Apa yang dimaksud Panca Yama dan Nyama Brata?

Om Swastyastu, sebelumnya saya sudah tulis tentang pengertian Panca Yama Brata dan Bagiannya, kali ini saya akan mencoba menulis tentang Panca Nyama Brata dan bagian-bagiannya. Biasanya keduanya dibahas menjadi satu dimana ada Panca Yama Brata di situ juga dibahas tentang Panca Nyama Brata, makanya keduanya sering digabungkan menjadi Panca Yama dan Nyama Brata dalam pembahasannya.

Apa yang dimaksud Panca Yama dan Nyama Brata?

Pengertian Panca Nyama Brata adalah lima sifat atau sikap pengendalian diri yang diarahkan pada tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin atau sering  juga disebut sebagai pengendalian diri tingkat kedua. Panca Nyama Brata terdiri dari lima bagian yaitu:

Akroda artinya tidak marah, kemarahan adalah salah satu musuh dalam diri manusia maka dari itu sifat marah perlu dikendalikan dengan kesabaran dan sifat rendah hati. Untuk itu latihlah diri untuk bisa mengendalikan marah dengan cara memupuk sifat cinta kasih terhadap sesama, bersifat sabar, bersifat tenang, tidak mudah emosi dan mengendalikan pikiran dan keinginan.

Guru Susrusa artinya hormat dan bakti terhadap Guru karena telah mengajarkan kita banyak ilmu tentang agama dan kebaikkan. Kita harus taat dan tekun dalam menjalankan ajaran-ajaran dan nasehat Guru, karena setiap ajaran dan nasehat Guru pasti untuk kebaikkan. Ada empat Guru yang harus dihormati yang disebut dengan Catur Guru yang terdiri dari:Guru Rupaka/Reka yaitu orang tua.Guru Pengajian yaitu Guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah.Guru Wisesa yaitu Pemerintah yang memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya.Guru Swadyaya yaitu Guru alam semesta atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena Beliulah guru dari segala Guru yang ada di dunia ini.Dalam penerapannya hormat kepada Guru, seorang anak didik seahrusnya mempunyai sifat berikut ini supaya menjadi murid yang baik dan suskses.Adhyaya artinya rajin belajar.Swadyaya artinya belajar sendiri.Arcana artinya melakukan pemujaan.

Brata artinya melakukan pengendalian diri atau pentangan.

Sauca artinya suci lahir dan bathin, hal ini dapat dilakukan dengan menyucikan tiga dasar perilaku yang biasanya disebut dengan Tri Kaya Parisuda yang terdiri dari tiga bagian yakni:Manacika artinya menyucikan diri dalam pikiran.Wacika artinya menyucikan diri dalam perkataan.Kayika artinya menyucikan diri dalam perilaku atau perbuatan.Tri Kaya Parisuda tersebut sering kita ucapkan saat melaksakan puja Tri Sandya bait ke-6.

Dalam kitab Silakrama disebutkan bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh atau jiwa dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.

Aharalagawa artinya makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh kita dan tidak membuang makanan, bisa juga diartikan makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan gizi tubuh kita. Makanan yang kita makan dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:Bersifat Satwika contohnya nasi, buah, susu, sayuran, madu dan kacang-kacangan.Bersifat Rajasika contohnya makanan yang pedas.

Bersifat Tamasika contohnya makanan yang sudah basi atau tidak layak untuk dimakan.

Apramada artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban atau lalai. Kelalaian menyebabkan petaka dan kehancuran. Orang kadang sering lalai dengan masalah yang kecil namun kadang bisa berakibat fatal. Apramada juga berarti tidak sombong karena sifat sombong itu berbahaya karena bisa menimbulkan permusuhan.

Nah itulah penjelasan serta bagian-bagian dari Panca Nyama Brata, semoga bermanfaat, Om Santhi, Santhi, Santhi Om.

Tan satyaujah pra dahatu

Agnir vaisvanaro vrsa

Yo na durasyad dipsac ca

Atho yo no aratiyat

Terjemahannya

Semoga Tuhan yang memiliki kekuatan dan kebenaran yang berguna bagi manusia pelimpah kebahagiaan dan memusnahkan yang membahayakan dan bermusuhan

Atharvaveda, IV.36.1

A. SIKAP DAN PERILAKU YANG MENUNJUKKAN NILAI-NILAI PANCA YAMA BRATA DALAM KEHIDUPAN

Perenungan

Aśmanvatī rīyate saṁ rabhadhvam

uttiṣṭhata pra taratā sakhāyaḥ

atrā jahāma ye asan aśevaḥ

śivān vayam uttaremābhi vājān

Terjemahan adalah.

