Nama organisasi pergerakan nasional Indonesia di negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1924 adalah

Nama organisasi pergerakan nasional Indonesia di negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1924 adalah
Nama organisasi pergerakan nasional Indonesia di negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1924 adalah

Perhimpunan Indonesia adalah salah satu organisasi pergerakan nasional yang berdiri di negeri Belanda. Perhimpunan Indonesia didirikan oleh mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda yang tinggal di Negeri Belanda.

Perhimpunan Hindia atau Indische Vereeniging (IV) berdiri pada tahun 1908, yang dibentuk sebagai sebuah perhimpunan yang bersifat sosial. Organisasi ini merupakan ajang pertemuan dan komunikasi antar mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda.

Kedatangan pemimpin pemimpin Indische Partiij di Belanda

Namun, setelah kedatangan pemimpin Indische Partiij di Belanda, IV berkembang pesat dan memusatkan kegiatannya pada bidang politik.

Tokoh-tokoh organisasi yang berpandangan maju tersebut mencetuskan untuk pertama kali konsep Hindia Bebas dari Belanda dan terbentuknya negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.

Program kegiatannya antara lain bekerja di Indonesia dan membentuk Indonesische Verbond van Studeerenden (Persatuan Mahasiswa Indonesia). Hal terpenting dari penggabungan ini adalah dengan digantinya “Indische” dengan “Indonesische.”

Hal ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia dikenalkan istilah “Indonesische” atau “Indonesia” dalam kegiatan akademik dan politik.

Perjuangan melalui organisasi politik

Pada tahun 1923, Iwa Kusumasumatri sebagai ketua, sejak saat itu sifat perjuangan politik organisasi semakin kuat. Dalam rapat umum 1923 organisasi ini menyepakati tiga asas pokok organisasi yaitu:

(a) Indonesia menentukan nasib sendiri; (b) untuk itu Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri; (c) untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.

Untuk menunjukkan sikap nasionalismenya, para pengurus organisasi ini kemudian mengubah nama majalah Hindia Putera dengan Indonesia Merdeka.

Pada edisi pertama majalah Indonesia Merdeka diungkapkan bahwa penjajahan Indonesia oleh Belanda dan penjajahan Belanda oleh Spanyol memiliki banyak persamaan.

Selain itu diungkapkan pula alasan tidak disebutnya negara Hindia Belanda karena hampir sama dengan orang Belanda yang tidak mau menyebut negaranya dengan Nederland-Spanyol. Para mahasiswa mengetahui hal ini setelah mempelajari mengenai perjuangan Belanda melawan Spanyol.

Organisasi ini juga berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa yang ada di dunia, termasuk hak bangsa Indonesia yang masih terjajah.

Semangat perjuangan politiknya yang jelas menuju Indonesia merdeka menjadikan organisasi ini disegani oleh oranisasi-organisasi sejenis di kalangan negara-negara terjajah di Asia.

Propaganda ideologi baru bangsa Indonesia

Propaganda tentang tujuan dan ideologi baru bangsa Indonesia disosialisasikan secara lebih gencar oleh organisasi ini dengan menerbitkan buklet dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-15 pada 1924.

Indische Vereeniging (IV) pada 3 Februari 1925 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Dalam majalah Indonesia Merdeka, ditulis bahwa perubahan nama ini diharapkan dapat memurnikan organisasi dan mempertegas prinsip perjuangan organisasi.

Baca juga Faktor Eksternal Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia

Sementara, dalam artikel yang muncul pada bulan yang sama dengan judul Strijd in Twee Front (Perjuangan di Dua Front), menyatakan bahwa perjuangan selanjutnya akan lebih berat dan pemuda Indonesia tidak akan ada yang dapat menghindarinya. Mereka harus berusaha mengerahkan semua kemampuannya jika ingin mencapai kemerdekaan.

Nama organisasi pergerakan nasional Indonesia di negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1924 adalah
Gambar 99a. Perhimpunan Indonesia adalah salah satu organisasi pergerakan nasional yang berdiri di negeri Belanda. (ilustrasi foto/Asal Usul)

Jika bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini yaa..

Jakarta -

Perhimpunan Indonesia adalah perubahan nama dari Indische Vereeniging. Organisasi pergerakan Nasional itu bukan hanya berdiri di Indonesia, melainkan juga di Negara Belanda.

Saat itu banyak mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda, mendorong terbentuknya organisasi pergerakan nasional di Negeri Belanda.

Sejarah Indische Vereeniging

Pada 1908, terbentuklah perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging) yang merupakan organisasi perhimpunan mahasiswa Indonesia di Belanda.

Indische Vereeniging dipelopori oleh Noto Soeroto dan Sutan Kasayangan. Mulanya Indische Vereeniging merupakan organisasi mahasiswa bersifat sosial-budaya yang menaungi para pemuda Indonesia di negeri Belanda.

Meski berawal dari sebuah perkumpulan sederhana, namun pendirian Indische Vereeniging ini memiliki arti penting, yaitu;

1. Indische Vereeniging membuka pintu keanggotaan bagi seluruh mahasiswa Indonesia di Belanda.

2. Indische Vereeniging bukanlah perkumpulan biasa, karena dalam pasal kedua Anggaran Dasar Indische Vereeniging jelas disebutkan: "memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari Indiers di negeri Belanda dan mengadakan hubungan dengan Hindia Belanda".

Menerbitkan Majalah Hindia Poetra

Salah satu perjuangan Indische Vereeniging saat itu ialah dengan menerbitkan buletin yang diberi nama Hindia Poetra. Ide nasionalis yang dibawa oleh Suwardi mampu menumbuhkan keinginan untuk mengadakan publikasi.

Tahun 1916 terbitlah majalah berkala Hindia Poetra, tetapi isinya tidak sama sekali memuat tulisan politik. Untuk menunjukkan sikap nasionalismenya, pengurus organisasi ini kemudian mengubah nama majalah Hindia Poetra dengan Indonesia Merdeka.

Kemudian pada tanggal 14 April 1917, Indische Vereeniging mengadakan pertemuan dengan partai politik Indonesia seperti Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di Belanda.

Karena pertemuan tersebut melibatkan partai politik maka sebagian besar diskusi mengandung unsur politis. Terdapat sebuah fakta menarik yaitu digunakannya kata Indonesie (Indonesia) dan Indonesiers (orang Indonesia) oleh Soerjopoetro selama pertemuan berlangsung.

Laporan ini secara jelas dituliskan dalam majalah Hindia Poetra No. 9 tahun 1917. Kemudian kata tersebut menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie (Hindia) dan Indiers (orang Hindia) yang sangat merendahkan kedudukan orang Indonesia.

Oleh karena itu, pada tahun 1922, organisasi tersebut berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan demikian penggunaan kata Indonesia secara politis mulai dipakai sejak tahun 1922, untuk menggantikan nama 'Hindia Belanda'.

Sejak berubah menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922, organisasi Indonesische Vereeniging semakin berhaluan politik. Untuk pertama kali kata Indonesische dimaknai secara politis.

Berganti Nama dengan Memakai Istilah "Indonesia"

Selama pendiriannya saat itu, Indische Vereeniging mengalami 2 kali pergantian nama organisasi. Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 dan Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925 di bawah pimpinan Iwa Kusuma Sumantri.

Tepatnya pada 3 Februari 1925, organisasi Indische Vereeniging berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Tujuannya agar mempertegas prinsip perjuangan organisasi ini.

Sejak terpilihnya Iwa Kusuma Sumantri sebagai ketua yang baru pada 1923, sifat perjuangan politik organisasi semakin kuat. Pemberontakan Perhimpunan Indonesia yang paling fenomenal pada 1925 yang dikenal dengan manifesto politik.

Adapun penggunaan nama Indonesia memiliki arti penting. Pertama, untuk menunjukkan identitas bangsa, bahwa di suatu tempat di atas muka bumi ini ada sebuah bangsa bernama Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri, tidak dapat disamakan dengan kepribadian bangsa Belanda. Ketiga, kata Indonesia menunjukkan tujuan ke arah pembentukan negara nasional yang lebih tegas.

Asas Pokok Perhimpunan Indonesia

Sementara itu, dalam rapat umum 1923, organisasi ini menegaskan tiga asas pokok Perhimpunan Indonesia yaitu;

1. Indonesia menentukan nasib sendiri2. Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri

3. Untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.

Nah, itulah sejarah Perhimpunan Indonesia sebagai awal mula gerakan organisasi mahasiswa di tanah air.

Simak Video "Megawati: Apa Betul Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun? Kok Kesenangan?"



(faz/faz)