Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Reporter : Arini Saadah

Surah Al Fatihah disebut Ummul Qur’an, Ummul Kitab, As Sabul Matsaani dan Al Qur’anul Adzim.

Dream – Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah SAW, bahwa beliau menyebut Surah Al Fatihah sebagai surat yang paling agung dalam Al Quran. Surah yang terdiri tujuh ayat ini memiliki kandungan yang mencakup keseluruhan ayat Al Quran.

Surah Al Fatihah merupakan surat pembuka dari Al Quran yang diturunkan di Tanah Suci Makkah. Namun sebagian ulama ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa Surat Al Fatihah diturunkan di Madinah.

10 Momen Kocak Numpang Lewat Ini Bikin Kesal, Harus Ulang Lagi Deh!

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai hal tersebut, Surah Al Fatihah adalah surat yang wajib dibaca ketika sholat. Rasulullah SAW menyebut, bahwa sholat tanpa Surah Al Fatihah maka sholatnya pincang.

Selain itu, Surah Al Fatihah memiliki keistimewaan yang luar biasa di antaranya adalah menjadi amalan yang menjauhkan seseorang dari murka Allah dan terhindar dari azab kubur yang pedih.

Karenan keistimewaannya yang luar biasa, maka Surah Al Fatihah memiliki banyak nama lain yang mungkin jarang diketahui oleh umat Muslim. Nama-nama lain Surah Al Fatihah ini didapatkan dari beberapa hadis dan juga penetapan dari para sahabat dan tabi’in.

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya
Ilustrasi Seorang Pria Sedang Membaca Al Quran. (Foto: Pexels.com)

Minggu, 8 Mei 2022 | 22:15 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 21:45 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 21:30 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 21:15 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 20:30 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 20:15 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 18:59 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 17:15 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 16:30 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 10:53 WIB

Minggu, 8 Mei 2022 | 10:06 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 23:02 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 21:00 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 20:28 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 20:00 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 19:35 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 13:00 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 12:10 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 11:05 WIB

Jumat, 6 Mei 2022 | 09:10 WIB


Page 2

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Contoh Ceramah Bahasa Sunda Tema Hari Kiamat

Jumat, 6 Mei 2022 | 13:00 WIB


Page 3

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Contoh Ceramah Bahasa Sunda Tema Hari Kiamat

Jumat, 6 Mei 2022 | 13:00 WIB

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Banyak ruku'1 ruku
Banyak ayat7 ayat
Banyak kata25 kata
Banyak huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah adalah surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang mempunyai dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia adalah induk dari semua pokok Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena banyak ayatnya yang tujuh dan dibaca terus-menerus dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu ialah : nikmat membuat, nikmat mendidik dan menumbuhkan, karena kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini berasal dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diteliti dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu ilmu yang bisa menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berjasa bagi warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu adalah masalah yang pokok, karenanya di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Perjanjian memberi pahala terhadap perbuatan yang berpihak kepada yang benar dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna perjanjian sbg memberi pahala terhadap perbuatan yang berpihak kepada yang benar dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu sbg mendapat kebahagiaan alam dan kehidupan setealh didunia. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi karena bisanya keselamatan, kebahagiaan alam dan kehidupan setealh didunia, berpihak kepada yang benar yang tentang keyakinan maupun budi pekerti, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian akbar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari segala sesuatu yang diajarkan Islam.

Perincian dari yang telah dinyatakan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat diasumsikan tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tidak ditemani al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berlanjut bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain dinyatakan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak mempunyai tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak mempunyai kekuatan dan kekuatan kecuali karena bantuan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca sesudah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, mesti diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga sampai keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Dinyatakan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi henti pada setiap ayat sampai berakhir membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian ditemani oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits dinyatakan bahwa makmum mesti mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain menyebut bahwa "amin" diberitahukan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat mempunyai yang membacanya keras dan mempunyai yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal sampai belakang salat, dinamakan Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir misalnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr misalnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada ketika itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena bisa mengganggu bacaan Imam dan hanya sbg mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Sisa dari pembakaran Bakar, diri sendiri telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Sisa dari pembakaran Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang diri sendiri bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar, "Diri sendiri telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, diri sendiri membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Sisa dari pembakaran Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diterangkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah adalah titik-titik pembahasan yang hendak diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian belakang surat Al Faatihah dinyatakan permohonan hamba agar diberi petuah yang didapat oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sbg pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga dinamakan Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat juga

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama sbg sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tidak sah salat seseorang bila tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Sisa dari pembakaran Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Sisa dari pembakaran 'Awanah
  6. ^ HR. Sisa dari pembakaran Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Sisa dari pembakaran Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Sisa dari pembakaran Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Sisa dari pembakaran Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Sisa dari pembakaran Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Sisa dari pembakaran Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Pustaka

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 2

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Jumlah ruku'1 ruku
Jumlah ayat7 ayat
Jumlah kata25 kata
Jumlah huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah adalah surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di sela surah-surah yang benar dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia adalah induk dari semua pokok Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam dunia ini. Di sela nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat dan diteliti oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini berasal dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah diteliti dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu ilmu yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berjasa untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu adalah masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Kontrak memberi pahala terhadap perbuatan yang patut dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna kontrak untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang patut dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan alam baka. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan alam baka, patut yang mengenai keyakinan maupun budi pekerti, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian akbar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari nasihat Islam.

Perincian dari yang telah dituturkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tak aci apabila pembacanya tak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tak ditemani al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tak berlanjut untuk orang yang tak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain dituturkan bahwa orang yang tak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tak benar tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tak benar daya dan daya kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus disertai dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga sampai keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Dituturkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi henti pada setiap ayat sampai berakhir membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian disertai oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits dituturkan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan argumen lain mengatakan bahwa "amin" dituturkan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat benar yang membacanya keras dan benar yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal sampai pengahabisan salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diterangkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah adalah titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian pengahabisan surat Al Faatihah dituturkan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sbg pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat juga

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tak aci salat seseorang jika tak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 3

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Jumlah ruku'1 ruku
Jumlah ayat7 ayat
Jumlah kata25 kata
Jumlah huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di sela surah-surah yang benar dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua pokok Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam dunia ini. Di sela nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat dan diteliti oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini berasal dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah diteliti dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu ilmu yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berjasa untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Kontrak memberi pahala terhadap perbuatan yang patut dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna kontrak untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang patut dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan alam baka. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan alam baka, patut yang mengenai keyakinan maupun budi pekerti, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian akbar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari nasihat Islam.

Perincian dari yang telah dituturkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tak aci apabila pembacanya tak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tak ditemani al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tak berlanjut untuk orang yang tak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain dituturkan bahwa orang yang tak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tak benar tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tak benar daya dan daya kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus disertai dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga sampai keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Dituturkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat sampai berakhir membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian disertai oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits dituturkan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan argumen lain mengatakan bahwa "amin" dituturkan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat benar yang membacanya keras dan benar yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal sampai pengahabisan salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diterangkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian pengahabisan surat Al Faatihah dituturkan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sbg pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tak aci salat seseorang jika tak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 4

 
al-Hijr
الحجر
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Informasi
ManfaatAl-Hijr
(Nama gunung di negri Tsamud)
KlasifikasiMakkiyah
Surah ke15
JuzJuz 13 (ayat 1)
Juz 14 (ayat 2-99)
Statistik
Banyak ayat99 ayat

Surah Al-Hijr (bahasa Arab:الحجر, al-Hijr, "Al-Hijr") adalah surah ke-15 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 99 ayat dan termasuk kumpulan surah-surah Makkiyah. Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang ditinggali oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir perlintasan selang Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib masyarakatnya yaitu kaum Tsamud diterangkan pada ayat 80 mencapai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, sebab mendustakan Nabi Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surah ini benar juga kisah-kisah kaum lainnya yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth dan kaum Syu'aib . Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang nasihat rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kebersihan Al Quran sepanjang masa; dunia malakut (langit) senantiasa dilindungi dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
  2. Hukum-hukum: Larangan terhadap homoseksual; kewajiban memainkan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW supaya memainkan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
  3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
  4. Dan lain-lain: Kejadian-kejadian dalam dunia ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian dunia dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

Referensi

  • Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

Pranala Luar


edunitas.com


Page 5

 
al-Hijr
الحجر
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Informasi
ManfaatAl-Hijr
(Nama gunung di negri Tsamud)
KlasifikasiMakkiyah
Surah ke15
JuzJuz 13 (ayat 1)
Juz 14 (ayat 2-99)
Statistik
Banyak ayat99 ayat

Surah Al-Hijr (bahasa Arab:الحجر, al-Hijr, "Al-Hijr") adalah surah ke-15 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 99 ayat dan termasuk kumpulan surah-surah Makkiyah. Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang ditinggali oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir perlintasan selang Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib masyarakatnya yaitu kaum Tsamud diterangkan pada ayat 80 mencapai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, sebab mendustakan Nabi Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surah ini benar juga kisah-kisah kaum lainnya yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth dan kaum Syu'aib . Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang nasihat rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kebersihan Al Quran sepanjang masa; dunia malakut (langit) senantiasa dilindungi dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
  2. Hukum-hukum: Larangan terhadap homoseksual; kewajiban memainkan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW supaya memainkan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
  3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
  4. Dan lain-lain: Kejadian-kejadian dalam dunia ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian dunia dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

Referensi

  • Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

Pranala Luar


edunitas.com


Page 6

 
al-Hijr
الحجر
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Informasi
ManfaatAl-Hijr
(Nama gunung di negri Tsamud)
KlasifikasiMakkiyah
Surah ke15
JuzJuz 13 (ayat 1)
Juz 14 (ayat 2-99)
Statistik
Banyak ayat99 ayat

Surah Al-Hijr (bahasa Arab:الحجر, al-Hijr, "Al-Hijr") adalah surah ke-15 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 99 ayat dan termasuk kumpulan surah-surah Makkiyah. Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang ditinggali oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir perlintasan selang Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib masyarakatnya yaitu kaum Tsamud diterangkan pada ayat 80 mencapai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, sebab mendustakan Nabi Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surah ini benar juga kisah-kisah kaum lainnya yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth dan kaum Syu'aib . Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang nasihat rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kebersihan Al Quran sepanjang masa; dunia malakut (langit) senantiasa dilindungi dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
  2. Hukum-hukum: Larangan terhadap homoseksual; kewajiban memainkan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW supaya memainkan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
  3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
  4. Dan lain-lain: Kejadian-kejadian dalam dunia ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian dunia dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

Referensi

  • Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

Pranala Luar


edunitas.com


Page 7

 
al-Hijr
الحجر
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Informasi
ManfaatAl-Hijr
(Nama gunung di negri Tsamud)
KlasifikasiMakkiyah
Surah ke15
JuzJuz 13 (ayat 1)
Juz 14 (ayat 2-99)
Statistik
Banyak ayat99 ayat

Surah Al-Hijr (bahasa Arab:الحجر, al-Hijr, "Al-Hijr") adalah surah ke-15 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 99 ayat dan termasuk kumpulan surah-surah Makkiyah. Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang ditinggali oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir perlintasan selang Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib masyarakatnya yaitu kaum Tsamud diterangkan pada ayat 80 mencapai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, sebab mendustakan Nabi Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surah ini benar juga kisah-kisah kaum lainnya yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth dan kaum Syu'aib . Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang nasihat rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kebersihan Al Quran sepanjang masa; dunia malakut (langit) senantiasa dilindungi dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
  2. Hukum-hukum: Larangan terhadap homoseksual; kewajiban memainkan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW supaya memainkan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
  3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
  4. Dan lain-lain: Kejadian-kejadian dalam dunia ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian dunia dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

Referensi

  • Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

Pranala Luar


edunitas.com


Page 8

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Jumlah ruku'1 ruku
Jumlah ayat7 ayat
Jumlah kata25 kata
Jumlah huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di selang surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah disingkap dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca terus-menerus dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman untuk Tuhan Yang Maha Esa ada dalam ayat 2, dimana diketengahkan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang ada dalam dunia ini. Di selang nikmat itu ialah : nikmat membikin, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah dikawal dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga dibuat menjadi sumber pelbagai jenis ilmu ilmu yang mampu menambah keyakinan manusia untuk keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, karenanya di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup diketengahkan dengan isyarat saja, tapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya untuk Engkau-lah kami menyembah, dan hanya untuk Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk untuk kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut untuk siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna janji untuk memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk. Ibadat yang ada pada ayat 5 semata-mata ditujukan untuk Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang dibuat menjadi sebab mampunya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, adil yang tentang keyakinan maupun adab, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian agung dari ayat-ayat Al -Quran ada isinya kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang sudah diceritakan diatas ada dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat lainnya.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits diketengahkan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berjalan untuk orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain diceritakan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada kekuatan dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca sesudah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diikuti dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Diceritakan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits diceritakan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin" diberitahukan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga belakang salat, dinamakan Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, ada pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada ketika itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena mampu mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku sudah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda untuk Umar, "Aku sudah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Untuk Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diketengahkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian belakang surat Al Faatihah diceritakan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga dinamakan Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tidak sah salat seseorang bila tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 9

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Banyak ruku'1 ruku
Banyak ayat7 ayat
Banyak kata25 kata
Banyak huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di selang surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah disingkap dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua pokok Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena banyak ayatnya yang tujuh dan dibaca terus-menerus dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman untuk Tuhan Yang Maha Esa ada dalam ayat 2, dimana diketengahkan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang ada dalam dunia ini. Di selang nikmat itu ialah : nikmat membikin, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah dikawal dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga diproduksi menjadi sumber pelbagai jenis ilmu ilmu yang mampu menambah keyakinan manusia untuk keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, karenanya di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup diketengahkan dengan isyarat saja, tapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya untuk Engkau-lah kami menyembah, dan hanya untuk Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk untuk kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut untuk siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna janji untuk memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk. Ibadat yang ada pada ayat 5 semata-mata ditujukan untuk Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang diproduksi menjadi sebab mampunya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, adil yang tentang keyakinan maupun adab, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian agung dari ayat-ayat Al -Quran ada pokoknya kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang sudah diceritakan diatas ada dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat lainnya.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits diketengahkan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berjalan untuk orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain diceritakan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada kekuatan dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca sesudah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diikuti dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga sampai keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Diceritakan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat sampai selesai membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits diceritakan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin" dikatakan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal sampai belakang salat, dinamakan Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, ada pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada ketika itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena mampu mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku sudah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda untuk Umar, "Aku sudah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Untuk Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diketengahkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian belakang surat Al Faatihah diceritakan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga dinamakan Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tidak sah salat seseorang bila tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 10

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Banyak ruku'1 ruku
Banyak ayat7 ayat
Banyak kata25 kata
Banyak huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di selang surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah disingkap dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua pokok Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena banyak ayatnya yang tujuh dan dibaca terus-menerus dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman untuk Tuhan Yang Maha Esa ada dalam ayat 2, dimana diketengahkan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang ada dalam dunia ini. Di selang nikmat itu ialah : nikmat membikin, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah dikawal dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga diproduksi menjadi sumber pelbagai jenis ilmu ilmu yang mampu menambah keyakinan manusia untuk keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, karenanya di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup diketengahkan dengan isyarat saja, tapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya untuk Engkau-lah kami menyembah, dan hanya untuk Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk untuk kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut untuk siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna janji untuk memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk. Ibadat yang ada pada ayat 5 semata-mata ditujukan untuk Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang diproduksi menjadi sebab mampunya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, adil yang tentang keyakinan maupun adab, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian agung dari ayat-ayat Al -Quran ada pokoknya kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang sudah diceritakan diatas ada dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat lainnya.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits diketengahkan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berjalan untuk orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain diceritakan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada kekuatan dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca sesudah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diikuti dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga sampai keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Diceritakan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat sampai selesai membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits diceritakan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin" dikatakan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal sampai belakang salat, dinamakan Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, ada pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada ketika itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena mampu mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku sudah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda untuk Umar, "Aku sudah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Untuk Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diketengahkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian belakang surat Al Faatihah diceritakan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga dinamakan Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tidak sah salat seseorang bila tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com


Page 11

 
al-Fatihah
الفاتحة
 
Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Ayah 1 s.d. Ayah 7

Informasi
GunaPembukaan
Nama lainFatihatul Kitab[1], Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Masani[2], al-Kanz[1], al-Wafiyah[1], al-Kafiyah[1], al-Asas[1], asy-Syafiyah[3], al-Hamd[1], as-Shalah[1], al-Ruqyah[1], asy-Syukru[1], ad-Du'au[1], asy-Syifa[1], al-Waqiyah[1]
KlasifikasiMakkiyah
Madaniyah[2]
Surah ke1
JuzJuz 1
Statistik
Jumlah ruku'1 ruku
Jumlah ayat7 ayat
Jumlah kata25 kata
Jumlah huruf113 huruf

Nama lain dari surah al-fatihah beserta penjelasannya

Mushaf Surah al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di selang surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah disingkap dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca terus-menerus dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman untuk Tuhan Yang Maha Esa ada dalam ayat 2, dimana diketengahkan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu untuk Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang ada dalam dunia ini. Di selang nikmat itu ialah : nikmat membikin, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berfaedah Tuhan atau Penguasa, tapi juga mengandung guna tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala dunia ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di dunia ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di dunia ini haruslah dikawal dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga dibuat menjadi sumber pelbagai jenis ilmu ilmu yang mampu menambah keyakinan manusia untuk keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna untuk warga. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, karenanya di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup diketengahkan dengan isyarat saja, tapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya untuk Engkau-lah kami menyembah, dan hanya untuk Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk.

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk untuk kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut untuk siksaan-Nya. Hal ini mengandung guna janji untuk memberi pahala terhadap afal yang adil dan ancaman terhadap afal yang buruk. Ibadat yang ada pada ayat 5 semata-mata ditujukan untuk Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang dibuat menjadi sebab mampunya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, adil yang tentang keyakinan maupun adab, hukum-hukum dan pelajaran. .

Kisah-kisah

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian agung dari ayat-ayat Al -Quran ada isinya kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang sudah diceritakan diatas ada dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat lainnya.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits diketengahkan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berjalan untuk orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain diceritakan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:

"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada kekuatan dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca sesudah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diikuti dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]

Diceritakan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya[8], misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dst-nya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]

Dalam salat, Al-Fatihah kebanyakan diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr kebanyakan didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits diceritakan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin" diberitahukan apabila imam mengucapkannya.[11]

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga belakang salat, dinamakan Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, ada pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada ketika itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena mampu mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Debu Bakar, aku sudah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Debu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda untuk Umar, "Aku sudah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Debu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Untuk Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian diketengahkan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian belakang surat Al Faatihah diceritakan permohonan hamba supaya diberi ajar oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga dinamakan Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

  • Al-Fatihah dalam beragam bahasa

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", Hidayah, Februari 2009
  2. ^ a b Departemen Agama RI (1987). hal 3
  3. ^ Hamzah (2003). hal 47
  4. ^ "Tidak sah salat seseorang bila tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Debu Awanah, dan Baihaqi. Baca Irwa' Hadits no. 302
  5. ^ HR. Muslim dan Debu 'Awanah
  6. ^ HR. Debu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 303
  7. ^ HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca Al-Irwa' Hadits no.506
  8. ^ HR. Debu Dawud dan dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca Al-Irwa' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab Muktafa 5/2.
  9. ^ HR. Tamam ar-Razi dalam Al-Fawaaid, Ibnu Debu Dawud dalam Al-Mushahif 7/2, Debu Nu'aim dalam Akhbaari Asbahan 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.
  10. ^ HR. Bukhari dan Debu Dawud dengan sanad sahih.
  11. ^ a b Muhammad Nashrudin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  12. ^ HR. Debu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya (1978). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
  • Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3

Pranala luar

  • (Inggris) Surah Al-Fatihah MP3
Surah Sebelumnya:
Al-Qur'anSurah Berikutnya:
Surah Al-Baqarah
Surah 1

edunitas.com