Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Perbesar

Ilustrasi Makam Credit: pexels.com/Turby

1. Takdir Mubram

Contoh takdir mubram banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, takdir soal kelahiran seseorang, kematian manusia, jodoh, hingga hari kiamat. Hal ini sesuai dengan keterangan dari firman-Nya dalam surat An Nisa ayat 78 yang berbunyi,

"Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah," dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?"

Termasuk pula segala musibah dan bencana yang terjadi di muka bumi ini yang menjadi contoh takdir mubram. Seperti, gempa bumi, kekeringan, gunung meletus, dan lain-lain. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hadid ayat 22,

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."

2. Takdir Muallaq

Terdapat banyak contoh takdir muallaq dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai misal, seseorang mengalami sakit. Sakit datangnya dari Allah SWT. Sebagai Maha Pencipta, Allah pasti yang menciptakan penyakit dan obat atas penyakit tersebut. Saat manusia ditakdirkan sakit atau mengalami musibah, masih ada kesempatan untuk berobat agar sembuh. Kasus lain yang masuk dalam jenis takdir muallaq yakni kesuksesan seorang siswa dalam proses belajar. Ketika ia tekun dalam belajar di sekolah atau dengan sistem daring seperti sekarang, maka prestasi yang diinginkan bisa saja terwujud di kemudian hari.

Contoh lain dari macam takdir muallaq adalah orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Rad: 11)

NasDem Pilih Kandidat Capres 2024, Siap Bentuk Poros Koalisi?

Oleh Laudia Tysara pada 26 Jul 2021, 13:20 WIB

Diperbarui 26 Jul 2021, 13:20 WIB

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Perbesar

Ilustrasi Al-Qur’an. Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Macam takdir Allah SWT ada dua. Pertama, macam takdir mubram. Macam takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku. Kedua, macam takdir muallaq. Sementara macam takdir muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia, berupa usaha dan ikhtiar.

"Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Al-Furqaan: 2)

Mengutip dari laman Jurnal Mudarissuna Intitut Agama Islam Negeri Metro, dengan beriman kepada macam takdir Allah SWT dengan benar, seseorang akan giat berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya. Berikut Liputan6.com ulas macam takdir dan penjelasannya dari berbagai sumber, Senin (26/7/2021).

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Perbesar

Ilustrasi Muslim. Sumber: Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay

Takdir secara bahasa berasal dari kalimat Qoddaro – Yuqoddiru – Taqdiiroon artinya ketentuan, ukuran, ketetapan, rumusan, untuk referensi, seperti disajikan pada surat berikut:

"Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (AlFurqaan:2).

Dari beberapa ayat al-Qur'an, dapat ditelusuri definisi takdir, baik secara etimologi maupun terminologi. Mengutip M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, kata takdir (takdir) terambil dari kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar, atau ukuran, sehingga jika kita berkata, “Allah telah menakdirkan demikian,” maka itu berarti Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya.

Al-Raghib mengatakan: “qadar berarti kemampuan atau penguasaan ilmu, yang mencakup juga kehendak. Dengan qadar tersebut terwujud sesuatu yang sesuai dengan pengetahuan dan kehendak tersebut.”

Takdir menurut istilah, dapat diartikan sebagai suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah Swt., baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya, untuk undang-undang umum atau kepastian-kepastian yang dikaitkan di dalamnya, antara sebab dan akibat (causaliteit). Sehingga seluruh ciptaan ini mampu atau dapat berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, yang kemudian melahirkan kualitas-kualitas atau kejadian-kejadian tertentu.

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al-Quran dan hadis. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Perbesar

Ilustrasi Pria Muslim. Credit: freepik.com

1. Macam Takdir Mubram

Macam takdir Allah yang pertama adalah takdir Mubram. Macam takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku. Macam takdir mubram ini membuat manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.

Macam takdir mubram Allah ini contohnya adalah tentang kelahiran dan kematian manusia. Tentunya keberadaan macam takdir mubram membuat manusia tidak ada yang tahu kapan akan dilahirkan dan kapan akan mati. Semua menjadi rahasia Allah SWT dan terjadi sesuai dengan ketetapan-Nya.

2. Macam Takdir Muallaq

Macam takdir Allah yang kedua adalah takdir muaallaq. Macam takdir muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikut sertakan peran manusia. Macam takdir muallaq ini berkaitan dengan usaha atau ikhtiar manusia.

Macam takdir muallaq ini contohnya adalah keberhasilan murid di sekolah dalam meraih prestasi. Murid yang berprestasi itu bukanlah murid yang diam saja tidak belajar dan hanya menunggu takdir. Tetapi dicontohkan macam takdir muallaq adalah ia yang selalu berusaha dan belajar setiap hari untuk meraih cita-cita yang diharapkannya.

Bila begitu, apa yang diraihnya selain ditentukan oleh macam takdir Allah SWT, juga ditopang oleh usaha dan doa yang dia lakukan. Jadi, berusaha itu harus, tetapi berdoa dan rela menerima segala macam takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT jangan dilalaikan juga.

Contoh lain dari macam takdir muallaq adalah orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Rad: 11)

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir

Perbesar

Ilustrasi Al-Qur’an. Credit: freepik.com

Seorang Muslim terbagi menjadi tiga golongan dalam menerima takdir yang tidak disukai. Pertama, mereka cenderung ridha dengan takdir tersebut. Golongan ini masuk dalam tahapan paling tinggi kaum yang diuji oleh Allah.

Seperti firman Allah SWT dalam Surat At Taghabun ayat 11.

" Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..."

Dalam riwayat Tirmidzi dari Anas bin Malik RA, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,

" Sesungguhnya Allah SWT apabila mencintai sebuah kaum, maka Dia mengujinya. Barangsiapa yang ridha maka dia mendapatkan keridhaan dan siapa yang benci, maka dia hanya akan mendapatkan kebencian."

Kedua, golongan yang sabar menerima takdir yang tidak menyenangkan. Tingkatan ini lebih rendah dari golongan ridha, lantaran belum bisa menerima takdir yang ditetapkan Allah dengan sepenuh hati.

Di balik kesabaran tersimpan banyak kebaikan. Bahkan Allah menjanjikan pahala kepada mereka yang mampu bersabar, seperti dalam firman-Nya dalam Surat Az Zumar ayat 10.

" Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Sabar merupakan sikap menjaga diri dari marah meski ada perasaan sakit. Sabar juga menjaga tubuh dari tindakan-tindakan yang mencerminkan ketidaksukaan seperti mengeluh, muka masam, dan lain sebagainya.

Ketiga, golongan yang marah atas takdir Allah. Golongan ini termasuk kelompok yang menuduh Allah dengan kejelekan.

Lanjutkan Membaca ↓

Ketentuan Allah SWT yang kemungkinan dapat diubah oleh manusia adalah takdir