Orang yang selalu merasa kurang terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah merupakan ciri sifat

PortalMadura.Com – Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur sangat sulit ditemukan. Padahal bersyukur merupakan obat paling mujarab untuk mengobati semua penyakit hati. Sekecil apa pun nikmat bila disyukuri maka akan terasa besar. Maka bersyukurlah setiap hari.

Namun masih banyak orang yang kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Bahkan mereka tidak menyadarinya akan nikmat tersebut.

Orang yang lupa dan tidak pernah bersyukur maka hidupnya akan menderita, dan orang yang tidak mau bersyukur disebut kufur nikmat Allah.

Karena dengan bersyukur, hidup akan terasa nyaman, tentram, damai, dan jauh dari perasaan resah atau gelisah. Syukur juga salah satu jalan menuju surga.

Bahaya Kurang Bersyukur

Kurang syukur bisa membuat kita tersesat dalam kegelapan dunia. Apa yang didapatkan selalu dirasa kurang dan tidak bisa dinikmati. Hati terus-menerus cemas dan gelisah memikirkan dan mengejar apa yang tidak dimiliki.

Jika sifat seperti ini ada di dalam hati orang yang sangat kaya raya sekalipun, maka seterusnya ia akan merasa miskin dan sempit. Sedangkan jika rasa syukur senantiasa ada di dalam hati orang yang sangat miskin sekalipun, maka ia akan merasakan kekayaan, ketenangan, dan kelapangan.

Allah SWT berfirman, “..Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 145)

Sungguh merugi orang yang kurang syukur. Hatinya terus diliputi dengan kecemasan dan kegelisahan karena tidak yakin pada jaminan Allah. Ia pun rugi karena lisannya jauh dari memuji Allah, karena lisannya sudah disibukkan dengan keluh kesah yang tak ada ujungnya.

Ia juga rugi karena hampa dari peningkatan ibadah kepada Allah, ia lebih sibuk dengan mengejar dunia tanpa berpegang pada Dzat Yang Maha Memiliki segalanya di dunia ini, padahal dalam agama Islam telah memberi banyak tuntunan untuk senantiasa bersyukur.

Berikut ini beberapa tanda-tanda anda kurang mensyukuri nikmat Allah hyang telah diberikan selama ini.

Sulit Berterimakasih, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Orang yang selalu merasa kurang terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah merupakan ciri sifat

Ketika seseorang kesulitan mengucap terimakasih atas bantuan atau pemberian dari sesama manusia, sekali pun dari seorang yang statusnya lebih rendah darinya, hal tersebut merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Sebagaimana sabda Rasulullah: ”Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterimakasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah,” (HR Tirmidzi No. 1877).

Banyak orang yang tidak berterimakasih pada orang lain hanya karena merasa kebaikan yang diperoleh tersebut merupakan haknya, atau merupakan kewajiban orang yang memberi. Padahal, orang yang pandai bersyukur tidak akan bersikap demikian.

Seseorang yang pandai bersyukur akan senantiasa menghargai segala kebaikan sekecil apa pun, karena pada hakikatnya apapun yang diperolehnya dari manusia merupakan pemberian Allah.

Oleh sebab itu, biasakanlah mengucap terima kasih atas bantuan sekecil apa pun. Misalnya saja, ketika kita mendapat bantuan dari pembantu di rumah, walau sekadar mengambilkan segelas air, tetaplah hargai dengan mengucap terimakasih.

Lalai dalam Beribadah, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Orang yang selalu merasa kurang terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah merupakan ciri sifat

Seseorang yang pandai bersyukur sudah pasti menjadikan segala aktivitasnya bernilai ibadah, baik itu pekerjaannya, makannya atau tidurnya. Serta mereka akan memperbanyak ibadah khusus seperti berdzikir, salat sunah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Maka bisa dipastikan pula orang yang lalai, sedikit ibadahnya, sedikit waktu yang digunakan untuk mengingat Allah, menjadi Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Iri dan Dengki, merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Waspadalah dengan rasa iri dan dengki. Jika kita memelihara sifat ini, bisa jadi kita bukanlah seorang yang bersyukur pada Allah, karena masih saja membanding-bandingkan nikmat yang diperoleh orang lain dengan yang kita dapatkan.

