Mengapa kita perlu saling menolong dan menghargai dalam kehidupan bertetangga

Konsep hidup rukun ternyata sudah diajarkan dalam agama Islam melalui Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW. Secara prinsip, Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin, artinya membawa rahmat bagi kehidupan seluruh alam beserta isinya. Sehingg agama ini juga mengajarkan kepada umatnya untuk selalu hidup rukun berdampingan dengan tetangga.

Dalam konsep muamalah atau berhubungan sesama manusia, Tetangga bagi seorang muslim adalah orang-orang yang tinggal di sekitarmu 40 rumah dari setiap sisi. Kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangat dimuliakan.

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tetangganya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat hadis lain juga menyebutkan Nabi Muhammad SAW sering mendapat nasihat tentang tetangga dari malaikat Jibril.

Rasulullah Saw bersabda: “ Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dapat dilihat dari kedua hadis tersebut hidup rukun dengan tetangga sangatlah penting. Hal ini menjadi pelajaran di saat kehidupan modern sering memisahkan antar tetangga karena kesibukan masing-masing. Bahkan, tak jarang karena sibuk di sosial media hingga melupakan tetangga yang ada di kanan dan kirinya.

Advertising

Advertising

Anjuran hidup rukun dengan tetangga ini bukan tanpa alasan, sebab manfaat hidup rukun dengan tetangga sangatlah banyak yang bisa dipetik. Berikut manfaat hidup rukun dengan tetangga sesuai syariat Islam:

1. Kemudahan Saling Tolong Menolong

Pada dasarnya setiap orang memiliki kecenderungan ingin selalu dimengerti, Akan tetapi susah untuk belajar mengerti orang lain. Kondisi inilah yang kerap memicu perselisihan antarsesama. Sebaiknya kita belajar untuk menghargai perbedaan, termasuk perbedaan dalam kehidupan bertetangga.

Manfaat hidup rukun dengan tetangga yang paling bisa dirasakan manfaatnya adalah tumbuhnya sikap saling tolong menolong. Ketika kita membangun hidup yang rukun dengan tetangga, mereka tak segan memberikan pertolongan saat kita berada dalam masalah. Begitu pula sebaliknya. Sikap simpati dan empati terbangun dan semakin memperkuat hubungan baik antar tetangga. Karena berlaku baik dengan tetangga sangat disarankan melalui firman Allah SWT surat An-Nisa’ ayat 36.

2. Hidup Menjadi Sakinah

Manfaat hidup rukun dengan tetangga sesuai syariat islam selanjutnya adalah dengan menjadikan hidup kita lebih tenang dan tenteram. Dalam beberapa kasus seseorang memikirkan bagaimana tetangga memandang diri kita. Itu terjadi karena mungkin kamu kurang mengenal tetanggamu.

Jika Anda sudah mengenalnya dengan baik, maka kehidupan Anda dengan tetangga menjadi lebih tenang tanpa dihantui perasaan berburuk sangka. Sikap dan sifat ini harus dipertahankan dan jangan sekali-kali mengandalkan ego masing-masing.

3. Sistem Keamanan Lingkungan Menjadi Terjamin

Hidup di sebuah lingkungan, baik lingkungan perumahan di perkotaan maupun di pedesaan, kepedulian terhadap tetangga akan membuat lingkungan kita menjadi lebih aman.

Kasus kejahatan bisa diredam, seperti perampokan dan pencurian. Hal itu karena adanya sosok tetangga yang dengan sigap akan peduli terhadap lingkungan sekitar karena mereka merasa saling mengenal dan saling mengasihi.

Sistem keamanan lingkungan yang terbentuk secara mandiri di lingkup desa juga menjadi bukti adanya watak gotong royong pada bangsa ini. Kekuatan inilah yang harus dipertahankan dengan menjaga keharmonisan antar tetangga.

4. Kedepankan Toleransi dan Hargai Perbedaan

Perbedaan sudah sangat lekat dengan kehidupan bermasyarakat, mulai dari perbedaan keyakinan, pendapat, latar belakang agama dan suku. Dalam agama Islam ini sudah merupakan bagian dari sunnatullah yang lekat dan menjadi takdir.

Manfaat hidup rukun dengan tetangga sesuai syariat Islam akan membuat kita tidak mempedulikan perbedaan, faktanya kita tetap satu bangsa Indonesia. Oleh karenanya dengan menjadi tetangga baik akan menghapus sisi individualisme karena telah berbaur dengan warga lain yang memliki perbedaan keyakinan.

5. Meningkatkan Rasa Kepemilikan dan Gotong Royong

Apabila sudah terjalin hubungan yang baik antar tetangga, maka lingkungan akan lebih harmonis dengan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan. Tidak hanya sekadar membersihkan lingkungan, bila ada acara antar tetangga, semisal saat ada hajat pernikahan dan lain sebagainya, tetanggalah yang menjadi orang pertama memberi bantuan.

Kegiatan gotong royong akan berjalan dengan lancar dan saling peduli terhadap lingkungan sekitar rumah. Tentu saja hal ini akan berdampak pada lingkungan yang lebih sehat, aman, bersih dan terhindar dari banjir.

Di sisi lain berbuat baik menjadi salah satu sikap yang seharusnya diberikan kepada tetangga kita. Salah satunya bersedekah kepada tetangga yang membutuhkan. Anjuran bersedekah kepada tetangga sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw. bersabda: “ Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan.” (HR. Baihaqi).

Rasulullah Saw. bersabda: “ Jika engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu, berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik.” (HR. Muslim).

Segala bentuk perbuatan baik kepada tetangga bisa berwujud banyak, memberi salam, menyapanya, menjenguk ketika sakit, membantu kesulitan, berkata lembut, tidak menyakiti, tersenyum dengan wajah berseri, menasehati dalam kebenaran, dan lain sebagainya.

Manfaat tolong menolong antar sesama adalah mempererat persaudaraan, mempercepat selesainya pekerjaan, dan saling membantu biaya yang dikeluarkan relatif sedikit.

Ikhlas dan sukarela saat tolong-menolong merupakan pengamalan nilai pengamalan nilai sila kedua Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Makna sila kedua tersebut berarti bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang sama.

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi dan tolong menolong. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan, bekerjasama dengan sadar dan tolong menolong.

Baca Juga: Alat Pemersatu Bangsa, Makna dan Penjelasannya

Kerjasama merupakan aktivitas sosial yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama dan banyak dilakukan orang, mengingat atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan.

Secara ringkas, manfaat tolong menolong bagi siswa di keluarga, sekolah dan masyarakat adalah : 1. Mempercepat selesainya pekerjaan 2. Mempererat persaudaraan 3. Pekerjaan yang berat menjadi ringan 4. Menumbuhkan kerukunan antara sesama manusia 5. menghemat tenaga karena dikerjakan bersama-sama 6. Saling membantu biaya yang dikeluarkan relatif sedikit

7. Saling bertukar pikiran dan saling memahami

Gotong Royong di Masyarakat dan Sekolah

Mengapa kita perlu saling menolong dan menghargai dalam kehidupan bertetangga
Saling Menghargai Antar Sesama di Lingkungan Sekolah

Gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebagai warisan budaya yang telah eksis secara turun-temurun.

Gotong royong menjadi modal masyarkat Indonesia untuk mencapai cita-cita yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

Gotong royong adalah bentuk kerja-sama kelompok masyarakat untuk mencapai suatu hasil positif dari tujuan yang ingin dicapai secara mufakat dan musyawarah bersama. Gotong-royong muncul atas dorongan keinsyafan, kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersama-sama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’

Didalam membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masing-masing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.

Baca Juga: Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

Sebagai negara majemuk, keberagaman antar masyarakat di Indonesia dapat menjadi kekuatan bangsa. Bukan sebagai kelemahan, justru masyarakat Indonesia memiliki sifat majemuk yang memang sangat mencintai keberagaman ini.

Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Sebaliknya, jadikan keberagaman menjadi momentum untuk persatuan. Sesama masyarakat Indonesia bisa saling membantu satu sama lainnya tanpa memandang suku,agama, ras dan antar golongan.

Tentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu, keluarga, bertetangga dan dalam masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kemajemukan bukan menjadi penghalang, namum sebagai pemerkaya jati diri bangsa.

Menghadapi gelombang perubahan kehidupan akibat gerusan arus pengaruh budaya asing perlu ada kekuatan (enerji sosial) yang dapat mengarahkan pada terbentuknya komitmen moral dengan memunculkan gerakan yang berusaha membebaskan diri dari kungkungan hegemoni budaya asing yang telah memporak porandakan modal sosial gotong royong.

Nilai-nilai yang memunculkan kesadaran palsu akibat globalisasi perlu dilawan dengan jati diri bangsa Indonesia yang mengedepankan gotong royong dengan manfaat tolong menolong yang dapat dirasakan bersama.

Di sekolah, siswa dan guru secara bersama dapat melakukan gotong-royong membersihkan sekolah. Usaha untuk meningkatkan pengamalan ini dengan rutin mengadakan kebersihan sekolah setiap hari Jumat sebelum pelajaran dimulai.

Guru juga memberikan pengarahan kepada semua siswa pentingnya akan menjaga kebersihan sekolah bahwa membersihkan sekolah tidak hanya pada saat waktu hari kebersihan.

Ikhlas dan Sukarela saat Tolong Menolong

Ikhlas dan sukarela saat tolong menolong merupakan pengamalan nilai Sila kedua Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Makna sila kedua tersebut berarti bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang sama.

Pancasila sebagai dasar nagara Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, menjadi pemersatu bangsa yang majemuk dan beragam.

Kita hidup dalam masyarakat yang beragam. Di dalam kehidupan kita sehari-hari kita berjumpa dan bergaul dengan orang lain yang berbeda karakter, berbeda suku, agama, dan adat istiadat.

Tetapi dalam keberagaman ini kita dituntut untuk berkembang menjadi pribadipribadi yang berkarakter, kreatif dan mandiri. Pribadi yang mampu beradaptasi dengan perbedaan yang ada, tidak egois, toleran, menjunjung tingi norma dan nilai, serta mampu menjalin kerjasama dengan orang lain.

Pribadi yang memiliki andil untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun bersatu, bermartabat, dan bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.

Mengapa demikian? Karena keberagaman yang kita miliki ini dapat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Dampak negatif inilah yang perlu kita hindari. Sikap toleran menjadi prasyarat mutlak yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia.

Toleran sebagai sikap mental dan etika dapat mewujudkan persaudaraan yang kokoh. Toleran adalah menghilangkan watak- watak merasa benar, sok kuasa, dan menang sendiri.