Kenapa kita harus mengangkat masalah tentang polusi

Merdeka.com - Berbagai macam bahan kimia dapat mencemari air, tanah, atau udara. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia serta semua makhluk hidup di dalamnya. Banyak situs limbah berbahaya dan fasilitas industri telah terkontaminasi selama beberapa dekade dan terus mempengaruhi lingkungan.

Sebagian besar kontaminan memasuki lingkungan dari fasilitas industri dan komersial. Contohnya seperti tumpahan minyak dan bahan kimia, sumber non-titik seperti jalan, tempat parkir, dan saluran air hujan, dan instalasi pengolahan air limbah dan sistem pembuangan limbah.

Beberapa kontaminan di lingkungan dapat terlihat jelas dan berbau sangat tidak enak, mengganggu banyak hal di sekitarnya. Tetapi, dampak dari hal ini lebih dari sekadar estetika. Beberapa polutan menahan kerusakan dan terakumulasi dalam rantai makanan. Polutan ini dapat dikonsumsi atau diserap oleh ikan dan satwa liar, yang pada gilirannya dapat dimakan oleh manusia.

Bahan kimia juga dapat masuk ke sedimen, berdampak pada wilayah pesisir yang luas, mengancam kesehatan manusia, dan mengurangi kesejahteraan ekonomi daerah yang bergantung pada lingkungan pesisir yang sehat. Lantas, bagaimana cara mencegah pencemaran lingkungan yang bisa dilakukan?

2 dari 5 halaman

Pencemaran lingkungan adalah salah satu masalah utama yang sedang dihadapi manusia secara global. Pencemaran memiliki banyak bentuk, mulai dari air yang diminum hingga suara yang didengar, dapat dianggap sebagai beberapa aspek yang berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. 

Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan bahaya kesehatan, efek buruk pada ekosistem dan satwa liar. Pencemaran dapat dinyatakan sebagai masuknya zat berbahaya atau partikel asing apapun yang akan berdampak buruk pada lingkungan, seperti yang dikutip dari laman United States Environmental Protection Agency.

Melindungi lingkungan dan menemukan cara mencegah pencemaran lingkungan secara lebih lanjut adalah salah satu tanggung jawab utama manusia dan cara alami untuk merawat diri sendiri dan generasi masa depan.

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah pencemaran lingkungan yang bisa dilakukan, dilansir dari laman Health and Environment Alliance (HEAL), sebuah organisasi lingkungan terkemuka dari Uni Eropa:

3 dari 5 halaman

Kenapa kita harus mengangkat masalah tentang polusi
©2021 Liputan6.com/Johan Tallo

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah pencemaran lingkungan yang berfokus pada pencemaran udara. Anda bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini untuk berkontribusi dalam pengurangan polusi udara di lingkungan:

  • Saat mengecat rumah, gunakan cat lateks. Hal ini karena cat berbasis minyak dapat melepaskan asap hidrokarbon yang mencemari lingkungan.
  • Rawat kendaraan pribadi Anda dengan baik. Kendaraan yang dirawat dengan benar akan memiliki jarak tempuh yang lebih baik dan mengeluarkan lebih sedikit polutan.
  • Jangan isi tangki bensin kendaraan secara berlebihan. Pengisian yang berlebihan menyebabkan tumpahan yang pada akhirnya melepaskan hidrokarbon dan bahan kimia beracun lainnya ke udara.
  • Lakukan gerakan hemat energi. Menghemat energi selain akan membantu menurunkan tagihan listrik juga akan membantu menghindari tuntutan berlebih pada pembangkit listrik.
  • Jangan membakar sampah di halaman. Di Indonesia, praktik pembakaran sampah rumah tangga masih banyak terjadi. Padahal, hal ini dapat melepaskan spora jamur, jelaga, dan kontaminan lain yang dapat memperburuk alergi dan menyebabkan masalah pernapasan.
  • Tanam sebuah pohon di rumah. Pohon dapat membantu menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca.
  • Kurangi penggunaan kendaraan pribadi. Alih-alih, berjalan kaki, bersepeda, atau gunakanlah transportasi massal kapan pun Anda bisa. Lalu lintas kendaraan merupakan penyumbang utama kabut asap.

