sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi manajer keuangan internasioal Seorang wanita berusia 62 tahun mengalami demam tinggi disertai batuk berdahak kuning sejak 2 hari lalu. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan suhu 37,8 … RENSWARTZ REALTY COMPANY As the housing market began to heat up, the Renswartz Realty Company set high goals for increasing the number of listings and … 1. Suatu tanki seperti pada gambar penampang lingkaran. Tentukan gaya ke atas yang bekerja pada bidang kerucut terpancung ABCD. Dan berapakah besar ga … Seorang pria berusia 56 tahun didiagnosis karsinoma paru. Meskipun menjalani kemoterapi, pasien akhirnya meninggal akibat metastasis luas. Pada saat o … Perencanaan pembangunan itu sangat penting. Apa saja yang menyebabkan perrncanaan pembangunan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Ke bogor :)Apa singkatan dari KRL?sering off karena data habis terus :') Jelaskan Secara Astronomis Awal Waktu Shalat 4. Jelaskan mengapa pembangunan pulau terluar menjadi penting dalam upaya melindungi kehilangan potensi ekonomi maritim Indonesia mengapa pendidikan dikatakan sebagai pondasi sebuah bangsa Kudungga[1] merupakan raja awal pendiri Kerajaan Kutai Martapura dengan gelar Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman, yang memerintah sekitar tahun 400 Masehi atau abad ke-4 Masehi. Pada awalnya Kutai Martapura yang dipimpin oleh Kudungga belum berkedudukan sebagai raja, melainkan sebagai pemimpin komunitas atau kepala suku.[2] Kutai Martapura pada masa Kudungga belum mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.[3] Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta. Penemuan yang paling diandalkan sebagai sumber yang menyatakan bahwa Kutai Martapura adalah Kerajaan tertua di nusantara adalah yupa.[4] Jumlah yupa yang ditemukan di Muara Kaman adalah sebanyak 7 buah yupa.[4] Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh J.G. de Casparis (1949), yupa-yupa di kawasan Muara Kaman yang diduga kuat sebagai peninggalan peradaban Kutai Martapura yang ditemukan berturut-turut pada tahun 1879 dan 1940.[4] Dalam yupa-yupa tersebut, ditemukan juga prasasti, antara lain berupa tulisan dengan aksara Pallawa yang ditulis dalam bahasa Sansekerta. Huruf yang dipahatkan pada yupa diduga berasal dari akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 M. Semua tugu batu tersebut dikeluarkan atas titah seorang pememimpin yang diketahui bernama Maharaja Mulawarman Naladewa.[5] Mulawarman diduga kuat adalah orang Indonesia karena nama kakeknya, yakni Kundungga (ada juga yang menyebut kudunga atau kundungga) adalah nama asli nusantara.[5] Kundungga inilah yang diyakini cikal-bakal pemimpin pertama Kerajaan Kutai Martapura, sementara Mulawarman adalah penerus Aswawarman (anak Kundungga) yang membawa Kerajaan Kutai Martapura pada masa-masa puncak kejayaannya.[5] R.M. Ng. Poerbatjaraka (1952) menafsirkan rangkaian huruf Pallawa berbahasa Sansekerta yang tercatat pada yupa tentang silsilah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa-masa awal kerajaan Kutai Martapura dalam terjemahan bebas sebagai berikut:[6]
Artinya:
Dari peninggalan prasasti diatas dapat dirumuskan kesimpulan bahwa silsilah keluarga Kerajaan Kutai Martapura, yakni Kundungga sebagai raja Kutai yang pertama. Kundungga memiliki anak bernama Aswawarman yang kemudian meneruskan kepemimpinan di Kerajaan Kutai. Aswawarman mempunyai tiga orang anak laki-laki. Dari ketiga anak Aswawarman ini, terdapat seorang anak yang paling terkemuka, yakni yang bernama Mulawarman sebagai putra mahkota.[6] Keyakinan bahwa Kundungga adalah orang Indonesia asli didasarkan pada penyelidikan bahwa Kundungga jelas bukan nama yang berbau India, meski nama-nama keturunannya, yaitu Aswawarman dan Mulawarman, mengandung unsur nama India.[5] Dalam hal ini. Poesponegoro dan Notosusanto (1993) menyatakan bahwa terdapat nama Bugis yang mirip dengan penyebutan Kundungga, yaitu Kadungga.[5] Kemiripan nama ini ditengarai bukan hanya kebetulan belaka mengingat di Sulawesi Selatan juga ditemukan beberapa prasasti yang hampir sama dengan apa yang ditemukan di Kutai.[5] Poesponegoro dan Notosusanto (1993) selanjutnya menyimpulkan bahwa kemungkinan besar, baik Kundungga yang menamakan anaknya sebagai Aswawarman maupun Aswawarman sendiri yang mempunyai anak bernama Mulawarman, berkeinginan menyamakan derajat mereka atau keturunan mereka agar sejajar dengan kaum kesatria yang ada di India.[5] Kemungkinan ini didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan bahwa kata "warman" berasal dari bahasa sansekerta yang biasanya digunakan untuk akhiran nama-nama orang di India bagian selatan.[3] Dalam tradisi Hindu yang berasal dari India, sistem sosial masyarakat terbagi atas kelas-kelas yang dikenal dengan tingkatan kasta di mana kalangan kesatria atau bangsawan Kerajaan termasuk dalam kasta terhormat.[3]
|