Mikroorganisme yang dapat menghasilkan antibiotik adalah ....

Merdeka.com - Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi (jamur) dan bakteri. Antibiotik memiliki khasiat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman serta sifat toksik (racun) yang ditimbulkan bagi manusia relatif lebih kecil. Cara kerja antibiotik yang paling penting adalah perintangan sintesa protein, dengan sintesa protein ini kuman menjadi musnah atau tidak berkembang.

Antibiotik merupakan obat yang berasal dari seluruh bagian tertentu mikroorganisme yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik tidak efektif untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, karena virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya melainkan bergantung pada tuan rumah.

Antibiotik selain membunuh mikroorganisme atau menghentikan reproduksi bakteri juga membantu sistem pertahanan alami tubuh untuk mengeleminasi bakteri tersebut. Contoh jenis antibiotik adalah penisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai berbagai jenis antibiotik yang terdapat dalam dunia kesehatan.

2 dari 5 halaman

Penggolongan jenis antibiotik berdasarkan struktur kimia dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Beta laktam, penisilin (contohnya: penisilin, isoksazolil penisilin, ampisilin), sefalosporin (contohnya sefadroksil, sefaklor), monobaktam (contohnya: azteonam) dan karbapenem (contohnya: imipenem).
  2. Tetrasiklin, contohnya tetrasiklin dan doksisiklin.
  3. Makrolida, contohnya eritromisin dan klaritromisin
  4. Linkomisin, contohnya linkomisin dan klindamisin
  5. Kloramfenikol, contohnya kloramfenikol dan tiamfenikol
  6. Aminoglikosida, contohnyastreptomisn, neomisin dan gentamisin.
  7. Sulfonamida (contohnya: sulfadizin, sulfisoksazol) dan kotrimoksazol (kombinasi trimetroprim dan sulfametoksazol).
  8. Kuinolon (contohnya: asam nalidiksat) dan fluorokuinolon (contohnya: siprofloksasin dan levofloksasin)
  9. Glikopeptida, contohnyavankomisin dan telkoplanin.
  10. Antimikrobakterium, isoniazid, rifampisin, pirazinamid.
  11. Golongan lain, contohnya polimiksin B, basitrasin, oksazolidindion.

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotik yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik (contohnya sulfonamid, trimetroprim, kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin dan klindamisin) dan ada yang bersifat membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakterisid (contohnya penisilin, sefalosporin, streptomisn, neomisin, kanamisin, gentamisin dan basitrasin).

3 dari 5 halaman

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:

  1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin.
  2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
  3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain, trimetoprim dan sulfonamid.
  4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon, nitrofurantoin.

Antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya. Terdapat dua klasifikasi, yaitu jenis antibiotik yang merusak dinding sel dan jenis antibiotik yang memodifikasi sintesis.

4 dari 5 halaman

1. Antibiotik Beta-Laktam

Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase. Jenis antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram -positif dan negatif. 

Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.

  • Penisilin: Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri (transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran kurang stabil secara osmotik.
  • Sefalosporin: Sefalosporin mempunyai mekanisme kerja sama dengan penislin dan dipengarungi oleh mekanisme resistensi yang sama, tetapi obat−obat tersebut lebih cenderung menjadi lebih resisten dibandingkan penislin terhadap beta-laktam.
  • Monobaktam (beta-laktam monosiklik): Aktivitas resisten terhadap beta-laktamase yang dibawa oleh bakteri Gram- negatif. Aktif terutama terhadap bakteri Gram-negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease, P. aeruginosa, H. influenzae dan gonokokus.
  • Karbapenem: Obat yang termasuk karbapenem adalah meropenem. Antibiotik ini dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan riwayat kejang.
  • Inhibitor beta-laktamase: Inhibitor beta-laktamase melindungi antibiotik beta-laktam dengan cara menginaktivasi beta-laktamase. Golongan antibiotik ini adalah asam klavulanat, sulbaktam, dan tazobaktam.

2. Basitrasin

Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama adalah basitrasin A. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan hipersensitivitas.

