Pada masa sekarang pelayanan seperti apakah yang dapat kamu lakukan di rumah

Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan di masa pandemi sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya, saat weekend dimanfaatkan oleh keluarga untuk jalan-jalan ke mal, tamasya ke ragunan atau sekadar nonton ke bioskop.

Walaupun sudah memasuki masa transisi dan menjalankan protokol kesehatan, masih banyak masyarakat enggan keluar rumah karena khawatir tertular Covid-19. Bagi kamu yang binggung akhir pekan ‘ngapain ya’ atau mau kemana, kamu bisa menyiasasinya dengan kegiatan berikut ini.

Bersepeda

Kini tren bersepada menjadi hal yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat khususnya di DKI Jakarta. Yap, sampai-sampai penjualan sepeda meningkat hingga 1000%. Nah, kamu bisa ajak anak dan anggota lainnya untuk bersepeda bersama.

Tak perlu jauh-jauh, cukup di dekat rumah saja. Jangan lupa lengkapi perlengkapaan bersepeda dahulu yaa. Mulai dari helm, sepatu sampai pengaman lutut.

Memasak

Memasak bersama menjadi salah satu solusi menikmati akhir pekan bersama keluarga. Kamu bisa ciptakan suasana laiknya berada dalam kompetisi memasak. Ajak anggota keluarga lain untuk menciptakan kreasi masakan apapun.

Selain membuat suasana rumah gembira, dengan mengajak memasak bersama keluarga bisa menambah kreatifitas mereka.

Mendongeng

Setelah 5 hari belajar secara daring, tentu anak-anak akan mulai jenuh. Buat mereka kembali semangat dengan menceritakan dongeng pada akhir pekan. Ceritakan dongeng yang menurut mereka menarik dan membuat mereka kagum akann cerita tersebut.

Alangkah baiknya, jika kamu dengan pasangan mendongeng sembari membuat pentas seperti opera. Anak-anak tentu akan gembira dan senang kembali.

Menonton film kesayangan

Selain melakukan cara di atas, kamu bisa ajak pasangan dan anak-anak untuk menonton film keluarga secara maraton. Kamu bisa siasati ruang keluarga laiknya di bioskop. Untuk itu, gunakan TV yang memiliki kualitas gambar yang baik serta menghasilkan suara seperti di bioskop.

Biasanya TV yang menghasilkan suara jernih dan jelas telah memiliki fitur soundbar. Fitur ini bukan Home Theater yang instalasinya ribet. Fitur ini sudah tertanam di TV tersebut. Dengan begitu, suara yang dihasilkan lebih jernih dan bombastis.

Bicara kualitas gambar, pilih TV yang memiliki fitur dengan mode tampilan TV. Mulai dari cinematic sampai standart. 

Kalau sudah begitu, kamu tinggal santau menyaksikan film favorit bersama keluarga.

(*)

