Mengapa kita harus menerapkan pola hidup sederhana

Mengapa kita harus menerapkan pola hidup sederhana
Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Harus Dibiasakan Sejak Kecil. Gambar oleh Cliptart xara via myrighteducation.com
Hai, Sobat Guru Penyemangat, menurutmu seperti apa peran orang tua dalam kaitannya dengan hidup sederhana?

Sejatinya, peranan orang tua dalam mengajarkan hidup sederhana adalah mengajarkan anak-anaknya membiasakan pola hidup sederhana sejak kecil.

Apakah hidup sederhana yang dimaksud di sini ialah hidup seadanya dan miskin? Tentu tidak. Sederhana di sini ialah hidup yang cukup, tidak berlebihan, namun juga tidak pelit.

Nah, dalam ulasan berikut Gurupenyemangat.com bakal menyajikan 8 alasan mengapa pola hidup sederhana wajib dibiasakan sejak usia dini.

Oke, mari disimak ya:

8 Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Harus Dibiasakan Sejak Kecil

1. Melatih Diri untuk Senantiasa Bersyukur

Alasan pertama mengapa pola hidup sederhana harus dibiasakan sejak kecil ialah untuk melatih diri agar senantiasa bersyukur.

Pada dasarnya, bersyukur itu sangat sepele ketika terucap, namun bisa jadi sangat berat untuk dilakukan. Tambah lagi bila keadaan diri sedang sulit.

Dengan terbiasa hidup sederhana, mudah-mudahan kita akan terlatih untuk terus menimba syukur baik di saat lapang maupun di kala sempit.

2. Melatih Diri untuk Hemat

Hemat itu pangkal kaya. Adapun cara kita untuk berhemat ialah menerapkan pola hidup sederhana.

Belum ada cerita bahwa orang yang boros bisa kaya. Bahkan orang-orang kaya yang boros saja lama-lama bisa jatuh miskin.

Dengan hidup sederhana dan merasa cukup, kita bisa mengontrol pengeluaran dan pemasukan agar senantiasa seimbang. Syukur-syukur bisa menabung setiap hari, kan? 

3. Agar Bisa Memandang Jauh ke Depan

Secara tidak langsung, pola hidup sederhana dapat mengantarkan seseorang untuk memandang jauh ke depan.

Permisalannya seperti ini; ketika ada uang Rp50.000, apa yang Ibu di rumah pikirkan?

Sudah pasti seorang Ibu akan memikirkan berapa canting beras yang harus dibeli, sayur apa, berapa jajan anak untuk sekolah, dan berapa pula uang yang bisa disisakan.

Tapi bila uang Rp50.000 tadi jatuh kepada orang yang hidupnya berlebihan. Maka pikirannya ialah bagaimana caranya menghabiskan uang Rp50.000 dalam waktu singkat. Hemm

Boleh Baca: Ini 5 Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai

4. Mengontrol Hawa Nafsu

Alasan selanjutnya mengapa pola hidup sederhana harus dibiasakan sejak kecil ialah agar kita terbiasa mengontrol hawa nafsu.

Ya, salah satu hal yang begitu sering memengaruhi dan mengusik pola hidup sederhana ialah penyakit “lapar mata”, atau yang sering dikenal dengan istilah shopaholic.

Shopaholic ialah keadaan di mana seseorang mengalami kencanduan dalam berbelanja. Dikit-dikit jajan, lihat barang bagus langsung beli. Bukankah hal ini adalah penyakit? Nah. Bahaya!

5. Untuk Memahami Perbedaan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Anak kecil rasanya belum begitu mengerti tentang apa itu kebutuhan dan apa itu keinginan. Bila kita perhatikan, mereka banyaklah rasa ingin daripada butuhnya.

Lihat saja ketika sang buah hati sudah melihat pasar. Mereka maunya beli mainan atau jajanan. Pun demikian bila di depan rumah ada gerobak bakso lewat, mereka pun ingin jajan.

Tapi bila orang tua terbiasa mengajari anaknya menerapkan pola hidup sederhana, maka seiring bertambahnya usia anak akan mulai mengerti seperti apa perbedaan antara kebutuhan vs keinginan.

6. Menyadari Bahwa Hidup Sederhana Itu Bahagia

Percaya atau tidak, sebenarnya hidup sederhana itu bahagia dan membahagiakan. Kok bisa? Bisa. Karena kita telah merasa cukup dan tidak terus-menerus dibudak oleh hawa nafsu.

Walaupun kita kaya, bila rasa hati tak pernah puas maka selamanya kita tidak akan bahagia.

Pun demikian sebaliknya.

Walaupun kita miskin, tapi bila kita hanya menatap kelebihan rezeki orang lain, kita tidak akan pernah merasa bahagia.

7. Agar Menjadi Kebiasaan Hingga Menua

Yang namanya pola itu tidak mungkin sekali praktik langsung bisa. Tambah lagi bila kita berkisah tentang hidup sederhana.

Hidup sederhana itu adalah cerminan perilaku, dan untuk menumbuhkan perilaku diperlukan pembiasaan yang berpola sejak kecil.

Jika sudah terbiasa, maka hidup sederhana akan menjadi pola dan perilaku yang lengket sebagai akhlak dan budi pekerti yang baik.

8. Agar Terhindar dari Perilaku Hedonisme

Apakah sobat Guru Penyemangat sudah tahu dengan pengertian hedonisme?

Ya, benar sekali. Hedonisme adalah perilaku yang memandang bahwa kesenangan itu berasal dari materi semata.

Dengan demikian tujuan hidup para hedonis (pengikut hedonisme) ialah mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya agar hidup semakin bahagia.

Padahal? Materi itu bukanlah kadar kebahagiaan. Orang akan bahagia bila ia merasa cukup, dan cara untuk merasa cukup ialah dengan menerapkan pola hidup sederhana.

***

Nah, demikianlah tadi seutas sajian Guru Penyemangat mengenai segenap alasan mengapa pola hidup sederhana harus dibiasakan sejak kecil.

Mudah-mudahan bermanfaat, ya.
Salam.


Page 2

Mengapa kita harus menerapkan pola hidup sederhana
Kerja Sama & Donasi di Gurupenyemangat.com

Hai, Sahabat Guru Penyemangat! Terima kasih telah setia membaca dan singgah di blog Gurupenyemangat.com.

Sebagaimana yang diketahui, blog ini terus meng-update berbagai tulisan seraya menggaungkan motto “Menulislah, lalu tebarkan kebaikan kepada seluruh alam”.

Walaupun demikian, sejatinya kegiatan menulis di blog tidaklah mudah.

Seorang penulis butuh kerja keras terutama dalam melakukan riset judul, riset penelitian, mencari sumber-sumber yang terpercaya, hingga menyajikan berbagai ilustrasi dan infografis.

Penulis menyadari, para pembaca terkadang memerlukan informasi di sebuah blog, lalu menyalinnya ke dokumen sendiri maupun untuk dibagikan ke media sosial.

Hanya saja, di luar sana masih banyak pula “orang-orang jahat” yang mengaku blogger namun dengan seenak hatinya menyalin-tempel tulisan kita kemudian ditayangkan kembali di blog mereka.

Sudah tidak izin, tidak mencantumkan link sumber, malah dikomersialkan ulang dengan sistem full-copas. Benar-benar jahat!

Kerja Sama

✐Jikalau nanti ada Sahabat Guru Penyemangat yang membutuhkan tulisan di blog ini untuk keperluan penelitian, pembuatan makalah, hingga presentasi ilmiah, maka silakan kontak via email di .

InsyaAllah admin akan dengan senang hati membagikan tulisan di blog ini secara gratis.

✐Guru Penyemangat juga menyilakan para blogger maupun UMKM untuk mengirimkan tulisan berupa content placement maupun posting tamu dengan ketentuan:

  • Tulisan original (no plagiat) dengan jumlah minimal 600 kata.
  • Anda boleh menyiapkan foto/gambar sendiri yang bebas hak cipta. Atau jika tidak ada foto, maka Guru Penyemangat bakal mencari ilustrasi sendiri yang relevan dengan artikel.
  • Anda bisa melampirkan maksimal 2 link dalam konten. Tautan tersebut statusnya permanen.
  • Setiap artikel content placement maupun postingan tamu bakal dimasukkan ke dalam kategori "Catatan Guru" dan bakal dipajang sebagai postingan unggulan selama 7 hari.
  • Guru Penyemangat hanya menerima postingan tentang informasi, produk atau jasa, bukan iklan yang aneh-aneh.
  • Adapun biayanya langsung saja kontak saya via email dan lampirkan proposal kerjasamanya.

Informasi dan kerja sama lebih lanjut, silakan kontak via email di atau Whatsapp di wa.me/6285764236790.

Donasi

Penulis menyadari betul bahwa bukanlah hal yang mudah untuk mengembangkan sebuah blog di tengah kesibukan sebagai seorang tenaga pengajar.

Untuk membuat blog seperti Gurupenyemangat.com diperlukan biaya yang cukup menguras kantong terutama dari segi perpanjangan domain, kuota internet, dan pembelian template responsif.

Maka dari itu, di sini Guru Penyemangat menerima donasi sukarela dengan nominal berapa pun.

Jikalau suatu hari ada Sahabat Pembaca yang berminat untuk berdonasi, silakan transfer ke:

  • Rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  • Nomor rekening👉 166801001232538
  • Nama Pemilik Rekening👉 Ozy Vebry Alandika

Jangan lupa konfirmasi bukti transfer ke email setelah melakukan transaksi.

Terima kasih, dan Salam Sukses.
Guru Penyemangat

Oleh:  Iu Rusliana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tetap sederhana dan tidak berlebihan dalam menyikapi segala persoalan kehidupan adalah ciri insan beriman. Harta, jabatan, dan berbagai pernik duniawi tak harus menjadikan kita lupa diri dan berlebihan.

Abu Umamah Iyash bin Tsa'labah al-Anshariy al-Haritsy RA berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW membicarakan masalah dunia. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, 'Apakah kalian tidak mendengar? Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman, sesungguhnya kesederhanaan itu sebagian dari iman'." (HR Abu Daud).

Hidup ini harus dijalani dengan penuh kesederhanaan, bersyukur, dan tidak berlebihan. Bila sedang berkuasa dan memiliki banyak harta, tetaplah sadari bahwa itu semua adalah amanah-Nya. Tak perlu harus berubah sikap, merasa diri hebat, kaya raya, dan dapat memenuhi semua keinginan. Tak ada yang sempurna, kecuali pemiliknya, yang Mahasempurna.

Mereka yang hatinya dipenuhi keimanan akan senantiasa menjalani hari-harinya dengan apa adanya. Termasuk dalam menghadapi segala persoalan hidup, kita dituntut untuk biasa saja menyikapinya, tidak overacting, bahkan terkesan didramatisasi dan "lebay".

Sikap melampaui batas (berlebihan), termasuk dalam mengelola harta sangat tidak disukai Allah SWT. Firman-Nya dalam Alquran, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS al-A'raaf: 31).

Bukan hanya terhadap harta dan jabatan, demikian pula dalam menjalani kehidupan, tak perlu disikapi berlebihan. Cukupi semua yang dialami, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan, dengan syukur dan ikhtiar serta berusaha mendapatkan hikmah di balik itu semua.

Sering kita saking bahagianya lupa mengucap dan bersikap penuh syukur, terlena dan bahkan lupa diri. Atau mungkin ketika dilanda musibah, ujian datang terus-menerus, seolah-olah kitalah yang paling menderita, lalu putus asa.

Mungkin kita merasa hidup ini rumit seakan terus dilanda kesusahan tak berujung. Padahal, banyak saudara kita yang telah hilang rasa pedihnya hidup saking setiap saat kesusahan menyertai. Sahabat kita di Palestina dan negara-negara yang tengah berperang, jauh lebih menderita. Sebaliknya, bagi Anda yang merasa jemawa, sungguh ada orang yang tidak lagi merasa kaya karena hartanya melimapah ruah di mana-mana.

Rasulullah SAW bersabda, "Perhatikanlah orang yang berada di bawahmu dan jangan kamu memperhatikan orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih pantas agar kamu semua tidak menganggap sepele nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu." (HR Bukhari dan Muslim).

Suka dan duka tentunya sering menyapa dan bergantian rupa. Sapalah dan pastikan semua proses yang dialami itu penuh makna. Jadikan semua itu sebagai pelajaran dan pembelajaran dalam kehidupan. Karena baik kebahagiaan maupun kesusahan selalu menyimpan hikmah. Bagi mereka yang beriman, menemukan hikmah di balik itu semua merupakan jalan terbaik.

Nikmatilah hidup yang singkat ini dengan kesederhanaan dan penuh rasa syukur. Dengan penuh kesadaran bahwa hidup tidak selalu di atas dan tidak juga selamanya di bawah. Sesungguhnya, baik kebahagiaan maupun kesusahan, merupakan ujian dari Allah. Perbanyaklah beramal saleh, membantu yang susah, dan bermanfaat bagi orang lain untuk bekal kehidupan akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga hal yang mengikuti kepergian jenazah, yaitu keluarga, harta, dan amalnya. Dua di antaranya akan kembali, hanya satu yang tetap menyertainya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tetap adalah amalnya." (HR Bukhari dan Muslim). Wallahu 'alam.

Mengapa kita harus menerapkan pola hidup sederhana

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...