spesies manusia sejak 700 ribu tahun lalu. Banyak ditemukan bukti-bukti arkeologis keberadaan manusia tersebut yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunung Kidul, terutama di Disktrik Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunung Kidul ketika itu disebabkan sebagian akbar dataran rendah di Yogyakarta sedang digenangi air.[2] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada kesudahan periode Pleistosen. Ketika itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah sampai hasilnya sampai pesisir pantai selatan Gunung Kidul melewati jalur Bengawan Solo purba.[3]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunung Kidul, hampir setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, tepatnya di Disktrik Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di selanya yaitu bekas hunian manusia purba, dan dua di selanya sudah diekskavasi yaitu Song Bentar dan Song Blendrong.[3] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, alat batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[2]

Selain itu, di Goa Seropan di Disktrik Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang ada pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[2]

Lain-lain

  • Tombak Kyai Marga Salurung

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung yaitu pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, ketika Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.

Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk sampai cita-cita besar yang berakar kuat dan selalu berpihak untuk rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seia sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berfaedah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, namun juga menghormati hak orang berlainan dan kenal pasti kewajibannya.

  • Tombak Kyai Panjolo Panjul
  • Songsong (Payung) Kyai Robyong

Batas kawasan

  • Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
  • Selatan : Samudra Hindia atau sering dinamakan dengan Pantai Laut Selatan
  • Barat :Disktrik Imogiri, Pundong,Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul

Disktrik

  • Gedangsari
  • Girisubo
  • Karangmojo
  • Ngawen
  • Nglipar
  • Paliyan
  • Panggang
  • Patuk
  • Playen
  • Ponjong
  • Purwosari
  • Rongkop
  • Saptosari
  • Semanu
  • Semin
  • Tanjungsari
  • Tepus
  • Wonosari

Pranala luar

  • Panduan Pariwisata Kawasan Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
  • Informasi Seputar Gunungkidul

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ a b c Kompas - Melacak manusia purba Gunung Kidul diakses pada 6 November 2009
  3. ^ a b Kompas - Daya Adaptasi Penghuni Lembah Karst diakses 28 Agustus 2006


edunitas.com


Page 11

Kabupaten Gunung Kidul (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀; Latin, Gunungkidul) merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Kawasan Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya merupakan Wonosari. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Lautan Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri dari 18 disktrik, yang dibagi lagi atas sebanyak desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Wonosari. Sebagian akbar kawasan kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni ronde dari Pegunungan Sewu. Sebagian kawasan Gunung Kidul merupakan kawasan tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

Pusaka dan Identitas Kawasan

Zaman Prasejarah

Gunungkidul sudah dihuni oleh spesies manusia sejak 700 ribu tahun lalu. Banyak ditemukan bukti-bukti arkeologis keberadaan manusia tersebut yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunung Kidul, terutama di Disktrik Ponjong. Kecenderungan manusia menduduki Gunung Kidul ketika itu disebabkan sebagian akbar dataran rendah di Yogyakarta sedang digenangi air.[2] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada kesudahan periode Pleistosen. Ketika itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah sampai hasilnya sampai pesisir pantai selatan Gunung Kidul melewati jalur Bengawan Solo purba.[3]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunung Kidul, nyaris setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, akuratnya di Disktrik Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di selanya merupakan bekas hunian manusia purba, dan dua di selanya sudah diekskavasi merupakan Song Bentar dan Song Blendrong.[3] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, alat batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[2]

Selain itu, di Goa Seropan di Disktrik Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang terletak pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[2]

Lain-lain

  • Tombak Kyai Marga Salurung

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung merupakan pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, ketika Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.

Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk sampai cita-cita besar yang berakar kuat dan selalu berpihak untuk rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seia sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berfaedah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, namun juga menghormati hak orang berlainan dan kenal pasti kewajibannya.

