1. Efektivitas dan efisiensi 2. Otoritas atau wewenang 3. Disiplin atau taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 4. Inisiatif, yang berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam perusahaan 1. Menjadi alat pengukuran atau penilaian kinerja perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan perusahaan, semua informasi tentang aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perusahaan tercatat dengan baik dengan valid dan transparan. Sehingga laporan keuangan juga dapat menjadi dasar penilaian dari kinerja unit usaha dan tim karyawan yang ada di perusahaan. 2. Membuat langkah-langkah untuk perbaikan perusahaan. Dengan mengetahui dimana letak inefisiensi perusahaan, maka langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan secara lebih baik dan tepat sasaran. Dengan adanya laporan keuangan, maka akan jelas terlihat dimana terjadinya pos-pos perusahaan dengan pengeluaran atau pembiayaan yang besar sehingga perlu dihemat, dan lain sebagainya. 3. Menjadi dasar informasi untuk melakukan proyeksi di masa mendatang. Dengan adanya data keuangan, maka akan membantu manajemen dan pemilik perusahaan dalam menentukan target dan visi untuk pengembangan bisnis yang ingin didapatkan di masa depan. Terutama dalam melakukan pembelian aktiva atau melakukan pinjaman ke pihak lain yang harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan yang lebih baik lagi. 4. Meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas suatu perusahaan. Untuk beberapa investor, laporan keuangan yang baik dapat menjadi dasar dalam melakukan penanaman modal kepada perusahaan tersebut. Namun, bukan berarti hal ini menyebabkan laporan keuangan dapat dipoles dengan angka-angka positif yang baik sehingga perusahaan dapat dinilai lebih tinggi. 1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar hutang-hutangnya maupun untuk mengecek efisiensi modal kerja. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan. Apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid. Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk menghitungnya adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. 2. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang dapat diukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity. 3. Rasio Solvabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan Rasio Hutang terhadap Aktiva, Time Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage. 4. Rasio Aktivitas, digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini diukur dengan menggunakan perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. | Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Menilai kinerja perusahaan menjadi tugas penting bagi para pemimpin organisasi perusahaan. Penilaian kinerja secara periodik memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan target atau sasaran yang telah ditetapkan misalnya, atau dibandingkan dengan pesaing dan rata-rata industri. Dengan mengetahui pencapaian sasaran dan posisi perusahaan, maka pemimpin organisasi perusahaan dapat melakukan improvement untuk mencapai level yang diinginkan. Dalam persepektif balanced scorecard, perusahaan mengukur kinerja financial dan non financial. Setiap perusahaan memiliki indikator ukuran kinerja yang mungkin berbeda-beda. Perusahaan mengembangkan berbagai ukuran kinerja sesuai dengan strategi perusahaan masing-masing. Contoh indikator kinerja untuk perusahaan hotel dengan menggunakan perspektif balanced scorecared, perusahaan mengembangkan berbagai indikator kinerja sebagai berikut:
Dalam kerangka kerja balanced scorecard, kinerja financial merupakan hasil dari proses pencapaian kinerja non financial. Balanced scorecard memberikan panduan strategy map, peta perjalanan dan peta strategi yang akan dieksekusi oleh pemimpin organisasi perusahaan sesuai dengan misi dan visi organisasi. Kerangka kerja balanced scorecared memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan memperoleh gambaran rasional faktor-faktor kunci dalam mencapai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan sangat ditentukan oleh bagaimana para pemimpin organisasi perusahaan mengelola organisasi dan kompetensi modal manusianya. Pengelolaan organisasi dan kompetensi modal manusia yang baik memungkinkan perusahaan dapat memberikan kualitas pelayanan yang prima, sehingga pelanggan puas dan loyal. Pelanggan yang puas dan loyal merupakan kunci sukses untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Perspektif Analisis Pengukuran kinerja perusahaan, selain dilihat dari perspektif kinerja financial dan non financial, juga dapat dilihat dari perspektif kepentingan atau tujuan analisisnya. Dalam hal ini, kita dapat membedakan perspektif eksternal dan internal. Pengukuran kinerja dari perspektif eksternal, terutama dilakukan oleh investor ekuitas dan kreditor. Dari perspektif ini, tujuan analisis kinerja keuangan perusahaan terutama dimaksudkan untuk valuation, yaitu menilai prospek dan risiko perusahaan yang tercermin dari present value harga saham dan nilai perusahaan secara keseluruhan. Dengan mengetahui present value harga saham, maka para investor dan kreditor dapat mengambil keputusan atas investasi pada perusahaan tersebut. Keputusan ini dapat berupa: hold, buy, atau sell atas kepemilikan saham pada perusahaan tersebut. Dalam melakukan valuation mensyaratkan data prospek cash-inflow perusahaan dalam beberapa tahun kedepan, misalnya 5 s.d 7 tahun kedepan. Analis perlu melakukan konstruksi dan analisis prospektif untuk menghasilkan proyeksi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas. Dari informasi proyeksi laporan keuangan ini dapat diperloleh informasi estimasi net profit dan book values of equity untuk menghitung residual income yang diperlukan dalam mengestimasi current stock price. Sementara itu, dari perspektif internal analisis kinerja perusahaan dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis atau divisi dalam suatu organisasi perusahaan. Evaluasi kinerja unit bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran kontribusi setiap unit bisnis terhadap profitabilitas dan value creation perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran kinerja unit bisnis sangat diperlukan dalam konteks sistem pengendalian manajemen, terutama pada organisasi yang menerapkan desentralisasi pusat-pusat responsibility (responsibility centers). Dalam desain sistem pengendalian manajemen, perusahaan menetapkan responsibility center berupa: revenue center, cost center, profit center, dan investment center. Pada unit organisasi atau divisi yang diposisikan sebagai revenue center, manajer divisi revenue center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pencapaian target pendapatan sesuai yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Oleh karena itu, pengukuran kinerja divisi revenue center ditetapkan dengan KPI: pencapaian target pendapatan, market share, akuisisi pelanggan, dan sebagainya, yang terkait dengan kinerja pencapaian pendapatan. Divisi cost center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam penggunaan biaya untuk menjalankan suatu fungsi organisasi support, seperti divisi akuntansi, ICT, human capital services, purchasing, dan lain-lain. Pada divisi costcenter, penetapan KPI misalnya: cost effective, efisiensi biaya, target cost reduction, dan sebagainya. Divisi profit center peran dalam pencapaian profit, oleh karena itu manajer divisi ini memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pengelolaan kinerja pendapatan dan biaya. Pengukuran kinerja divisi profit center misalnya, returnon sales dan profit margin. Manajer divisi profit center tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan berapa dan dari mana sumber modal atau aset yang digunakan untuk menghasilkan profit. Berbeda dengan divisi profit center, divisi investment center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam menetapkan sumber modal dan dari mana modal tersebut diperoleh. Oleh karena itu, KPI divisi investment center dapat dikembangkan pada pengukuran kinerja keuangan seperti return on assets, return on investment, residual income, dan economic value added. Menerapkan pengukuran kinerja perusahaan Dalam menerapkan pengukuran kinerja perusahaan, beberapa hal penting yang perlu dipahami oleh para pemimpin organisasi perusahaan adalah:
Download artikel ini: Komentarcomments |