Mengapa harga obat di amerika meroket

Ekspor sepatu olahraga dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS) meroket di tahun kedua pandemi Covid-19.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspornya pada 2021 mencapai US$1,63 miliar, tumbuh 60,77% (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya.

Nilai ekspor sepatu olahraga ke AS pada 2021 juga menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak tahun 2012.

Sepanjang tahun lalu AS memang menjadi pasar terbesar bagi ekspor sepatu olahraga Indonesia, dengan kontribusi hingga 35,41% dari total ekspor produk ini.

Secara keseluruhan, ekspor sepatu olahraga nasional pada 2021 mencapai US$4,63 miliar, tumbuh 39,17% (yoy) dari tahun sebelumnya.

(Baca: RI Ekspor Sepatu Olahraga Miliaran Dolar, Ini Pasar Utamanya)

Jakarta -

Mata uang Rupiah sedang keok ditekan Dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar Dolar terhadap Rupiah sempat menyentuh level Rp 14.900.

Melemahnya nilai Rupiah dinilai dapat memberikan dampak instan di tengah masyarakat. Hal itu adalah meningkatnya tingkat inflasi.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menguatnya nilai tukar negeri Paman Sam dapat mempengaruhi ekonomi masyarakat Indonesia secara langsung. Dampaknya, inflasi mungkin akan terjadi dan menekan daya beli masyarakat.

Bhima menjelaskan penguatan dolar AS akan berpotensi mengerek kenaikan biaya produksi pada industri manufaktur, apalagi yang masih banyak menggunakan barang impor. Hasilnya, harga produk di tengah masyarakat akan meningkat.

"Pelemahan ini berdampak ke beberapa hal, pertama ada kenaikan biaya produksi industri manufaktur. Kenaikan biaya produksi ini, utamanya di manufaktur bergantung ke bahan baku impor akan diteruskan kepada konsumen akhir maka akan menciptakan tekanan inflasi lebih tinggi di dalam negeri," papar Bhima kepada detikcom, Senin (20/6/2022).

Lalu apa saja barang-barang yang berpotensi naik harganya di tengah penguatan Dolar AS?

Halaman Selanjutnya

Halaman

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Rabu menyusul penarikan tak terduga stok minyak mentah dan bahan bakar di Amerika Serikat (AS). Hal ini melebihi tekanan ke bawah dari berlanjutnya penguatan dolar AS.

Dikutip dari CNBC, Kamis (29/9/2022), harga minyak mentah Brent naik 3,5 persen dan menutup perdagangan di level USD 89,32. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4,65 persen menjadi USD 82,15 per barel.

  • Harga Minyak Brent Lompat ke USD 94,04 per Barel Jelang Sanksi Eropa ke Rusia
  • Di Tengah Kekhawatiran Resesi, Harga Minyak Dunia Mampu Naik 1,2 Persen
  • Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Kekhawatiran Inflasi Melawan Peluang Permintaan China Naik

Stok minyak mentah AS turun 215.000 barel dalam minggu terakhir, sementara persediaan bensin dan sulingan masing-masing turun 2,4 juta dan 2,9 juta barel, karena aktivitas penyulingan menurun menyusul beberapa pemadaman.

Di Teluk Meksiko, sekitar 190.000 barel per hari produksi minyak atau 11 persen dari total produksi di wilayah tersebut, ditutup karena Badai Ian.

Harga BBM grosir telah meningkat di Amerika Serikat juga setelah penyulingan di Midwest dan West Coast tutup.

Ekuitas global turun dari posisi terendah dua tahun pada hari Rabu, setelah Bank of England mengatakan akan masuk ke pasar obligasi untuk membendung kenaikan yang merusak akibat biaya kredit, sehingga meredam kekhawatiran investor akan penularan di seluruh sistem keuangan.

Harga minyak dunia melonjak hingga 12 persen pada hari Jumat (Sabtu 13/2/2016 pagi WIB) karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kemungkinan setuju untuk memangkas produksinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kurs Dolar AS

Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

Nilai tukar dolar mencapai puncak baru dua dekade terhadap sekeranjang mata uang pada perdagangan Rabu karena kenaikan suku bunga global memicu kekhawatiran resesi. 

Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuatnya lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak 2023 pada hari Selasa, karena ekspektasi permintaan yang lebih lemah dan dolar AS yang lebih kuat tetapi mengatakan kekecewaan pasokan global hanya memperkuat prospek bullish jangka panjangnya.

Kelompok produsen OPEC+ bertemu pada 5 Oktober, di mana Rusia kemungkinan akan mengusulkan pengurangan produksi sekitar 1 juta barel per hari.

Harga Minyak Dunia Lebih Mahal, Imbas Pembatasan Pasokan AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Sebelumnya, harga minyak dunia naik pada Selasa dari level terendah sembilan bulan sehari sebelumnya. Didukung oleh pembatasan pasokan di Teluk Meksiko AS menjelang Badai Ian dan sedikit melemahnya dolar AS.

Ekspektasi analis bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, dapat mengambil tindakan untuk membendung penurunan harga dengan memotong pasokan juga memberikan dukungan. OPEC+ bertemu untuk menetapkan kebijakan pada 5 Oktober.

Dikutip dari CNBC, Rabu (28/9/2022), harga minyak mentah Brent mengakhiri hari di USD 86,27 per barel untuk kenaikan 2,6 persen. Pada hari Senin jatuh serendah USD 83,65, terendah sejak Januari. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mengakhiri hari 2,33 persen lebih tinggi pada USD 78,50 per barel.

Harga minyak mentah melonjak pada awal 2022, dengan Brent mendekati level tertinggi sepanjang masa di $147 pada Maret setelah Rusia menginvasi Ukraina, menambah kekhawatiran pasokan. Kekhawatiran tentang resesi, suku bunga tinggi dan kekuatan dolar sejak itu membebani.

“Minyak saat ini berada di bawah pengaruh kekuatan finansial,” kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM. "Sementara itu, aksi unjuk rasa bantuan, seperti yang terjadi pagi ini yang disebabkan oleh Badai Ian di Teluk AS, dipandang sebagai fenomena sementara," lanjutnya.

Jeda dalam kekuatan dolar AS, yang sebelumnya mencapai level tertinggi 20 tahun, memberikan beberapa dukungan. Dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain dan cenderung membebani aset berisiko.

Pasokan Dipangkas

Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Pemotongan pasokan kembali menjadi fokus pada hari Selasa memberikan beberapa dukungan. BP dan Chevron mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menutup produksi di anjungan lepas pantai di Teluk Meksiko saat Badai Ian mendekati wilayah tersebut.

Penurunan harga telah meningkatkan spekulasi bahwa OPEC+ dapat melakukan intervensi. Menteri perminyakan Irak pada hari Senin mengatakan kelompok itu memantau harga dan tidak menginginkan kenaikan tajam atau keruntuhan.

“Hanya pengurangan produksi oleh OPEC+ yang dapat mematahkan momentum negatif dalam jangka pendek,” kata Giovanni Staunovo dan Wayne Gordon dari bank Swiss UBS.

Fokus juga pada hari Selasa adalah laporan inventaris AS terbaru, yang diperkirakan para analis akan menunjukkan peningkatan 300.000 barel dalam stok minyak mentah. Laporan American Petroleum Institute keluar pada 2030 GMT. 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Apa yang menyebabkan inflasi di Amerika?

Bendahara Negara ini mengatakan, faktor pertama penyebab kencangnya laju inflasi yang melanda Amerika Serikat dan sejumlah negara maju di Eropa ialah gangguan rantai pasok (supply chain disrupstion) akibat pandemi Covid-19.

Apakah Amerika pernah mengalami inflasi?

Jakarta, CNBC Indonesia - US Bureau of Labour Statistics melaporkan inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juli 2022 berada di 8,5% year-on-year (yoy). Angka ini tercatat masih tinggi, tetapi jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,1% atau tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Kenapa 2022 inflasi?

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan penyebab laju inflasi pada Juli 2022 secara year on year (YoY) mencapai 4,94 persen. Menurut dia, gangguan rantai pasok hingga kenaikan harga komoditas global menyebabkan tren inflasi merangkak naik.

Kapan inflasi Amerika turun?

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat (AS) turun menjadi 8,5 persen di bulan Juli 2022.