Nama anjing yang dimiliki oleh ashabul kahfi adalah

MuslimTerkini.com – Tahukah sobat Muslim ada seekor anjing yang masuk surga? Anjing tersebut diceritakan dalam kisah Ashabul Kahfi. Kisah anjing Ashabul Kahfi ini diabadikan dalam Alquran surat Al Kahfi.

Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh pemuda dengan seekor anjing yang tertidur lelap di dalam gua selama 309 tahun. Mereka sembunyi untuk menyelamatkan diri dan mempertahankan keimanan. Kisah anjing Ashabul Kahfi bersama tujuh pemuda ini terjadi sebelum zaman Nabi Muhammad SAW.

Kisah anjing Ashabul Kahfi bersama tujuh pemuda begitu populer. Terutama di kalangan pelajar dan santri yang belajar agama Islam sejak kecil.

Baca Juga: Disebut Tidak Bermartabat, Badan Amal Muslim Irlandia: Kami Memberi Makan Mereka yang Lapar

Ketujuh pemuda Ashabul kahfi pergi bersama seekor anjing yang kemudian dijamin masuk surga oleh Allah. Berikut ini kisah Ashabul Kahfi yang dikutip dari berbagai sumber:

Alkisah, pada zaman dahulu ada seorang raja yang terkenal zalim. Raja yang zalim itu bernama Raja Decyanus. Raja tersebut memerintah pada 249 – 251 Masehi.

Pada zaman Raja Decyanus, semua rakyat diperintahkan untuk penyembah berhala. Jika ada yang tidak patuh, maka akan disiksa bahkan sampai dibunuh oleh Raja.

Semua rakyat pun menyembah berhala sesuai perintah Raja, kecuali tujuh pemuda Ashabul Kahfi. Kabar tentang tujuh pemuda yang taat ini pun sampai ke telinga sang raja.

Mengetahui ada rakyatnya yang tidak menyembah berhala, sang raja marah lalu memanggil ketujuh pemuda tersebut. Mereka diminta untuk mengikuti kepercayaan Raja, yakni sama-sama menyembah berhala.


Page 2

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan Kemenag Milik Semua Agama

Namun karena pemuda Ashabul Kahfi taat, mereka menolak perintah Raja. Pemuda Ashabul Kahfi memilih untuk mempertahankan keimanan mereka kepada Allah.

Mendengar penolakan tersebut, Raja sangat murka. Raja pun memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk memburu pemuda Ashabul Kahfi dan membunuhnya. Mereka pun lari dari wilayah kerajaan bersama seekor anjing yang diberi nama Qithmir.

Ketujuh pemuda tersebut memutuskan untuk masuk dalam gua dan bersembunyi di sana. Tidak ketinggalan, anjing juga ikut masuk ke dalam gua.

Di dalam gua, mereka bisa leluasa beribadah kepada Allah SWT. Mereka juga memanjatkan doa dan memohon agar senantiasa diberikan perlindungan oleh Allah dari raja yang kejam tersebut.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Kebijakan Pemulihan Ekonomi Indonesia Cerminkan Tujuan Syariah

Disebutkan bahwa gua tersebut berada di Gunung Tikhayus yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Luas gua juga hanya sekitar 30 meter persegi.

Allah berfirman dalam Alquran Surat Al Kahfi ayat 17 yang artinya:

"Engkau melihat matahari ketika terbit dan condong dari gua mereka ke sebelah kanan dan apabila terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedangkan mereka berada dalam tempat yang luas di dalam gua itu."

Dengan izin Allah, tujuh pemuda dan seekor anjing yang mengikuti ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun. Kemudian mereka dibangunkan kembali setelah mendengar suara seseorang yang membangun sebuah kandang di depan gua.


Page 3

Nama anjing yang dimiliki oleh ashabul kahfi adalah

Selasa, 26 Oktober 2021 | 22:09 WIB

Suara.com - Ashabul Kahfi menjadi salah kisah paling populer di kalangan umat muslim. Kisah tersebut secara lengkap diterangkan dalam Q.S Al-Kahfi ayat 9-26.

Ashabul Kahfi bercerita tentang tujuh pemuda yang hidup bersama seekor anjing di dalam gua selama ratusan tahun karena menghindari raja yang zalim.

Mereka adalah Muksalmina, Tamlikha, Marthunis, Nainuwis, Sariyulis, Dzunawis, Falyastathyunis, dan anjing bernama Qithmir atau Himran.

Dikutip dari harakah.id, Jumat (1/5/2020), Quraish Shibab memaparkan tafsiran mengenai jejak Ashabul Kahfi lewat karyanya yang berjudul Al Misbah.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Berikan Mahar Rp 1 Miliar untuk Nikahi Khadijah

Quraish Shihab yang merujuk pada kitab AL-Muntakhab bercerita, terdapat dua peristiwa besar yang menandai keberadaan Ashabul Kahfi.

Peristiwa pertama yakni terjadi saat masa pemerintahan raja-raja Saluqi tepatnya saat penaklukan singgasana Suriah.

Raja Antiogos IV mewajibkan seluruh penganut Yahudi di Palestina yang saat itu telah masuk kekuasaan Suriah, untuk memeluk agama Yunani Kuno.

Untuk melancarkan keinginannya tersebut, Raja Antiogos IV yang bergelar Nabivanes (176-84 SM) melakukan propaganda dengan merusak tempat ibadah orang Yahudi. Ia juga membakar naskah Taurat tanpa tersisa.

Adapun jejak Ashabul Kahfi yang kedua terjadi saat kepemimpinan Kaisar Hadrianus pada zaman imperium Romawi.

Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Warga Kulon Progo Ditemukan Tewas dalam Sumur

Hadrianus memperlakukan orang Yahudi serupa dengan Antiogos. Namun, sikapnya mendapat pertentangan dari para pembesar Yahudi hingga berujung kekalahan.

Nama anjing yang dimiliki oleh ashabul kahfi adalah

Belakangan ini warganet meramaikan perbincangan tentang kaligrafi bertuliskan nama Ashabul Kahfi dan anjingnya. Sebagian warganet keberatan penyandingan nama Allah, nama-nama Ashabul Kahfi dengan anjing. Menurut mereka, tidak pantas nama Allah disandingkan dengan nama anjing.

Siapa sebenarnya nama anjing Ashabul Kahfi yang dipersoalkan warganet? Apakah penempatan bersama tokoh-tokoh mulia, bahkan nama agung Allah SWT merupakan bentuk pelecehan terhadap nama Allah?

Dalam artikel pendek ini kita akan flashback ke masa lalu dengan menelusuri kitab-kitab tafsir Al-Quran. Bagaimana pun, kepercayaan akan Ashabul Kahfir di kalangan umat Islam tidak bisa dilepaskan dari pernyatan dalam Al-Quran.

Kisah tentang Ashabul Kahfi diabadikan dalam Al-Quran. Bahkan dijadikan nama salah satu surat di dalamnya. Surat Al-Kahfi. Al-Kahfi berarti goa. Hal ini mengingatkan kisah tujuh orang pemuda beriman yang dipersekusi penguasa yang lalim. Mereka melarikan diri untuk menyelamatkan imannya. Mereka membawa serta seekor anjing gembalanya.

Kisah ini sangat heroik karena perjuangan mempertahankan iman melahirkan keajaiban. Mereka tertidur selama ratusan tahun hingga sang penguasa lalim mati dan kekuasaannya hancur. Setelah itu mereka terbangun dan menyaksikan dunia sudah berubah. Mereka menang dan menceritakan perjalanan hidupnya. Kisahnya dikenal dalam tradisi agama-agama samawi di Timur Tengah; Yahudi, Kristen dan Islam. Dalam tradisi Islam, kisah tentang para pemuda dan anjingnya diabadikan dalam Al-Quran dengan penuh penghormatan. Yang menarik adalah sekalipun Al-Quran tidak menyebutkan detail ceritanya, para ahli tafsir sejak era sahabat Nabi telah berupaya mengungkap detail ceritanya. Termasuk nama-nama tokoh-tokohnya. Dalam kitab tafsir paling klasik, misalnya Tafsir Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.) disebutkan bahwa Syaiban Abu Mu’awiyah (w. 164 H.), tabi’ut tabi’in senior, pernah mengatakan nama anjing dalam surat Al-Kahfi adalah Qithmir. Imam Ibnu Abi Hatim (w. 327 H.) dalam Tafsirnya meriwayatkan dari Mujahid yang mengatakan, “Nama anjing Ashabul Kahfi adalah Qithmir”. Riwayat yang sama disebut bersumber dari Al-Hasan Al-Basri, seorang tabi’in senior. Imam Al-Tsa’alibi (w. 427 H.) dalam kitab tafsir Al-Kasyaf Wa Al-Bayan meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa nama anjing Ashabul Kahfir adalah Qithmir.

