Manakah yang lebih awal antara masa pubertas anak laki-laki dan perempuan berikan alasannya

Merdeka.com - Kebanyakan wanita mengeluhkan bahwa laki-laki sering bertindak atau bertingkah kekanak-kanakan. Sebagai contoh yang sederhana adalah laki-laki sangat suka bermain atau bertingkah konyol yang membuat wanita menjadi merasa jengkel atau sebal.

Berikut adalah alasan ilmiah yang menjadi penyebab kenapa wanita lebih cepat dewasa dari pria seperti dilansir dari magforwomen.com.

Restrukturisasi otak terjadi lebih awal pada wanita

Restrukturisasi setiap individu tumbuh secara berbeda-beda dan yang paling menonjol adalah hal ini terjadi lebih awal pada wanita. Restrukturisasi ini membantu dalam memilah hal-hal yang penting dari yang kurang penting. Itulah salah satu sebab kenapa wanita lebih cepat dewasa dari pria.

Wanita mencapai pubertas lebih dahulu daripada pria

Kebanyakan wanita mengalami pubertas di usia antara 9-11 tahun. Sedangkan pria mengalaminya di atas usia 12 tahun. Mencapai pubertas lebih dahulu membuat seorang wanita juga menjadi dewasa secara psikologis.

Kondisi sosial

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi sosial seperti aturan atau norma yang berlaku di masyarakat menerapkan aturan yang berbeda antara pria dan wanita. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap pembentukan psikologis wanita yang menjadikannya lebih cepat dewasa dari pria.

Harapan sosial

Selain kondisi sosial, masyarakat juga mengharapkan bahwa wanita dituntut untuk lebih cepat dewasa dari pria.

Itulah alasan kenapa wanita lebih cepat dewasa daripada pria. Dan hal ini kemudian ditambah lagi dengan aspek sosial yang membuat wanita lebih cepat matang daripada pria.

Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami perubahan terlalu cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan pada anak. Akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.

Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.

Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan karena perubahan fisiknya.

Selain itu, perubahan perilaku dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood dan cenderung lebih cepat marah.

Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang tidak sesuai dengan usianya.

2. Masa puber yang terlambat

Pada kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan saat umurnya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini biasa juga disebut sebagai late atau delayed puberty.

Puber yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun.

Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.

Umumnya, kondisi ini bukan hal yang serius karena bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Namun, Anda sebagai orangtua perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Anak akan dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab kondisi ini. Apabila dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu yang memengaruhi hormon, ada kemungkinan hal ini bisa berdampak pada masalah kesuburan.

Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengalami hal ini, di antaranya adalah:

Faktor keturunan

Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa puber yang tertunda.

Jangan panik karena kondisi ini tidak perlu perawatan. Cukup menunggu sampai tanda-tandanya datang. Namun jika Anda khawatir, kunjungi dokter anak untuk berkonsultasi.

Masalah kesehatan

Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan puber.

Oleh karenanya, meski anak memiliki penyakit kronis, pastikan bahwa gizi pada anak remaja Anda tercukupi.

Masalah pada kromosom

Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa puber juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti turner syndrome, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.

Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom Klinefelter dengan kromosom ekstra X. Anda perlu mengonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini.

3. Remaja tidak bisa mengalami puber

Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda pubertas.

Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada pria serta estrogen dan progesteron pada wanita mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon (hormone replacing therapy).

Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.

Konsultasikan ke dokter jika memiliki pertanyaan lanjutan

Umumnya, orangtua merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan ciri-ciri pubertas saat sudah memasuki usia puber.

Namun, ingat saja bahwa setiap anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai tanda pubertas yang telah disebutkan di atas.

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jika anak Anda mengalami masalah di fase pubertas.

Dokter akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah anak Anda sesuai kondisi.

Dalam proses tumbuh kembang anak, masa pubertas atau puberty memegang peranan penting. Masa ini merupakan fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Ini merupakan bagian normal dari pertumbuhan.

Namun demikian, masa pubertas bisa menjadi momen yang menantang dan bahkan membingungkan bagi orang tua. Mengetahui apa yang diharapkan dan mengapa perubahan ini terjadi pun dapat mempermudah proses pengasuhannya.

Baik bagi anak perempuan maupun laki-laki, tahap kehidupan pubertas melibatkan banyak perubahan fisik dan psikologis. Kondisi ini terjadi akibat adanya perubahan kadar hormon.

Masa pubertas biasanya dimulai antara usia 8 hingga 14 tahun. Pada anak perempuan, kondisi ini cenderung terjadi lebih awal daripada anak laki-laki.

Apa itu masa pubertas?

Dikutip dari Medical News Today, masa pubertas adalah fase transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Selama masa pubertas, tubuh mengalami banyak perubahan baik secara internal dan eksternal. 

Pada masa ini, biasanya anak akan mulai memiliki tinggi dan proporsi tubuh orang dewasa. Selain itu, pengembangan karakteristik seks eksternal pun mulai terjadi. 

Perubahan fisik dan psikologis pada masa pubertas terjadi secara perlahan dari waktu ke waktu. Biasanya dimulai antara usia 8-13 tahun pada anak perempuan, serta 9-14 tahun pada anak laki-laki.

Apa yang terjadi selama masa pubertas?

Pubertas dimulai ketika area otak yang disebut hipotalamus mulai memberi sinyal kepada seluruh tubuh. Sinyal ini menandakan bahwa sudah waktunya bagi tubuh untuk mengembangkan karakteristik dewasa.

