kewajiban anak laki-laki dalam islam

kewajiban anak laki-laki dalam islam
Gambar Ilutrasi

Kewajiban Anak (Muslim) Terhadap Orang Tuanya

Di Tulis Oleh:

*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.MPd, M.Pd, I* -Hafidzhahulloh Ta'ala- *

(Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat)

Permasalaha-permasalahan antara orang tua dan anak sering kita saksikan baik dalam banyak cerita orang-orang terdahulu maupun pada masa yang serba modern seperti ini. Banyak orang tua yang tidak peduli terhadap anak-anak hingga menelantarkan mereka. Dilain pihak banyak anak yang membangkang kepada orang tuanya hingga menjadi anak yang durhaka. Pada postingan ini akan dijelaskan tentang “Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua ”. Semoga bermanfaat.

kewajiban anak laki-laki dalam islam
Sebuah Renungan...

Agar tercapai keseimbangan dan keharmonisan dalam keluarga ; berikut ini akan dijelaskan beberapa hal tentang kewajiban-kewajiban seorang anak terhadap orangtuanya, yaitu:

Diantara Kewajiban anak terhadap orang tua nya

*1. Seorang Anak Wajib Menaati Perintah Orang Tua*

Kewajiban anak terhadap orang tua nya yang pertama adalah keaduanya. Hal ini sebagaimana firman Alloh Ta'ala yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jadi salah seorang di antara kecuanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada mereka, ucapan “ah” dan janganlah kamu membentak, dan bantulah mereka untuk berdoa yang mulia” (QS. Al Israa: 23) ).

“Menaati Alloh adalah orangtua, dan mendurhakai Alloh adalah mendurhakai orangtua”. (HR. Thabrani)

Ayat dan hadis di atas merupakan perintah untuk menghormati dan menaati perintah orangtua. Bila orangtua membir perintah maka kita harus berusha untuk melaksanakan sebaik mungkin. Apabila tak bisa atau tak mampu untuk melaksanakannya, bicaralah serta jelaskanlah dengan cara yang baik. Tak boleh kita berkata yang keras atau kasar. Jangankan begitu, berkata “ah” pun (sebagai kata penolakan) tidak diperbolehkan.

Hanya ada satu perintah yang boleh ditolak, yaitu apabila perintah itu bertentangan dengan ajaran agama (Islam) misalnya memerintah selain Alloh, melakukan dosa atau kemaksiatan. Perintah seperti itu boleh (malah wajib) ditolak, namun tetap harus dengan cara yang baik dan bijaksana. Jelaskan bahwa perintah itu bertentangan dengan jaran Islam, dan tidak akan mewujudkan dosa, tidak hanya yang mengerjakannya tapi juga yang memerintahkannya.

*2. Menghormati dan Berbuat Baik Terhadap Orang tua*

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) baik kepada orangtua”. (QS. Al Ankabut:

Pengertian berbuat baik terhadap orangtua di sini artinya sangat luas. Beberapa contoh perilaku baik terhadap orang tua diantaranya:

Berkata dan bertutur kata yang sopan, lemah lembut serta menyenangkan hati orang tua kita. Jangan sampai berkata yang keras, kasar, dan sakit hati orang tua, karena kalau orang tua sampai sakit hati kemudian dia mengadu dan berdo'a kepada Alloh, maka do'anya akan langsung dikabulkan oleh Alloh Ta'ala.

Merendahkan diri saat berhadapan dengan orang tua. Mangan mengungkapkan tajam, baru sampai melotot. Jika orang tua sedang duduk di bawah maka kita pun ikut duduk di bawah jangan duduk di kursi apalagi sambil berdiri. Sikap tangan harus ke bawah, bukan hanya kepada orang lain dan atasan, maka kepada orang tua pun harus selalu sopan.

Berterima kasih dan bersyukur atas kebaikan orang tua karena mereka sangat berjasa terhadap kita; dari sejak kita masih dalam kandungan sampai dewasa dan berkeluarga seperti sekarang (Bagi yang telah berkeluarga: Pr). Sungguh sangat besar jasa dan pengorbanan kedua orang tua kita. Kita tak akan membalasnya sampai akhir hayat sekalipun.

Itulah diantara cara seroang anak berbuat baik terhadap orang tua nya..!

*3. Mendahulukan dan Memenuhi Kebutuhan Orang tua*

Kewajiban anak terhadap orang tua yang ke 3 adalah memperhatikan anak-anak yang selalu mendahulukan dan memenuhi kebutuhan orang tua nya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash ra. Mengisahkan: Ada seorang lelaki datang menghadap Rasululloh Shalallohu' Alaihi Wa Sallam. lalu berkata, “Aku akan berbaiat untuk hijrah dan jihad demi mengharapkan pahala dari Alloh Ta'ala”. Rasululloh bertanya, “Apakah salah seorang dari kedua orang tua mu masih hidup?” Orang itu menjawab “Ya, keduanya masih hidup”. Beliau tertanya lagi, “apakah kamu mengharapkan pahala dari Alloh?” Orang itu menjawab “Ya”. Rasululloh mengatakan “Kembalilah kepada kedua orang tua mu, layani mereka dengan baik”.

Hadist tersebut memberi pelajaran untuk mendahulukan dan mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan serta pelayanan kepada orang tua. Bahkan dari hadis tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa melayani orang tua itu hampir sama derajatnya dengan berjuang (berjihad) di jalan Alloh Ta’ala. Berbahagialah anak yang bisa memenuhi kebutuhan orang tuan ya dan melayaninya dengan baik.

*4. Minta Izin dan Do’a Restu Orang tua*

“Keridhoan ALLOH bergantung (kepada) kerelaan orangtua dan kemurkaan ALLOH bergantung (kepada) kemurkaan orangtua”.

Melalui perjalanan panjang kisah hidup manusia sudah banyak terbukti bahwa seorang anak hidup berbahagia karena orang tuanya senang dan ridla kepadanya. Begitu juga sudah banyak berbukti siorang anak hidupnya celaka dan sengsara karena ornagtuanya murka serta melaknatnya.

Begitu besar peran keridlaan dan do’a orang tua ini, bahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ad Dailami’, Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam. pernah bersabda. “Do’a orang tua bagi anaknya seperti do’a seorang nabi bagi umatnya”. Maksudnya do’a orang tua itu sangat mustajab dan cepat dikabulkan oleh Alloh Subhanahu' Wa Ta'ala. seperti halnya do’a para nabi dan Rasul.

Sehubungan dengan itu ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh anak terhadapt orang tua nya:

Bila ada suatu keperluan, biasakanlah untuk meminta izin kepada orang tua. Apabila orang tua mengizinkan laksanakanlah, namun apabila tidak mengizinkan dan keperluan itu bisa ditunda, maka tundalah untuk sementara waktu. Hal ini terutama bagi anak yang masih tinggal dengan orang tua nya.

Apabila ada tugas, berangkat ke sekolah, kuliah, bekerja atau tugas ke luar daerah/ke luar negeri; biasakanlah meminta izin serta do’a restu dari orang tua; karena hal itu akan membawa berkah, misalnya akan berhasil atau mendapat lebih banyak keuntungan.

Sikap ketia meminta izin atau do’a restu haruslah dengan cara yang lemah-lembut, sopan, bijaksna supaya orangtua memberi izin dan doa restu dengan tulus ikhlas.

*5. Membantu Tugas dan Pekerjaan Orangtua*

Anak harus selalu berupaya agar bisa membantu dan meringankan tugas/kewajiban orang tua, malah menambah berat dan membuat mereka semakin susah. Bantulah mereka sesuai dengan kemampuan, misalnya dengan tenaga, pikiran maupun materi.

Beberapa contoh yang bisa kita lakukan misalnya:

Jika anak lelaki bantulah ayah untuk memperbaiki atau memperbaiki rumah, berkebun, memprbaiki peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.

Ketika anak perempuan bantulah ibu dengan cara menyapu, mengepel, mencuci, memasak, dan sebagainya. Buka usaha atau toko, bantulah orang tua semampunya seperti membawakan barang, menunggui tempat usaha atau toko, dan sebagainya.

Bantulah orang tua dengan senang hati dan ikhlas agar tidak menjadi beban ketika mengerjakannya serta mendapat pahala dari Alloh Subhanahu' Wa Ta'ala.

*6. Kewajiban Anak Selalu Menjaga Nama Baik dan Amanat Orang tua*

“Sesungguhnya sebesar-besar dosa adalah memaki ayah ibunya sendiri” Ada yang bertanya kepada beliau, “Bagaimanakah seorang memaki ayah ibunya?” Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam. menjawab, “(yaitu dengan) memaki ayah orang lain lalu di balas (oleh orang lain itu) dimaki pula ayah atau ibunya dimaki dibalas pula dimaki ibunya”.

Hadis di atas menjelaskan kewajiban kita menjaga nama baik orang tua . Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah:

Panggilah orang tua dengan “ayah” dan “ibu” atau yang semakna dengan itu. Jangan memangil orang tua dengan namanya langsung, hal tersebut sangat terlarang.

