Kondisi air yang menyangkut kadar atau kandungan zat kimia dalam air adalah

Kondisi air yang menyangkut kadar atau kandungan zat kimia dalam air adalah

Kita hidup di dalam bumi dengan jumlah air sekitar 70%. Dalam jumlah itu, menandakan bahwa air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan bumi dan manusia itu sendiri.

Air yang merupakan sumber daya alam yang ketersediannya tidak terbatas dan melimpah harus tetap kita jaga kualitasnya dengan tepat. Hal itu karena, air yang berkualitas sajalah yang dapat kita gunakan dan konsumsi.

Baca Juga: Cara Menjernihkan Air Sendiri di Rumah

Tiga parameter kualitas air

Secara umum air yang berkualitas perlu memenuhi beberapa parameter yang telah ditentukan.

Parameter kualitas air ditentukan untuk memberikan penilaian standar air yang bersih dan bebas dari bahan kimia berbahaya, mempunyai pH dan suhu yang sesuai, kandungan amonia dan nitrit yang rendah, serta tidak tercemar.

1. Parameter Fisika

Terdiri dari:

  • Kecerahan. Sebagai penentu ukuran cahaya di dalam air yang disebabkan oleh partikel kaloid serta suspensi dari bahan pencemar, seperti limbah industri.
  • Suhu. Menjadi faktor penting yang berkaitan dengan kehidupan hewan serta tumbuhan di dalam laut. Suhu air yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan, saat suhu rendah, ikan akan lebih mudah terserang bakteri atau jamur.
  • Kedalaman. Menentukan seberapa banyak sinar matahari masuk ke dalam air. Makhluk hidup seperti ikan biasanya akan stress saat berada di perairan dengan cahaya matahari yang sedikit.

2. Parameter Kimia

Terdiri dari:

  • Tingkat keasaman (pH). Kualitas air yang baik harus memiliki pH yang netral, tidak terlalu asam ataupun basa. Parameter ini menilai pengaruh tingkat kesuburan perairan dan kehidupan makhluk hidup.
  • Oksigen terlarut (DO). Berasal dari dua sumber, atmosfer dan hasil fotosintesis oleh fitoplankton dan tanaman laut. Semakin tinggi oksigen terlarut, semakin baik pula kualitas air.
  • Salinitas. Merupakan total konsentrasi dari semua ion terlarut di dalam air.
  • Alkalinitas. Merupakan kapasitas air dalam menetralkan tambahan dari asam tanpa menurunkan tingkat pH.

3. Parameter Biologi

Terdiri dari:

  • Plankton. Organisme yang memiliki ukuran sangat kecil dan bergerak sesuai arus air. Terdiri dari zooplankton (hewan) dan fitoplankton (tumbuhan). Jika jumlah plankton di perairan tinggi, maka keberlangsungan hidup seluruh organisme akan terjaga.
  • Ikan. Jumlah ikan sangat menentukan kualitas air di dalam suatu perairan.

Penyebab dan dampak menurunnya kualitas air

Kondisi air yang menyangkut kadar atau kandungan zat kimia dalam air adalah

Tercemarnya air dapat diperoleh dari beberapa penyebab dan dari berbagai jenis sampah dan limbah. Beberapa jenis penyebab menurunnya kualitas air adalah dari:

  1. Limbah rumah tangga
  2. Limbah industri
  3. Sektor pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan
  4. Bahan peledak penangkap ikan
  5. Deterjen
  6. Sampah
  7. Penggundulan hutan
  8. Tumpahan minyak di laut

Penyebab-penyebab tersebut sudah pasti akan membawa dampak buruk bagi kehidupan. Beberapa dampaknya yang dapat begitu merugikan dan berbahaya bagi makhluk hidup adalah:

  1. Banjir
  2. Tanah longsor
  3. Sarang penyakit
  4. Biota air mati
  5. Ekosistem air rusak
  6. Erosi
  7. Sumber air bersih berkurang
  8. Keseimbangan lingkungan terganggu

Setelah mengetahui apa saja dampaknya, kita perlu melakukan usaha penanggulan, yang bisa dimulai dengan beberapa cara mudah berikut:

  • Membuang sampah pada tempatnya.
  • Memilah sampah dengan tepat guna.
  • Hemat air.
  • Mengurangi penggunaan deterjen berbahan kimia.
  • Mengurangi penggunaan pestisida dan zat kimia berbahaya lainnya.

Baca Juga: Fakta Menarik Air Bersih di Indonesia dan Tips Menjaga Air Bersih

Mari gabung menjadi mitra D-Laundry di sini. Ciptakan laundry terbaik untuk konsumen dan menguntungkan untuk para mitra.