Proses pengiriman sinyal ini dilakukan melalui hormon, yang menyebabkan organ reproduksi (ovarium pada anak perempuan dan testis pada anak laki-laki) untuk menghasilkan berbagai perubahan hormon lainnya.

Hormon-hormon ini menyebabkan pertumbuhan dan perubahan di berbagai bagian tubuh, termasuk organ reproduksi luar, jaringan payudara, kulit, otot, tulang, rambut, dan otak.

Kulit akan menjadi tampak berminyak dan tubuh menghasilkan lebih banyak keringat. Di masa transisi ini, umumnya anak akan mulai memiliki masalah jerawat dan bau badan.

Perubahan hormon juga memengaruhi emosi dan pikiran. Pubertas biasanya memiliki efek psikologis seperti emosi yang mudah berubah, serta mulai ada pikiran dan hasrat romantis.

Perubahan hormon pada masa pubertas

Banyak perubahan yang terjadi selama masa pubertas, khususnya terkait dengan pergeseran kadar hormon. Beberapa hormon utama yang berhubungan dengan pubertas yaitu:

Testosteron

Testosteron adalah hormon seks utama pada laki-laki dan memunculkan ciri-ciri khasnya. Misalnya seperti suara yang lebih dalam, rambut wajah, dan perkembangan otot.

Selain itu, hormon ini juga berperan dalam perkembangan anak perempuan, namun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Dihidrotestosteron

Disebut juga sebagai DHT, hormon ini lebih kuat daripada testosteron dan hadir dalam jumlah yang jauh lebih tinggi selama masa pubertas. Hormon DHT memulai proses pubertas pada anak laki-laki.

Estrogen

Estrogen merupakan hormon seks utama pada perempuan. Fungsinya termasuk meningkatkan pertumbuhan rahim dan jaringan payudara.

Hormon pertumbuhan (growth hormone)

Kadar hormon pertumbuhan akan meningkat selama masa pubertas, yang menyebabkan lonjakan pertumbuhan pada tulang dan otot, bersamaan dengan peningkatan tinggi badan yang cepat.

Estradiol

Hormon estradiol dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, kadar estradiol meningkat lebih awal dan tetap lebih tinggi setelah masa pubertas.

Perbedaan masa pubertas anak perempuan dan laki-laki

Seperti disebutkan sebelumnya, ada perbedaan khas yang terjadi pada masa pubertas anak perempuan dan laki-laki. Agar Bunda tak keliru, berikut ulasannya.

Masa pubertas pada anak perempuan

Salah satu tanda awal pubertas pada anak perempuan yakni adanya perubahan pada payudara. Mulai muncul sejumlah kecil jaringan keras di bawah puting.

Haid biasanya dimulai sekitar dua tahun setelah perkembangan payudara, rata-rata di usia 12-13 tahun. Seiring dengan munculnya menstruasi, gejala sindrom pramenstruasi atau PMS juga bisa mulai dialami. 

Emosi anak perempuan dapat berfluktuasi lebih banyak di sekitar waktu menstruasi, karena variasi alami dalam kadar hormon selama siklus tersebut. 

Tanda-tanda pubertas lainnya pada anak perempuan termasuk seperti mulai terjadi keputihan, bau badan, dan rambut tumbuh di daerah kemaluan, ketiak, dan kaki.

Pinggul akan mulai melebar, pinggang menjadi lebih kecil secara proporsional, dan lemak berlebih berkembang di sekitar perut dan bokong. 

Tetapi semua bagian tubuh berkembang secara berbeda selama waktu ini, dan tidak ada patokan 'normal'. Pahamilah bahwa setiap orang memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang unik masing-masing.

Masa pubertas pada anak laki-laki

Pada anak laki-laki, tanda pubertas paling awal adalah pertumbuhan testis dan kemudian penis. Kulit yang mengelilingi testis (atau disebut skrotum) juga akan menjadi lebih tipis dan tampak kemerahan.

Bulu tubuh mulai tumbuh, biasanya di wajah, dada, ketiak, punggung, dan area kemaluan. Jika anak remaja mulai mencoba bercukur, ruam juga berisiko mulai terjadi terutama pada kulit sensitif. 

Sementara itu, suara anak laki-laki juga mulai menjadi lebih rendah dan lebih dalam saat laring bertumbuh. Di fase ini, suara anak laki-laki akan terdengar lebih 'pecah' karena mulai beralih ke suara dewasa.

Wajar kok, Bunda. Perubahan suara ini dianggap normal dan akan hilang seiring waktu. Nantinya, jakun juga akan terlihat semakin membesar.

Bentuk dada dan bahu cenderung menjadi lebih lebar dan kebanyakan anak laki-laki mengalami percepatan pertumbuhan. Jumlah total lemak tubuh biasanya mulai turun saat otot berkembang.

Yang paling penting, anak laki-laki pada masa pubertas mungkin juga akan mulai mengalami ereksi yang tidak disengaja dan mimpi basah. Mimpi basah merupakan ejakulasi saat tidur. Ini bisa terjadi secara otomatis dan belum tentu efek dari mimpi seks atau karena menyentuh penis.

Jika ada kondisi terkait masa pubertas pada anak yang membuat Bunda ragu, segera konsultasi ke terapis atau psikolog profesional. Tetap dampingi anak saat melewati masa pubertas ya, Bunda.

Bunda, simak di video ini untuk lihat cerita gaya parenting artis Sacha Stevenson:

(som/som)

Simak Video di Bawah Ini, Bun: