Hydrogel merupakan media tanam yang dapat menggunakan air dan tanah yang bentuknya mirip agar-agar. Bentuknya bulat kecil-kecil dan berwarna-warni. Untuk bisa dimanfaatkan sebagai media tanam, hydrogel harus direndam dengan air selama kurang lebih 4 hingga 6 jam. Hal ini dimaksudkan agar hydrogel mengembang dan berbentuk seperti kelereng, bulat dan bening. Tanaman yang bisa ditanam dengan media tanam ini pun hanya tanaman yang memiliki batang tidak berkayu, umumnya tanaman yang tidak berbunga dan berbuah, tanaman indoor, tahan genangan, dan tahan kelembapan tinggi seperti Sri Rejeki, Puring, Bulu Ayam, Agloenema, Gelombang Cinta, Lidah Mertua, Bambu-bambuan, dll. Sedangkan menanam tanaman dengan menggunakan hydrogel caranya adalah dengan membersihkan terlebih dahulu akar tanaman yang diinginkan dari tanah-tanah yang melekat. Sebelumnya hydrogel direndam dalam air selama kurun waktu 4 hingga 6 jam. Setelah itu barulah tanaman yang telah dibersihkan akarnya tersebut ditanam dengan hydrogel tersebut. Cukup simple dan mudah. Pada Selasa 25 Juli 2017, mahasiswa Tim II KKN Undip 2017 di Desa Kebandaran menjalankan program di salah satu sekolah yang ada di Desa Kebandaran. Program kali ini dilaksanakan di SDN Kebandaran, yangmana siswa kelas 6 menjadi sasarannya. “Pengenalan dan Pemanfaatan Hydrogel Sebagai Media Tanam”, merupakan salah satu program monodisiplin dari mahasiswa jurusan Biologi. Dengan mengedukasi para siswa kelas 6 SD, para mahasiswa Tim II KKN Undip 2017 mengenalkan hydrogel sebagai media tanam. Para mahasiswa Tim II KKN Undip 2017 tidak hanya mengenalkan hydrogel tetapi juga pemanfaatannya sebagai media tanam. Para siswa SD Kebandaran diberikan pengetahuan seputar hydrogel, yaitu tentang wujud dari hydrogel itu sendiri, tanaman yang cocok ditanam dengan hydrogel, hingga cara penggunaan hydrogel tersebut. Para siswa SD terlihat begitu antusias Dengan membagi satu kelas menjadi 5 kelompok, yang masing-masing terdiri dari 6 anak, setiap kelompok diberikan dua wadah dan 2 pack hydrogel. Untuk kemudian setiap kelompok diminta untuk mempraktikkan cara menanam dengan hydrogel. Kegiatan ini diikuti oleh para siswa kelas 6 SD dengan begitu antusias. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu Selasa dan Rabu. Pada Rabu, 26 Juli 2017, setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil praktik mereka. Hasilnya cukup memuaskan untuk ukuran pemula seperti anak-anak SD tersebut. Terlihat tanaman yang mereka tanam dengan media hydrogel semakin menarik, dikarenakan media tanamnya yang berwarna-warni. Dengan adanya kegiatan ini pada SD Kebandaran, diharapkan memberikan efek jangka panjang bagi para siswanya. Mereka bisa mempraktikkan apa yang telah diberikan di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Selain itu diharapkan pula kegiatan ini dapat meningkatkan jiwa menanam sejak dini. Sehingga para siswa SD sebagai generasi muda peduli dengan lingkungan.
Hai teman berkebun, kali ini saya akan cerita tentang sesuatu yang sangat penting bagi pekebun di manapun berada, yaitu media tanam. Yups pastinya tanaman memerlukan media untuk tumbuh. Media tanam ada banyaakkk sekali dan satu tanaman dengan yang lain bisa berbeda medianya. Bahkan, ada tanaman-tanaman tertentu yang membutuhkan pencampuran beberapa media agar menemukan jenis media tanam yang diinginkan. Wah seru sekali ya… apalagi bagian meracik media itu seperti kita berpetualang dengan eksperimen. Kalau kita berhasil menemukan racikan yang cocok rasanya seperti menang jackpot hihihi… Jenis media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida [CO2], air [H2O], dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus. [1] vermikompos adalah salah satu media tanam organik yang kaya akan unsur haraSedangkan bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermiculite, dan perlite. [1] MEDIA TANAM ORGANIK Tanah Di beberapa daerah seperti di sekitar gunung berapi atau di dekat aliran sungai tanahnya subur dan cocok untuk pertanian. Sebisa mungkin manfaatkan saja tanah yang ada. Namun jika teman-teman tinggal di perumahan atau tempat yang tidak mungkin memanfaatkan tanah pekarangan, dapat membeli media tanam siap pakai yang terdiri dari tanah yang dicampur dengan bahan-bahan organik. Media tanam tanah cocok sekali untuk tanaman buah, sayur, bunga-bungaan dan tanaman hias lokal. Sekam Mentah & Sekam Bakar Saya biasanya menggunakan sekam mentah untuk campuran media tanam tanaman herbal dan sayur. Sedangkan sekam bakar untuk campuran media pembibitan dan media tanam hidroponik. Cocopeat Cocopeat biasa dicampur dengan bahan lain untuk media tanam tanaman hias. Juga bisa untuk media tanam semai dan media tanam hidroponik. Saya sendiri menggunakan cocopeat yang dicampur sekam bakar untuk menyemai benih. Dengan memakai cocopeat media tidak cepat kering sehingga tidak perlu sering menyiram. Namun begitu, cocopeat memiliki kelemahan yaitu mengandung zat tanin. Sebelum menggunakan hendaklah merendam dan mencuci cocopeat terlebih dulu agar taninnya hilang. Zat tanin dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Andam Daun Bambu Akar Pakis Arang Kayu Moss Kaliandra Kompos Selain kompos ada pula vermikompos, yaitu kompos yang bercampur dengan kotoran cacing. Vermikompos lebih kaya nutrisi dari pada kompos karena hasil metabolisme cacing mengandung zat-zat yang menyuburkan tanaman. Kompos dan vermikompos bersifat mengikat air sehingga mampu menjaga kelembaban. Hendaknya tetap mencampur kompos dengan bahan lain yang lebih renggang agar media tidak cepat memadat. Pupuk Kandang MEDIA TANAM ANORGANIK Pasir Pasir Malang Perlite Vermiculite Pumice Rockwool Hydroton Hydrogel Akadama Nah teman berkebun itulah media-media tanam yang bisa kita gunakan untuk menanam tanaman kesayangan kita. Media tanam yang sesuai akan menumbuhkan tanaman yang sehat. Semoga bermanfaat, selamat berkebun dan mari hijaukan pekarangan rumah kita! Sumber Referensi:Video yang berhubungan |