3. Vankomisin

Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA). Semua basil Gram-negatif dan mikobakteria resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam.

5 dari 5 halaman

Jenis antibiotik yang termasuk golongan ini adalah aminoglikosid, tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.

1. Aminoglikosida

Aminoglikosisda dihasilkan oleh jenis−jenis fungi Streptomyces dan Micromanospora semua senyawa dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula amino di dalam molekulnya yang saling terikat secara glukosidis. Dengan adanya gugusan-amino, zat-zat ini bersifat basa lemah dan garam sulfatnya yang digunakan dalam terapi mudah larut dalam air.

2. Tetrasiklin

Antibiotik golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat menghambat berbagai bakteri Gram-positif, Gram- negatif, baik yang bersifat aerob maupun anaerob, serta mikroorganisme lain seperti Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria. Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.

3. Kloramfenikol

Kloramfenikol aktif terhadap sejumlah organisme gram positif dan gram negatif, tetapi karena toksisitasnya penggunaan obat ini dibatasi hanya untuk mengobati infeksi yang mengancam kehidupan dan tidak ada alternatif lain. Antibiotik ini diindikasikan pada pasien dengan demam tifoid, infeksi berat lain terutama yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae, abses serebral, mastoiditis, ganggren, septikemia, pengobatan empiris pada meningitis.

4. Makrolid

Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa Enterococcus dan basil Gram- positif.

5. Klindamisin

Mekanisme kerja klindamisin sama dengan eritromisin. Klindamisin terutama diberikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob, seperti bakteri Bakteriodes fragilis yang sering kali menimbulkan infeksi abdomen yang diakibatkan trauma.

  Antibiotik merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Penisilin dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Penisilin merupakan antibiotik pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming tahun 1928, dan kemudian dikembangkan oleh Harold Florey pada tahun 1938. Penisilin telah diproduksi dan dipasarkan pada tahun 1944.

     Antibiotik sepalosporin C dihasilkan oleh jamur Cephalosporium. Sepalosporin C merupakan antibiotik menguntungkan yang dapat membunuh bakteri yang tahan terhadap penisilin. Antibiotik Streptomisin dihasilkan oleh jamur Streptomyces griseus yang dapat membunuh bakteri patogen yang tahan terhadap penisilin atau sepalosporin. Streptomisin telah digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis. 

     Antibiotik tidak secara langsung dikode oleh gen, tetapi dibuat di dalam sel dengan reaksi katalis enzim. Enzim disusun berdasarkan instruksi gen spesifik. Dengan teknologi fusi sel akan terjadi kombinasi gen dan sintesis enzim-enzim baru, sehingga mikroba dapat menghasilkan antibiotik baru. Saat ini telah banyak dihasilkan bermacam-macam antibiotik untuk kemoterapi kanker, anti bakteri, anti amuba, pengawet makanan, dan anti fungi seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Beberapa Antibiotik yang Penting Secara Ekonomi.

 Antibiotik Mikroorganisme Penghasil 
 Fungsi
 Aklasinomisin A Streptomyces antibioticus Anti Tumor
 Aktinomisin D Streptomyces antibioticus Anti Tumor
 Basitrasin Bacillus sp Anti Bakteri
 Bleomisin Streptomyces verticillium Anti Kanker
 Daurubisin Streptomyces peucetius Anti Protozoa
 Fumagilin Aspergillus sp Pembunuh Amuba
 Grisovulvin Penicillium sp Anti Fungi
 Kloramfenikol Cephalosporium sp Anti Bakteri
 Mitomisin C Streptomyces lavendulae Anti Tumor
 Mitramisin Streptomyces argillaceus Anti Tumor
 Nata Streptomyces Pengawet Makanan
 Nisin Streptomyces Pengawet Makanan
 Penisilin G Penicillium sp Anti Bakteri
 Rifomisin Nocordia sp Anti TBC
 Sepalosporium Acremonium sp Anti Bakteri
 Streptomisin Streptomyces sp Anti Bakteri
 Tetrasiklin Streptomyces sp Anti Bakteri