Dunia penuh dosa dan duka seperti air sungai terhalang batu besar

Tekun, bangkit dan sebrangilah sungai itu

Tinggalkan persahabatan dengan orang tercela

Untuk mencapai kesejahtraan dan kemakmuran.

Rgveda, V.51.15

Memahami teks

Panca Yama Brata adalah ajaran pengendalian diri yang akan membawa manusia pada kebahagiaan baik secara jasmani maupun rohani. Pengendalian diri merupakan sesuatu yang sulit dilakukan, namun berdampak positif bagi yang melakukaannya. Manusia selalu dihadapkan pada konflik batin untuk memilih jalan yang baik dan jalan yang buruk. Jalan yang baik selalu sempit untuk dilewati sedangkan jalan yang tidak baik membentang begitu luas untuk dilewati. Jalan baik menuntut komitmen yang kuat bagi seseorang karena sangat sulit untuk dilewati. Di jaman Kali Yuga, jalan yang baik semakin sulit dilalui karena keterikatan dunia maya terhadap manusia semakin kuat. Manusia semakin sulit memahami kebenaran dan cenderung melihat kebenaran dari sudut pandang materialisme.

Ajaran Panca Yama Brata sebagai bentuk pengendalian diri memang sulit untuk dilakukan. Pelaksanaannya menuntut sikap disiplin yang kuat dalam diri seseorang. Panca Yama Brata harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari sehingga seseorang akan menjadi orang yang baik. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan Panca Yama Brata dimulai dari hal-hal yang sifatnya sederhana. Pemahaman terhadap masing-masing pembagian dari Panca Yama Brata akan membuat pengimplementasian ajaran ini menjadi lebih mudah. Perwujudan Panca Yama Brata dalam kehidupan sehari-hari dapat dilaksanakan dalam sikap dan perilaku sederhana seperti diuraikan berikut ini.

1. Ahimsa

Sikap dan perilaku ahimsa  dapat diwujudkan dengan mengembangkan rasa kasih sayang terhadap sesama dan mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Menyayangi keluarga, guru di sekolah dan teman merupakan wujud ahimsa.  Mengembangkan rasa kasih terhadap mahluk ciptaan Tuhan yang lain seperti tumbuhan dan binatang juga merupakan perwujudan ahimsa. Dengan mengembangkan rasa kasih sayang terhadap semua mahluk, maka rasa kasih itu akan berbalik pada diri sendiri. Apabila seseorang menyayangi dan mengasihi orang lain maka orang lain juga akan melakukan hal yang sama pada dirinya. Begitu juga apabila kasih sayang ditujukan terhadap alam, alam juga akan memberikan respon yang sama pada diri setiap orang. Orang yang merawat tumbuh-tumbuhan dengan kasih sayang, maka tumbuhan tersebut akan menjadi subur dan memberikan bunga ataupun buah yang banyak kepada yang merawatnya. Binatang yang di rawat dengan kasih sayang akan menjadi jinak pada yang merawatnya.

2. Brahmacari

Sikap dan perilaku Brahmacari secara diwujudkan dengan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Ilmu pengetahuan akan mengantarkan manusia untuk mencapai kesempurnaan. Sikap disiplin diperlukan bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Beberapa hal berikut merupakan perwujudan sikap dan perilaku Brahmacari yang merupakan bagian dari disiplin untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diantaranya: rajin belajar, sekolah tepat waktu, mengembangkan wawasan dengan rajin berdiskusi baik dengan teman maupun dengan guru, menghormati guru, menyukai semua mata pelajaran, dan masih banyak lagi. Sebagai seorang siswa maka mentaati segala bentuk peraturan di sekolah merupakan bagian dari Brahmacari.

