[unpad.ac.id] Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah pada tubuh. Walaupun bisa dikatakan sebagai penanda adanya defisiensi nutrisi, anemia juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit. Konsultan hematologi pada Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dr. Delita Prihatini, Sp.PK(K), M.Kes., menjelaskan, anemia karena defisiensi nutrisi disebabkan oleh berkurangnya pasokan nutrisi sebagai bahan baku dalam membentuk sel darah merah. Pasokan nutrisi tersebut di antaranya zat besi, vitamin, asam folat, hingga protein. Saat menjadi pembicara pada Bincang Sehat yang digelar FK Unpad, Kamis (27/5), Delita memaparkan, proses pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah dalam tubuh dilakukan di sumsum tulang. Ibarat sebuah pabrik, jika pasokan bahan bakunya kurang optimal, akan berdampak pada kualitas hasil produksinya. Selain dari bahan baku yang kurang, ketidakoptimalan pembentukan sel darah merah juga disebabkan adanya kelainan pada “mesin pembuat” sel darah merah. Secara medis, kelainan ini disebut dengan penyakit talasemia. Faktor lainnya adalah anemia bisa terjadi karena kebutuhan darah yang meningkat. Kondisi ini terjadi tatkala seseorang mengalami perdarahan, sehingga rentan menyebabkan anemia. Delita mengungkapkan, untuk bisa membedakan anemia karena nutrisi dengan penyakit bisa melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang paling umum adalah melakukan pemeriksaan sel darah menggunakan mikroskop. Pemeriksaan menggunakan mikroskop dilakukan untuk memprediksi penyebab anemia secara awal. “Walaupun tidak terlalu tepat, tetapi (pemeriksaan) bisa memprediksi kelainan ini karena di pabrik, karena bahan bakunya, atau karena kebutuhan meningkat tadi. Terlihat dari bentuk sel darahnya,” terangnya. GejalaDosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad yang juga menjadi konsultan hematologi Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K), M.Kes., menuturkan, anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin di bawah rata-rata. “Anemia ini adalah kurang sel darah merah atau kurang darah, bukan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah tidak ada hubungannya dengan anemia,” ujar Susi. Kadar hemoglobin ideal berbeda-beda sesuai kelompok umur. Sesuai standar WHO, kadar hemoglobin untuk anak usia di bawah 5 tahun adalah 11 gram/desiliter. Sementara anak usia 5-10 tahun adalah 11,5 gram, anak usia di bawah 14 tahun kadar hemoglobinnya di bawah 12 gram, sedangkan di atas usia 14 tahun kadar hemoglobinnya mengikuti standar orang dewasa. Lebih lanjut Susi memaparkan, ada tanda-tanda yang umum tampak apabila seseorang mengalami anemia. Paling mudah bisa dilihat dari warna pada telapak tangan, kaki, dan bantalan kuku. Jika bantalan kuku lambat memerah saat ditekan dan dilepas kembali, maka itu bisa dikategorikan sebagai anemia. Selain itu, seseorang juga bisa mengecek kadar darah pada konjungtiva atau kelopak mata bagian dalam. Saat kelopak ditarik, apabila kongjungtiva merah, maka kadar darahnya masih normal. Gejala anemia yang kerap dijumpai adalah wajah pucat, gampang sesak, penurunan aktivitas, hingga mudah lelah. “Nanti anemia atua tidak harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan,” kata Susi. Bincang sehat ini dipandu pembawa acara Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad Dr. Gaga Irawan, dr., Sp.GK., M.Kes.*
Apa itu anemia kekurangan zat besi? Anemia ialah satu keadaan di mana badan kekurangan sel darah merah. Sel darah merah sangat penting untuk membawa oksigen ke seluruh badan. Terdapat banyak jenis anemia dan iron deficiency atau anemia disebabkan kekurangan zat besi adalah yang paling sering berlaku di kalangan kanak-kanak. Anemia akibat kekurangan zat besi terjadi apabila tubuh kekurangan zat besi untuk menghasilkan sel darah merah yang bermutu. Zat besi merupakan elemen yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi mengakibatkan badan tidak boleh menghasilkan hemoglobin (Hb) iaitu protein penting dalam sel darah merah yang mencukupi untuk membawa oksigen ke seluruh badan. Ini mengakibatkan badan kekurangan sel darah merah dan akan mengalami tanda-tanda seperti pucat dan mudah keletihan (gambar 1 & 2).
Sumber: http://prohealthinsight.com/diseases-and-conditions/hematologic-diseases/ Apa yang menyebabkan kurang zat besi? Terdapat beberapa sebab kekurangan zat besi dalam badan iaitu :
Kanak-kanak mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Bayi dan kanak–kanak yang mempunyai risiko yang tinggi ialah di kalangan kumpulan yang berikut :
Remaja perempuan juga berisiko tinggi untuk mendapat anemia kekurangan zat besi kerana mereka kehilangan zat besi semasa haid. Tanda-tanda Pada peringkat awal kesan kekurangan zat besi tidak ketara dan jarang disedari. Lama-kelamaan tanpa rawatan, anemia menjadi lebih teruk dan kesannya akan mula dirasai. Tanda-tanda kekurangan darah selalunya ialah:
Bila anemia semakim teruk, lebih banyak tanda akan dialami seperti :
Sumber: http://o.canada.com/health-2/this-week-in-health-iron-deficiency-e-cigarette-bans- and-more Ujian makmal Anemia kekurangan zat besi ini dikesan melalui beberapa ujian darah. American Academy of Pedaitrics (AAP) mencadangkan agar semua bayi perlu menjalani ujian saringan anemia kekurangan zat besi apabila mencapai usia 9 – 12 bulan. Mereka yang mempunyai risiko tinggi perlu mengulangi ujian saringan ini bila mengalami tanda-tanda anemia. Ujian-ujian yang diperlukan ialah:
Kadar hemoglobin normal mengikut umur
Rujukan: Paediatric Protocols for Malaysia Hospitals 4th Editon Rawatan Rawatan untuk penyakit anemia kekurangan zat besi ialah dengan pengambilan zat besi tambahan dan juga makanan yang kaya dengan zat besi. Makanan yang kaya dengan zat besi termasuk :
Sumber: http://www.medindia.net/ Doktor selalunya akan memberi “syrup Ferrous Ammonia Citrate” untuk meningkatkan zat besi. Sekiranya rawatan yang diberikan gagal untuk merawat anemia, beberapa faktor perlu diambil kira seperti :
Kesan Dengan rawatan penyakit ini boleh dirawat sepenuhnya dan tiada komplikasi serius tetapi tetap bergantung kepada sebab-sebabnya. Bila perlu berjumpa doktor? Apabila mempunyai tanda-tanda anemia Cara mencegah Risiko untuk mendapat anemia kekurangan zat besi boleh dikurangkan dengan pengambilan makanan yang kaya dengan zat besi. Selain itu digalakkan untuk mengambil makanan yang kaya dengan vitamin C kerana vitamin C dapat membantu badan menyerap zat besi dengan lebih baik. Makanan yang kaya dengan vitamin C antaranya ialah :
Sumber: http://www.theluxuryspot.com/10-best-vitamin-c-foods-that-arent-citrus/ Bagaimana untuk mengelakkan anemia kekurangan zat besi? Untuk mengurangkan risiko kekurangan zat besi adalah penting untuk memastikan pengambilan makanan yang kaya dengan zat besi dengan cukup. Pastikan bayi berumur 6 bulan ke atas ditambah dan diperkenalkan dengan makanan yang kaya dengan zat besi. Selain itu ibu bapa harus memastikan kanak-kanak berumur lebih dari satu tahun untuk tidak mengambil susu secara berlebihan (> 24 auns sehari). Pengambilan susu yang berlebihan ini akan menyebabkan tiada ruang untuk makanan yang kaya dengan zat besi. Rujukan
|