Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut

Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut

Erupsi gunung api terbagi menjadi beberapa jenis. (unsplash/PurnomoCapunk)

adjar.id – Jenis erupsi gunung api ada beberapa macam, Adjarian.

Erupsi atau letusan gunung api merupakan peristiwa vulkanisme yang mengubah raut muka bumi.

Vulkanisme ini terjadi karena aktivitas magma yang ada di dalam litosfer sampai keluar permukaan bumi.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa jenis dari erupsi gunung api yang menjadi materi geografi kelas 10 SMA.

Baca Juga: Mengapa Gunung Berapi Erupsi?

Erupsi gunung api merupakan sebuah proses keluarnya magma ke permukaan bumi.

O iya, media keluarnya magma ini bisa melalui retakan pada gunung api, cerobong gunung api, atau juga dengan mendesak tubuh gunung api.

Magma yang keluar dari dalam permukaan bumi ini disebut dengan lava. Selain lava, juga ada eflata yang dikeluarkan saat terjadi erupsi.

Berikut ini jenis-jenis erupsi gunung api. Simak, yuk!

“Eflata merupakan material lepas dengan berbagai ukuran, seperti bongkahan besar, lapili, kerikil, pasir vulkanis, dan debu vulkanis.”


Page 2

Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut

Erupsi gunung api terbagi menjadi beberapa jenis. (unsplash/PurnomoCapunk)

Jenis-Jenis Erupsi Gunung Api

Jenis-jenis erupsi gunung api dibedakan berdasarkan beberapa hal, yaitu:

1. Berdasarkan Sifat dan Kekuatannya

Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Efusif

Efusif merupakan proses erupsi berupa lelehan lava melalui retakan-retakan yang terdapat pada tubuh gunung api.

Efusif ini biasanya terjadi jika magma yang terkandung di dalam gunung api sifatnya encer dan kandungan gasnya relatif sedikit.

Baca Juga: Langkah-Langkah Penyelamatan Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Api

Eksplosif

Eksplosif merupakan erupsi gunung api berupa ledakan yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik atau eflata selain lelehan larva.

Eksplosif bisa terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunung api sifatnya kental dengan kandungan gas yang tinggi.

Sehingga pada proses keluarnya menyebabkan tekanan yang sangat kuat ke permukaan bumi.

“Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi terbagi menjadi erusif dan eksplosif.”


Page 3

Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut

Erupsi gunung api terbagi menjadi beberapa jenis. (unsplash/PurnomoCapunk)

Nah, letusan gunung api eksplosif bisa mengakibatkan terbentuknya kawah atau lubang kepundan di ujung pipa gunung api.

Kawah ini menjadi tempat keluarnya material yang dimuntahkan saat erupsi terjadi.

Ukuran kawah ini sangat bervariasi, lo. Ada yang hanya beberapa meter saja dan ada juga yang memiliki diameter yang sangat curam.

Kawah yang memiliki diameter yang sangat luas ini disebut dengan kaldera yang diameter minimalnya adalah 1,5 kilometer.

2. Berdasarkan Bentuk Lubang Kepundannya

Berdasarkan bentuk lubang kepundang tempat keluarnya magma dari tubuh gunung api, erupsi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Baca Juga: Langkah-Langkah Penyelamatan Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Api

Erupsi Linier

Erupsi linier merupakan peristiwa letusan gunung api saat magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang memanjang seperti garis.

Fenomena alam yang tampak di bumi akibat erupsi linier, yaitu deretan gunung api yang memanjang.

Contohnya terdapat di LakiSpleet Islandia dengan panjang retakan mencapai 30 kilometer.

“Erupsi berdasarkan bentuk kepundannya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu erupsi linier, erupsi areal, dan erupsi sentral.”


Page 4

Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut

Erupsi gunung api terbagi menjadi beberapa jenis. (unsplash/PurnomoCapunk)

Erupsi Areal

Erupsi areal merupakan jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat denga permukaan bumi.

Sehingga erupsi ini bisa membakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar.

Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat di sekitarnya.

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Gejala Vulkanisme

 • Erupsi Sentral

Erupsi sentral merupakan jenis erupsi ketika material gunung api keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunung api yang berdiri sendiri atau single volcano.

Erupsi sentral termasuk tipe letusan yang paling banyak dijumpai di permukaan bumi.

Hampir semua gunung api yang ada di Indonesia merupakan hasil dari erupsi sentral ini, Adjarian.

Nah, itulah jenis-jenis erupsi gunung api yang terbagi berdasarkan sifat dan kekuatannya serta bentuk lubang kepundannya.

Yuk, jawab pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan

Apa saja jenis erupsi yang berdasarkan sifat dan kekuatannya?

Petunjuk: Cek halaman 2.

Tonton video ini juga, yuk!

Proses keluarnya magma dinamakan erupsi atau letusan gunung api. Magma yang keluar melalui letusan dinamakan lava. Selain lava, material gunungapi yang dimuntahkan saat erupsi berupa eflata atau bahan piroklastik. Bahan piroklastik merupakan material- material lepas dengan berbagai ukuran, mulai dari bom (bongkah batuan besar), lapilli, kerikil, pasir vulkanis, sampai ukuran yang sangat halus yaitu debu vulkanis. Istilah lain yang juga berhubungan dengan material gunungapi adalah lahar. Secara umum, lahar dapat diartikan sebagai campuran lava atau eflata dengan material muka bumi berupa tanah, batuan, pasir, dan air sehingga membentuk lumpur. Berdasarkan kondisi suhunya, kita mengenal lahar panas dan dingin.

Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis disebut
Letusan Gunung Berapi
Gejala alam yang menjadi indikasi gunung api akan meletus antara lain: (1) suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan dari rata-rata suhu normal; (2) sumber air yang terletak di sekitar wilayah tersebut banyak yang tiba-tiba kering; (3) banyak pohon-pohon yang tumbuh di sekitar areal gunung mengering dan mati; (4) sering terjadi getaran-getaran gempa, baik yang skalanya kecil maupun besar yang kadang-kadang disertai suara gemuruh; (5) binatang-binatang liar yang hidup di sekitar gunungapi banyak yang mengungsi ke wilayah lain. Untuk menghindari bencana dan kerugian yang mungkin timbul akibat erupsi gunung api, pemerintah membangun pos-pos pengamatan gunung api dibawah naungan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Tugas pos pengamatan adalah mengamati dan mencatat aktivitas gunung api dan melaporkannya. Berdasarkan pengamatan dan laporan tersebut, lalu ditentukan status gunung api itu untuk memberikan peringatan kepada masyarakat akan bahaya letusan gunung api. Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. (1) Efusif yaitu proses erupsi berupa lelehan lava melalui retakan- retakan yang terdapat pada tubuh gunungapi. Efusif biasanya terjadi jika magma yang terkandung dalam gunungapi sifatnya encer serta kandungan gasnya relatif sedikit. (2) Eksplosif yaitu erupsi gunungapi berupa ledakan yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik di samping lelehan lava. Eksplosif dapat terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunungapi sifatnya kental dengan kandungan gas yang tinggi sehingga tekanannya sangat kuat. Erupsi juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk lubang kepundan tempat keluarnya magma dari tubuh gunungapi. Berdasarkan hal ini kita mengenal tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut. (1) Erupsi Linear yaitu peristiwa letusan gunungapi, ketika magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis. Fenomena alam yang tampak di muka Bumi akibat erupsi linear adalah deretan gunungapi yang memanjang, seperti terdapat di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan mencapai 30 kilometer. (2) Erupsi Areal yaitu jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu mem- bakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat luas di sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai Paraguay di Amerika Selatan. (3) Erupsi Sentral yaitu jenis erupsi ketika material gunungapi keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri sendiri (single volcano). Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak dijumpai di muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan hasil erupsi sentral Menurut seorang ahli ilmu kebumian Arthur L. Bloom, panjang diameter suatu kaldera minimal 1,6 kilometer. Beberapa contoh gunungapi di Indonesia yang memiliki kaldera antara lain sebagai berikut. (1) Gunung Krakatau (Selat Sunda) dengan diameter kaldera sekitar 7 km. (2) Gunung Batur (Bali) dengan diameter kaldera sekitar 10 km. (3) Gunung Ijen (Jawa Timur) dengan diameter kaldera sekitar 11 km.

(4) Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara) dengan diameter kaldera sekitar 6 km