Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar

Setiap tanggal 16 September selalu diperingati sebagai Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon. Lapisan ozon melindungi kehidupan di bumi dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Sedihnya, lapisan ozon semakin menipis dari waktu ke waktu akibat aktivitas manusia.

Tahukah kamu, ozon terbentuk dari apa? Dan ozon bisa rusak karena faktor apa saja? Kenali lebih lanjut lewat artikel berikut ini! Happy reading!

1. Ozon berada di lapisan stratosfer

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
eco-globe.com

Sebelum beranjak lebih jauh, kenali dulu di mana ozon berada. Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan. Troposfer adalah lapisan terendah yang memanjang dari permukaan bumi hingga ketinggian 10 kilometer. Hampir seluruh aktivitas manusia berpusat di troposfer, ungkap laman United States Environmental Protection Agency.

Selanjutnya, ada lapisan stratosfer. Lapisan ini berada di ketinggian 10 kilometer hingga 50 kilometer dari permukaan bumi. Ozon berada di lapisan ini, spesifiknya berada di ketinggian 15-30 kilometer dari permukaan bumi. Sementara itu, rata-rata pesawat terbang komersial mengudara di lapisan terbawah stratosfer.

2. Ozon terdiri dari tiga atom oksigen (O3)

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
randrmagonline.com

Penasaran, ozon terbentuk dari apa sih? Gas ini terdiri dari tiga atom oksigen (O3) dan terbentuk secara alami di bagian stratosfer bumi. Ozon yang terletak di stratosfer berfungsi untuk melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari, terang laman NASA Ozone Watch.

Berbeda dengan ozon yang terbentuk di lapisan troposfer atau di permukaan bumi. Di sini, ozon diciptakan oleh reaksi kimia antara polutan udara dari knalpot kendaraan, uap bensin dan berbagai emisi lainnya. Apabila konsentrasi ozon di permukaan tanah terlalu tinggi, maka akan berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

3. Ozon berfungsi untuk menyerap radiasi yang dipancarkan oleh matahari

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
researchgate.net

Fungsi utama ozon yang ada di lapisan stratosfer adalah untuk menyerap radiasi matahari dan mencegah agar tak mencapai permukaan bumi. Khususnya, menyerap sinar ultraviolet, baik UVA, UVB dan UVC. Di antara ketiganya, sinar UVC adalah sinar dengan jangkauan terpendek dan tak bisa mencapai permukaan bumi karena diserap ozon.

Sementara itu, sinar UVB dan UVA masih bisa mencapai permukaan bumi. Sinar UVA ialah sinar dengan jangkauan terpanjang dan bertanggung jawab atas 95 persen sinar UV yang ada di bumi. Sinar UVB bisa menyebabkan kulit terbakar, kemerahan dan kanker kulit. Bila tak ada ozon, tak bisa dibayangkan kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet.

4. Namun, atom klorin dan bromin bisa menghancurkan molekul ozon

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
humanprogress.org

Ada beberapa hal yang bisa merusak lapisan ozon. Contohnya, atom klorin dan bromin. Apabila kedua atom ini bersentuhan dengan ozon di stratosfer, maka keduanya akan menghancurkan molekul ozon. Ngerinya, 10.000 molekul ozon bisa hancur akibat satu atom klorin, ujar laman United States Environmental Protection Agency.

Ozon ini hancur lebih cepat daripada yang diciptakan secara alami. Beberapa senyawa melepaskan klorin dan bromin ketika terpapar dengan sinar UV yang intens di lapisan stratosfer. Penipisan ozon disebabkan oleh senyawa tersebut dan dikenal dengan sebutan zat perusak ozon (ozone depleting substances/ODS).

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Stratosfer, Tempat Lapisan Ozon Berada

5. Begitu pula dengan klorofluorokarbon (CFC) yang bisa merusak ozon

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
onedio.com

Selain itu, zat klorofluorokarbon (CFC) juga bisa merusak lapisan ozon. Ini merupakan sekelompok senyawa yang mengandung unsur klorin, fluor dan karbon. CFC dikenal karena sifatnya yang stabil, tidak reaktif, tidak beracun, tidak berasa, tidak berbau dan tidak mudah terbakar, ungkap laman Scottish Environment Protection Agency.

CFC bisa ditemukan dalam benda-benda di sekitar kita, seperti digunakan sebagai bahan pembuatan semprotan aerosol, pelarut dan pendingin. Produk yang mengandung CFC adalah kulkas, AC, pestisida, alat pemadam kebakaran, propelan dan lain sebagainya, tutur laman Sciencing. Benda yang sering kita gunakan ternyata bisa merusak ozon!

6. Ozon yang berlubang terletak di Antartika

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
nationalgeographic.org

Kita sering mendengar bahwa ada lubang di ozon. Secara teknis, bukan berarti ada lubang secara harafiah. Tetapi, sebutan ini berarti wilayah tersebut memiliki lapisan ozon yang sangat sedikit. Salah satu tempat yang memiliki lubang ozon adalah Antartika, terang laman NASA Ozone Watch.

FYI, total massa ozon di stratosfer berjumlah sekitar 3 miliar metrik ton. Terlihat banyak? Sebenarnya tidak, karena jumlahnya hanya 0,00006 persen dari keseluruhan atmosfer. Ozon dengan konsentrasi tertinggi berada di ketinggian 32 kilometer di atas permukaan bumi. Di ketinggian tersebut, jumlah ozon mencapai 0,0015 persen.

7. Apa yang bisa kita lakukan untuk memulihkan lapisan ozon?

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar
vox.com

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lapisan ozon. Di antaranya adalah menghindari pemakaian gas yang bisa merusak lapisan ozon, seperti CFC, hidrokarbon, metil bromida dan dinitrogen oksida. Mengurangi pemakaian kendaraan pribadi juga bisa dilakukan untuk menyelamatkan ozon, terang laman Nutty Scientist.

Solusinya, lebih banyak gunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk meminimalkan jumlah polusi yang dikeluarkan. Menggunakan produk lokal juga bisa menyelamatkan ozon, karena produk yang berasal dari tempat yang jauh menghabiskan banyak bahan bakar dan mengeluarkan gas buangan yang membahayakan ozon.

Nah, itulah 7 fakta menarik seputar ozon, lapisan di atmosfer yang melindungi kehidupan di bumi. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: Penelitian Terbaru Menunjukkan Lubang Ozon Membaik! Ini Kata Para Ahli

Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 20−35 km di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon.[1] Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

Ozon merupakan lapisan pelindung bumi yang menyaring sinar

Penampang melintang lapisan ozon Bumi

Lapisan ozon ditemukan pada tahun 1913 oleh fisikawan Prancis Charles Fabry dan Henri Buisson. Pengukuran sinar matahari menunjukkan bahwa radiasi yang dikirim keluar dari permukaannya dan mencapai tanah di Bumi biasanya sesuai dengan spektrum benda hitam dengan suhu di kisaran 5'500-6'000 K (5'277 sampai 5'727 °C), kecuali bahwa tidak ada radiasi di bawah panjang gelombang sekitar 310 nm pada akhir spektrum ultraviolet. Disimpulkan bahwa radiasi yang hilang diserap oleh sesuatu di atmosfer. Akhirnya spektrum radiasi yang hilang hanya cocok untuk satu kimiawi, ozon.[2] Sifat-sifatnya dieksplorasi secara rinci oleh ahli meteorologi Inggris G. M. B. Dobson, yang mengembangkan spektrofotometer sederhana (yang dapat digunakan untuk mengukur ozon stratosfer dari tanah. Antara 1928 dan 1958, Dobson mendirikan jaringan stasiun pemantauan ozon di seluruh dunia, yang terus beroperasi sampai hari ini. "Satuan Dobson", ukuran yang mudah digunakan dari bagian teratas ozon, dinamai untuk menghormatinya.

Lapisan ozon menyerap 97 sampai 99 persen frekuensi menengah sinar ultraviolet Matahari (panjang gelombang dari sekitar 200 nm hingga 315 nm), yang sebaliknya berpotensi merusak kehidupan yang terpapar di dekat permukaan.[3]

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menunjuk 16 September sebagai Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon.

