Berapa banyak pendaftar kartu pra kerja sepanjang tahun 2020

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan jumlah pendaftar program Kartu Prakerja mencapai 62.790.238 orang pada tahun ini. Namun, dari jumlah pendaftar tersebut, hanya 2.730.356 yang diterima sebagai peserta Kartu Prakerja.

"Terkait Kartu Prakerja ini pendaftarnya sudah 62,79 juta orang mencakup 513 kabupaten/kota," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Halal bi Halal virtual pada Rabu (19/5).

Sementara itu, jumlah peserta yang telah menyelesaikan pelatihannya sebanyak 2.730.357 orang. Dari jumlah tersebut, pihak Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja telah memberikan insentif sebesar Rp4,09 triliun kepada 2.601.513 peserta.


Hingga semester I 2021, pemerintah menargetkan program ini menyasar 2,7 juta orang. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mempersiapkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk enam bulan pertama pada 2021.

Airlangga menuturkan program Kartu Prakerja adalah semi bantuan sosial lantaran memberikan keterampilan sekaligus melindungi daya beli masyarakat. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 81,2 persen insentif dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, 88,9 persen peserta mengaku ketrampilannya meningkat usai mengikuti pelatihan.

"81 persen yang disurvei itu (insentif) dipakai untuk beli kebutuhan sehari-hari dan 94 persen digunakan untuk reskilling dan upskilling," imbuhnya.

Sementara itu, PMO belum membuka pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 17. Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menuturkan Kartu Prakerja gelombang 17 akan memanfaatkan kuota dari peserta yang dicabut jatahnya dari gelombang-gelombang sebelumnya.

Pasalnya, para peserta tersebut membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah ditetapkan sebagai penerima Kartu Prakerja dan menerima insentif pelatihan.

"Jadi, teman-teman yang sekarang belum mendapatkan program Kartu Prakerja itu sabar, kami akan buka gelombang 17 yang akan memanfaatkan dari ini tadi, yang tidak dimanfaatkan (insentifnya)," ujarnya dalam dialog bertajuk Prakerja Sudah Sampai Mana?.

Sebelumnya, PMO telah membuka gelombang 16 pada Kamis (25/3) dan ditutup pada Minggu (28/3). Kuota pada gelombang 16 sebanyak 300 ribu orang, yang merupakan sisa dari total kuota sepanjang semester I 2021, yakni 2,7 juta peserta.

Sementara itu, PMO telah menjaring 2,4 juta peserta Kartu Prakerja sejak gelombang 12-15. Setiap gelombangnya, PMO memberikan kuota bagi 600 ribu peserta.

Diketahui, setiap peserta Kartu Prakerja mendapatkan insentif sebesar Rp3,55 juta.

Insentif itu terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif pasca pelatihan Rp600 ribu per bulan selama empat bulan atau total Rp2,4 juta, dan insentif survei sebesar Rp50 ribu untuk 3 kali survei atau Rp150 ribu.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/bir)

Kartu Prakerja

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk membuka pendaftaran kartu prakerja gelombang 11. Hal ini mempertimbangkan sisa kuota dari penerima manfaat yang dicabut kepesertaannya.

Di sisi lain, Komite Cipta Kerja (KCK) melihat animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap program ini. Terbukti dari jumlah pendaftar yang mencapai 42 juta orang dari seluruh pelosok negeri.

"Sejak dimulai program kartu pekerja sejak 11 April 2020, respon dan antusiasme masyarakat untuk mengikuti program ini sangat tinggi," ujar Ketua Tim Pelaksana Komite Cipta Kerja, Rudy Salahuddin seperti dikutip, Rabu (4/11/2020).

Sebanyak 42 juta pendaftar Kartu Prakerja tersebut berasal dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. "Jadi tidak ada yang tersisa dari kabupaten/kota yang ada di Indonesia," kata Rudy.

Angka pendaftar Kartu Prakerja ini hampir delapan kali lipat lebih besar dari kuota peserta yang ditargetkan pemerintah. Berdasarkan rancangannya, pemerintah hanya menjaring 5,6 juta peserta dengan nilai bantuan Rp 20 triliun.

Mulanya, pendaftaran kartu prakerja hanya dibuka sampai dengan gelombang 10. Namun, dalam pelaksanaannya, ada penerima yang terpaksa dicabut kepesertaannya. Sehingga kuota yang kosong tersebut dialokasikan untuk gelombang tambahan.

Pencabutan kepesertaan ini karena peserta tidak melakukan pembelian pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah mereka dinyatakan lolos sebagai penerima Kartu Prakerja.

Gelombang 11 Jadi yang Terakhir

Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari memperkirakan Kartu Prakerja gelombang 11 ini menjadi rangkaian akhir dari program kartu prakerja di 2020.

Sebab, belum ada arahan lebih lanjut dari KCK terkait Kartu Prakerja gelombang selanjutnya. Sementara sisa waktu pelatihan di tahun ini makin sempit yakni kurang dari dua bulan.

"Karena ini sudah mendekati akhir tahun dan kita melihat bahwa pendaftar sudah diberikan kesempatan yang cukup luas untuk menerima kartu pekerja, untuk mengambil pelatihan," jelasnya.

Perpres ini sekaligus merevisi aturan pelaksanaan program Kartu Prakerja yang sebelumnya tertuang dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2020.

Cara Mudah Daftar Kartu Prakerja dan Fasilitas yang Didapat. (Sumber: Situs Resmi Kartu Prakerja)

Meski begitu, Denni meminta para pendaftar kartu Prakerja yang belum lolos agar tak berkecil hati. Sebab Komite Cipta Kerja (KCK) telah memastikan akan melanjutkan program ini di 2021.

"Pendaftar yang sudah memasukkan data yang belum lulus di tahun ini jangan berkecil hati karena masih bisa daftar di tahun depan jadi join 2021, data-data teman-teman masih tersimpan di kartu pra kerja jadi tidak perlu mengulang dari awal," tandasnya.

Penerima Manfaat di Tahun Ini, tak Bisa Dapat Lagi Tahun Depan

Namun, bagi yang sudah lolos dan menerima manfaat dari pelatihan tahun ini, maka tidak bisa mendaftarkan diri lagi tahun depan. “Peserta yang sudah menerima bantuan untuk tahun ini tidak akan menerima lagi tahun depan. Kami kedepankan prinsip pemerataan,” ujar Denni.

Denni belum menjelaskan secara rinci kuota penerima program bantuan tersebut untuk 2021. Namun, pihaknya memastikan konsep Kartu Prakerja 2021 nanti masih akan sama dengan 2020. Yakni menjaring para pencari kerja atau pekerja yang terdampak di-PHK agar memperoleh nilai tambah melalui pelatihan-pelatihan.

Ilustrasi kartu prakerja. Prakerja.go.id

Meski rangkaian program ini akan segera usai, realisasi insentifnya terbilang masih rendah. Yakni Rp 5,7 triliun dari total anggaran dalam PEN Rp 20 triliun. Insentif ini diberikan kepada 4,9 juta penerima yang telah menyelesaikan pelatihan pertama per 3 November 2020.

Denni menjelaskan, realisasi yang masih rendah ini lantaran pencairan insentif dilakukan per bulan. Besarannya, yakni Rp 600.000 untuk setiap peserta per bulan selama 4 bulan.

"Kenapa tidak banyak, karena Permenko (Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) menyatakan, kami menyalurkan Rp 600.000 per bulan itu ya perbulan, tidak bisa digelondong sekaligus," ujar dia.

Secara keseluruhan, peserta Kartu Prakerja akan mendapatkan insentif penuntasan pelatihan sebesar Rp 2,4 juta yang akan diberikan dalam empat bulan berturut-turut.

Selain insentif pra pelatihan, peserta Kartu Prakerja juga mendapatkan uang bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta serta uang pengisian survei sebesar Rp 150.000 untuk tiga kali pelatihan. Sehingga, jumlah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada peserta Kartu Prakerja mencapai Rp 3,55 juta.

Bisnis.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja telah mendapatkan perhatian besar dari masyarakat di masa pandemi ini, terbukti 75 juta orang yang mendaftar sejak pertama kali program ini diluncurkan pada tahun 2020 lalu.

Melalui Program Kartu Prakerja, pemerintah telah menyalurkan insentif sebesar Rp13,36 triliun pada tahun 2020 dan untuk tahun ini sebesar Rp9,42 triliun juga telah disalurkan sebagaimana tercatat per Oktober 2021.

"Program Kartu Prakerja inklusif menjangkau peserta di 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan jumlah penerima setiap provinsi mayoritas mengalami peningkatan," papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang bertemu langsung dengan para penerima Program Kartu Prakerja dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (8/10/2021).

Baca Juga : Serikat Pekerja Minta Kartu Prakerja dan BSU Diperpanjang

Menko Airlangga bertemu muka dan berbincang langsung dengan para alumni Program Kartu Prakerja di kawasan kuliner Karangmloko, Yogyakarta. Pertemuan yang diselenggarakan dengan konsep back to nature di area terbuka tersebut berlangsung dalam suasana yang hangat dan santai.

Setibanya di lokasi acara, Menko Airlangga memberi contoh dan mengajak seluruh yang hadir untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Sebagai informasi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki jumlah penerima Program Kartu Prakerja yang meningkat dari tahun 2020 ke 2021 dan berdasarkan jumlah penerima, berada di posisi ke-16 nasional.

Dari gelombang 1 hingga 21, total penerima Program Kartu Prakerja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 258.176 penerima. Secara rinci, jumlah penerima Program Kartu Prakerja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2020 terdapat 98.619 penerima dan tahun pada 2021 terdapat 149.557 penerima.

“Saya sangat mengapresiasi para alumni Program Kartu Prakerja yang ulet dan tetap bersemangat mengembangkan kemampuannya di masa pandemi dengan memanfaatkan program yang diinisiasi Pemerintah dan melihat ini sebagai peluang,” ujar Menko Airlangga.

Lima Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki jumlah penerima tertinggi adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo. Sebanyak 55 persen penerima merupakan lulusan SMA/SMK dan dari segi usia, sebanyak 30% penerima berada pada usia 26 hingga 35 tahun.

Keberhasilan Program Kartu Prakerja sangat bergantung kepada bagaimana penerimanya memanfaatkan pelatihan yang ada, kata Airlangga.

Oleh karena itu, Airlangga mengajak seluruh penerima Kartu Prakerja agar menggunakan kesempatan ini untuk skilling, upskilling, dan reskilling.

Adapun, para alumni Kartu Prakerja yang hadir berasal dari berbagai bidang mulai dari pemandu wisata, staf Tata Usaha di sebuah sekolah, pengajar lepas secara online, pekerja lepas pada sektor industri kreatif, karyawan perusahaan fintech, kuliner dan pemasaran digital.

Para alumni Program Kartu Prakerja di Yogyakarta ini membuktikan bahwa sertifikat dan manfaat yang didapat dari Program Kartu Prakerja tidak hanya bisa digunakan untuk berwirausaha tetapi juga bisa mendukung karir bagi mereka yang bekerja sebagai staf atau karyawan.

Melihat kesuksesan program ini, Airlangga menegaskan pemerintah akan kembali melanjutkan Kartu Prakerja tahun depan. “Program Kartu Prakerja ini akan diteruskan tahun depan,” ungkap Menko Airlangga.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :