Lihat Foto Show
KOMPAS.com - Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, membran sel mempunyai sifat selektif yang berfungsi untuk mentransfer zat dari dan keluar sel. Fungsi ini biasa disebut sebagai transportasi sel. Sistem tranportasi zat pada sel menurut penggunaan energinya menjadi dua, yaitu transpor aktif dan transpor pasif. Dilansir dari Biokimia Kedokteran Dasar (2016), berikut penjelasan masing-masing sistem: Transpor PasifTranspor pasif merupakan sistem tranportasi sel yang tidak menggunakan energi, melaikan secara langsung dan spontan. Dalam tranpor pasif, zat yang ditransportasikan adalah zat-zat nonpolar seperti glukosa, air, dan oksigen. Baca juga: Transformasi Energi dan Metabolisme Sel Zat-zat polar akan sulit melewati membran sel, karena membran sel salah satu pembentuknya adalah lemak. Sistem transpor pasif terdiri atas difusi langsung, difusi terbantu, dan osmosis. Difusi LangsungDifusi adalah proses berpindahnya suatu zat yang berkonsentrasi tinggi menuju zat yang memiliki konsentrasi lebih rendah sehingga konsentrasi keduanya seimbang. Difusi langsung terjadi secara spontan tanpa perantara dan energi. Difusi terjadi karena sifat dari molekul-molekul yang bergerak. Difusi langsung terjadi pada transpor oksigen dari luar ke dalam sel.
Lihat Foto Difusi Terbantu Difusi terbantu berlangsung ketika transpor glukosa dari luar ke dalam sel dibantu perantara protein. Difusi terbantu terjadi karena glukosa tidak bisa melewati membran sel dengan sendirinya. Agar glukosa bias melewati membran dan masuk ke dalam sel, glukosa diikat pada protein pembawanya. Diagram yang menggambarkan peristiwa osmosis Osmosis merupakan perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota yang semakin encer ke anggota yang semakin pekat. Membran semipermeabel wajib bisa ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi bisa dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada anggota dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi anggota dengan konsentrasi yang semakin encer. Gaya per unit lapang yang dibutuhkan bagi mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang semakin pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang faedahnya bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis merupakan suatu topik yang penting dalam biologi sebab fenomena ini bisa menjelaskan mengapa cairan bisa ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Album
Faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang semakin kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan semakin mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap semakin cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Lapang permukaan membran: Kadar resapan menjadi semakin cepat jika lapang permukaan membran yang diadakan bagi resapan merupakan semakin agung. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang wajib dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis merupakan semakin cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi semakin cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Lihat pulaSumber : id.wikipedia.org, andrafarm.com, p2k.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dsb. Page 2Diagram yang menggambarkan peristiwa osmosis Osmosis yaitu perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota yang bertambah encer ke anggota yang bertambah pekat. Membran semipermeabel wajib dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada anggota dengan konsentrasi pekat dijadikan melebihi anggota dengan konsentrasi yang bertambah encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang bertambah pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif, yang berfaedah bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis yaitu suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa cairan dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Album
Faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang bertambah kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan bertambah mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap bertambah cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan dijadikan bertambah cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan yaitu bertambah agung. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang wajib dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis yaitu bertambah cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan dijadikan bertambah cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Lihat pulaSumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 3Diagram yang menggambarkan peristiwa osmosis Osmosis yaitu perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota yang bertambah encer ke anggota yang bertambah pekat. Membran semipermeabel wajib dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada anggota dengan konsentrasi pekat dijadikan melebihi anggota dengan konsentrasi yang bertambah encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang bertambah pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif, yang berfaedah bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis yaitu suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa cairan dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Album
Faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang bertambah kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan bertambah mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap bertambah cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan dijadikan bertambah cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan yaitu bertambah agung. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang wajib dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis yaitu bertambah cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan dijadikan bertambah cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Lihat pulaSumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 4Diagram yang menggambarkan peristiwa osmosis Osmosis yaitu perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota yang bertambah encer ke anggota yang bertambah pekat. Membran semipermeabel wajib dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada anggota dengan konsentrasi pekat dijadikan melebihi anggota dengan konsentrasi yang bertambah encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan bagi mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang bertambah pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif, yang berfaedah bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis yaitu suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa cairan dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Album
Faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang bertambah kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan bertambah mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap bertambah cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan dijadikan bertambah cepat jika luas permukaan membran yang diadakan bagi resapan yaitu bertambah agung. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang wajib dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis yaitu bertambah cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan dijadikan bertambah cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Lihat pulaSumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 5Diagram yang menggambarkan peristiwa osmosis Osmosis yaitu perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota yang bertambah encer ke anggota yang bertambah pekat. Membran semipermeabel wajib dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada anggota dengan konsentrasi pekat dijadikan melebihi anggota dengan konsentrasi yang bertambah encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang bertambah pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif, yang berfaedah bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis yaitu suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa cairan dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Album
Faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang bertambah kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan bertambah mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap bertambah cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan dijadikan bertambah cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan yaitu bertambah agung. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang wajib dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis yaitu bertambah cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan dijadikan bertambah cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Lihat pulaSumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 6Bagi artikel mengenai suku Komoro yang bermula dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiHukum budaya Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri dijadikan salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipakai.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan berbagai hukum budaya dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipakai hanyalah Bahasa Perancis. Lebih kurang separuh penduduk Komoro benar di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan lebih kurang US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis bagi dijadikan degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilih bagi tetap dijadikan taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori adalah anggota dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte dijadikan sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh banyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro lebih kurang zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi hukum budaya Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang bermula dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, adalah daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Bagi penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi jualan di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi dijadikan 11 kesultanan. Pendudukan Arab di daerah bertambah meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan hukum budaya istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, hukum budaya dan agama juga bertambah benar di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan hukum budaya istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro bagi pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro bagi dijadikan sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro lebih kurang tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis bagi kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat bagi merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih bagi tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak bagi menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro dijadikan Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia dijadikan presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi bagi Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia bermula dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati berbagai macam olahraga cairan.[18] Bagi wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang benar di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno dijadikan tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab dijadikan salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang benar di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipromosikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipromosikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang adun yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Benar pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika banyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali saluran pribadi.[20] Lihat pula
Footnote
Pranala luar
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 7Bagi artikel mengenai suku Komoro yang bermula dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiHukum budaya Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri dijadikan salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipakai.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan berbagai hukum budaya dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipakai hanyalah Bahasa Perancis. Lebih kurang separuh penduduk Komoro benar di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan lebih kurang US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis bagi dijadikan degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilih bagi tetap dijadikan taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori adalah anggota dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte dijadikan sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh banyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro lebih kurang zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi hukum budaya Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang bermula dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, adalah daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Bagi penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi jualan di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi dijadikan 11 kesultanan. Pendudukan Arab di daerah bertambah meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan hukum budaya istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, hukum budaya dan agama juga bertambah benar di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan hukum budaya istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro bagi pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro bagi dijadikan sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro lebih kurang tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis bagi kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat bagi merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih bagi tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak bagi menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro dijadikan Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia dijadikan presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi bagi Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia bermula dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati berbagai macam olahraga cairan.[18] Bagi wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang benar di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno dijadikan tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab dijadikan salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang benar di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipromosikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipromosikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang adun yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Benar pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika banyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali saluran pribadi.[20] Lihat pula
Footnote
Pranala luar
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 8Bagi artikel mengenai suku Komoro yang bersumber dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiHukum budaya Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri dijadikan salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipakai.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan berbagai hukum budaya dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipakai hanyalah Bahasa Perancis. Lebih kurang separuh penduduk Komoro benar di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan lebih kurang US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang luas wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis bagi dijadikan degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilih bagi tetap dijadikan taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori adalah anggota dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte dijadikan sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh banyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro lebih kurang zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi hukum budaya Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang bersumber dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, adalah daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Bagi penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi berdagang di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi dijadikan 11 kesultanan. Pendudukan Arab di daerah bertambah meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan hukum budaya istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, hukum budaya dan agama juga bertambah benar di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan hukum budaya istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro bagi pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro bagi dijadikan sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro lebih kurang tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis bagi kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat bagi merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih bagi tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak bagi menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro dijadikan Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia dijadikan presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi bagi Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia bersumber dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang mampu mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati berbagai macam olahraga cairan.[18] Bagi wisata religi, wisatawan mampu mengunjungi beberapa masjid agung yang benar di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno dijadikan tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab dijadikan salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang benar di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipasarkan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang mampu diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang adun yang mampu dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Benar pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika banyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang mampu mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali saluran pribadi.[20] Lihat pula
Footnote
Pranala luar
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 9Bagi artikel mengenai suku Komoro yang bersumber dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiHukum budaya Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri dijadikan salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipakai.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan berbagai hukum budaya dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipakai hanyalah Bahasa Perancis. Lebih kurang separuh penduduk Komoro benar di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan lebih kurang US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang luas wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis bagi dijadikan degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilih bagi tetap dijadikan taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori adalah anggota dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte dijadikan sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh banyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro lebih kurang zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi hukum budaya Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang bersumber dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, adalah daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Bagi penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi berdagang di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi dijadikan 11 kesultanan. Pendudukan Arab di daerah bertambah meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan hukum budaya istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, hukum budaya dan agama juga bertambah benar di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan hukum budaya istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro bagi pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro bagi dijadikan sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro lebih kurang tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis bagi kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat bagi merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih bagi tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak bagi menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro dijadikan Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia dijadikan presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi bagi Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia bersumber dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang mampu mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati berbagai macam olahraga cairan.[18] Bagi wisata religi, wisatawan mampu mengunjungi beberapa masjid agung yang benar di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno dijadikan tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab dijadikan salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang benar di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipasarkan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang mampu diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang adun yang mampu dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Benar pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika banyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang mampu mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali saluran pribadi.[20] Lihat pula
Footnote
Pranala luar
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 10Bagi artikel mengenai suku Komoro yang bersumber dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiHukum budaya Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri dijadikan salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipakai.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan berbagai hukum budaya dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipakai hanyalah Bahasa Perancis. Lebih kurang separuh penduduk Komoro benar di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan lebih kurang US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang luas wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis bagi dijadikan degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilih bagi tetap dijadikan taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori adalah anggota dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte dijadikan sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh banyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro lebih kurang zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi hukum budaya Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang bersumber dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, adalah daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Bagi penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi berdagang di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi dijadikan 11 kesultanan. Pendudukan Arab di daerah bertambah meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan hukum budaya istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, hukum budaya dan agama juga bertambah benar di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan hukum budaya istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro bagi pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro bagi dijadikan sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro lebih kurang tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis bagi kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat bagi merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih bagi tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak bagi menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro dijadikan Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia dijadikan presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi bagi Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia bersumber dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang mampu mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati berbagai macam olahraga cairan.[18] Bagi wisata religi, wisatawan mampu mengunjungi beberapa masjid agung yang benar di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno dijadikan tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab dijadikan salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang benar di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipasarkan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang mampu diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang adun yang mampu dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Benar pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika banyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang mampu mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali saluran pribadi.[20] Lihat pula
Footnote
Pranala luar
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. Page 11Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat juga
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 12Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat pula
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 13Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat pula
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 14Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat juga
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 15Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat juga
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 16Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat juga
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 17Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat pula
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 18Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro. Comores Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1] DemografiKebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika. Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis. Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4] EtimologiNama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5] GeografiKomoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7] Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10] SejarahSebelum penjajahanPenduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2] Pendudukan ArabPada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2] Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2] Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12] Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2] Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan. Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13] Pendudukan Perancis dan EropaPara pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2] Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15] KemerdekaanPada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis. Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2] Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2] PariwisataSeperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17] Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18] Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18] Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19] MediaSurat kabarMeskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20] Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21] Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20] Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23] Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte. RadioSeperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20] TelevisiKomoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20] Lihat pula
Catatan kaki
Pranala luar
Sumber : m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb. Page 19Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi berada di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 20Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi berada di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 21Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 22Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 23Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 24Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 25Oman ( /oʊˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam. Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5] Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8] GeografiPembagian administratifSejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11] Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat). Galeri gambar
Lihat juga
ReferensiPranala luarSumber : wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb. Page 26Republik Armenia atau diketahui sebagai Armenia saja (Tulisan asli dalam bahasa Armenia: Հայաստան, Hayastan, Հայք, Hayq), yaitu negara Eropa-Asia yang wilayah daratnya terjepit oleh negara lain. Negara ini bersamaan batasannya dengan Turki di sebelah barat, Georgia di sebelah utara, Azerbaijan disebelah timur, dan Iran serta eksklave Nakhichevan (yang masih daerah Azerbaijan atau eksklave) disebelah selatan. Armenia yaitu anggota dari Dewan Eropa dan Perserikatan Negara-Negara Merdeka dan selama berabad-abad dijadikan daerah lintasan dan penyeberangan daerah timur dan barat. EtimologiDalam bahasa Armenia, negara tersebut disebut Hayq, dan kemudian Hayastan, yang berfaedah tanah dari orang orang Haik, penambahannya istilahnya menjadikan nama Haik anggota dari imbuhan ‘-stan’ yang dalam bahasa Persia berfaedah tanah. Menurut legenda, Haik yaitu keturunan dari Nabi Nuh yang adalah moyang dari seluruh orang Armenia (menurut tradisi Armenia kuno). Haik bermukim di kaki Gunung Arafat, dan meninggalkan Armenia bagi membantu pembangunan Menara Babel, saat ia kembali, ia dikalahkan oleh Bel seorang Raja Babilonia (beberapa peneliti beranggapan bahwa ia dikalahkan oleh Nimrod pada tanggal 11 Agustus 2492 SM tidak jauh danau Van, sebelah selatan Armenia kuno (kini daerah ini masuk dalam daerah Turki). Hayq yaitu nama yang diberikan pada Armenia oleh negara-negara lain yang mengelilinginya. Nama ini diambil dari suku terkuat yang tinggal di tanah Armenia kuno, dan menamakan diri mereka ‘’Armens’’. Secara tradisional nama ini diturunkan dari Armenak atau Aram (keturunan Haik). Menurut penelitian yang dilakukan dari sisi Yahudi dan Kristen nama ‘Armenia’ diambil dari Har-Minni yang berfaedah Gunung Minni (atau Mannai). Penjelasan yang diambil dari saat pra-Kristen beranggapan bahwa Nairi, yang berfaedah tanah yang dialiri oleh sungai-sungai, yaitu nama kuno yang diberikan bagi daerah pegunungan yang terdapat di negara itu dan nama ini dipakai oleh bangsa Asyur lebih kurang tahun 1200 SM; namun Inskripsi Behistun yang terdapat di Iran dan dilansir bermula dari tahun 521 SM tercatat menuliskan Armenia. SejarahArmenia telah ditinggali oleh manusia sejak zaman prasejarah, dan telah diusulkan adalah tempat situs dari Taman Firdaus yang termuat di Alkitab. Armenia yaitu daerah kekaisaran yang kaya akan hukum budaya hingga pada akhir zaman 1, dan daerahnya terbentang mulai dari Laut Hitam hingga Laut Kaspia serta Laut Mediterania pada zaman pemerintahan Tigranes Agung. Namun lokasi strategis Armenia yang terletak di selang dua benua telah dijadikan magnet bagi jumlah penjajah, termasuk bangsa Assyriah, Persia, Yunani, Romawi, Bizantium, Mongol, Arab, Turki Ottoman, dan Mongolia. Pada 301 M, Armenia dijadikan negara pertama di dunia yang mengakui Agama Kristen sebagai agama resmi suatu negara, dua belas tahun sebelum Kekaisaran Romawi memberikan toleransi resmi bagi agama Kristen dibawah Galerius, dan 30-40 tahun sebelum Konstantin di baptis. Walaupun benar komunitas-komunitas keagamaan lain sebelum Kristen, saat negara ini dijajah komunitas-komunitas ini dialihkan agamanya oleh para penyebar agama Kristen (misionaris). Setelah berulangkali dijajah dan diubah oleh dinasti-dinasti yang tidak sama termasuk oleh Parthian (Iran), Romawi, Bizantintium, Arab, Mongol, dan Persia – Armenia dijadikan lemah. Pada tahun 1500an kekaisaran Ottoman dan Safavid Persia membelah Armenia. Pada tahun 1813 dan 1828, Armenia modern (terdiri dari Erivan dan Karabakh yang masih adalah daerah kesultanan Persia) dijadikan salah satu daerah Kekaisaran Rusia bagi sementara. Demikianlah keadaanya Revolusi Bolshevik di Petrograd memungkinkan Armenia dijadikan republik merdeka dalam waktu yang singkat, kemudian dijadikan anggota dari Uni Soviet lagi. Wilayah Armenia yang dikuasai Uni Soviet kemudian digabungkan dengan wilayah Georgia dan Azerbaijan dijadikan Republik Sosialis Soviet Transkaukasus pada tahun 1922 dan 1936. Lalu pada tahun 1936 hingga 1991 Armenia berdiri dijadikan wilayah sendiri sebagai Armenia SSR walaupun masih dijadikan anggota dari Uni Soviet. Pada masa-masa akhir Kekaisaran Ottoman pada tahun 1915 hingga 1922, beberapa agung dari penduduk Armenia yang tinggal di Anatolia "hilang". Hal ini kemudian diketahui sebagai pembantaian orang Armenia atau Genosida Armenia, yang diyakini oleh orang-orang Armenia dan beberapa agung sejarahwan barat sebagai pembunuhan masal yang didukung/ dilakukan oleh pemerintahanan suatu negara. Namun otoritas Turki membantah hal ini dan berkeras bahwa angka kematian yang terjadi yaitu akhibat dari perang sipil dan diperparah dengan penyebaran wabah penyakit dan kelaparan dan korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Agak angka jumlah penduduk Armenia yang terbunuh berkisar dari 650.000 hingga 1.500.000 dan peristiwa ini diperingati setiap tahun pada tanggal 24 April. Rakyat Armenia dan beberapa negara lainnya di dunia telah mengadakan kampanye selama 30 tahun supaya peristiwa ini diakui sebagai tindakan genosida yang brutal, namun jumlah negara lain memberikan tekanan pada gerakan ini dan tidak ingin mengakui secara sah bahwa pembantaian masal di Armenia digolongkan sebagai genosida. Armenia masih disibukkan oleh konflik berkepanjangan dengan Azerbaijan mengenai Nagorno-Karabakh, enklave yang beberapa agung ditinggali oleh rakyat Armenia. Menurut Armenia Nagorno-Karabakh dijadikan anggota dari Azerbaijan dampak ulah Stalin yang memasukkan daerah tersebut dijadikan anggota dari Soviet Azerbaijan. Konflik militer selang Armenia dan Azerbaijan dimulai pada tahun 1988, dan peperangan memuncak saat kedua negara merdeka dari Uni Soviet tahun 1991. Pada bulan Mei 1994, saat gencatan senjata, tingkatan perang Armenia berhasil mengambil alih tidak saja Nagorno-Karabakh tetapi juga daerah-daerah lainnya yang disengketakan dengan Azerbaijan dan dinyatakan sebagai haknya. Kondisi ekonomi kedua negara ini dalam kondisi pincang dampak perang yang berkepanjangan dan tidak demikianlah keadaanya resolusi damai. ProvinsiArmenia terbagi dijadikan 11 provinsi (marz): Peta pembagian provinsi Armenia
BahasaBanyakan Armenia Sirilik (92%) Rusia (8%). Lihat pulaPranala luarSumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. |