Makalah tentang Perang melawan penjajahan kolonial Belanda


Contoh Makalah Sejarah Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda Dan Dampak Perkembangan Kolonialisme Dan Imperialisme, atau kalian bisa juga mengunduh file makalah ini Download File

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 07 Agustus 2019

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………..2Daftar Isi …………3BAB I: PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang …………41.2 Rumusan Masalah ………….51.3 Tujuan ………….5BAB II: PEMBAHASAN2.1 Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda ……….62.2 Perang Banjar …………..62.3 Perang Aceh ………….82.4 Perang Batak ……………92.5 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme ……….92.6 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Politik dan Struktur Pemerintah ………102.7 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Ekonomi ………….112.8 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Sosial-Budaya …………..122.9 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Pendidikan …………..12BAB III: PENUTUP3.1 Kesimpulan …………….13

3.2 Daftar Pusaka …………….13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Perang Melawan Penjajahan belanda merupakan yang sangat penting untuk pembelajaran dalam kehidupan. Karena dengan sejarah, kita bisa mengetahui bagaimana pejuang bangsa Indonesia dalam memperjuangkan tanah air Indonesia ini, yang sejak abad ke-18 penetrasi kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas, bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja, tetapi juga meluas ke bidang-bidang lainnya seperti kebudayaan dan agama. Hal itu menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan peperangan melawan penindasan dan penjajahan Bangsa Barat.

Oleh karena itu kita haruslah sangat bersyukur karena bisa menikmati hidup di Indonesia hingga saat ini tanpa harus ikut berjuang melawan penjajah. Sehingga kita tetap harus menghargai akan perjuangan para pahlawan kita dengan bisa menjadi penerus bangsa yang bisa menjunjung tinggi nama Indonesia. Mengingat pentingnya akan bahasa sejarah, kita sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk lebih memahami mengenai sejarah Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah belajar dengan sebaik mungkin.

Untuk itulah materi ini sangat penting dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai warga negara Indonesia tetapi tidak memahani mengenai negaranya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana perang melawan penjajah kolonial Belanda?2.2 Bagaimana perang Banjar terjadi?2.3 Bagaimana Aceh berjihad dalam perang?2.4 Bagaimana perang Batak terjadi?2.5 Apa sajakah dampak perkembangan kolonialisme dan imperialisme?2.6 Sebutkan dampak kolonialisme dan imperialisme dalam bidang politik dan struktur pemerintah!2.7 Sebutkan dampak kolonialisme dan imperialisme dalam bidang ekonomi!2.8 kolonialisme dan imperialisme dalam bidang sosial-budaya

2.9 kolonialisme dan imperialisme dalam bidang pendidikan!

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui Perang Banjarb. Dapat mengetahui Aceh Berjihadc. Untuk mengetahui Perang Batak

d. Mengetahui dampak dari perkembangan kolonialisme dan imperialisme

BAB II
ISI

2.1 Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda

Sampai dengan abad 18 penetrasi kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas, bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja namun juga meluas ke bidang-bidang lainnya seperti kebudayaan dan agama. Penetrasi dan dominasi yang semakin besar dan meluas terhadap kehidupan bangsa Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan perang melawan penindasan dan penjajahan bangsa Eropa. Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan bangsa Indonesia. Menghadapi tindakan penindasan itu, rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang sangat gigih. Perlawanan mula-mula ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan VOC.

Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia tersebut di bagi ke dalam dua periode, yaitu perlawanan sebelum tahun 1800 dan perlawanan sesudah tahun 1800. Pembagian waktu tersebut dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap Bangsa-Bangsa Barat tersebut. Perlawanan sebelum tahun 1800, yaitu : Perlawanan Rakyat Mataram, Perlawanan Rakyat Banten, Perlawanan Rakyat Makasar, Pemberontakan Untung Surapati. Sedangkan perlawanan sesudah tahun 1800, yaitu : Perlawanan Sultan Nuku (Tidore), Perlawanan Patimura, Perang Diponegoro,Perang Paderi, Perang Aceh, Perang Bali, Perang Banjarmasin.

Proses penjajahan di Indonesia adalah proses perjuangan yang tidak akan cukup tergambarkan dalam satu atau dua buku. Berbagai pristiwa yang pernah dialami maupun berbagai peninggalan yang masih tersisa merupakan saksi yang masih banyak menyimpan rahasiah yang mungkin belum mampu terungkap.

2.2 Perang Banjar

Di Kalimantan selatan ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan banjarmasin atau Kerajaan banjar. Kerajaan ini terkenal dengan intan, emas, lada, rotan, dan damar. Salah satu pihak asing yang berambisi menguasai banjar adalah Belanda.

Tahun 1817 telah ada perjanjian antara Sultan Sulaiman (raja banjar) dengan Belanda, salah satu isinya adalah sulaiman harus menyerahkan wilayah banjarmasin kepada belanda. Dengan wilayah yang semakin sempit, banyak yang masala, seperti penghasilan mereka semakin kecil dan Rakyat pun menjadi menderita akibat pajak yang dibebankan mereka. Dalam keadaan yang serba sulit, ada pula masalah intern dalam kerajaan (intervensi Belanda). Permasalahan lain timbul juga yaitu kematian yang tiba-tiba Putera mahkota Abdul Rahman. Sementara Sultan Adam memiliki kandidat sevagai penggantinya yaitu: Pangeran Hidayatullah (didukung pihak istana dan mengantongi surat wasiat sebagai pengganti sultan adam), Pangeran Tamjidillah (didukung Belanda), dan Prabu Anom (didukung Mangkubumi).

Tahun 1857, Sultan Adam meninggal dan Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai pengganti dan Hidayatullah sebagai Mangkubumi (padahal menurut wasiat tidak sesuai). Oleh karena itu wajar jika banyak rakyat yang protes dan kecewa. Tamjidillah memiliki peragai yang tidak baik(suka minum-minuman keras, menghapus hak istimewa pada saudaranya termasuk tidak menganggap surat wasiat dari Sultan adam, keadaan di istana pun semakin memburuk). Salah satu gerakan protes yang dilontarkan masyarakat datang dari Penghulu Abdulgani. Ada salah satu masyarakat yang protes juga dia bernama Aling (Panembahan Muning), dalam semedinya dia berfirasat kesultanan banjar sebaiknya dipimpin oleh Pangeran Antasari (sepupu hidayatullah, karena dia juga keturunan raja banjar).

Omongan Aling semakin membuat kacau kerajaan, dan dia mendirikan gerakan Tambai Mekah (Serambi Mekkah) dan banyak pengikutnya, karena dia dianggap sakti. Aling memanggil Antasari untuk bergabung dan memang Antasari juga berniat untuk menggulingkan Tamjidillah dan VOC . Antasari selain di dukung oleh Aling dia juga dapat dukungan dari pemimpin orang Dayak (Sultan Pasir&Tumenggung Surapati)

Tanggal 28 April 1859, Aling dan Kuning menyerbu kawasan Pengaron. Walaupun gagal menduduki benteng, tapi Aling dan pengikutnya berhasil membakar kawasan tersebut dan pemukiman orang-orang Belanda yang ada di Pengaron. Karena Tamjidillah tidak mampu memerintah dan banyak rakyat yang kecewa akhirnya tanggal 25 Juni 1859 dia mengundurkan diri dan menyerahkan Banjar kepada Belanda. Antasari beserta para Ulama yang mendukung dia berhasil menduduki benteng Belanda di Tabanio. Semua para pejuang Banjar (termasuk Hidayatullah) mengucapkan sumpah “Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing” para pejuang tidak akan menyerah sampai titik darah penghabisan. Belanda sebenarnya mau mengajak Hidayatullah untuk bersatu dan akan dijadikan Sultan banjar, tetapi karena Hidayatullah mengetahui akal licik Belanda ia justru memilih untuk memerangi Belanda. Belanda pun memperkuat pasukan dan mendirikan benteng pertahanan.

perlu diketahui bahwa setelah Hidayatullah pergi dari martapura dia diangkat sebagai Sultan. Hidayatullah menyatakan perang jihad fi sabilillah terhadap Belanda. Karena jumlah pasukan dan senjata belanda lebih unggul pasukan Hidayatullah bersama yang lain berhasil dipukul mundur.

Tanggal 28 Februari 1862, Hidayatullah berhasil ditangkap dan diasingkan di Cianjur Jabar (berakhirlah perang Hidayatullah). Di pihak lain, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya. Belanda berhasil memukul mundur pasukan antasari dan memindahkan pertahanannya di hulu sungai teweh. Tetapi Pangeran Antasari wafat, perlawanan dilanjutkan anaknya yang bernama Muhammad seman dan muhammad said. Walaupun mereka gigih dalam melawan kekuatan VOC mereka berhasil dikalahkan karena pasukan belanda lebih licik dan banyak. Dengan meninggalnya pemimpin, berakhir pula perang banjar sampai tahun 1905.

2.3 Perang Aceh

Perlawanan ini terjadi di Aceh pada tahun 1873 sampai 1912. Perlawanan ini terjadi karena orang orang Aceh dan para Sultan yang pernah berkuasa ingin mempertahankan kedaulatan aceh dari pemerintah hindia belanda. Semangat dan tindakan rakyat Aceh secara resmi didukung oleh adanya traktat London pada tanggal 17 Maret 1824. Dalam posisi yang terus terancam ,Aceh berusaha mencari sekutu dengan negara negara lain seperti Turki , Italia , bahkan melakukan kontak hubungan dengan Amerika Serikat. Tahun 1873 Aceh mengirim utusan yaitu Habib Abdurahman ke Turki untuk meminta bantuan senjata. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda melalui komisaris Nieuwenhuijzen mengumumkan perang terhadap Aceh. Aceh membangun pos-pos pertahanan sepanjang pantai Aceh Besar dibangun Kuta, yaitu semacam benteng untuk memperkuat pertahanan wilayah Aceh. Jumlah pasukan ditingkatkan dan ditempatkan di berbagai tempat strategis. Senjata dari luar juga telah berhasil dimasukkan ke Aceh seperti 5000 peti mesiu dan sekitar 1394 peti senapan

Pertempuran terjadi dikawasan pantai, kota, bahkan pada tanggal 14 April 1873 terjadi pertempuran sengit antara pasukan Aceh dibawah kepemimpinan Teuku Imeum Luing Bata melawan tentara belanda dibawah pimpinan Kohler untuk memperebutkan Masjid Raya Baitur rahman. Setelah melipat gandakan kekuatan pada tanggal 9 Desember 1873 Belanda melakukan agresi ke 2, Masjid Raya Baiturrahman terus dihujani peluru dan pada tanggal 6 Januari 1874 Masjid dibakar. Setelah jatuhnya masjid Raya Baiturrahman Aceh besar jatuh ketanggan Belanda. Tahun 1884 dilaksanakan upacara penobatan Muhammad Daud Syah sebagai Sultan disitu para pemimpin perang Aceh memproklamirkan ikrar perang Sabi (perang Sabil).

Pada tahun 1886 Teuku Umar berhasil menyerang dan menyita kapal Belanda Hok Canton yang sedang berlabuh dipantai Rigaih. Nahkoda kapal Belanda Hok Canton tewas dibunuh Teuku Umar. Ditengah tengah perjuangan Teuku Cik Ditiro meninggal. Pada tahun 1899 terjadi pertempuran sengit , dalam pertempuran ini Teuku Umar gugur sebagai Suhada, perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien.

Pada tanggal 6 September 1903 panglima Polem menyerah, dan dikatan bahwa kerajaan aceh harus berakhir. Pada 1906 pos pertahanan pasukan Cut Nyak Dien dikepung tentara Belanda dan Cut Nyak Dien ditangkap, Ia dibuang ke Sumedang sampai meninggal pada tanngal 8 November 1908, Namun perang sabil belum berakhir. Banyak tokoh tokoh ulama Aceh gugur dalam perang sabil.

Pada tanggal 26 September 1910 terjadi pertempuran sengit di Paya Cicem , Pang Nanggru tewas dan Cut Nyak Mutia berhasil meloloskan diri. Tetapi Cut Nyak Mutia pun berhasil tertangkap setelah beberapa peluru menembus kaki dan tubuhnya.Teuku Dibarat dan Cut Po Fatimah juga gugur pada tahun 1912.
Sikap yang dapat kita ambil dari tokoh-tokoh diatas adalah Patang meyerah untuk melawan penjajah dan rela berjuang demi warga.

2.4 Perang Batak

Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung, dengan tujuan untuk melindungi penyebar agama Kristen yang tergabung dalam Rhijnsnhezending, dengan tokoh penyebarnya Nommensen (orang Jerman). Raja Sisingamangaraja XIII memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di Bahal Batu, Siborong-borong, Balige Laguboti dan Lumban Julu.
Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke Dairi Pakpak. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah pimpinan Van Daalen dari Aceh Tengah, melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, Pasukan Marsose di bawah pimpinan Kapten Hans Christoffel berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan Simsim. Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya perang batak.

2.5 Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme. Sedangkan arti kata imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.Setiap sesuatu pasti memiliki sisi negatif dan positif, dan kita harus melihat sesuatu dengan dua mata terbuka.

dampak negatif dan positif dari kolonialisme dan imperialisme:

A. Dampak Negatif :

  1. Rakyat Indonesia dipaksa untuk bekerja dengan upah minim bahkan tidak diberi upah.
  2. Keadaan ekonomi Indonesia melumpuh sehingga banyak terjadi kelaparan.
  3. Banyaknya korban dari masyarakat Indonesia dikarenakan kelaparan dan penyiksaan.
  4. Banyak negara pedagang seperti Arab dan India enggan datang ke Indonesia dikarenakan Indonesia telah dikuasai oleh negara Barat.

B. Dampak Positif :

  1. Rakyat Indonesia mengenal persenjataan yang lebih canggih.
  2. Rakyat Indonesia mengetahui bagaimana caranya berperang dan mempertahankan negara.
  3. Rakyat Indonesia mengetahui cara membuat benteng, bendungan, serta bangunan yang lebih modern.
  4. Rakyat Indonesia menyadari bahwa Negara Indonesia memiliki SDA yang melimpah.
  5. Rakyat Indonesia mengetahui tentang sistem permerintahan yang lebih modern.

2.6 Dampak Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Politik dan Struktur Pemerintah

Bidang Politik dan Struktur Pemerintah:• Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian. Hal ini berlaku hingga sekarang• Aktivitas pemerintahan berpusat di wilayah Jawa

• Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya pergantian tahta kerajaan. Hal ini berdampak pada penguasaan politik di Indonesia oleh pihak imperialis. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan kerajaan lokal mulai runtuh.

2.7 Dampak Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Ekonomi

Bidang Ekonomi:• Bangsa Indonesia mulai mengenal industri pertambangan dengan dibukanya kilang minyak bumi di Tarakan Kaltim oleh Belanda• Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan• Liberialisme ekonomi • Eksploitasi ekonomi, monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda• Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.• Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.• Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.• Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa)

• Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.

2.8 Dampak Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Sosial-Budaya

A. Bidang Sosial :

• Terciptanya kasta dalam masyarakat, dengan bangsa Eropa dianggap sebagai yang tertinggi, disusul oleh Asia, Timur Jauh, serta pribumi• Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.• Daerah Indonesia saat itu masih banyak bergantung pada aktivitas di tepi laut sehingga perubahan aktivitas perdagangan berdampak pada kehidupan di pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Di bawah prinsip feodalisme, rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing.

• Masuknya agama Katolik dan Protestan

B. Bidang Budaya :

• Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.• Upacara dan tata cara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.• Dengan merosotnya peranan politik maka para elite politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya.

• Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka

2.9 Dampak Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Pendidikan

Bidang Pendidikan:• dibangunnya sekolah

• diberikannya pendidikan bagi rakyat yang akhirnya melahirkan golongan terpelajar atau kaum intelektual muda sehingga mereka mampu mengetahui perkembangan di dunia luar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perang yang terjadi pada abad ke-18 dan 19 dan awal 20 merupakan perlawanan pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.Pemerintah kolonial Belanda tetap menjalankan taktik perang yang licik dan kejam.Tipu daya pura-pura mengajak damai, mengadu domba dan menangkapi anggota keluarga pimpinan perang Indonesia terus dilakukan.Perang melawan penjajahan pemerintahan kolonial Hindia Belanda memang belum berhasil, tetapi semangat juang rakyat dan para pemimpin perang kita tidak pernah padam. Kedaulatan dan kemerdekaan rakyat Indonesia wajib terus diperjuangkan agar bebas dari penjajahan. Penjajahan pada hakikatnya selalu kejam, menangnya sendiri, serakah, tidak memperhatikan penderitaan orang lain. Penjajahan senantiasa bertentangan dengan harkat dan hak asasi manusia.

Banyak nilai-nilai keteladanan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya semangat cinta tanah air, rela berkorban, kebersamaan, kerja keras pantang menyerah dengan berbagai tantangan, sehingga dapat memotivasi kita untuk kerja keras dan giat belajar.

Kolonialisme dan imperialisme Barat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap bidang politik dan struktur pemerintah,bidang ekonomi, bidang sosial-budaya,dan bidang pendidikan. Salah satu dampak negatif dari peristiwa tersebut adalah adanya pengambilan hak penduduk di Indonesia secara paksa,dan hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan harta penduduk saat itu.

3.2 Daftar Pusaka

  • Buku paket sejarah indonesia kelas XI Semester 1
  • https://azzahra-official.com/contoh-makalah-perang-melawan-penjajahan-kolonial-belanda