  • Tombak Kyai Panjolo Panjul
  • Songsong (Payung) Kyai Robyong

Batas kawasan

  • Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
  • Selatan : Lautan Hindia atau sering dinamakan dengan Pantai Laut Selatan
  • Barat :Disktrik Imogiri, Pundong,Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul

Disktrik

  • Gedangsari
  • Girisubo
  • Karangmojo
  • Ngawen
  • Nglipar
  • Paliyan
  • Panggang
  • Patuk
  • Playen
  • Ponjong
  • Purwosari
  • Rongkop
  • Saptosari
  • Semanu
  • Semin
  • Tanjungsari
  • Tepus
  • Wonosari

Pranala luar

  • Panduan Pariwisata Kawasan Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
  • Informasi Seputar Gunungkidul

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ a b c Kompas - Melacak manusia purba Gunung Kidul diakses pada 6 November 2009
  3. ^ a b Kompas - Daya Adaptasi Penghuni Lembah Karst diakses 28 Agustus 2006


edunitas.com


Page 12

Kabupaten Grobogan
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
Luas1.975,865 kilometer2
Populasi
 - Total1.413.328 jiwa (2010)
 - Kepadatan715,3 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan19
Grobogan beralih ke halaman ini. Lihat pula artikel Kecamatan Grobogan.

Kabupaten Grobogan (Hanacaraka, ꦒꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦒ​ꦤ꧀) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten[1] ini berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara.

Geografi

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak geografis wilayah adalah 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 kilometer dan dari barat ke timur ± 83 kilometer.

Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di anggota selatan dan Pegunungan Kapur Utara di anggota utara. Anggota tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai akbar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi bagi resapan cairan hujan disamping juga bagi lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh masyarakat juga aliran banyak sungai, perlintasan raya dan perlintasan kereta api.

Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Purwodadi, akan tetapi kesudahan dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri serta Bupati yang kontroversial adalah H. Agus Supriyanto, SE. Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayup, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak - Wirosari.

Musyawarah Pimpinan Kawasan (Muspida) / Forum Komunikasi Pimpinan Kawasan (FKPD Grobogan

Muspida/FKPD Kabupaten Grobogan meliputi:

  • Bupati Grobogan
  • Ketua DPRD Grobogan
  • Kepala Polisi Resor 935 Grobogan
  • Komandan Distrik Militer 0717 Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi
  • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi

Etimologi

Asal mula kawasan itu dinamakan grobogan menurut kisah tutur yang beredar di kawasan grobogan suatu ketika, pasukan demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung & Sunan Kudus menyerbu ke pusat kerajaan mojopahit. Dalam pertempuran tersebut pasukan demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan mojopahit. Ketika sunan ngundung memasuki istana, ia menemukan banyak pusaka Majapahit yang ditinggalkan. Benda - benda itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sebuah grobog, kesudahan dibawa bagi barang boyongan ke Demak. Di dalam perjalanan kembali ke demak grobog tersebut tertinggal di suatu tempat karena sesuatu sebab. Tempat itu kesudahan dinamakan grobogan. Dengan demikian menurut kisah di atas grobog berarti tempat menyimpan senjata/ barang pusaka. Peristiwa tersebut sangat mengesankan hati sunan ngundung. Bagi kenangan, maka tempat tersebut di beri nama grobogan, yaitu tempat grobog

Pembagian administratif

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan terdapat di Kecamatan Purwodadi.

Topografi

Sebagian akbar wilayah terletak pada permukaan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, kawasan berbukit dan pegunungan terletak di anggota utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang terdapat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :

  • Kawasan dataran, terdapat pada ketinggian hingga dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%
  • Kawasan perbukitan, terdapat pada ketinggian selang 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 - 15%
  • Kawasan dataran tinggi, terdapat pada ketinggian selang 100 - 500 mdpl, dengan kelerengan >15%

Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan bentang dunia dan asosiasi batuan penyusunnya, terdapat 7 jenis batuan, yaitu paleosen fasies sedimen, paleosen fasies batu gamping, pleistosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping dan allumunium. Dari jenis batuan tersebut yang sebarannya merata adalah batuan allumunium dan paleosen fasies sedimen.

Hasil pelapukan batuan dan sedimentasi menghasilkan jenis tanah yang terdapat saat ini, yaitu Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir; Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak; Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal; Grumosol dengan bahan induk endapan liat; Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal; Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak; Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak; Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. Dari jenis tersebut, aluvial kelabu dan aluvial coklat keabuan mempunyai sebaran yang hampir merata pada seluruh wilayah.

Transportasi

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tugu selamat datang Purwodadi

Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan, terdapat di perlintasan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu.

Angkutan kereta api juga melalui wilayah kabupaten ini, meski tidak melewati Purwodadi. Terdapat dua jalur utama kereta api, yakni dari:

Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah stasiun kereta api, dimana hanya beristirahat kereta lokal jurusan Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Solo, masih kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun tersebut. Stasiun Gundih adalah yang terbesar, di mana terdapat persimpangan selang kedua jalur utama tersebut.

Tempat Pariwisata

Wisata Dunia

Tempat wisata dunia di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Bledug Kuwu, di Desa Kuwu
  • Api Tidak berkesudahan Mrapen, di Desa Manggarmas
  • Waduk Kedung Ombo, di Desa Rambat
  • Cairan Terjun Widuri, di Desa Kemaduhbatur
  • Cairan Terjun Ngayoman, di Desa Karangasem
  • Cindelaras, di Desa Ngrandah
  • Bledug Kesongo, di Desa Gabus
  • Bledug Medang Kawit, di Desa Tanjungharjo
  • Goa Urang, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gajah, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gogor, di Desa Sumber Jatipohon
  • Goa Angil-Angil, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Macan, di Desa Sedayu
  • Goa Lowo, di Desa Sedayu
  • Goa Ngesong, di Desa Tegalrejo
  • Goa Teges, di Desa Tegalrejo

Wisata Mandi

Tempat wisata mandi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Pemandian Sangeh, di Desa Tambirejo
  • Pemandian Mudal, di Desa Karangasem
  • Pemandian Segoro Gunung, di Desa Nglinduk
  • Sendang Keyongan, di Desa Penganten
  • Sendang Wangi, di Desa Karangasem
  • Sendang Coyo, di Desa Mlowokarangtalun
  • Sendang Bulusan, di Desa Jipang

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Grobogan adalah:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo
  • Masjid KH. Burham, di Desa Selo

Di Kabupaten Grobogan sangat banyak pondok pesantren tradisional dan banyak tokoh spiritual, ulama maupun kyai yang disegani dan dihormati. Misalnya di Desa Mlowokarangtalun, bermukim seorang tokoh spiritual muda yang dituakan di desa itu. Namanya Abah Tri Ahmadi, panggilan dekatnya Abah Tri. Rumahnya di sudut desa, banyak tamu berdatangan, mulai dari pejabat hingga wong cilik yang membutuhkan pertolongan.

Makanan Khas

Grobogan memiliki sebagian makanan khas, yaitu:

  • Swikee Kodok
  • Botok Yuyu
  • Sayur Becek
  • Nasi Jagung

Pranala luar

  • Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan
  • Situs Komunitas Masyarakat Kabupaten Grobogan

Referensi

  1. ^ http://www.grobogan.go.id


edunitas.com


Page 13

Kabupaten Grobogan
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
Luas1.975,865 kilometer2
Populasi
 - Total1.413.328 jiwa (2010)
 - Kepadatan715,3 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan19
Grobogan beralih ke halaman ini. Lihat pula artikel Kecamatan Grobogan.

Kabupaten Grobogan (Hanacaraka, ꦒꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦒ​ꦤ꧀) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten[1] ini berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara.

Geografi

Kabupaten Grobogan adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah sesudah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak geografis wilayah adalah 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 kilometer dan dari barat ke timur ± 83 kilometer.

Secara geografis, Grobogan adalah lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di anggota selatan dan Pegunungan Kapur Utara di anggota utara. Anggota tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai akbar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Dua pegunungan tersebut adalah hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi bagi resapan cairan hujan disamping juga bagi lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur adalah lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh masyarakat juga saluran banyak sungai, perlintasan raya dan perlintasan kereta api.

Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Purwodadi, akan tetapi kesudahan dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri serta Bupati yang kontroversial adalah H. Agus Supriyanto, SE. Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayup, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak - Wirosari.

Musyawarah Pimpinan Kawasan (Muspida) / Forum Komunikasi Pimpinan Kawasan (FKPD Grobogan

Muspida/FKPD Kabupaten Grobogan meliputi:

  • Bupati Grobogan
  • Ketua DPRD Grobogan
  • Kepala Polisi Resor 935 Grobogan
  • Komandan Distrik Militer 0717 Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi
  • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi

Etimologi

Asal mula kawasan itu dinamakan grobogan menurut kisah tutur yang beredar di kawasan grobogan suatu ketika, pasukan demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung & Sunan Kudus menyerbu ke pusat kerajaan mojopahit. Dalam pertempuran tersebut pasukan demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan mojopahit. Ketika sunan ngundung memasuki istana, ia menemukan banyak pusaka Majapahit yang ditinggalkan. Benda - benda itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam suatu grobog, kesudahan dibawa bagi barang boyongan ke Demak. Di dalam perjalanan kembali ke demak grobog tersebut tertinggal di suatu tempat sebab sesuatu sebab. Tempat itu kesudahan dinamakan grobogan. Dengan demikian menurut kisah di atas grobog berarti tempat menyimpan senjata/ barang pusaka. Peristiwa tersebut paling mengesankan hati sunan ngundung. Bagi kenangan, maka tempat tersebut di beri nama grobogan, yaitu tempat grobog

Pembagian administratif

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan terdapat di Kecamatan Purwodadi.