3. Satya

Sikap dan perilaku satya diwujudkan dengan menanamkan kejujuran dari dalam hati. Dengan kejujuran maka seseorang akan hadir sebagai sosok yang konsisten terhadap kebenaran. Satya hrdaya atau pikiran yang benar akan terlahir dari orang-orang yang jujur, hal ini akan berdampak pada perkataan yang benar pula  atau satya wacana. Pikiran dan perkataan yang dilandasi oleh kejujuran juga akan berdampak perbuatan yang benar atau satya laksana. Kejujuran juga akan membuat seseorang bergaul secara benar. Bergaul secara benar adalah menunjukkan perilaku secara benar terhadap teman dan apabila terjadi perilaku menyimpang dari teman, maka harus berani secara jujur mengatakannya. Semaya atau janji yang dilandasi oleh kejujuran tidak akan menimbulkan janji-janji palsu. Seseorang yang berjanji dengan kejujuran mengetahui betul batas kemampuannya untuk memenuhi janji yang diucapkan, sehingga untuk memenuhinya tidak akan sulit.

4. Awyawahara

Keterikatan pada keduniawian bukan berarti seseorang melupakan dirinya sedang hidup di dunia ini dan berperilaku asing pada masyarakat. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang berbudaya dan hidup di masyarakat harus memperhatikan budaya yang berkembang didalamnya. Sikap dan perilaku awyawaharika dilakukan dengan tidak menggantungkan sepenuhnya hidup ini pada pemenuhan harta. Harta diperlukan dalam hidup ini untukkeperluah hidup. Orang yang melaksanakan awyawaharika menghidupi dirinya dengan harta yang diperoleh dengan jalan yang benar. Apabila harta yang didapatkan dengan cara yang benar ternyata berlebihan dari keperluannya untuk hidup, maka dengan senang hati ia akan membaginya dengan orang yang membutuhkan. Selalu bekerja dengan menunjukkan kualitas terbaik dan memasrahkan kepada Tuhan akan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya adalah juga bentuk  sikap dan perilaku awyawaharika.

5. Asteya atau Asteneya

Perbuatan mencuri merupakan perbuatan dosa dan tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Seseorang harus bisa terpuaskan oleh hasil kerja yang dilakukannya. Terkadang seseorang membutuhkan sesuatu yang tidak dimiliki, namun ada orang lain yang memilikinya. Sebagai mahluk sosial sudah seharusnya seseorang saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dimiliki, maka meminjam atau meminta adalah jalan yang sangat mulia sebagai bagian dari mahluk sosial. Bukan dengan mencuri dari orang lain. Mencuri dalam artian yang luas sebenarnya adalah bentuk perbuatan mengambil sesuatu yang bukan merupakan haknya. Seseorang melakukan tidakan korupsi sesungguhnya juga merupakan perbuatan mencuri. Sikap dan perilaku Asteya atau Asteneya sesungguhnya diwujudkan dengan cara yang sangat sederhana yaitu tidak mengambil sesuatu yang bukan merupakan hak seseorang.

TUGAS KELOMPOK

Petunjuk untuk Tugas Kelompok

-Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa.

-Masing-masing kelompok mendiskusikan dan mencatat sikap dan perilaku sebagai seorang siswa dalam mewujudkan Panca Yama Brata.

-Dibawah bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan tugas di depan kelas.

-Siswa lain memberikan tanggapan dan masukan terkait hasil presentasi.

-Guru memberikan konfirmasi dan kesimpulan hasil presentasi.

B. Sikap dan Perilaku yang menunjukkan nilai-nilai Panca Niyama Brata dalam kehidupan

Perenungan

Santa dyauh santa pthivi

Santam idam urvantariksam

Santa udanvatir apah

Santa nah santu osadhih.

Terjemahan adalah.

Semoga langit penuh kedamaian

Semoga bumi bebas dari gangguan

Semoga lapisan udara di bumi tenang

Semoga air sejuk dan tanaman bermanfaat.

 Atharvaveda, XIX.9.1.

Memahami teks

Pengendalian tingkat lanjut atau yang dikenal dengan Panca Nyama Brata diwujudkan kedalam sikap dan perilaku yang didasari pengendalian yang sifatnya kedalam diri. Seseorang dalam tahap ini harus lebih banyak melakukan instropeksi diri untuk selanjutnya menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Panca Nyama Brata. Perwujudan sikap dan perilaku yangsesuai dengan ajaran  Panca Nyama Brata diuraikan seperti berikut ini.