Jangan memaki nama atau perilaku orang tua orang lain, karena dikhawatirkan mereka akan membalas memaki nama dan perilaku orang tua kita. Bila hal itu terjadi berdosalah kita.

Jagalah ucapan dan perilaku kita agar tetap sopan dan santun, karena baik tidaknya perilaku kita akan membawa nama orang tua dan keluarga kita.

Termasuk pula dalam menjaga nama baik orang tua adalah menjaga serta melaksanakan amanatnya, asalkan amanatnya itu sejalan dengan ajaran Islam.

Termasuk dalam menjaga amanat orag tua adalah menjaga dan melaksanakan semua nasihat serta petunjuk (yang sesuai dengan syariat Islam) juga menjaga serta melaksanakan ajaran Islam dengan benar dan tekun).

*7. Kewajiban Anak adalah Senantiasa Mendoakan Orang tua*

Mendo’akan kedua orang tua, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal adalah kewajiban anak yang harus senantiasa dilaksanakan; karena apabila sampai ditinggalkaan maka terputuslah rizkinya.

Rasululloh bersabda:

“Bila seorang hamba (manusia) sudah meninggalkan berdo’a bagi kedua orang tuanya maka sungguh akan terputuslah rizkinya”. (HR. Ad Dailami).

Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan kita untuk mendo’akan orang tua kita, satu di antaranya adalah yang tercantum di atas. Mengapa kita wajib mendo’akan orang tua? Karena begitu banyak dan besar jasa orang tua terhadap kita, maka sudah selayaknya apabila kita selalu mendo’akan mereka.

Apa saja yang harus kita do’akan untuk orang tua, misalnya mohon diampuni dosa-dosanya dan diterima semua amal ibadahnya, mohon diberi kekuatan iman dan Islam, kekuatan dan kesehatan jasmani serta rohani, dan masih banyak lagi sesuai keadaan dan kebutuhan, asalkan do’anya adalah yang baik-baik karena itu merupakan salah satu kewajiban anak terhadap orang tua nya.

Ada banyak contoh do’a untuk orang tua, di antaranya:

“Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan ibu-bapakku serta orang-orang yang beriman pada hari perhitungan amal (hisab)”. (QS. Ibrahim: 41).

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan ibu-bapakku, dan kasihanilah kedaunya sebagaimana kedaunya mengasuh (mengasihi) aku diwaktu kecil”. (HR. Tirmidzi).

Bagaimana orang tua yang sudah meninggal bisa kita do’akan:

“Ya Alloh, ampunilah dia, dankasihanilah dia, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya dan luaskanlah tempat tinggalnya”. (HR. Muslim).

*8. Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua adalah Mengurus mereka sampai Meninggal*

Anak bayi sampai dewasa atau menikah adalah *kewajiban orang tua* untuk mengurusnya, namun setelah anak dewasa adalah kewajiban anak untuk mengurus orang tuanya.

Pengertian mengurus di sini adalah memberi tempat tinggal serta memenuhi semua kebutuhan orang tuanya; misalnya makan, minum, pakaian, memberi hiburan, mengurus ketika sakit, dan sebagainya. Apabila anaknya tunggal maka anak tunggalnya itulah yang berkewajiban mengurus orang tuanya. Namun apabila anaknya lebih dari satu maka kewajiban mengurus orangtua ditanggung secara bersama.

Hal utama dalam mengurus orang tua adalah dengan di urus sendiri oleh anak-anaknya secara langsung. Adalah hal yang tidak etis apabila setelah berusi lanjut orang tua dititipkan ke panti jompo. Betapa hancur dan merananya hati orang tua apabila menglami hal seperti itu bagaimana apabila anda mengalami sendiri.

Rasululloh bersabda:

“Celakalah seseorang, kemudian celakalah, kemudian celakalah seseorang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya berada pada usia lanjut, tapi tiak masuk syurga”. (HR. Muslim).

Betapa Rasululloh sangat menekankan hal ini, beliau sampai berkata tiga kali. Maksud dari hadis tersebut adalah jika anak tidak lagi mau menyantuni kedua orangtuanya yang berada pada usi lanjut, maka berarti ia tidak suka masuk syurga. Dengan kata lain anak yang ingin masuk syurga adalah anak yang berusaha tetap dan teru berbakti kepada orang tua nya pada usia lanjut sampai wafat.

*9. Memenuhi Janji dan Kewajiban Orangtua*

Setiap janji haruslah ditepati, dan setiap kewajiban haruslah dilakukan. Ketika orang tua sudah tak mampu memenuhi janji dan kewajibannya, misalnya karena sudah uzur (tua) atau meninggal, maka sudah menjadi kewajiban anaklah untuk bisa memenuhinya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatan oleh Abu Daud dijelaskan ada yang bertanya kepada Rasululloh, “Wahai Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam. apakah aku masih (harus) berbuat baik kepada kedua orangtua setelah kedua-duanya meninggal dunia?” Rasulullah menjawab, Ya, empat hal (yang harus dilakukan) yaitu mendo’akan dan memohon ampun bagi keduanya, memenuhi janji-janjinya, menghormati sahabat-sahabatnya, serta bersilaturahmi terhadap orang yang tidak menyambung silaturahmi kepadamu selainmelalui kedua-duanya. Itulah di antara yang masih bisa kamu lakukan sebagai kebaikan terhadap kedua orangtua setelah mereka meninggal dunia”.

Lingkup janji dan kewajiban di sini tentulah dalam pengertian yang sesuai dan dibenarkan oleh syariat Islam. Adapun janji dan kewajiban yang tidak sesuai dengan syariat Islam tidak usah atau malah jangan (haram) untuk dipenuhi. Hal itu di antarnya berdasarkan sabda Rasululloh:

“Ketaatan itu hanyalah pada hal-hal yang baik (ma’ruf), dan tidaklah diperbolehkan menaati mahluk dalam hal maksiat kepada Alloh”.

Diantaranya janji dan kewajiban yang harus segera dipenuhi adalah membayar hutang-piutang terhadap saudara atau orang lain atau pihak lain (berupa lembaga misalnya koperasi atau bank) kecuali yang sudah direlakan oleh orang/pihak lain tersebut. Rasululloh mengingatkan:

“Jiwa seorang mu’min tergantung pada hutangnya, sampai hutangnya tersebut dapat dilunasi”. (HR. Ahmad).

Contoh lain janji dan kewajiban yang harus dipenuhi adalah melaksanakan janji atau amanat yang telah di sampaikan, baik secara isan maupun tulisan; kepada kita sebagai anaknya maupun kepada orang lain (disertai bukti), misalnya menghibahkan atau mewakafkan tanah/bangunan untuk keperluan umum seperti madrasah, masjid atau ruang serba guna.

Dengan dipenuhi janji dan kewajiban orangtua oleh anak-anaknya maka akan meringankan beban mereka di alam kubur/akhirat, menambah amal ibadah mereka serta membawa keberkahan bagi harta atau rizqi yang dimiliki oleh anak-anaknya.

*10. Meneruskan Silaturahmi dengan Saudara dan Teman-teman serta Sahabat Orang tua*

Hubungan kekeluargaan dan silaturahmi dengan saudara, kerabat, teman-teman serta sahabat orangtua haruslah tetap dijaga dan dijalin oleh anak-anaknya. Jangan sampai hubungan silaturahmi itu terputus setelah orangtua meninggal.

Dalam Hadist pertama pada sub bab 7.9 (memenuhi janji dan kewajiban orangtua) di atas sudah dijelaskan bahwa di antara kewajiban yang harus dilakukan oleh anak terhadap orangtuanya yang sudah meninggal adalah menghormati sahabat-sahabatnya serta bersilaturahmi terhadap orang yang tidak menyambung silaturahmi kepada anaknya selain kepada/melalui orangtuanya.

Pada hadis lain yang senada dengan hadis di atas dijelaskan bahwa ada orang yang bertanya kepada Rasululloh, “ Kedua orangtua saya sudah meninggal, apakah ada jalan untuk berbakti kepada keduanya walaupun sudah meninggal?” Rasululloh menjawab, “Ya, bacaan adalahtigfar (mohon) ampun untuk keduanya, dan melaksanakan wasiat keduanya, serta menghormati sahabat-sahabatnya dan menghubungi (bersilaturahmi) kepada famili (kerabat/sanak saudara) keduanya”.

Demikian beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh anak terhadap kedua orangtuanya . Semoga dapat melaksanakannya dengan baik dan ikhlas, sehingga kita menjadi anak yang shalih. Aamiin Allohumma Aamiin Ya Mujibas Sa'ilin . (Pr: Mohon maaf jika masih ada beberapa saat yang salah, masih sebagian saya edit, terima kasih telah berkunjung). Semoga Bermanfaat, Barokallohu' fiikum.

* Penulis Berdomisili di Bekasi Kota dan Kabupaten Bekasi/Kota Babelan, Provinsi Jawa Barat

Babelan City, Jawa Barat, 17 Muharam 1443 H,

Sumber: *Buku Fiqih Pendidikan*, Karya: Drs. Heri Jauhari Muchtar, Penerbit: Remaja Rosdakarya, Bandung Jawa Barat.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
kewajiban anak laki-laki dalam islam