43 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

B. Cerita Alkitab

Bacalah 2 Timotius 4:1-5. Bayangkanlah ada dua orang yang bersahabat. Mereka saling menguatkan dan menolong satu sama lain, yang satu memberi saran kepada yang lain dan sebaliknya. Teks Alkitab yang kamu baca ini adalah tulisan Paulus yang ia sampaikan kepada Timotius, seorang pemimpin jemaat yang usianya masih muda. Paulus dan Timotius tidak selalu bersama ketika bertugas memimpin dan melayani jemaat. Mereka berada di tempat yang berbeda, namun mereka tetap berkomunikasi dengan surat pada zaman itu. Pada masa itu ada ajaran-ajaran yang tidak benar dan disebarkan oleh orang-orang yang jahat. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak macam tipe orang. Ada orang yang mau mendengar nasihat yang baik, tetapi ada juga yang tidak mau mendengar. Ada orang yang peduli, tetapi ada juga orang yang tidak peduli, egois, cuek, dan mau menang sendiri. Pada waktu itu, keadaan makin parah, orang-orang hidupnya justru makin buruk dan keras kepala, tidak mau mendengar orang lain, dan hanya memperhatikan diri sendiri. Mereka hanya suka mendengar apa yang menyenangkan telinganya. Kita harus akui, kadang- kadang nasihat yang baik memang tidak selalu enak didengar. Oleh sebab itu tidak semua orang mau mendengar nasihat, meskipun nasihat itu baik. Pada waktu itu ada orang-orang yang mengaku Kristen, tetapi hidupnya sama sekali tidak kristiani. Dari pakaiannya orang tahu bahwa dia seorang Kristen, tetapi kata-kata dan perbuatannya sama sekali tidak sesuai dan malah memperburuk citra orang Kristen. Mereka tidak melakukan perbuatan yang benar dan baik, malah melakukan ketidakadilan. Untuk mengatasi itulah Paulus memberi semangat kepada Timotius untuk terus melakukan pelayanan kepada orang banyak, jemaat, dan siapapun yang ada di sekitarnya. Paulus mengingatkan Timotius untuk terus memberitakan irman Tuhan, entah waktunya tepat atau tidak. Timotius harus berani menegur orang yang berbuat salah agar tidak mengulanginya. Paulus meminta Timotius agar tetap bersabar melakukan pelayanan itu. Tentu pekerjaan itu tidak mudah. Timotius harus menghadapi orang-orang yang sulit dan menyebalkan, atau mungkin malah mengancam kehidupannya. Suka atau tidak pada keadaan tersebut, Timotius harus terus melakukan tugasnya sebagai pemimpin jemaat yang melayani banyak orang. Kita tahu bahwa memimpin banyak orang itu tidak mudah. Banyak orang berarti juga banyak maunya, dan seorang pemimpin harus berhikmat serta bijaksana untuk menghadapinya. Ada dua hal yang diminta Paulus dari Timotius dalam melakukan tugas pelayanan itu, yakni menguasai diri dan sabar menderita. Tentu saja ini tidak mudah dan tidak menyenangkan. Bayangkanlah jika kamu menjadi Timotius, pasti rasanya tidak enak. Tetapi justru itulah yang menjadi tantangan menjadi pengikut Kristus. Kualitas diri yang baik dapat dilihat dari kemampuan kita tetap setia melakukan tugas dengan baik. Tantangan itu justru menjadi ujian untuk melihat seberapa kuat kita menghadapinya. Ini sama seperti kamu memasuki sebuah sekolah yang berkualitas, yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang menguji kualitasmu sebagai siswa. Setiap proses pembelajaran di dalamnya pada akhirnya akan menguji sejarah mana kualitas dirimu sebagai seorang siswa.

C. Memahami Makna Melayani

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini 1. Apa yang kamu bayangkan mendengar kata melayani? 2. Menurutmu, apa yang kamu rasakan jika kamu menjadi Timotius? 3. Pada masa sekarang, pelayan seperti apakah yang dapat kamu lakukan di rumah, sekolah, gereja, atau lingkungan kamu tinggal dan bermain? T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 44 Kelas V SD