Merasa iri dengan orang lain boleh saja dengan syarat:

  1. Karena orang tersebut mempelajari Quran dan mengajarkannya.
  2. Karena orang tersebut mempunyai banyak harta serta menggunakan hartanya untuk bersedekah.

Kalau kita merasa iri apalagi dengki selain pada orang-orang yang memiliki dua kriteria tersebut, mungkin penyebabnya adalah kurangnya rasa bersyukur yang kita miliki. Dan Sangat nampak sebai Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Mudah Mengeluh, salah satu Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Orang yang selalu merasa kurang terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah merupakan ciri sifat

Tanda seseorang selalu bersyukur adalah selalu tersenyum ketika Allah berkehendak lain yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika dia sering mengeluh merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Saat kita sudah merasa lapang akan hal itu, maka nilai-nilai syukur sudah menjadi karakter dalam diri kita dan tentu akan selalu mengiyakan semua pilihan-Nya.

Orang yang selalu bersyukur juga tidak akan mudah mengeluh, karena orang yang senantiasa bersyukur akan selalu memiliki sikap ketawadhu’an atas semua yang Allah perintahkan kepadanya.

Karena mengeluh menandakan bahwa kita sedang menantang Allah, memberontak atas tindakan yang Allah lalukan kepada kita, dan bahkan bisa jadi justru sedang marah kepada Allah.

Akibat orang tidak pandai bersyukur

Lalu bagaimana akibat orang yang tidak pandai bersyukur? berikut ini penjelasanya untuk anda.

Mereka yang tidak bersyukur atas nikmat yang telah  Allah berikan, termasuk orang yang kufur nikmat. Akibat orang yang tidak pandai bersyukur atau tidak tahu cara bersyukur adalah orang tersebut akan mendapat adzab yang pedih dari Allah.

Sementara Allah berjanji kepada orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat-Nya, sebaliknya kepada yang tidak bersyukur akan mendapatkan balasan berupa adzab yang pedih.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka nikmatnya akan berkurang, seluruh nikmatnya yang ia dapatkan dengan susah payah akan hilang seketika.

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka hati tidak akan tentram . Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka ia berdosa karena telah kufur terhadap nikmat allah.

Orang yang kufur akan merubah sifat watak dan sikap kita menjadi sombong. Kita tentu masih ingat kisah Qarun Laknatullah yang dihinakan oleh Allah karena tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Ikuti Berita Kami Lainya di Google Berita

Kaum muslimin yang dirahmati Allah l, kita sebagai umat Islam harus menyakini sesungguhnya segala kebaikan dan kenikmatan yang ada pada kita adalah karunia dari Allah l. Allah l berfirman, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka datangnya dari Allah…” (Q.S. an-Nahl [16]: 53)

Betapa melimpahnya kenikmatan yang Allah l berikan kepada kita, yang tidak terhingga jumlahnya. Allah telah memberikan kita kehidupan, mulai saat kita masih didalam perut ibu sampai sekarang, nikmat kesehatan yang lebih banyak kita nikmati dibandingkan saat kita sakit, nikmat makanan, minuman, pakaian, nikmat negeri yang aman dimana kita bisa melakukan ibadah secara tenang tanpa khawatir adanya bom, penembakan, teror seperti saudara-saudara kita di luar sana dan masih banyak nikmat yang lainnya. Jika kita berusaha menghitung nikmat yang Allah yang dikaruniakan kepada kita, niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya. Allah l berfirman, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (Q.S. an-Nahl [16]: 18).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, pada hakikatnya kita semua tidak bisa mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bagaimana mungkin kita bisa mensyukurinya, menghitunganya saja kita tidak mampu. Sungguh hanya sedikit hamba-Ku yang bersyukur, Allah l berfirman, “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Q.S. Saba’ [34]: 13). Ibnu Katsir berkata, “Yang dikabarkan ini sesuai kenyataan.” Artinya, sedikit sekali yang mau bersyukur.

Apakah Makna Syukur?

Secara bahasa, “Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash-Shahhah Fil Lughah karya al-Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih. Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim, “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244). Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah l. Semisal Qarun yang berkata, “Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (Q.S. al-Qashash [28]: 78).

Syukur Merupakan Ibadah

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, syukur adalah bentuk ibadah kita kepada Allah l. Banyak ayat di dalam al-Qur’an, Allah l memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur ini adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah l. Allah l berfirman, “Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian ingkar” (Q.S. al-Baqarah [2]: 152). Allah l juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (Q.S. al-Baqarah [2]: 172).

Maka orang yang bersyukur adalah orang yang menjalankan perintah Allah l dan orang yang enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.

Kaum muslimin yang di rahmati Allah, seorang muslim yang sejati itu tidak pernah terlepas dari tiga keadaan. Yang keadaan itu menunjukkan tanda kebahagiaan baginya, yang pertama yaitu bila dia mendapat nikmat maka dia bersyukur, yang kedua bila mendapat kesusahan maka dia bersabar, dan yang ketiga bila berbuat dosa maka dia beristighfar (Qowa’idul Arba’, hal. 01), jika ketiga keadaan tersebut ada pada seorang muslim maka insyAllah dia akan mendapatkan kebahagiaan. Rasulullah l bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan a).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, Syukur adalah akhlaq yang mulia, yang muncul karena kecintaan dan keridho’an yang besar terhadap Sang Pemberi Nikmat. Syukur tidak akan mungkin bisa terwujud jika tidak diawali dengan keridho’an. Seseorang yang diberikan nikmat oleh Allah walaupun sedikit, tidak mungkin akan bersyukur kalau tidak ada keridho’an. Orang yang mendapatkan penghasilan yang sedikit, hasil panen yang minim atau pendapatan yang pas-pasan, tidak akan bisa bersyukur jika tidak ada keridho’an. Demikian pula orang yang diberi kelancaran rizki dan harta yang melimpah, akan terus merasa kurang dan tidak akan bersyukur jika tidak diiringi keridho’an.

Kaum muslimin yang kami muliakan, maka dari itu kita sebagai orang muslim hendaknya selalu bersyukur dalam kondisi apapun, dan syukur yang sebenarnya tidaklah cukup dengan mengucapkan “alhamdulillah”. Syukur tidak hanya dilisan. Namun hendaknya seorang hamba bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah v, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. (Minhajul Qosidin, hal. 305).

Bagaimana caranya bersyukur dengan hati?,yaitu dengan  mengakui dan meyakini bahwa nikmat tersebut semata-mata datangnya dari Allah l dan bukan dari selain-Nya, sehingga muncul kecintaan kita kepada Allah l. Kemudian meniatkan untuk menggunakan nikmat itu di jalan yang Allah ridhai. Adapun bersyukur dengan lisan adalah dengan memuji dan menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut pada kita dengan mengatakan “Alhamdulillâh”. Sementara tugasnya anggota badan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri (yaitu Allah l) dan menahan diri agar jangan menggunakan kenikmatan itu untuk bermaksiat kepada-Nya.

Syukur Adalah Sifat Para Nabi

Muhammad ` tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah i,“Rasulullah ` biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (H.R. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820). Inilah suri tauladan kita sebagai umat muslim semoga kita bisa meneladani Rasulullah `.

Buah Manis dari Syukur

  1. Syukur Adalah Sifat Orang Beriman

Rasulullah ` bersabda, “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (H.R. Muslim no.7692).

  1. Merupakan Sebab Datangnya Ridha Allah

Allah l berfirman, “Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (Q.S. Az-Zumar [39]: 7).

  1. Merupakan Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab Allah

Allah l berfirman, “Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An-Nisa [4]: 147).

  1. Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat

Allah l berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (Q.S. Ibrahim [14]: 7).

  1. Ganjaran Di Dunia dan Akhirat

Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah l berfirman, “Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Ali Imran [3]: 145). Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).

Refrensi :

Khalqurrahman

Alumni Teknik Sipil UII

 Mutiara Hikmah

Rasulullah ` bersabda,

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa dan badan) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).