AIR merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Bila manusia, hewan, dan tumbuhan kekurangan air, maka akan mati. Pokoknya, pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan dan minum. Orang akan dehidrasi atau terserang penyakit bila kekurangan cairan dalam tubuhnya.Persoalannya, saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air.Pendapat itu diungkapkan dua ahli air bersih dan limbah cair Arie Herlambang dan Nusa Idaman Said dari Pusat Pengajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT kepada Media baru-baru ini.Nusa Idaman Said menjelaskan pemerintah telah mengeluarkan Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.''Syarat air minum sesuai Permenkes itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya,'' kata Arie.Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium.Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan amonia.Pencemaran air di kawasan kota-kota besar di Indonesia, lanjut Arie, sangat besar. Berdasarkan data statistik BPS (Badan Pusat Statistik) DKI Jakarta 1998 sekitar 50% rumah tangga menggunakan air ledeng (PDAM), air tanah dengan menggunakan pompa sebesar 42,67%, sumur gali 3,16% dan lainnya 0,63%.''Permasalahan mulai muncul pada produk kualitas air minum. Kualitas air sungai dan air tanah kurang memenuhi syarat. Banyak orang buang sampah, kotoran maupun limbah ke sungai. Bahkan, ada cara lain membuang limbah berbahaya dengan menanam di kedalaman beberapa meter,'' kata Arie.Lebih lanjut, ia menjelaskan sumber air bersih di Jakarta berasal dari Sungai Citarum (80%), Cisadane (15%) dan sisanya Ciliwung. Sungai-sungai tersebut melintasi berbagai pedesaan, permukiman, industri, dan transportasi yang cukup padat. Namun, kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah, sehingga sungai salah satu sumber daya alam rentan tercemar.Di daerah pedesaan pun masyarakat mengalami krisis air layak untuk minum. Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di persawahan yang kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari.Tidak sedikit masyarakat desa pun mencuci dengan deterjen di pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air tawar. Akibatnya, mereka menggunakan air laut dengan kadar garam tinggi.''Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang digunakan PDAM masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi yang digunakan PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan karsinogen tidak pernah dilakukan,'' ujar Arie.

Air dan kesehatan

Apa yang dikatakan Arie dibenarkan oleh Nusa yang menyelesaikan program master di bidang Enviromental and Sanitary Enggineering di Universitas Kyoto Jepang. Ia melihat pengelolaan air baku air minum di PDAM masih menyisakan zat karsinogen.''Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di dalam air baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan. Jumlah yang diberikan cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang terkandung di air.''Dosis khlor cukup besar itu, lanjut Nusa, bisa bereaksi dengan senyawa lain menjadi khloroform, khlorofenol, dan sebagainya. Selama ini PDAM tidak pernah menganalisa senyawa-senyawa baru akibat pemberian khlor secara berlebihan itu. Padahal, efeknya bisa memunculkan radikal bebas. ''Jadi, munculnya penyakit-penyakit itu sebetulnya disebabkan oleh buruknya kualitas air minum,'' kata Nusa.Bahkan, lanjutnya, unsur besi, deterjen, dan polutan lainnya masih dijumpai pada air meskipun penampakannya bening dan bersih.Arie menambahkan kontaminasi air minum yang dipasok untuk keperluan masyarakat umum dapat terjadi akibat limbah industri, limbah domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun, korosi dari pemipaan dan juga akibat hasil samping dari proses disinfeksi dengan senyawa khlor. ''Proses kontaminasi dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan ataupun pada pipa distribusinya.''Oleh sebab itu, lanjut Arie, penduduk Indonesia sampai sekarang pun masih sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, penyakit tersebut berhubungan dengan air (waterborne deseases).''Nusa melihat hubungan antara kualitas kesehatan masyarakat dengan air bersih yang dikonsumsi saling terkait. Selain diare, tifus, kolera maupun disentri, penyakit lain yang banyak dijumpai adalah hepatitis A dan poliomelistis anterior akut.Kedua peneliti ini menekankan pentingnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya zat kimia di dalam air minum. ''Banyak dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi yang diizinkan,'' kata Arie.Sebetulnya senyawa kimia ini bisa secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya.Sebagai contoh adalah nitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertanian. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandung senyawa nitrat akibat penggunaan pupuk nitrogen (urea).Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen.Flourida (F) adalah senyawa kimia yang alami pada air di berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan bermanfaat pada kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/l) menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak0. ''Bila lebih besar lagi 3-6 mg/l menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/l.''Unsur berbahaya lainnya adalah air raksa (merkurium, Hg) adalah logam berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata Jepang, 1950.Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum biasanya mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar Cd dalam air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l.

Zat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di daerah seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang diperbolehkan 0,01 mg/l. (Nda/V-1)

Post Date : 22 Maret 2005