KOMPAS.com - Diagnosis menjadi landasan utama seseorang mendapatkan pengobatan maupun terapi yang tepat. Demikian juga dalam penanganan penyakit Tuberkulosis (TB/TBC). Penyakit TBC menjadi salah satu penyakit menular, dan membutuhkan pengobatan minimal enam bulan secara teratur. Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Bekasi Timur, dr Annisa Sutera Insani SpP, mengatakan ada beberapa cara melakukan diagnosis awal pasien TBC selain kecurigaan pasien telah memiliki gejala lebih dari dua minggu. Baca juga: TBC Penyakit Menular Berbahaya, Kenali Gejala hingga Pencegahannya Diagnosis awal TBCPentingnya diagnosis awal dilakukan untuk memastikan seseorang positif mengidap TBC. Metode diagnosis ini dilakukan dengan melakukan tes laboratorium dahak pasien, disebut dengan tes tuberkulin. Pemeriksaan ini akan memerlukan tes rontgen dan tes sputum (dahak). Selain itu, pada kondisi tertentu dokter juga bisa melakukan tes darah yang disebut dengan interferon-gamma realeas assays (IGRA). Jadi, kalau kita (dokter) lihat gejala-gejalanya pasien, terus kalau gejalanya udah dua minggu atau lebih, langsung indikasinya ke TBC dulu, karena, ya, Indonesia itu endemis TBC tadi, kata Annisa kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020). Baca juga: Benarkah TBC Penyakit Orang Miskin? Ini Penjelasan Ahli Tes tuberkulin biasa dilakukan dokter dengan pasien dalam kondisi sebagai berikut.
Penanganan TBCDalam menangani pasien TBC maka yang dibutuhkan adalah hasil diagnosis yang tepat. Perihal obat, kata Annisa, sebenarnya obat untuk penyakit TBC sudah ada. Pemerintah juga telah menanggung biaya untuk obat TBC ini. Biasanya akan ada empat jenis obat dalam satu paket yang diberikan oleh dokter kepada orang dengan diagnosis TBC pertama kali. Kecuali pasien memiliki gangguan fungsi organ lainnya, maka obat TBC akan disesuaikan agar tidak memiliki efek ke fungsi organ lainnya. Salah satu obat yang diberikan untuk pasien TBC adalah antibiotik khusus melawan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Serta, bagi pasien yang pernah mangkir dari mengkonsumsi obat. Maka, jika bakteri di tubuh pasien mengalami resisten, pasien akan diberikan jenis antibiotik lainnya. Baca juga: TBC Bisa Diobati dan Gratis, Ahli Tegaskan Pasien Jangan Mangkir Berobat Berapa lama pengobatan penyakit TBC? Lamanya periode pengobatan itu tergantung organ tubuh mana yang diinfeksi oleh bakteri dan juga kondisi penyakit komorbit atau penyakit penyerta yang diderita oleh pasien TB itu sendiri. Tidak ada kaitannya merek obat dengan lamanya durasi pengobatan bagi pasien TB. Sebab, obat TB baik obat paket dari pemerintah maupun obat di luar paket, diberikan secara gratis dan termasuk dalam tanggungan BPJS. Makanya, sebenarnya gak ada alasan lagi, pasien mangkir dari pengobatan TB ini. Obat paket pemerintah dan obat lepas itu gratis kok, kalo di puskesmas bahkan, tutur dia. Baca juga: Orang Indonesia Harusnya Takut TBC Bukan Virus Corona, Ini Kata Ahli Kata Annisa, kuman TBC dapat mengunfeksi organ lain selain paru, yaitu kelenjar di leher, kulit, tulang, selaput otak dan beberapa kasus juga menyerang uterus. Untuk TBC di organ paru, maka durasi pengobatan yang dilakukan minimal 6-9 bulan, tanpa mangkir konsumsi obat. Sedangkan, pada kondisi TBC yang menginfeksi organ lain bisa jadi durasi pengobatan akan lebih lama. Begitu juga dengan pasien TBC yang mangkir konsumsi obat, pengobatan bisa diperpanjang hingga satu tahun atau lebih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |