load balancing mikrotik 2 isp beda bandwidth

Tutorial Cara Konfigurasi Load Balancing 2 ISP Metode PCC Pada Mikrotik - Load balancing merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk membagi traffic melalui 2 atau lebih jalur koneksi secara seimbang dan merata, tujuan dari load balancing yaitu untuk mengoptimalkan throughput, mengurangi respone time, dan juga menghindari overload atau penumpukan traffic pada salah satu jalur koneksi (link) yang dapat menyebabkan koneksi menjadi down.

Syarat untuk mengkonfigurasi load balancing pada router yaitu harus memiliki 2 atau lebih jalur koneksi (link) untuk menuju ke network lain, misalnya saja router yang terhubung ke jaringan internet melalui beberapa ISP (Internet Service Provider).

Sederhananya, load balancing adalah cara yang bisa diterapkan jika kamu berlangganan internet melalui 2 ISP yang berbeda, namun menginginkan agar koneksi internet dari kedua ISP tersebut masuk ke dalam satu router yang sama.

Misalnya kamu berlangganan internet dari ISP A dan ISP B masing-masing sebesar 5 Mbps. Lalu kamu ingin agar keduanya aktif secara bersamaan guna mengurangi penumpukan traffic yang ada di jaringan lokal, dalam kondisi seperti ini kamu bisa memanfaatkan load balancing sebagai solusinya.

Pada tutorial ini saya akan membagikan langkah-langkah cara mengkonfigurasi load balancing pada router mikrotik metode PCC dengan menggunakan 2 link ISP, bandwidth yang digunakan yaitu masing-masing sebesar 5Mbps. Berikut topologi yang saya gunakan.

Kondisi dari topologi diatas yaitu sebagai berikut :

  1. Router yang digunakan yaitu tipe RB951Ui-2HnD
  2. Interface ether1 terhubung ke ISP-1
  3. Interface ether2 terhubung ke ISP-2
  4. Interface ether3 terhubung ke switch sebagai gateway untuk jaringan lokal

Jika kondisi di jaringan kamu tidak sama, silahkan disesuaikan saja ya, sekarang saatnya kita konfig load balance-nya, buka New Terminal mikrotik kemudian paste script-script dibawah ini.

#1. Tambahkan Konfigurasi IP address 

Pertama, kita tambahkan alamat IP pada masing-masing interface router, yaitu ether1 dan ether2 untuk WAN, sedangkan ether3 untuk LAN./ip address add address=192.168.90.2/30 comment=ISP-1 interface=ether1 network=192.168.90.0 add address=192.168.91.2/30 comment=ISP-2 interface=ether2 network=192.168.91.0 add address=192.168.1.1/24 comment="Local Network" interface=ether3 network=192.168.1.0

#2. Konfigurasi DNS Resolver

Kedua, tambahkan konfigurasi DNS, tujuannya agar router dapat menjangkau semua alamat domain yang ada di internet. Tanpa konfigurasi DNS maka router hanya bisa menjangkau alamat IP saja (Gak bisa internetan)./ip dns set allow-remote-requests=yes servers=8.8.8.8,8.8.4.4

#3. Konfigurasi Mangle Untuk PCC

Ketiga, tambahkan konfigurasi mangle untuk menandai setiap koneksi yang masuk ke dalam router melalui interface ether1 dan ether2, ini ditentukan dari chain yang dipakai yaitu input dan juga action mark connection./ip firewall mangle add action=mark-connection chain=input connection-state=new in-interface=ether1 new-connection-mark=ISP-1 passthrough=yes add action=mark-connection chain=input connection-state=new in-interface=ether2 new-connection-mark=ISP-2 passthrough=yes Rule mangle di atas akan menandai koneksi yang masuk dari ether1 sebagai connection-mark=ISP-1, dan koneksi yang masuk melalui ether2 akan ditandai sebagai connection-mark=ISP-2, dari situ kita bisa memetakan koneksi yang keluar (chain output) dari router melalui masing-masing interface dengan action mark-routing.
add action=mark-routing chain=output connection-mark=ISP-1 new-routing-mark=Jalur-1 passthrough=no add action=mark-routing chain=output connection-mark=ISP-2 new-routing-mark=Jalur-2 passthrough=no Nah ini yang paling penting dari load balancing metode PCC, PCC (Per Connection Classifier) adalah sebuah fitur pada router mikrotik untuk melakukan tracking koneksi yang masuk maupun keluar melewati router berdasarkan kriteria tertentu. Metode PCC yang akan kita gunakan kali ini yaitu untuk mengklasifikasikan koneksi yang berasal dari interface lokal (ether3) berdasarkan address and port.add action=mark-connection chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3 new-connection-mark=ISP-1 passthrough=yes \ per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/0 add action=mark-connection chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3 new-connection-mark=ISP-2 passthrough=yes \ per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/1 Kemudian petakan koneksi yang berasal dari interface lokal (ether3) yang akan keluar meninggalkan router melalui masing-masing interface WAN yaitu ether1 dan ether2.
add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=ISP-1 in-interface=ether3 new-routing-mark=Jalur-1 passthrough=yes add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=ISP-2 in-interface=ether3 new-routing-mark=Jalur-2 passthrough=yes

#4. Tambahkan Rule NAT Untuk Client

Agar client yang berada dibawah router dapat terhubung ke jaringan internet, maka kita harus menambahkan network address translation (NAT) masquerade./ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1 add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether2

#5. Tambahkan Entri Routing

Entri routing yang harus kita input ke dalam table routing terbagi menjadi 2 jenis entri routing. Pertama, yaitu untuk menentukan apakah sebuah koneksi harus melalui jalur ISP-1 atau melalui jalur ISP-2. Parameter routing-mark ini merupakan routing-mark yang sudah kita buat sebelumnya pada mangle./ip route add check-gateway=ping distance=1 gateway=192.168.90.1 routing-mark=Jalur-1 add check-gateway=ping distance=2 gateway=192.168.91.1 routing-mark=Jalur-2

Kedua, yaitu berfungsi sebagai skema failover apabila salah satu link mengalami gangguan (down), maka semua traffic akan dialihkan ke link yang masih aktif.

add distance=1 gateway=192.168.90.1 add distance=2 gateway=192.168.91.1

Sampai disini konfigurasi load balancing metode PCC sudah selesai, efek load balancing biasanya baru terasa apabila traffic di jaringan lokal sudah mengalami peningkatan (full traffic), untuk memastikan load balancing sudah berfungsi dengan baik atau belum, kamu bisa mengeceknya di menu Interfaces.

Demikian tutorial cara setting load balance di mikrotik metode PCC, silahkan dishare ke teman-teman kamu sob jika tutorial ini dirasa bermanfaat, terimakasih.

Pada lab ini, anggap saja kita mempunyai 3 ISP (2 dedicated bandwidth 50Mbps dan 1 shared bandwidth 100Mbps). Jika kita melakukan load balancing sekaligus ke 3 ISP tersebut maka performa jaringan kita akan menjadi tidak optimal karena ada 1 ISP memiliki shared bandwidth. Meskipun angkanya lebih besar daripada yang dedicated, tetapi shared artinya 100Mbps itu masih dibagi-bagi lagi, biasanya bandwidth rata-rata yang kita dapatkan hanya sekitar 15-20Mbps.

Oleh karena itu, kita hanya akan melakukan load balancing menggunakan 2 ISP yang memiliki dedicated bandwidth. Sementara ISP yang memiliki shared bandwidth akan dijadikan sebagai backup ketika semua ISP dedicated bandwidth mengalami masalah (down).

Syarat untuk memahami artikel ini, kamu harus memahi hal-hal berikut:

  • Pengalamatan IPv4
  • Konsep Firewall Mikrotik
  • Static Route

Referensi:

Akses Cepat:

  1. Topologi
  2. Preconfig
  3. Konfigurasi Load Balance & Failover
  4. Pengujian


A. TOPOLOGI

Hostname Interface Address
ISP-1 (to Gateway) 11.11.11.1/24
ISP-2 (to Gateway) 22.22.22.1/24
ISP-3 (to Gateway) 33.33.33.1/24
Gateway ether1-ISP1 11.11.11.254/24
ether2-ISP2 22.22.22.254/24
ether3-ISP3 33.33.33.254/24
ether4-LAN 192.168.1.1/24
PC (LAN) eth (to Gateway) 192.168.1.X/24


B. PRECONFIG

1. Konfigurasi IP Address

## berikut ini konfigurasi IP menggunakan cara statis, ## bisa juga menggunakan cara dinamis (dhcp-client). /ip address add address=11.11.11.254/24 interface=ether1-ISP1 add address=22.22.22.254/24 interface=ether1-ISP2 add address=33.33.33.254/24 interface=ether1-ISP3 add address=192.168.100.1/24 interface=ether4-LAN

2. Konfigurasi DNS Server

## jangan gunakan DNS bawaan ISP, ## karena terkadang penggunaanya dibatasi. ## gunakan ip public: 8.8.8.8, 208.67.222.222, 208.67.220.220, dll atau dns private milikmu sendiri. /ip dns set servers=8.8.8.8,208.67.222.222

3. Interface List
Untuk mempermudah identifikasi dan konfigurasi, kelompokan interface menjadi kelompok LAN untuk interface yang mengarah ke jaringan lokal dan WAN untuk interface yang menuju ke jaringan publik (ISP).

/interface list add name=LAN add name=WAN /interface list member add interface=ether1-ISP1 list=WAN add interface=ether2-ISP2 list=WAN add interface=ether3-ISP3 list=WAN add interface=ether4-LAN list=LAN

4. NAT

/ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat out-interface-list=WAN


C. Konfigurasi Load Balancing dan Failover

Load balancing adalah teknologi yang memungkinkan pembagian traffic koneksi ke beberapa jalur koneksi secara seimbang. Contoh pada lab kita kali ini, setiap traffic dari client ke internet akan diteruskan ke dua ISP (ISP1 dan ISP2).

Failover memungkinkan traffic tetap bisa diteruskan ke internet meskipun salah satu jalurnya mati. Failover merupakan hal yang (harusnya) melekat pada load balancing. Kalau ada load balancing pasti ada failover. Contoh: kita akan load balancing menggunakan ISP1 dan ISP2, ketika ISP1 mati maka traffic tetap bisa diteruskan melalui ISP2. Demikian pula sebaliknya, ketika ISP2 mati maka traffic tetap bisa diteruskan melalui ISP1.

Nah, di lab ini, kita sebenarnya punya 3 ISP, kita akan membuat ISP3 sebagai backup ketika ISP1 dan ISP2 mati. Kenapa ISP3 tidak diload balance? Karena IPS3 memiliki shared bandwidth (bandwidthnya tidak tetap) sehingga berpotensi membuat jaringan tidak optimal.

Sebelum memulai konfigurasi, supaya mempermudah membuat rule mangle, buatlah address list yang isinya alamat network LAN dan network yang langsung terkoneksi ke router. Contoh pada topologi di atas, ada ether1-ISP1, ether2-ISP2, ether3-ISP3, dan jaringan LAN (hanya 1), maka:

/ip firewall address-list add address=11.11.11.0/24 list=LAN add address=22.22.22.0/24 list=LAN add address=33.33.33.0/24 list=LAN add address=192.168.100.0/24 list=LAN

Jika sudah, buatlah mangle yang berfungsi untuk menandai paket yang berasal dari (address-list) LAN menuju ke selain (address-list) LAN. Selain itu mangle ini juga akan membagi (load balance) setiap paket yang lewat menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier). Paket tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan src-address, src-port, dst-address, dan dst-port.

1. Firewall Mangle

/ip firewall mangle add action=mark-routing chain=prerouting src-address-list=LAN dst-address-list=!LAN \ dst-address-type=!local new-routing-mark=route_to_ISP1 passthrough=no \ per-connection-classifier=both-addresses:2/0 add action=mark-routing chain=prerouting src-address-list=LAN dst-address-list=!LAN \ dst-address-type=!local new-routing-mark=route_to_ISP2 passthrough=no \ per-connection-classifier=both-addresses:2/1

Nah sesuai konfig di atas, untuk lab ini, kita akan menggunakan src-address dan dst-address saja (both-address) untuk mengklasifikasikan paket yang lewat. Jadi setiap paket yang lewat akan diberi mark route_to_ISP1 dan route_to_ISP2 secara bergantian sesuai nilai denominator dan remainder.

Contoh, karena bandwidth ISP1 dan ISP2 sama yaitu 50MB, maka kita bisa membaginya dengan perbandingan 1:1. Sehingga kita bagi menjadi dua grup saja. Jumlah grup tersebut adalah nilai denominator. Sedangkan nilai remainder adalah nilai index grup tersebut, contoh grup kita ada 2, maka kita akan buat mangle dengan remainder 0 dan 1 (remainder dimulai dari 0).
Grup 0 akan diberi mark route_to_ISP1.
Grup 1 akan diberi mark route_to_ISP2.

Hal yang berbeda, jika kita punya 2 ISP yang memiliki bandwidth berbeda: 30Mbps dan 10Mbps. Maka kita bisa menggunakan perbandingan 3:1. Berarti nilai denominator-nya adalah 4, dan grupnya (remainder) ada 4 (0,1,2,3). Agar seimbang dan optimal, 3 grup (contoh:0,1,2) diberi mark untuk diteruskan ke ISP 30Mbps, sementara 1 grup sisanya diberi mark untuk ISP yang 10Mbps. Tapi kasus kita ini bandwidthnya sama, maka kita bisa gunakan perbandingan 1:1 saja.

Karakter load balancing PCC both-address adalah paket yang memiliki source address dan destination address yang sama akan selalu dilewatkan ke internet melalui ISP yang sama, selama masih ada session yang established. Contoh:

1. Src:192.168.1.5, Dst:8.8.8.8, dilewatkan melalui ISP1.


2. Src:192.168.1.5, Dst:157.240.208.35, dilewatkan melalui ISP2.
3. Src:192.168.1.7, Dst:157.240.208.35, dilewatkan melalui ISP1.
4. Src:192.168.1.8, Dst:13.250.177.223, dilewatkan melalui ISP2.

Misalkan ada paket ke-5 seperti ini:
5. Src:192.168.1.5, Dst:157.240.208.35 Jika session paket nomor 2 di atas masih ADA, maka akan dilewatkan melalui ISP2.

Jika session paket nomor 2 di atas sudah TIDAK ADA, maka akan dilewatkan melalui ISP1.

Selanjutnya kita buat recursive route menggunakan protocol static route untuk me-route traffic ke internet. Kita catat dulu gateway masing-masing ISP. ISP1: 11.11.11.1 ISP2: 22.22.22.1

ISP3: 33.33.33.1

Karena ada 3 ISP yang akan kita gunakan untuk recursive route ke internet, maka kita memerlukan 3 IP publik yang ada di internet untuk dijadikan recursive default gateway. Pastikan IP ini bisa di-ping dan jarang down. ISP1: 11.11.11.1 ==> 1.0.0.1 ISP2: 22.22.22.1 ==> 1.1.1.1

ISP3: 33.33.33.1 ==> 8.8.4.4

/ip route ## Static host route ke public ip yang ada di internet. ## Atur nilai scope yang baru (bedakan dari default scope=30), contoh=25. add distance=1 dst-address=1.0.0.1/32 gateway=11.11.11.1 scope=25 add distance=1 dst-address=1.1.1.1/32 gateway=22.22.22.1 scope=25 add distance=1 dst-address=8.8.4.4/32 gateway=33.33.33.1 scope=25 ## Default gateway untuk me-route traffic yang berasal dari router itu sendiri. ## Nilai target-scope samakan dengan nilai scope pada static host route. ## Parameter check-gateway=ping membuat router melakukan ping ke gateway setiap interval 10 detik, ## Jika ping 2x timeout secara berturut turut, ## maka link ke ISP yang recursive ke gateway tersebut dianggap down. add check-gateway=ping distance=1 gateway=1.0.0.1 target-scope=25 add check-gateway=ping distance=2 gateway=1.1.1.1 target-scope=25 add check-gateway=ping distance=3 gateway=8.8.4.4 target-scope=25 ## Default gateway untuk me-route traffic yang diberi mark route_to_ISP1. ## Nilai target-scope samakan dengan nilai scope pada static host route. ## Atur prioritas menggunakan distance: ISP1, ISP2, ISP3 add distance=1 gateway=1.0.0.1 routing-mark=route_to_ISP1 target-scope=25 add distance=2 gateway=1.1.1.1 routing-mark=route_to_ISP1 target-scope=25 add distance=3 gateway=8.8.4.4 routing-mark=route_to_ISP1 target-scope=25 ## Default gateway untuk me-route traffic yang diberi mark route_to_ISP2. ## Nilai target-scope samakan dengan nilai scope pada static host route. ## Atur prioritas menggunakan distance: ISP2, ISP1, ISP3 add distance=1 gateway=1.1.1.1 routing-mark=route_to_ISP2 target-scope=25 add distance=2 gateway=1.0.0.1 routing-mark=route_to_ISP2 target-scope=25 add distance=3 gateway=8.8.4.4 routing-mark=route_to_ISP2 target-scope=25

Nah berikut hasil konfigurasi mangle dan routing.


D. PENGUJIAN

1. Traceroute dari client (LAN) ke internet.

Biasanya setiap traceroute ke tujuan yang berbeda akan melewati ISP yang berebeda. Tetapi kalau kamu mengetesnya melalui PC client yang ramai koneksinya, ketika traceroute mungkin selalu melewati ISP yang sama.

2. Matikan modem ISP1

Ketika ISP1 down, maka dalam waktu kurang dari 30 detik, active route akan beralih ke ISP2.

3. Matikan modem ISP1 dan ISP2

Ketika ISP2 down, maka dalam waktu kurang dari 30 detik, active route akan beralih ke ISP3.

Apakah total bandwidthnya menjadi sama dengan akumulasi total bandwidth ISP1 dan ISP2? Ya total bandwidth menjadi 50+50 = 100Mbps, tetapi ketika melakukan download single file, maka maksimal 50Mbps karena setiap paket yang memiliki src-address dan dst-address yang sama akan hanya melewati salah satu ISP saja.

Tags: pcc mikrotik, load balancing mikrotik, load balance pcc, load balance pcc mikrotik, load balancing 2 isp, load balancing 3 isp, load balancing 2 wan, load balancing 3 wan, pcc mikrotik 2 wan, pcc mikrotik 3 wan, pcc mikrotik 2 isp, pcc mikrotik 3 isp, pcc mikrotik dan failover, perbedaan load balancing dan failover, cara konfigurasi load balancing mikrotik, konfig pcc mikrotik, traffic sharing mikrotik, load balancing 2 isp dan 1 isp backup, mikrotik pcc, cara kerja pcc, apa itu pcc, per connection classifier, routing rekursif mikrotik, recursiv route mikrotik, check-gateway mikrotik, ip route distance mikrotik, apa itu ip route distance mikrotik, fungsi check-gateway mikrotik, interval check-gateway ping mikrotik, interval check-gateway mikrotik, recursiv static route mikrotik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA