Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Rasul merupakan seorang hamba Allah SWT dengan jenis kelamin laki-laki yang mendapatkan wahyu dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan atau menyebarkan wahyu kepada umat- NYA Rasul berbeda dengan nabi, Nabi merupakan hamba Allah yang mendapatkan Wahyu dari Allah namun tidak diperintahkan untuk menyebarkan wahyu kepada Umat manusia.

Dalam hadis yang tertera dari AbiZar bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi,”(Jumlah para Nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124 ribu) nabi.”

“Lalu berapa jumlah Rasul diantara mereka?” beliau menjawab: “Tiga ratus dua belas(312)” (HR At-Turmuzy). Dari sekian banyak nabi dan rasul yang wajib kita imani sebagai umat muslim yaitu ada 25 Nabi. Sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, dan menjadi rukun iman ke empat dalam agama Islam.

Para nabi dan Rasul utusan Allah mempunyai sifat Wajib dan 4 sifat mustahil selain itu juga memiliki 1 sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat yang harus dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai utusan Allah. Sedangkan sifat mustahil yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan Rasul utusan Allah. Berikut ini merupakan beberapa sifat wajib dan sifat mustahil bagi nabi dan Rasul lengkap dengan dalil dan artinya.

Sifat Wajib

1. Siddiq

Siddiq artinya benar. Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul adalah benar, Seorang Nabi dan Rasul mustahil seorang pembohong. Karena setiap perkataan dan perbuatan mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Nabi dan Rasul bersifat benar baik dalam ucapan maupun tingakah laku perbuatannya. Seperti dalam QS Maryam  ayat 41 yang berbunyi :

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (Q.S. Maryam ayat 41)

Surah tersebut merupakan bukti kebenaran dalam peristiwa ketika Nabi Ibrahim as berkata kepada ayahandanya merupakan perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh ayah beliau (Nabi Ibrahim) merupakan sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tentunya mudarat, jauhilah.

2. Al-Amanah

Al-amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan Rasul merupakan umat yang utusan Allah SWt yang diberikan amanah untuk menerima dan menyampaikan wahyu Allah. Hal tersebut terdapat dalam surah Q.S. asy-Syu’ara ayat 106-107 berikut ini:

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’ara ayat 106- 107)

Surah tersebut merupakan salah satu bukti ketika terdapat peristiwa pada saat kaum Nabi Nuh as mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. Dan Allat SWT, mengaskan bahwa Nabi Nuh as, merupakan orang yang terpercaya (amanah).

3. At-Tabligh

At-Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul selalu menyampaikan wahtu kepada umat-NYA, tidak satupun ayat yang disembunyikan oelh Rasul kepada umat-NYA. Disebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau terdapat dalam al-Qur’an, beliau pun menegaskan bahwa
“Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.” Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Maidah ayat 67 berikut ini.

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. al-Maidah ayat 67)

4. Al-Fatanah

Alfatanah berarti Cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nabi dan rasul terlihat pada peristiwa ketika terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendaknya masing-masing untuk meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu Hitam) diatas Ka’bah, dan Rasulullah SAW, menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya, dan mereka semua mengangkat kain tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW.

Sifat Mustahil

1. Al-kidzib

Al-kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan Rasul dalam berkata berbohong atau pun berdusta. Seluruh perkataan nabi dan Rasul selalu benar dan tidak pernah berbohong atau berdusta. Sperti dalam Surah Q.S an-Najm ayat 2-4, berikut ini:

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm ayat 2-4)

2. Al-Khianah

Al-Khianah berati tidak dapat dipercaya atau berkhianat. Nabi dan Rasul mustahil memiliki sifat khianat, setiap perkataannya selalu dapat dipercaya. Seperti dalam surah Q.S al-An’am ayat 106. Berikut ini.

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’am ayat 106)

3. Al-kitman

Al-kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat al-tabligh. Dalam surah Q.S. al-An’am ayat 50 dijelaskans ebagai berikut:

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’am ayat 50)

4. Al-Baladah

Al-Baladah berarti Bodoh. Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat baladah. Para nabi dan Rasul merupakan merupakan manusia pintar yang dipilih oleh Allah SWT untuk mendapatkan dan menyampikan wahyu untuk umat manusia. Hal tersebut dibuktikan dalam surah Q.S al- A’raf ayat 199 sebagai berikut:

Para rasul allah swt tidak mungkin berdusta dalam ucapan dan perbuatannya rasul mustahil bersifat

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’raf ayat 199)

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Bagi Nabi dan Rasul Lengkap dengan Dalil dan Artinya. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.

Jakarta -

Para rasul utusan Allah SWT memiliki sifat-sifat khusus yang menjadi keistimewaannya dalam menjalankan tugas. Salah satunya adalah siddiq yang artinya jujur atau benar.

Sifat wajib siddiq ini dapat diartikan bahwa Rasulullah SAW selalu berkata jujur. Baik dalam menyampaikan wahyu yang datangnya dari Allah SWT atau pun dalam perkatannya sehari-hari, seperti yang dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII dari Kementerian Agama (Kemenag).

Bukti bahwa sifat siddiq dimiliki oleh para Rasul utusan Allah SWT termaktub dalam surat Maryam ayat 50,

وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا

Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik (siddiq) dan mulia."

Mengutip dari buku Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter Anak yang Islami karya Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Nabi Muhammad SAW sudah dikenal sebagai pribadi yang memiliki sifat siddiq bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi rasul. Beliau pun mendapat julukan dari orang-orang Quraisy yakni Al Shadiqu Al Amin (yang benar dan amanah).

Sifat siddiq pada diri rasul menjadi suatu keharusan. Sebab, hal ini menjadi landasan pokok dalam menyampaikan firman Allah SWT. Orang yang pernah berdusta atau pun menyampaikan sesuatu di luar dari kebiasaannya, tidak akan mungkin mendapat kepercayaan dari khalayak ramai.

Terkait hal ini, bahkan dijelaskan dalam firman Allah QS Al Haqqah ayat 44-46 bahwa Allah akan menghukum rasul yang berdusta terkait dengan risalah Allah,

(44) وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ(45) لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ

(46) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ

Artinya: "Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya."

Selain sifat siddiq yang artinya jujur atau benar, sifat wajib rasul lainnya yang perlu diteladani bagi umat muslim adalah sebagai berikut:

- Amanah, artinya jujur, dapat dipercaya, dan tidak pernah ingkar janji

- Tabligh, artinya menyampaikan semua kebenaran (wahyu Allah) yang telah diterima kepada umatnya

- Fatanah, artinya cerdas, pandai, dan bijaksana

Nah, itu dia penjelasan dari siddiq yang artinya jujur atau benar. Setelah memahami sifat wajib rasul yang satu ini, semoga kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ya. Selamat belajar, detikers!

Simak Video "Polisi India Tembak Mati 2 Pedemo soal Pelecehan Nabi Muhammad"



(rah/erd)