1. Akrodha

Rasa marah di dalam diri merupakan benih penderitaan yang apabila dibiarkan akan dapat menghancurkan karakter seseorang. Menghilangkan perasaan marah akan membuat seseorang bisa menjadi lebih tenang dalam menghadapi situasi buruk. Sikap dan perilaku yang harus dikembangkan seseorang ketika berhadapan dengan perasaan marah diantaranya adalah mengendalikan pikiran. Apabila  kemarahan muncul dalam diri seseorang, maka yang pertama yang harus dilakukan adalah membuat pikiran melupakan hal-hal buruk dan mengarahkannya pada hal-hal baik. Pada dasarnya setiap orang pernah melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk. Dengan melihat hal-hal baik pada orang lain, maka kemarahan yang timbul sebagai akibat perbuatan orang lain akan dapat diringankan. Ketenangan diri seseorang akan membuatnya menjadi lebih sabar dalam menghadapi situasi apapun.

2. Guru Susrusa

Menghormati catur guru merupakan bentuk kemuliaan dari sifat seseorang. Sikap dan perilaku yang menunjukkan rasa hormat kepada catur guru akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan baik dalam hidup di maupun di dunia akhirat. Alam semesta tempat manusia ini tinggal diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib menghormati Tuhan (guru swadiaya). Manusia terlahir karena jasa dari orangtuanya, oleh karena itu setiap orang punya hutang pada orang taunya (guru rupaka) dan wajib untuk menghormatinya. Guru disekolah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada seseorang sehingga menjadikannya sebagai orang berpengetahuan, oleh karena itu setiap orang harus menghormati guru disekolah. Pemerintah mengatur kehidupan bagi rakyatnya sehingga tercipta tatanan masyarakat yang damai dan sejahtera sehingga merupakan kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati pemerintahannya. Sikap dan perilaku yang menunjukkan rasa hormat dan bhakti kepada catur guru menunjukkan sikap susila dari seseorang.

3. Sauca

Kesucian diri baik jasmani maupun rohani sangat diperlukan agar seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan baik di dunia ini. Sikap dan perilaku yang mendukung kesucian jasmani maupun rohani diantaranya adalah dengan menjaga kebersihan tubuh maupun pikiran seseorang. Tubuh seseorang dibersihkan dengan air sedangkan pikirannya disucikan dengan kebijaksanaan. Kondisi tubuh dan pikiran saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Orang yang tubuhnya bersih namun pikirannya kotor maka kebahagiaan akan jaur darinya. Begitu juga seseorang yang pikirannya bersih namun tubuhnya kotor, maka kekotoran tubuhnya akan mengganggu pikirannya.

4. Aharalaghawa

Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya, namun terkadang manusia memakan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh tubuhnya. Prilaku buruk dalam mengkonsumsi makanan akan berdampak buruk bagi kesehatannya. Sikap dan prilaku yang menunjukkan aharalaghawa akan membuat manusia memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Rasa syukur terhadap makanan yang dihidangkan merupakan bentuk sederhana dari aharalaghawa. Terkadang seseorang mengambil makanan berlebihan dan tidak menghabiskannya. Hal ini merupakan bentuk arogansi seseorang. Masih banyak orang yang merasa kelaparan karena tidak adanya makanan yang mencukupi untuk diri dan keluarganya. Membuang makanan merupakan perbuatan yang mengandung dosa. Seseorang seharusnya dapat mengukur makanan sesuai dengan kebutuhannya sehingga makanan tidak harus disia-siakan. Beberapa makanan yang tidak menyehatkan bagi tubuh juga harusnya dihindari, seperti makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol.

5. Apramada

Sikap dan perilaku yang menunjukkan apramada terlihat dari bagaimana seseorang menuntaskan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Setiap orang di dunia memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing. Tidak ada satu orangpun didunia ini yang bisa lepas dari tanggung jawab. Seseorang yang melalaikan tugas dan kewajibannya di dunia ini akan menjadi orang yang tidak berguna. sikap dan prilaku yang menunjukkan apramada diantaranya adalah dengan melaksanakan kewajiban secara ikhlas dan baik serta dengan sungguh-sungguh. Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan teliti sehingga akan dicapai kesempurnaan seperti yang diharapkan.

TUGAS KELOMPOK

Petunjuk untuk Tugas Kelompok

-Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa.

-Masing-masing kelompok mendiskusikan dan mencatat sikap dan perilaku sebagai seorang siswa dalam mewujudkan Panca Nyama Brata.

-Dibawah bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan tugas di depan kelas.

-Siswa lain memberikan tanggapan dan masukan terkait hasil presentasi.

-Guru memberikan konfirmasi dan kesimpulan hasil presentasi.

 C. Lagu-lagu Rohani yang berkaitan dengan pelaksanaan Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata

Perenungan

Ā yan me abhvaiṁ vanadaḥ pananto-

śighyo nāmimita varṇam

sa citreṇa cikite raṁsu bhāsā

jujurvāṁ yo muhur ā yuvā bhūt.

Terjemahan adalah.

Bila pikiran kami menikmati kejayaannya, menyanyikan doa pujiannya, ia memeberikan beraneka ragam warna terpilih kepada kami. Walaupun tampaknya tumbuh tua dan using, ia menjadi muda berulang-ulang.

 Ṛgveda, II.4.5.

Memahami teks

Umat Hindu dalam menjalankan ritual keagamaannya pada  umumnya diikuti dengan melantunkan lagu-lagu kerohanian. Lagu kerohanian berisikan syair-syair yang sarat dengan nilai etika moral ataupun pujaan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Lagu kerohanian dilantunkan dengan tujuan untuk menciptakan suasana tenang dan memunculkan semangat pemujaan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Lewat lagu kerohanian seseorang mengungkapkan rasa cinta kasihnya kehadapan Tuhan, yang bertujuan untuk mendapatkan balasan berupa kasih dan anugrah dari Tuhan.  Lag-lagu kerohanian berkembang disetiap daerah menyesuaikan dengan kondisi dan lingkungan masing-masing daerah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat jarak antara satu daerah dengan daerah lainnya tidak lagi dapat memisahkan umat Hindu dari berbagai daerah. Dengan semangat kebersamaan, banyak lagu-lagu kerohanian tercipta dengan bahasa Nasional sehingga dapat dinikmati oleh umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia. Munculnya lagu-lagu kerohanian yang bersifat Nasional merupakan sebuah ekspresi keagamaan dan bentuk kecintaan masyarakat terhadap Tuhan dan ajaran kebenaran yang diturunkan-Nya.

Generasi muda Hindu mulai bisa mengekspresikan sikap keagamaannya dengan berperan dalam penciptaan lagu-lagu kerohanian. Hal ini merupakan kegiatan positif yang harus dipupuk dan dikembangkan untuk melahirkan generasi yang sadar akan kebenaran dan berbuat untuk kebenaran. Melalui lagu kerohanian seseorang dikenalkan dengan ajaran-ajaran suci dan kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih.

Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata merupakan bentuk pengendalian diri yang akan melahirkan sikap susila dan keagamaan dalam diri seseorang. Kedua ajaran ini harus diajarkan pada diri setiap orang sehingga akan tercipta manusia Hindu yang berkarakter. Untuk bisa memasyarakatkan kedua ajaran ini, maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan lagu-lagu kerohanian yang berkaitan dengan ajaran Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata.

TUGAS KELOMPOK

Petunjuk untuk Tugas Kelompok

-Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa.

-Masing-masing membuat lagu rohani yang berkaitan dengan pelaksanaan Panca Yama Brata atau Panca Nyama Brata.

-Dibawah bimbingan guru, masing-masing kelompok menyanyikan lagu yang dibuatnya di depan kelas.

-Siswa lain memberikan tanggapan dan masukan terkait lagu yang diciptakan.

-Guru memberikan konfirmasi dan kesimpulan.

UJI KOMPETENSI

1.Berikanlah contoh sikap dan perilaku yang menunjukkan perbuatan ahimsa!

2.Manakan yang lebih penting dilakukan seseorang dalam menyucikan dirinya. apakah membersihkan badan atau membersihkan pikiran? Berikan alasannya!

3.Jelaskan apa pentingnya seseorang menghabiskan makanan ketika makan!

4.Jelaskan bagaimana caranya mengendalikan kemarahan!

5.Jelaskan bagaimana cara menunjukkan rasa hormat kepada guru di sekolah!

Was this article helpful?