D. Melayani dalam Susah dan Senang

Apa itu Melayani? Secara literal, melayani dapat diartikan sebagai kegiatan membantu menyiapkan mengurus apa-apa yg diperlukan seseorang. Ini bukan pekerjaan yang gampang dilakukan, karena melayani juga berarti memberi diri menjadi “terlihat” lebih rendah dari yang dilayani. Akan tetapi, dalam kekristenan, melayani adalah sebuah tanggung jawab yang mulia, sebab Allah sudah lebih dahulu melakukannya, yakni dengan kehadiran Yesus yang melayani di antara para murid dan orang banyak pada zamannya. Dengan demikian, melayani dalam konsep kekristenan bukanlah pekejaan rendah, melainkan sebuah karya yang baik dan mulia di hadapan Allah. Keadaan Susah dan Senang Melakukan perbuatan yang melayani dengan cara berkata-kata sopan dan melakukan perbuatan yang baik dan benar tidaklah mudah. Seperti pada masa Timotius, tidak semua orang mau mendengarkan nasihat sekalipun nasihat itu baik dan berguna bagi dirinya. Biasanya kita tidak mau lagi memberi nasihat kepada orang yang tidak mau mendengar. Kita berhenti dan tidak lagi mau mengingatkannya. Kadang-kadang, ada juga ancaman dari orang yang diberi nasihat atau peringatan. Itu sering terjadi di tengah masyarakat. Ada orang yang melanggar peraturan, lalu diingatkan oleh orang lain, kemudian ia marah. Ini sikap yang aneh, tetapi kita dijumpai di mana-mana: di jalan, rumah, gereja, sekolah, dan hampir di semua tempat. Memang tidak mudah melakukan perbuatan melayani banyak orang. Seringkali ketika orang berbuat benar malah dinilai sedang mencari perhatian atau pujian. Oleh karena itu, orang lebih suka memilih diam daripada diejak karena berbuat benar. Melayani memang harus dilakukan baik dalam keadaan senang ataupun susah, seperti halnya kesetiaan si gadis pelayan toko pakaian saat melayani perempuan gelandangan yang masuk ke tokonya. Ia tidak mempermasalahkan keadaan perempuan gelandangan itu. Ia pun tetap setia melakukan tugasnya dengan baik tanpa peduli apakah perempuan gelandangan itu akan membeli atau tidak. Pernahkah kamu melayani dengan menolong orang atau temanmu yang kesulitan belajar setelah sekian lama ia sakit? Mungkin ada teman yang mencemooh, tetapi kamu tetap mau menemaninya belajar karena ia telah tertinggal selama beberapa waktu. Itu adalah satu contoh yang baik dalam melayani orang lain. Pernahkah kamu menasihati teman yang selalu bermain dan tidak pernah mau mengerjakan tugas-tugas belajar dari sekolah? Tentu tidak mudah. Dapat saja kamu mengejek kamu atau malah menjauhi kamu. Namun kamu harus melakukannya sebagai wujud pelayanan terhadap sesama manusia. Menasihati untuk hal yang baik tidaklah salah. Menguasai Diri dan Bersabar Tentu tidak mudah menjadi Timotius. Ia seorang muda di antara banyak orangtua saat itu. Tetapi ia harus tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin jemaat. Seorang pemimpin harus dapat menguasai dirinya dari emosi yang buruk. Sebaliknya seorang pemimpin harus memiliki emosi yang positif dan memiliki kemampuan untuk bersabar. Tugas melayani, mengajar, menasihati, dan melakukan perbuatan benar haruslah dibarengi dengan sikap sabar dan mampu menguasai diri. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 45 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Menguasai diri artinya memiliki kemampuan mengendalikan diri. Kita membutuhkan kemampuan bukan saja untuk melakukan sesuatu, tetapi juga untuk tidak melakukan sesuatu. Kita membutuhkan kemampuan untuk melakukan apa yang baik dan benar, sebaliknya kita juga membutuhkan kekuatan untuk tidak melakukan perbuatan yang buruk dan jahat. Karena itu, seorang teolog orang yang ahli teologi bernama Reinhold Niebuhr pernah menulis sebuah doa demikian. God, give me grace to accept with serenity the things that cannot be changed, Courage to change the things which should be changed, and the Wisdom to distinguish the one from the other. Yang artinya demikian: Tuhan berikanlah aku keheningan untuk menerima apa yang tidak dapat kuubah, keberanian untuk mengubah apa yang harus kuubah, Dan hikmat untuk membedakan keduanya.” Doa itu mengandaikan bahwa dalam kehidupan di dunia ini kita membutuhkan pertolongan Tuhan melalui Roh-Nya yang kudus untuk melayani, melakukan perbuatan yang benar, dan juga menolak perbuatan yang buruk. Manusia tidak dapat hanya mengandalkan pikiran dan kekuatannya sendiri. Manusia memiliki keterbatasan, karena itu ia membutuhkan pertolongan, dari orang lain dan terutama dari Tuhan. Doa itu mengajarkan kita untuk memohon hikmat Allah agar dapat membedakan mana yang dapat diubah dan tidak. Ia menguatkan kita untuk menerima apa yang tidak dapat diubah, tetapi juga sekaligus kekuatan untuk mengubah apa yang dapat diubah.

E. Menghayati Tugas Melayani dalam Kehidupan Sehari-hari