Etnosentrisme merupakan salah satu praktik memandang atau menilai budaya orang lain berdasarkan nilai atau kepercayaan diri sendiri. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "ethnos," yang memiliki arti bangsa, dan "kentron," yang berarti pusat. Maka dari itu, etnosentrisme melibatkan bangsa untuk menjadi sebuah pusat. Etnosentrisme menitik beratkan perilaku menerapkan budaya atau etnis sendiri sebagai acuan untuk menilai budaya, praktik, perilaku, kepercayaanyya kepada orang. Dalam ilmu sosial, etnosentrisme menilai budaya lain berdasarkan standar budaya sendiri, bukan standar budaya tertentu lainnya.[4] Aspek dari etnosentrisme adalah sebagai berikut.
Secara sejarah, etnosentrisme dapat dipicu Ketika individu memiliki kaitan erat dengan sejarah keluarga di masa lalu mengenai suatu peristiwa perkembangan identitas, maka dirinya akan merasa memiliki kebudayaan tersebut. Berbagai identitas tersebut yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang.[7] MultikulturalismeEtnosentrisme ini akan terjadi ketika kondisi lingkungan sosial yang beragam dan berisik tentuny, terkadang timbul perasaan untuk membandngkan hingga terjadi konflik. Hal ini disebabkan oleh terjadi beberapa kebudayaan saling bertemu.[7] Situasi PolitikEtnosentrisme akan muncul dari buah pikiran seseorang atau bersama kelompok unuk mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi. Biasanya akan timbul sendiri perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat pada dirinya. Hal ini terjadi lantaran politik seringkali dianggap salah satu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi dan kelompok.[7] LoyalitasEtnosentrisme akan timbul ketika budaya yang kuat membuat individu yang berada dalam kelompok memiliki rasa loyalitas dan lebih dalam dan lebih cenderung mengikuti norma dan mengembangkan hubungan dengan anggota terkait.[4] Etnosentrisme ada dua jenis sebagai berikut.
Dalam masyarakat multikultural, etnosentrisme dapat menyebabkan kesalahpahaman terhadap kebudayaan masyarakat lain. Salah paham dapat terjadi khususnya terhadap hal-hal yang dianggap suci bagi suatu masyarakat. Perilaku menyimpang yang dapat timbul adalah kemarahan dan sterotipe terhadap kebudayaan masyarakat lain. Sebaliknya, etnosentrisme dapat memperkuat unsur kebudayaan suatu masyarakat. Adanya pandangan tentang perbedaan kebudayaan dapat mempererat persatuan masyarakat di kebudayaan lainnya.[9] Kesetiakawanan yang kuat akan tercipta tanpa kritik pada etnis atau kelompok bangsanya sendiri yang disertai prasangka terhadap kelompok bangsa yang lain.[10] Konflik yang timbul akibat etnosentrisme lebih diakibatkan adanya perbedaan paham dengan kebudayaan lain. [9] Kecenderungan yang terjadi adalah menilai budaya dari bangsa lain dipandang lebih rendah dari budaya sendiri.[10] Maka dari itu, etnosentrisme berpeluang untuk menghambat keserasian interaksi dan komunikasi antar etnik.[6] Etnosentrisme terjadi karena adanya permasalahan sosial budaya. Maka dari itu, solusi yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut.
4 The unnamed parameter 2= is no longer supported. Please see the documentation for {{columns-list}}.
|