Topografi

Sebagian akbar wilayah terletak pada permukaan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, kawasan berbukit dan pegunungan terletak di anggota utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang terdapat mampu dikelompokkan menjadi 3 kelompok :

  • Kawasan dataran, terdapat pada ketinggian hingga dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%
  • Kawasan perbukitan, terdapat pada ketinggian selang 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 - 15%
  • Kawasan dataran tinggi, terdapat pada ketinggian selang 100 - 500 mdpl, dengan kelerengan >15%

Geologi dan Macam Tanah

Sesuai bentang dunia dan asosiasi batuan penyusunnya, terdapat 7 macam batuan, yaitu paleosen fasies sedimen, paleosen fasies batu gamping, pleistosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping dan allumunium. Dari macam batuan tersebut yang sebarannya merata adalah batuan allumunium dan paleosen fasies sedimen.

Hasil pelapukan batuan dan sedimentasi menghasilkan macam tanah yang terdapat saat ini, yaitu Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir; Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak; Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal; Grumosol dengan bahan induk endapan liat; Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal; Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak; Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak; Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. Dari macam tersebut, aluvial kelabu dan aluvial coklat keabuan memiliki sebaran yang hampir merata pada semua wilayah.

Transportasi

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tugu selamat datang Purwodadi

Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan, terdapat di perlintasan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu.

Angkutan kereta api juga melalui wilayah kabupaten ini, meski tidak melewati Purwodadi. Terdapat dua jalur utama kereta api, yakni dari:

Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah stasiun kereta api, dimana hanya beristirahat kereta lokal jurusan Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Solo, masih kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun tersebut. Stasiun Gundih adalah yang terbesar, di mana terdapat persimpangan selang kedua jalur utama tersebut.

Tempat Pariwisata

Wisata Dunia

Tempat wisata dunia di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Bledug Kuwu, di Desa Kuwu
  • Api Tidak berkesudahan Mrapen, di Desa Manggarmas
  • Waduk Kedung Ombo, di Desa Rambat
  • Cairan Terjun Widuri, di Desa Kemaduhbatur
  • Cairan Terjun Ngayoman, di Desa Karangasem
  • Cindelaras, di Desa Ngrandah
  • Bledug Kesongo, di Desa Gabus
  • Bledug Medang Kawit, di Desa Tanjungharjo
  • Goa Urang, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gajah, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gogor, di Desa Sumber Jatipohon
  • Goa Angil-Angil, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Macan, di Desa Sedayu
  • Goa Lowo, di Desa Sedayu
  • Goa Ngesong, di Desa Tegalrejo
  • Goa Teges, di Desa Tegalrejo

Wisata Mandi

Tempat wisata mandi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Pemandian Sangeh, di Desa Tambirejo
  • Pemandian Mudal, di Desa Karangasem
  • Pemandian Segoro Gunung, di Desa Nglinduk
  • Sendang Keyongan, di Desa Penganten
  • Sendang Wangi, di Desa Karangasem
  • Sendang Coyo, di Desa Mlowokarangtalun
  • Sendang Bulusan, di Desa Jipang

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Grobogan adalah:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo
  • Masjid KH. Burham, di Desa Selo

Di Kabupaten Grobogan paling banyak pondok pesantren tradisional dan banyak tokoh spiritual, ulama maupun kyai yang disegani dan dihormati. Misalnya di Desa Mlowokarangtalun, bermukim seorang tokoh spiritual muda yang dituakan di desa itu. Namanya Abah Tri Ahmadi, panggilan dekatnya Abah Tri. Rumahnya di sudut desa, banyak tamu berdatangan, mulai dari pejabat hingga wong cilik yang membutuhkan pertolongan.

Makanan Khas

Grobogan memiliki sebagian makanan khas, yaitu:

  • Swikee Kodok
  • Botok Yuyu
  • Sayur Becek
  • Nasi Jagung

Pranala luar

  • Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan
  • Situs Komunitas Masyarakat Kabupaten Grobogan

Referensi

  1. ^ http://www.grobogan.go.id


edunitas.com


Page 14

Kabupaten Grobogan
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
Luas1.975,865 kilometer2
Populasi
 - Total1.413.328 jiwa (2010)
 - Kepadatan715,3 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan19
Grobogan beralih ke halaman ini. Lihat pula artikel Kecamatan Grobogan.

Kabupaten Grobogan (Hanacaraka, ꦒꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦒ​ꦤ꧀) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten[1] ini berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara.

Geografi

Kabupaten Grobogan adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah sesudah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak geografis wilayah adalah 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 kilometer dan dari barat ke timur ± 83 kilometer.

Secara geografis, Grobogan adalah lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di anggota selatan dan Pegunungan Kapur Utara di anggota utara. Anggota tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai akbar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Dua pegunungan tersebut adalah hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi bagi resapan cairan hujan disamping juga bagi lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur adalah lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh masyarakat juga saluran banyak sungai, perlintasan raya dan perlintasan kereta api.

Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Purwodadi, akan tetapi kesudahan dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri serta Bupati yang kontroversial adalah H. Agus Supriyanto, SE. Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayup, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak - Wirosari.

Musyawarah Pimpinan Kawasan (Muspida) / Forum Komunikasi Pimpinan Kawasan (FKPD Grobogan

Muspida/FKPD Kabupaten Grobogan meliputi:

  • Bupati Grobogan
  • Ketua DPRD Grobogan
  • Kepala Polisi Resor 935 Grobogan
  • Komandan Distrik Militer 0717 Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi
  • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi

Etimologi

Asal mula kawasan itu dinamakan grobogan menurut kisah tutur yang beredar di kawasan grobogan suatu ketika, pasukan demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung & Sunan Kudus menyerbu ke pusat kerajaan mojopahit. Dalam pertempuran tersebut pasukan demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan mojopahit. Ketika sunan ngundung memasuki istana, ia menemukan banyak pusaka Majapahit yang ditinggalkan. Benda - benda itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam suatu grobog, kesudahan dibawa bagi barang boyongan ke Demak. Di dalam perjalanan kembali ke demak grobog tersebut tertinggal di suatu tempat sebab sesuatu sebab. Tempat itu kesudahan dinamakan grobogan. Dengan demikian menurut kisah di atas grobog berarti tempat menyimpan senjata/ barang pusaka. Peristiwa tersebut paling mengesankan hati sunan ngundung. Bagi kenangan, maka tempat tersebut di beri nama grobogan, yaitu tempat grobog

Pembagian administratif

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan terdapat di Kecamatan Purwodadi.

Topografi

Sebagian akbar wilayah terletak pada permukaan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, kawasan berbukit dan pegunungan terletak di anggota utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang terdapat mampu dikelompokkan menjadi 3 kelompok :

  • Kawasan dataran, terdapat pada ketinggian hingga dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%
  • Kawasan perbukitan, terdapat pada ketinggian selang 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 - 15%
  • Kawasan dataran tinggi, terdapat pada ketinggian selang 100 - 500 mdpl, dengan kelerengan >15%

Geologi dan Macam Tanah

Sesuai bentang dunia dan asosiasi batuan penyusunnya, terdapat 7 macam batuan, yaitu paleosen fasies sedimen, paleosen fasies batu gamping, pleistosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping dan allumunium. Dari macam batuan tersebut yang sebarannya merata adalah batuan allumunium dan paleosen fasies sedimen.

Hasil pelapukan batuan dan sedimentasi menghasilkan macam tanah yang terdapat saat ini, yaitu Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir; Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak; Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal; Grumosol dengan bahan induk endapan liat; Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal; Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak; Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak; Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. Dari macam tersebut, aluvial kelabu dan aluvial coklat keabuan memiliki sebaran yang hampir merata pada semua wilayah.

Transportasi

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tugu selamat datang Purwodadi

Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan, terdapat di perlintasan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu.

Angkutan kereta api juga melalui wilayah kabupaten ini, meski tidak melewati Purwodadi. Terdapat dua jalur utama kereta api, yakni dari:

Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah stasiun kereta api, dimana hanya beristirahat kereta lokal jurusan Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Solo, masih kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun tersebut. Stasiun Gundih adalah yang terbesar, di mana terdapat persimpangan selang kedua jalur utama tersebut.

Tempat Pariwisata

Wisata Dunia

Tempat wisata dunia di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Bledug Kuwu, di Desa Kuwu
  • Api Tidak berkesudahan Mrapen, di Desa Manggarmas
  • Waduk Kedung Ombo, di Desa Rambat
  • Cairan Terjun Widuri, di Desa Kemaduhbatur
  • Cairan Terjun Ngayoman, di Desa Karangasem
  • Cindelaras, di Desa Ngrandah
  • Bledug Kesongo, di Desa Gabus
  • Bledug Medang Kawit, di Desa Tanjungharjo
  • Goa Urang, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gajah, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gogor, di Desa Sumber Jatipohon
  • Goa Angil-Angil, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Macan, di Desa Sedayu
  • Goa Lowo, di Desa Sedayu
  • Goa Ngesong, di Desa Tegalrejo
  • Goa Teges, di Desa Tegalrejo

Wisata Mandi

Tempat wisata mandi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Pemandian Sangeh, di Desa Tambirejo
  • Pemandian Mudal, di Desa Karangasem
  • Pemandian Segoro Gunung, di Desa Nglinduk
  • Sendang Keyongan, di Desa Penganten
  • Sendang Wangi, di Desa Karangasem
  • Sendang Coyo, di Desa Mlowokarangtalun
  • Sendang Bulusan, di Desa Jipang

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Grobogan adalah:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo
  • Masjid KH. Burham, di Desa Selo

Di Kabupaten Grobogan paling banyak pondok pesantren tradisional dan banyak tokoh spiritual, ulama maupun kyai yang disegani dan dihormati. Misalnya di Desa Mlowokarangtalun, bermukim seorang tokoh spiritual muda yang dituakan di desa itu. Namanya Abah Tri Ahmadi, panggilan dekatnya Abah Tri. Rumahnya di sudut desa, banyak tamu berdatangan, mulai dari pejabat hingga wong cilik yang membutuhkan pertolongan.

Makanan Khas

Grobogan memiliki sebagian makanan khas, yaitu:

  • Swikee Kodok
  • Botok Yuyu
  • Sayur Becek
  • Nasi Jagung

Pranala luar

  • Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan
  • Situs Komunitas Masyarakat Kabupaten Grobogan

Referensi

  1. ^ http://www.grobogan.go.id


edunitas.com


Page 15

Kabupaten Grobogan
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
Luas1.975,865 kilometer2
Populasi
 - Total1.413.328 jiwa (2010)
 - Kepadatan715,3 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan19
Grobogan beralih ke halaman ini. Lihat pula artikel Kecamatan Grobogan.

Kabupaten Grobogan (Hanacaraka, ꦒꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦒ​ꦤ꧀) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten[1] ini berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara.

Geografi

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak geografis wilayah adalah 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 kilometer dan dari barat ke timur ± 83 kilometer.

Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di anggota selatan dan Pegunungan Kapur Utara di anggota utara. Anggota tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai akbar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi bagi resapan cairan hujan disamping juga bagi lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh masyarakat juga aliran banyak sungai, perlintasan raya dan perlintasan kereta api.

Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Purwodadi, akan tetapi kesudahan dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri serta Bupati yang kontroversial adalah H. Agus Supriyanto, SE. Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayup, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak - Wirosari.

Musyawarah Pimpinan Kawasan (Muspida) / Forum Komunikasi Pimpinan Kawasan (FKPD Grobogan

Muspida/FKPD Kabupaten Grobogan meliputi:

  • Bupati Grobogan
  • Ketua DPRD Grobogan
  • Kepala Polisi Resor 935 Grobogan
  • Komandan Distrik Militer 0717 Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi
  • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi
  • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi

Etimologi

Asal mula kawasan itu dinamakan grobogan menurut kisah tutur yang beredar di kawasan grobogan suatu ketika, pasukan demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung & Sunan Kudus menyerbu ke pusat kerajaan mojopahit. Dalam pertempuran tersebut pasukan demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan mojopahit. Ketika sunan ngundung memasuki istana, ia menemukan banyak pusaka Majapahit yang ditinggalkan. Benda - benda itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sebuah grobog, kesudahan dibawa bagi barang boyongan ke Demak. Di dalam perjalanan kembali ke demak grobog tersebut tertinggal di suatu tempat karena sesuatu sebab. Tempat itu kesudahan dinamakan grobogan. Dengan demikian menurut kisah di atas grobog berarti tempat menyimpan senjata/ barang pusaka. Peristiwa tersebut sangat mengesankan hati sunan ngundung. Bagi kenangan, maka tempat tersebut di beri nama grobogan, yaitu tempat grobog

Pembagian administratif

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan terdapat di Kecamatan Purwodadi.

