Kepribadian seseorang dapat berubah akibat konflik misalnya anak-anak korban konflik akan menjadi

Jakarta -

Sebelum membahas mengenai konflik horizontal adalah apa, ada baiknya detikers mengetahui makna dari kata horizontal. Horizontal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar atau mendatar.

Horizontal juga dapat diartikan sesuatu yang posisinya mendatar, sejajar, dan setara. Jadi konflik horizontal adalah bentuk konflik yang pada umumnya terjadi di masyarakat baik antar individu maupun kelompok yang memiliki kedudukan relative sama, seperti pertikaian antara sesame masyarakat, konflik antara sesame organisasi massa, dan tawuran antara sesama pelajar.

Konflik horizontal biasanya berbentuk persaingan yang mempunyai kepentingan sama terhadap sesuatu yang sifatnya terbatas. Secara hakikat, konflik horizontal adalah konflik sosial antar pihak yang berbeda.

Konflik horizontal juga memerlukan penanganan khusus dari pemerintah sebagai penengah yang baik dan netral sekaligus berkepentingan untuk meredakan konflik tersebut.

Salah satu contoh konflik horizontal adalah tawuran. Hal tersebut dikarenakan mereka adalah kelompok siswa yang memiliki status yang sama dalam masyarakat.

Konflik apapun memiliki dampak. Berikut adalah dampak konflik yang dikutip dari buku Sosiologi 2 karya Tim Sosiologi:

Dampak Langsung

Konflik memiliki dampak secara langsung yang dirasakan pihak-pihak yang terlibat konflik. Adapun dampak konflik secara langsung yaitu sebagai berikut:

1. Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau antar kelompok.

2. Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti selalu memunculkan rasa curiga, rasa benci, dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.

3. Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik tersebut berubah menjadi tindak kekerasan.

4. Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan.

5. Lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindakan kekerasan.

6. Pendidikan dapat terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.

Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung adalah dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik. Dampak jangka panjang dari suatu konflik yang secara tidak langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Dampak Positif Adanya Konflik

1. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in group solidarity).

2. Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji dalam menghadapi situasi konflik.

3. Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.

4. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik memiliki kekuatan seimbang. Misalnya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali.

Jadi konflik horizontal adalah seperti yang dijelaskan di atas ya detikers!

Simak Video "Berkibarnya Spanduk 'Maaf, SBM ITB Tidak Terima Mahasiswa Baru Lagi'"


[Gambas:Video 20detik]
(atj/lus)

Dalam kehidupan bermasyarakat, terjadinya konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Pun demikian dengan akibat dari itu. Terlebih, dengan adanya berbagai perbedaan yang ada di masyarakat itu sendiri, entah itu dari sisi budaya, agama, suku, ataupun yang lainnya.

Konflik merupakan pertentangan atau perseteruan antara dua sisi atau lebih yang disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pandangan. Konflik juga merupakan bukti eksistensi dari masyarakat sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada dasarnya banyak akibat-akibat yang bisa ditimbulkan oleh konflik, baik akibat yang bersifat positif maupun negatif. Jika melihat dari sisi positifnya maka konflik bisa meningkatkan rasa solidaritas yang kuat pasca terjadinya konflik.

Kendati demikian, dampak negatif akan lebih mendominasi dari adanya suatu konflik di masyarakat. Secara umum ada beberapa akibat yang bisa ditimbulkan oleh terjadinya suatu konflik dari sisi negatif adalah sebagai berikut :

1. Korban Jiwa dan Kerugian Harta Benda

Akibat yang ditimbulkan dari konflik di masyarakat yang pertama adalah adanya korban jiwa dan kerugian harta benda. Akumulasi korban jiwa dan kerugian kehilangan harta benda ini disebabkan karena konflik serta perseteruan yang besar seperti tawuran, pengeroyokan, kerusuhan, dan lain-lain.

(Baca juga: Pengertian Konflik dan Apa yang Melatarbelakanginya?)

Adapun akibatnya bisa berupa kerusakan fasilitas umum, kerusakan pada bunga dan tanaman, kerusakan pada rumah sipil maupun jenis bangunan yang lainnya.

2. Hancurnya Nilai-Nilai Sosial dan Norma Sosial

Akibat yang ditimbulkan dari konflik di masyarakat yang kedua adalah nilai dan norma sosial yang meliputi kesopanan, kasih sayang, kesusilaan, gotong royong, tepo sliro, dan sebagainya akan hancur. Apabila nilai dan norma sudah tidak lagi diterapkan maka akan timbul pikiran atau prasangka buruk serta rasa curiga antar sesama masyarakat.

3. Timbul Perpecahan di Masyarakat

Konflik dapat menyebabkan terjadinya perpecahan di masyarakat yang disebabkan karena adanya kesenjangan atau perbedaan-perbedaan di masyarakat seperti kesenjangan dalam bidang sosial, ekonomi maupun kepentingan sehingga dapat timbul perpecahan dan perselisihan.

4. Perubahan Kepribadian

Dampak yang terakhir dan paling akan dirasakan oleh individu yang berkonflik adalah adanya perubahan kepribadian. Dalam hal ini, seorang individu yang terlibat konflik akan mempengaruhi psikologis dan sifatnya, dimana ia akan cenderung akan lebih agresif, mudah marah, dan beringas.

tirto.id - Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbedabeda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Hal ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia.

Namun, di balik semua itu, keberagaman masyarakat memiliki potensi timbulnya berbagai masalah dalam masyarakat, sebab salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan.

Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia

Berdasarkan jenisnya, berikut ini adalah bentuk konflik karena keberagaman yang ada di Indonesia, seperti dikutip dalam buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.

1. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, dan norma sosial dalam masyarakatnya.

Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakatnya.

2. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini dapat terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.

3. Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.

4. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.

Penyebab Konflik dalam Masyarakat

Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi secara tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam masyarakat.

Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut.

1. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.

2. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.

3. Adanya pertentangan normanorma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.

4. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.

5. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.

6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik).

Akibat yang Ditimbulkan oleh Terjadinya Konflik

Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan gejala sosial, apalagi masyarakat yang beragam. Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik secara perorangan maupun kelompok.

Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antaranggota kelompok atau masyarakat semakin kuat.

Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, misalnya sebagai berikut.

1. Perpecahan dalam masyarakat

Perpecahan merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling bertetangga berubah menjadi tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan sebagainya.

2. Kerugian harta benda dan korban manusia

Kehancuran harta benda sering terjadi akibat konflik dalam masyarakat. Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, serta taman yang rusak merupakan contoh nyata akibat dari konflik. Konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam masyarakat.

3. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada

Nilai-nilai dan norma sosial dapat hancur akibat konflik dalam masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, dan persaudaraan. Nilai-nilai ini dapat digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya.

Aturan-aturan sosial juga dapat berubah, seperti larangan bertemu dengan kelompok lain, larangan melakukan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.

4. Perubahan kepribadian

Kepribadian seseorang dapat berubah akibat konflik, misalnya anak-anak korban konflik akan menjadi pemurung, takut melihat orang lain, atau dendam. Orang yang terlibat konflik dapat menjadi beringas, pemarah, dan agresif.

Baca juga:

  • Mengenal Keberagaman Sosial Budaya di Indonesia serta Contohnya
  • Apa Saja Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia?
  • Makna Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ulf)


Penulis: Maria Ulfa
Penyelia: Yantina Debora

Subscribe for updates Unsubscribe from updates