Keterangan senada dari Ibnu Abbas disebutkan pula oleh Imam Al-Wahidi dalam kitab Tafsir Al-Wasith. Ia meriwayatkan dengan sanad lengkap,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: {مَا يَعْلَمُهُمْ إِلا قَلِيلٌ} قَالَ: أَنَا مِنْ أُولَئِكَ الْقَلِيلِ، وَهُمْ: مَكْسَلْمِينَا، وَتَمْلِيخَا، وَمَرْطُونَسَ، وَبَنْيُونَسَ، وَسَارَيُونَسَ، ودَنْوَانَسَ، وَكينشيطيونسَ، وَهُوَ الرَّاعِي، وَالْكَلْبُ اسْمُهُ قِطْمِيرٌ،

Dari Ibnu Abbas tentang firman Allah “Tidak mengetahui mereka kecuali sedikit orang”. Ibnu Abbas berkata, “Saya adalah di antara orang yang sedikit itu. Nama mereka adalah Maksalmina, Tamlikha, Martunas, Banyunas, Sarayunas, Danwanas, Kinsyithiunas, dan nama anjing mereka adalah Qithmir. Imam Ibnu Katsir (w. 774 H.) menyebutkan riwayat Imam Ibnu Asakir Al-Dimasyqi dari Al-Hasan Al-Basri bahwa nama anjing Ashabul Kahfi adalah Qithmir. Imam Ibnu Katsir menambahkan bahwa kemuliaan dan keberkahan Ashabul Kahfi meluber kepada anjing mereka, sehingga si anjing dapat turut dalam tidur yang penuh kemuliaan tersebut. Menurut Imam Ibnu Katsir, inilah faidah dari berkumpul dengan orang baik. Yaitu ketularan berkah dan kebaikan yang dilimpahkan kepada orang saleh.

Imam Ibnu Katsir menulis,

وَشَمَلَتْ كَلْبَهُمْ بَرَكَتُهُمْ فَأَصَابَهُ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ النَّوْمِ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ، وَهَذَا فَائِدَةُ صحبة الأخبار، فَإِنَّهُ صَارَ لِهَذَا الْكَلْبِ ذِكْرٌ وَخَبَرٌ وَشَأْنٌ.

Keberkahan Ashabul Kahfi meluber kepada anjing mereka. Maka anjing mereka turut serta dalam tidur yang dimuliakan tersebut. Ini adalah faidah bergaul dengan orang-orang pilihan. Karena pergaulan itulah, anjing Qithmir mendapatkan kehormatan dalam penyebutan, penceritaan, dan pengagungan (Tafsir Ibnu Katsir, 5/131).

Demikian kemuliaan anjing Qithmir yang disebut sebagian warganet sebagai anjing yang tidak pantas namanya disandingkan dengan nama-nama orang mulai, lebih-lebih dengan nama Allah.

Dalam ulasan di atas, jelas bahwa anjing Qithmir merupakan anjing yang disebut dengan penuh kehormatan oleh Allah dalam Al-Quran. Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa hal itu karena berkah bergaul dengan orang baik. Jadi, anjing Qithmir jelas lebih mulia dibanding orang-orang yang meragukan kemuliaannya.

Secara ringkas dapat dikatakan Qithmir adalah nama yang mulia karena disebut dalam Al-Quran dengan penuh kemuliaan. Menyandingkan nama mulia dengan nama Allah bukanlah pelecehan.