Topografi

Sebagian akbar wilayah terletak pada permukaan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, kawasan berbukit dan pegunungan terletak di anggota utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang terdapat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :

  • Kawasan dataran, terdapat pada ketinggian hingga dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%
  • Kawasan perbukitan, terdapat pada ketinggian selang 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 - 15%
  • Kawasan dataran tinggi, terdapat pada ketinggian selang 100 - 500 mdpl, dengan kelerengan >15%

Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan bentang dunia dan asosiasi batuan penyusunnya, terdapat 7 jenis batuan, yaitu paleosen fasies sedimen, paleosen fasies batu gamping, pleistosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping dan allumunium. Dari jenis batuan tersebut yang sebarannya merata adalah batuan allumunium dan paleosen fasies sedimen.

Hasil pelapukan batuan dan sedimentasi menghasilkan jenis tanah yang terdapat saat ini, yaitu Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir; Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak; Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal; Grumosol dengan bahan induk endapan liat; Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal; Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak; Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak; Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. Dari jenis tersebut, aluvial kelabu dan aluvial coklat keabuan mempunyai sebaran yang hampir merata pada seluruh wilayah.

Transportasi

Pasukan voc tiba di ambon pada tanggal 23 februari 1605 apa tujuan dari voc

Tugu selamat datang Purwodadi

Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan, terdapat di perlintasan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu.

Angkutan kereta api juga melalui wilayah kabupaten ini, meski tidak melewati Purwodadi. Terdapat dua jalur utama kereta api, yakni dari:

Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah stasiun kereta api, dimana hanya beristirahat kereta lokal jurusan Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Solo, masih kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun tersebut. Stasiun Gundih adalah yang terbesar, di mana terdapat persimpangan selang kedua jalur utama tersebut.

Tempat Pariwisata

Wisata Dunia

Tempat wisata dunia di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Bledug Kuwu, di Desa Kuwu
  • Api Tidak berkesudahan Mrapen, di Desa Manggarmas
  • Waduk Kedung Ombo, di Desa Rambat
  • Cairan Terjun Widuri, di Desa Kemaduhbatur
  • Cairan Terjun Ngayoman, di Desa Karangasem
  • Cindelaras, di Desa Ngrandah
  • Bledug Kesongo, di Desa Gabus
  • Bledug Medang Kawit, di Desa Tanjungharjo
  • Goa Urang, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gajah, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Gogor, di Desa Sumber Jatipohon
  • Goa Angil-Angil, di Desa Kemaduhbatur
  • Goa Macan, di Desa Sedayu
  • Goa Lowo, di Desa Sedayu
  • Goa Ngesong, di Desa Tegalrejo
  • Goa Teges, di Desa Tegalrejo

Wisata Mandi

Tempat wisata mandi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Pemandian Sangeh, di Desa Tambirejo
  • Pemandian Mudal, di Desa Karangasem
  • Pemandian Segoro Gunung, di Desa Nglinduk
  • Sendang Keyongan, di Desa Penganten
  • Sendang Wangi, di Desa Karangasem
  • Sendang Coyo, di Desa Mlowokarangtalun
  • Sendang Bulusan, di Desa Jipang

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Grobogan adalah:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah:

  • Makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo
  • Masjid KH. Burham, di Desa Selo

Di Kabupaten Grobogan sangat banyak pondok pesantren tradisional dan banyak tokoh spiritual, ulama maupun kyai yang disegani dan dihormati. Misalnya di Desa Mlowokarangtalun, bermukim seorang tokoh spiritual muda yang dituakan di desa itu. Namanya Abah Tri Ahmadi, panggilan dekatnya Abah Tri. Rumahnya di sudut desa, banyak tamu berdatangan, mulai dari pejabat hingga wong cilik yang membutuhkan pertolongan.

Makanan Khas

Grobogan memiliki sebagian makanan khas, yaitu:

  • Swikee Kodok
  • Botok Yuyu
  • Sayur Becek
  • Nasi Jagung

Pranala luar

  • Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan
  • Situs Komunitas Masyarakat Kabupaten Grobogan

Referensi

  1. ^ http://www.grobogan.go.id


edunitas.com