Kenapa minyak kayu putih disebut kajuput oil

Kenapa minyak kayu putih disebut kajuput oil

Kenapa minyak kayu putih disebut kajuput oil
Lihat Foto

Dokumentasi Figi Ode Marhum

Warga Pulau Buru tengah mengambil daun kayu putih untuk diolah sebagai minyak kayu putih.


KOMPAS.com - Belakangan ramai dibicarakan bahwa kayu putih disebut-sebut mampu menghalau virus corona.

Meski masih menimbulkan polemik, nyatanya kayu putih sudah lama dikenal bermanfaat baik dari segi kesehatan hingga membangkitkan sektor pariwisata.

Salah satu daerah Penghasil kayu putih terbaik di Indonesia adalah Pulau Buru. Menurut Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Buru, Figi Ode Marhum, kayu putih bahkan selalu menjadi incaran wisatawan untuk membawa oleh-oleh khas Pulau Buru.

Hal tersebut, kata dia, dikarenakan Kabupaten Buru sebagai salah satu penghasil minyak kayu putih terbanyak dengan kualitas minyak yang tinggi.

"Dan juga pohon kayu putih sendiri sudah menjadi identitas bagi masyarakat di Kabupaten Buru, karena pohon kayu putih ini tidak banyak dijumpai di pulau lain di Indonesia," kata Figi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Sayang Dilewatkan, Ini 4 Manfaat Kesehatan Minyak Kayu Putih

Kualitas kayu putih yang dinilai lebih baik di Pulau Buru juga menjadikan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sana untuk mencari atau berburu kayu putih.

Figi mengatakan, bahwa beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kayu putih, namun wisatawan lebih memilih datang langsung ke Pulau Buru untuk melihat langsung proses pembuatannya, hingga membelinya sebagai oleh-oleh.

"Di Pulau Seram itu kan ada pohon kayu putih juga, tetapi kualitas atau minyaknya itu lebih baik yang ada di Pulau Buru. Jadi makanya kayu putih selalu dijadikan oleh-oleh atau ciri khas ketika orang datang ke Pulau Buru. Istilahnya mending datang langsung dan bawa salah satu ciri khasnya," jelasnya.

Tak semua daerah di Pulau Buru

Kayu putih yang memiliki nama latin Melaleuca Leucadendra ini diakui Figi banyak dijumpai di hampir semua daerah Pulau Buru.

Jakarta -

Sebagian orang percaya minyak kayu putih bisa diminum untuk meredakan sakit tertentu. Sebagai contoh ramuan air hangat yang telah dicampur beberapa tetes minyak kayu putih disebut dapat meredakan kondisi mulai dari perut kembung, sakit perut, hingga pilek atau hidung tersumbat.

"Cobain deh minum minyak kayu putih kalo batuk enak loh," contoh komentar dari salah satu pengguna Twitter.

Dikutip dari WebMD, minyak kayu putih atau cajuput oil memang biasa digunakan sebagai obat luar untuk meredakan nyeri. Hal ini terjadi karena kandungan senyawa cineole yang ada di dalam minyak bersifat iritan pada kulit dan memberi efek rasa hangat.

Sampai saat ini disebut tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan minyak kayu putih secara oral, meski mungkin tak berbahaya bila dikonsumsi dalam jumlah sedikit.

"Sejumlah kecil minyak kayu putih kemungkinan aman sebagai zat tambahan pada makanan. Belum ada informasi yang cukup untuk benar-benar mengetahui apakah mengonsumsi minyak kayu putih dalam dosis besar aman secara medis dan apa saja potensi efek sampingnya," tulis WebMD.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, pernah menjelaskan bahwa minyak kayu putih yang dijual secara umum tidak dianjurkan dikonsumsi. Ini karena minyak tersebut biasanya sudah dicampur oleh bahan lain.

"Tidak dianjurkan untuk diminum. Karena minyak kayu putih yang beredar umumnya bukan lagi yang murni 100 persen. Minyak kayu putih yang ada di pasaran sudah dicampur dengan kerosin, minyak lemak, dan minyak palsu," kata Inggrid dalam webinar Farmasi UI beberapa waktu lalu dan sudah dikonfirmasi CNNIndonesia.com.

Mengonsumsi minyak kayu putih yang sudah dicampur dengan bahan lain berisiko menyebabkan keracunan. Selain itu, ada juga risiko efek samping hipoglikemia.

"Ada efek samping hipoglikemia yaitu gula darah menurun drastis apalagi pada penderita diabetes yang meminum obat antidiabetes," ungkap Inggrid.

Bila ingin mencoba ramuan minyak kayu putih, Inggrid menyarankan membuatnya sendiri dengan merebus daun kayu putih segar. Air rebusan tersebut kemudian bisa diminum untuk meringankan gejala batuk dan pilek.

"Siapkan 12 gram daun kayu putih segar dan dua gelas air atau 400 ml. Lalu, rebus daun tersebut hingga air tersisa setengahnya," pungkasnya.

Simak Video "Makan Es Krim Bikin Anak Batuk dan Flu? Begini Faktanya!"



(fds/up)

Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra) yang merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung.

Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen.

M. quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang dinamakan sama.[1]

Minyak kayu putih banyak menjadi komponen dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat dan minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih sebagai penyusunnya.

Permintaan produk minyak kayu putih mencapai 1000 ton setahunnya. sedangkan, penanaman tumbuhan minyak kayu putih tidak dilakukan secara khusus, umumnya pohon ditumbuhkan bersama dengan tanaman lain seperti kentang. Berdasarkan data statistic yang ada, ditemukan bahwa terdapat 249 hektar hutan kayu putih yang ada di Maluku dan Jawa. Akan tetapi, tidak ada data yang menyebutkan jumlah petani maupun jumlah produksi minyak kayu putih. Permasalahan yang ada pada produksi minyak kayu putih di Indonesia adalah fluktuasi produksi minyak kayu putih mengenai pemeliharaan hon dan teknik ekstrasi yang tepat dalam mengekstrasi sineol dari pohon.

Standar minyak kayu putih dapat dilihat berdasarkan kandungan sineol yang baik pada 50-65%. Selain kandungan sineol perlu diperhatikan juga konten air yang mampu mempengaruhi laju evaporasi dari kandungan tersebut. Hal ini menjadi penting sebab minyak kayu putih sering digunakan sebagai aroma terapi atau parfum yang membuat ketahanan aroma dan aroma yang mampu menyerang indera penciuman sangatlah penting.[2]

Terdapat beberapa kajian mengenai senyawa sineols yang merupakan salah satu senyawa dalam minyak atsiri ini, salah satunya adalah bioaktivitas dari senyawa ini. Kemudian ada pula penelitian mengenai cara fraksinasi dan isolasi senyawa tersebut secara spesifik [2].Kajian lanjutan yang dapat dilakukan adalah bagaimana sineol ini mampu menjadi agen anti kanker, anti kejang-kejang dan lain-lain atau kita pun dapat mencoba mencari tahu adakah pengaruh kelembaban kondisi tumbuh tanaman sehingga tanaman pohon tersebut tidak akan menghasilkan sineol dalam kondisi lembap dengan cara mencari tahu metabolit apa yang menggantikan sineol atau apakah ada perubahan metabolisme apabila pohon tersebut berada di tempat lembap (rawa-rawa). Kanjian lain yang dapat dilakukan adalah apakah ada senyawa penginduksi yang mampu menyebabkan pohon kayu putih memproduksi senyawa tersebut. Karena senyawa sineol hanya akan diproduksi sebagai metabolit sekunder sehingga pastinya terdapat metabolit yang menginduksi tanaman tersebut sehingga tanaman tersebut akan memproduksi sineol. Apabila kita mengetahui metabolit tersebut apa maka kita dapat menginjeksikan atau menyemprotkan atau memberikan metabolit tersebut dan melihat apakah ada peningkatan metabolit sekunder yang kita inginkan.

  • Minyak atsiri
  • Minyak telon

  1. ^ Hiller K dan Melzig MF (2007) Die große Enzyklopädie der Arzneipflanzen und Drogen. Elsevier Spektrum. Heidelberg.
  2. ^ a b Helfiansah, R., & Sastrohamidjojo, H. (2012). ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PEMURNIAN SENYAWA 1, 8 SINEOL MINYAK KAYU PUTIH (Malaleuca leucadendron). ASEAN Journal of Systems Engineering, 1(1)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minyak_kayu_putih&oldid=19312421"

Sarah Nafisah Rabu, 25 Desember 2019 | 12:00 WIB

Kenapa minyak kayu putih disebut kajuput oil

Tanaman kayu putih (Creative commons/Ethel Aardvark)

Bobo.id - Apakah teman-teman pernah mengalami perut kembung? Beberapa orang mengatasinya dengan membalurkan minyak pada perut.

Ada beberapa jenis minyak yang biasa digunakan, namun kebanyakan orang memilih untuk menggunakan minyak kayu putih.

Baca Juga: Digunakan untuk Menghangatkan Badan, Ini Dia 3 Perbedaan Minyak Telon dan Minyak Kayu Putih

Sifat panas yang menghangatkan dari minyak kayu putih dipercaya dapat meredakan perut kembung.

Tidak hanya itu, minyak kayu putih juga biasa digunakan saat kita tergigit serangga yang biasanya menimbulkan ruam dan gatal.

Pokoknya orang Indonesia sering sekali memanfaatkan minyak kayu putih dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, apakah teman-teman tahu dari mana minyak kayu putih berasal? Kalau belum, kita cari tahu bersama, yuk!

Baca Juga: Warna Air Pipis Berubah? Ternyata Bisa Dipengaruhi dari Apa yang Kita Makan


Page 2


Page 3

Kenapa minyak kayu putih disebut kajuput oil

Creative commons/Ethel Aardvark

Tanaman kayu putih

Bobo.id - Apakah teman-teman pernah mengalami perut kembung? Beberapa orang mengatasinya dengan membalurkan minyak pada perut.

Ada beberapa jenis minyak yang biasa digunakan, namun kebanyakan orang memilih untuk menggunakan minyak kayu putih.

Baca Juga: Digunakan untuk Menghangatkan Badan, Ini Dia 3 Perbedaan Minyak Telon dan Minyak Kayu Putih

Sifat panas yang menghangatkan dari minyak kayu putih dipercaya dapat meredakan perut kembung.

Tidak hanya itu, minyak kayu putih juga biasa digunakan saat kita tergigit serangga yang biasanya menimbulkan ruam dan gatal.

Pokoknya orang Indonesia sering sekali memanfaatkan minyak kayu putih dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, apakah teman-teman tahu dari mana minyak kayu putih berasal? Kalau belum, kita cari tahu bersama, yuk!

Baca Juga: Warna Air Pipis Berubah? Ternyata Bisa Dipengaruhi dari Apa yang Kita Makan