 

Tingkat ozon di berbagai ketinggian dan pemblokiran berbagai pita radiasi ultraviolet. Intinya semua UVC (100–280 nm) dihalangi oleh dioksigen (dari 100–200 nm) atau lainnya oleh ozon (200–280 nm) di atmosfer. Bagian yang lebih pendek dari pita UV-C dan UV yang lebih energetik di atas pita ini menyebabkan pembentukan lapisan ozon, ketika atom oksigen tunggal diproduksi oleh fotolisis UV dioksigen (di bawah 240 nm) bereaksi dengan lebih banyak dioksigen. Lapisan ozon juga menghambat sebagian besar, tapi tidak seluruhnya, dari pita UV-B (280–315 nm) yang berjemur terbakar, yang terletak pada panjang gelombang yang lebih panjang dari UV-C. Pita UV yang paling dekat dengan cahaya tampak, UV-A (315–400 nm), hampir tidak terpengaruh oleh ozon, dan sebagian besar mencapai tanah. UV-A tidak terutama menyebabkan kulit memerah, namun ada bukti bahwa hal tersebut menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang.

Mekanisme fotokimia yang memunculkan lapisan ozon ditemukan oleh fisikawan Inggris Sydney Chapman pada tahun 1930. Ozon di stratosfer bumi diciptakan oleh sinar ultraviolet yang mengenai molekul oksigen yang mengandung dua atom oksigen (O2), membelah mereka menjadi atom oksigen individu (oksigen atomikn); Oksigen atomik kemudian digabungkan dengan O2 yang tidak terputus untuk menghasilkan ozon, O3. Molekul ozon tidak stabil (walaupun, di stratosfer, berumur panjang) dan ketika sinar ultraviolet menyentuh ozon, ia terbagi menjadi molekul O2 dan atom oksigen individual, sebuah proses berlanjut yang disebut Siklus ozon-oksigen. Secara kimia, proses ini bisa digambarkan sebagai berikut:

O2 + ℎνuv → 2O O + O2 ↔ O3

Sekitar 90 persen ozon di atmosfer terkandung dalam stratosfer. Konsentrasi ozon paling besar antara sekitar 20−40 km, di mana mereka berkisar dari sekitar 2 sampai 8 bagian per juta. Jika semua ozon dikompresi ke tekanan udara di permukaan laut, lapisan ozon akan menjadi hanya setebal 3 milimeter (18 inci).[4]

 

Tingkat energi UV-B di beberapa ketinggian. Garis biru menunjukkan sensitivitas DNA. Garis merah menunjukkan tingkat energi permukaan dengan penurunan ozon 10 persen

Meskipun konsentrasi ozon di lapisan ozon sangat kecil, ia sangat penting untuk kehidupan karena menyerap radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya secara biologis, yang berasal dari matahari. UV sangat pendek atau UV vakum (10–100 nm) disaring keluar oleh nitrogen. Radiasi UV yang mampu menembus nitrogen dibagi menjadi tiga kategori, berdasarkan panjang gelombangnya; Ia disebut sebagai UV-A (400–315 nm), UV-B (315–280 nm), dan UV-C (280–100 nm).

UV-C, yang sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup, sepenuhnya disaring dengan kombinasi dioksigen (< 200 nm) dan ozon (> sekitar 200 nm) pada ketinggian sekitar 35 kilometer (115.000 ft). Radiasi UV-B bisa berbahaya bagi kulit dan merupakan penyebab utama terbakarnya kulit oleh sinar matahari (bahasa Inggris: sunburn); Paparan berlebihan juga bisa menyebabkan katarak, penekanan sistem kekebalan tubuh, dan kerusakan genetik, sehingga menimbulkan masalah seperti kanker kulit. Lapisan ozon (yang menyerap dari sekitar 200 nm hingga 310 nm dengan penyerapan maksimal sekitar 250 nm)[5] sangat efektif dalam menyaring UV-B; Untuk radiasi dengan panjang gelombang 290 nm, intensitas di puncak atmosfer adalah 350 juta kali lebih kuat daripada di permukaan bumi. Meskipun demikian, beberapa UV-B, terutama pada panjang gelombang terpanjang, mencapai permukaan, dan penting untuk produksi vitamin D kulit.

Ozon transparan untuk kebanyakan UV-A, sehingga sebagian besar radiasi UV panjang gelombang ini mencapai permukaan, dan ini merupakan sebagian besar UV yang sampai ke Bumi. Jenis radiasi UV ini secara signifikan kurang berbahaya bagi DNA, walaupun mungkin berpotensi menyebabkan kerusakan fisik, penuaan dini pada kulit, kerusakan genetik tidak langsung, dan kanker kulit.[6]

 

Lapisan atmosfer Bumi

Ketebalan lapisan ozon—yaitu jumlah ozon dalam kolom di atas kepala—bervariasi oleh faktor besar di seluruh dunia, yang pada umumnya lebih kecil di dekat khatulistiwa dan lebih besar ke arah kutub. Ketebalan ini juga bervariasi dengan musim, pada umumnya lebih tebal selama musim semi dan lebih tipis selama musim gugur. Alasan terhadap lintang dan ketergantungan musim ini sulit untuk dijelaskan, yang melibatkan pola sirkulasi atmosfer serta intensitas matahari.[7]

Karena ozon stratosfer diproduksi oleh radiasi UV matahari, orang mungkin berharap untuk menemukan tingkat ozon tertinggi di daerah tropis dan yang paling rendah di daerah kutub. Argumen yang sama akan membuat seseorang memperkirakan tingkat ozon tertinggi di musim panas dan terendah di musim dingin. Perilaku yang diamati sangat berbeda: sebagian besar ozon ditemukan di lintang tengah ke atas belahan utara dan selatan, dan tingkat tertinggi ditemukan di musim semi, bukan musim panas, dan terendah di musim gugur, bukan musim dingin Di belahan bumi utara. Selama musim dingin, lapisan ozon benar-benar meningkat secara mendalam. Teka-teki ini dijelaskan oleh pola angin stratosfer yang berlaku, yang dikenal sebagai sirkulasi Brewer-Dobson. Sementara sebagian besar ozon memang tercipta di daerah tropis, sirkulasi stratosfer kemudian mengangkutnya ke kutub dan ke bawah menuju stratosfer bawah lintang tinggi.[7] Namun, karena fenomena lubang ozon, jumlah kolom ozon terendah yang ditemukan di seluruh dunia berada di atas Antartika pada musim semi selatan bulan September dan Oktober dan pada tingkat yang lebih rendah di atas Arktik di musim semi utara dari bulan Maret, April, dan Mei.

 

Sirkulasi Brewer-Dobson dalam lapisan ozon.

Lapisan ozon lebih tinggi di dataran tinggi di daerah tropis, dan berada di ketinggian di bawah daerah tropis, terutama di daerah kutub. Variasi ketinggian ozon ini berasal dari sirkulasi lambat yang mengangkat udara miskin ozon keluar dari troposfer ke stratosfer. Karena udara ini perlahan naik di daerah tropis, ozon diproduksi saat matahari di atas memfotolisis molekul oksigen. Karena tingkat sirkulasi yang lambat ini mengalir dan mengalir ke garis lintang tengah, ia membawa udara kaya ozon dari stratosfer tengah tropis ke stratosfer bawah dan lintang atas yang tinggi. Konsentrasi ozon tinggi pada lintang tinggi disebabkan oleh akumulasi ozon di dataran rendah.[7]

Sirkulasi Brewer-Dobson bergerak sangat lambat. Waktu yang diperlukan untuk mengangkat paket udara sebesar 1 km di stratosfer tropis yang lebih rendah adalah sekitar 2 bulan (18 m per hari).[8] Namun, transportasi menuju kutub horizontal di stratosfer bawah jauh lebih cepat dan mencapai sekitar 100 km per hari di belahan bumi utara sementara hanya setengahnya di belahan bumi bagian selatan. (~51 km per hari).[9] Meskipun ozon di stratosfer tropis rendah diproduksi pada tingkat yang sangat lambat, sirkulasi pengangkatannya sangat lambat sehingga ozon dapat terbentuk hingga tingkat yang relatif tinggi pada saat mencapai 26 kilometer (16 mi).[7]

Jumlah ozon di atas daratan Amerika Serikat (25° LU sampai 49° LU) tertinggi di musim semi utara (April dan Mei). Jumlah ozon ini jatuh sepanjang musim panas ke jumlah terendah pada bulan Oktober, dan kemudian naik kembali sepanjang musim dingin.[10] Sekali lagi, pengangkutan ozon oleh angin terutama bertanggung jawab atas perubahan musiman dari pola ozon lintang yang lebih tinggi ini.[7]

Jumlah kolom ozon total umumnya meningkat saat kita bergerak dari daerah tropis ke lintang yang lebih tinggi di kedua belahan Bumi. Namun, jumlah kolom keseluruhan lebih besar di belahan bumi utara yang memiliki garis lintang tinggi daripada di garis lintang selatan yang tinggi. Sebagai tambahan, sementara jumlah ozon kolom tertinggi di Kutub Utara terjadi di musim semi utara (Maret-April), sebaliknya terjadi di Antartika, di mana jumlah kolom ozon terendah terjadi di musim semi selatan (September-Oktober).[7]

 

Proyeksi NASA tentang konsentrasi ozon stratosfer jika klorofluorokarbon tidak dilarang.

Lapisan ozon dapat dirusak dengan katalis radikal bebas, termasuk nitrat oksida (NO), dinitrogen oksida (N2O), hidroksil (OH), atom klorin (Cl), dan atom bromin (Br). Meskipun ada sumber alami untuk semua spesi ini, konsentrasi klorin dan bromin meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir karena pelepasan sejumlah besar senyawa buatan organohalogen, terutama klorofluorokarbon (CFC) dan bromofluorokarbon.[11] Senyawa yang sangat stabil ini mampu bertahan naik ke stratosfer, di mana Cl dan Br radikal terbebaskan oleh aksi sinar ultraviolet. Setiap radikal kemudian bebas untuk memulai dan mengkatalisis reaksi berantai yang mampu menghancurkan lebih dari 100,000 molekul ozon. Pada tahun 2009, dinitrogen oksida adalah bahan perusak ozon (bahasa Inggris: Ozon Depleting Substances; ODS) terbesar yang dipancarkan melalui aktivitas manusia.[12]

Pemecahan ozon di stratosfer menyebabkan berkurangnya penyerapan radiasi ultraviolet. Akibatnya, radiasi ultraviolet yang tidak terserap dan berbahaya mampu mencapai permukaan bumi dengan intensitas yang lebih tinggi. Tingkat ozon telah turun rata-rata di seluruh dunia sekitar 4 persen sejak akhir 1970-an. Untuk sekitar 5 persen permukaan bumi, di sekitar kutub utara dan selatan, penurunan musiman yang jauh lebih besar telah terlihat, dan digambarkan sebagai "lubang ozon".[10] Penemuan penipisan ozon tahunan di atas Antartika pertama kali diumumkan oleh Joe Farman, Brian Gardiner dan Jonathan Shanklin, dalam sebuah makalah yang terbit di Nature Pada tanggal 16 Mei 1985.[13]

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon.[14] Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbon dioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.[15]

Lubang ozon

 

Lubang ozon di Antartika (2012)

Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.

Regulasi

Pada tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.[16][17] Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju.[18] Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidroklorofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang.[19]

Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.

  Portal Kimia
  Portal Lingkungan

  • United Nations Environment Programme

  1. ^ (Inggris) "Stratospheric Ozone". 
  2. ^ McElroy, C.T.; Fogal, P.F. (2008). "Ozone: From discovery to protection". Atmosphere- this can also effect drop bears/Ocean. 46: 1–13. doi:10.3137/ao.460101. 
  3. ^ "Ozone layer". Diakses tanggal 2007-09-23. 
  4. ^ "NASA Facts Archive". Diakses tanggal 2011-06-09. 
  5. ^ Matsumi, Y.; Kawasaki, M. (2003). "Photolysis of Atmospheric Ozone in the Ultraviolet Region" (PDF). Chem. Rev. 103 (12): 4767–4781. doi:10.1021/cr0205255. PMID 14664632. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal June 17, 2012. Diakses tanggal March 14, 2015. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
  6. ^ Narayanan, D.L.; Saladi, R.N.; Fox, J.L. (2010). "Review: Ultraviolet radiation and skin cancer". International Journal of Dermatology. 49 (9): 978–986. doi:10.1111/j.1365-4632.2010.04474.x. PMID 20883261. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
  7. ^ a b c d e f Tabin, Shagoon (2008). Global Warming: The Effect Of Ozone Depletion. APH Publishing. hlm. 194. ISBN 9788131303962. Diakses tanggal 12 January 2016. 
  8. ^ Newman, Paul; Morris, Gary. "Ch. 6.3 THE BREWER-DOBSON CIRCULATION". Dalam Todaro, Richard M. Stratospheric Ozone – an Electronic Textbook. NASA's Goddard Space Flight Center Atmospheric Chemistry and Dynamics Branch. 
  9. ^ Flury, T.; Wu, D.L.; Read, W.G. (2013). "Variability in the speed of the Brewer–Dobson circulation as observed by Aura/MLS". Atmos. Chem. Phys. 13 (9): 4563–4575. Bibcode:2013ACP....13.4563F. doi:10.5194/acp-13-4563-2013. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
  10. ^ a b "Stratospheric Ozone and Surface Ultraviolet Radiation". Scientific Assessment of Ozone Depletion: 2010 (PDF). WMO. 2011. Diakses tanggal March 14, 2015. 
  11. ^ "Halocarbons and Other Gases". Emissions of Greenhouse Gases in the United States 1996. Energy Information Administration. 1997. Diakses tanggal 2008-06-24. 
  12. ^ "NOAA Study Shows Nitrous Oxide Now Top Ozone-Depleting Emission". NOAA. 2009-08-27. Diakses tanggal 2011-11-08. 
  13. ^ Farman, J. C.; Gardiner, B. G.; Shanklin, J. D. (1985). "Large losses of total ozone in Antarctica reveal seasonal ClOx/NOx interaction". Nature. 315 (6016): 207–210. Bibcode:1985Natur.315..207F. doi:10.1038/315207a0. 
  14. ^ McElroy, C.T.; Fogal, P.F. (2008). "Ozone: From discovery to protection". Atmosphere- this can also effect drop bears/Ocean. 46: 1–13. doi:10.3137/ao.460101. 
  15. ^ (Indonesia) . Bernadette West, Peter M. Sandman, Michael R. Greenberg. Paduan Pemberitaan Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia. 1998. ISBN 979-461-300-2
  16. ^ Morrisette, Peter M. (1989). "The Evolution of Policy Responses to Stratospheric Ozone Depletion". Natural Resources Journal. 29: 793–820. Diakses tanggal 2010-04-20. 
  17. ^ "Amendments to the Montreal Protocol". EPA. 2010-08-19. Diakses tanggal 2011-03-28. 
  18. ^ "Brief Questions and Answers on Ozone Depletion". EPA. 2006-06-28. Diakses tanggal 2011-11-08. 
  19. ^ "Ozone Depletion Glossary". EPA. Diakses tanggal 2008-09-03. 

Sains
  • Andersen, S.O.; Sarma, K.M.; Sinclair, L. (2012). Protecting the Ozone Layer: The United Nations History. Taylor & Francis. ISBN 978-1-84977-226-6. 
  • United Nations Environment Programme. Environmental Effects of Ozone Depletion and its Interactions with Climate Change: 2010 Assessment. Nairobi: UNEP, 2010.
  • Velders, Guus J.M.; Andersen, Stephen O.; Daniel, John S.; Fahey, David W.; McFarland, Mack (2007). "The Importance of the Montreal Protocol in Protecting Climate". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 104 (12): 4814–4819. Bibcode:2007PNAS..104.4814V. doi:10.1073/pnas.0610328104. PMC 1817831  . PMID 17360370. 
Kebijakan
  • Anderson, S., K. Madhavea Sarma, and K. Taddonio. 2007. Technology Transfer for the Ozone Layer: Lessons for Climate Change. London: Earthscan, 2007.
  • Benedick, Richard Elliot; World Wildlife Fund (U.S.); Institute for the Study of Diplomacy. Georgetown University. (1998). Ozone Diplomacy: New Directions in Safeguarding the Planet (edisi ke-2nd). Harvard University Press. ISBN 978-0-674-65003-9.  (Ambassador Benedick was the Chief U.S. Negotiator at the meetings that resulted in the Montreal Protocol.)
  • Chasek, Pamela S., David L. Downie, and Janet Welsh Brown. Global Environmental Politics, 6th Edition, Boulder: Westview Press, 2013.
  • Grundmann, Reiner (2001). Transnational Environmental Policy: Reconstructing Ozone. Psychology Press. ISBN 978-0-415-22423-9. 
  • Parson, Edward (2003). Protecting the Ozone Layer: Science and Strategy. Oxford: Oxford University Press.
  • Stratospheric ozone: an electronic textbook
  • Ozone Layer Info Diarsipkan 2004-07-02 di Archive.is
  • The CAMS stratospheric ozone service delivers maps, datasets and validation reports about the past and current state of the ozone layer.
  • Lapisan ozon di Curlie (dari DMOZ)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lapisan_ozon&oldid=21052642"