4 dari 5 halaman

Selain pencemaran udara, Anda juga harus bergotong-royong untuk mencegah pencemaran air. Berikut adalah beberapa cara mencegah pencemaran lingkungan khususnya dalam aspek pencemaran air yang bisa mulai dilakukan sendiri:

  • Gunakan lebih sedikit pupuk untuk tanaman-tanaman Anda. Hla ini karena saat hujan, kelebihan pupuk akan mengalir ke selokan dan mencemari sungai.
  • Jangan pernah menuangkan apa pun, terutama limbah minyak atau bahan kimia rumput yang tersisa ke saluran pembuangan air. Karena limbah-limbah ini akan berakhir di aliran terdekat dan menumpuk di sana, menyebabkan pencemaran.
  • Siram halaman Anda di pagi hari, saat air akan meresap dan tidak menguap di siang hari.
  • Jangan menyiram lebih dari sekali seminggu, dan hanya jika tidak hujan. Halaman rumput yang sudah stabil hanya membutuhkan satu inci air setiap satu minggunya.
  • Jangan menyirami trotoar. Atur sprinkler untuk menjaga air agar tetap di halaman rumah Anda sendiri.
  • Gunakan ember saat mencuci mobil, dan bukan selang. Membiarkan air mengalir saat Anda mencuci kendaraan di rumah hanya akan membuang-buang air dan juga uang. Gunakan selang hanya untuk membilas.
  • Sapu jalan masuk dan trotoar alih-alih membersihkannya dengan menyemprotkan selang air.
  • Jangan mencuci piring jika belum ada tumpukan piring kotor yang signifikan. Mencuci piring memerlukan banyak air dan sebaiknya Anda melakukan kegiatan ini sekaligus agar lebih menghemat air dan tenaga. Hal ini juga berlaku untuk pakaian.
  • Jangan biarkan air mengalir saat bercukur atau menyikat gigi. Nyalakan hanya saat Anda membutuhkannya. Setiap menit keran mengalir, lima galon air mengalir ke saluran pembuangan.
  • Gunakan air secara bijaksana saat mandi. Anda dapat mempersingkat waktu mandi untuk menghemat air. 
  • Perbaiki keran dan toilet yang bocor. Anda dapat mengetahui apakah toilet bocor dengan memasukkan pewarna makanan ke dalam tangki. Jika warna muncul di mangkuk tanpa pembilasan, berarti ada kebocoran.
  • Pasang aerator keran. Anda dapat menghemat penggunaan air hingga enam persen.

5 dari 5 halaman

Terakhir adalah langkah-langkah cara mencegah pencemaran lingkungan dalam hal ini tanah. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk berkontribusi menjaganya:

  • Lakukan daur ulang. Jika komunitas Anda tidak menawarkan program daur ulang, mintalah pejabat setempat untuk memulainya.
  • Jangan membuang bahan berbahaya di tempat sampah. Hemat cat, pestisida, bahan kimia rumput, aki mobil, oli bekas, dan bahan serupa untuk hari pengumpulan limbah berbahaya rumah tangga setempat.
  • Nyalakan termometer air raksa Anda dan ganti dengan yang digital. Merkuri adalah polutan persisten yang bergerak ke atas rantai makanan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  • Jangan membeli lebih dari yang Anda butuhkan. Ketika membahas bahan kimia rumput, pestisida, cat dan bahan berbahaya lainnya, belilah paket yang lebih kecil sehingga Anda tidak akan memiliki sisa untuk dibuang seusai digunakan.
  • Kurangi pemakaian kertas atau plastik. Lebih baik lagi, bawalah tas kanvas ke toko dan gunakan kembali setiap kali Anda berbelanja.
  • Gunakan kedua sisi kertas. Atur mesin fotokopi untuk membuat salinan dua sisi dan Anda akan membantu mengurangi penggunaan kertas secara substansial.
  • Gunakan baterai isi ulang. Banyak baterai mengandung logam yang berbahaya dan lebih baik dijauhkan dari tempat pembuangan sampah selama mungkin.
  • Berikan, jangan dibuang. Banyak organisasi amal menerima sumbangan pakaian yang dapat dikenakan dan barang-barang rumah tangga yang masih layak pakai.

Sejak Revolusi Industri, umat manusia telah menghasilkan lebih dari 2.000 gigaton karbon dioksida ke dalam atmosfer. (Satu gigaton setara dengan satu miliar metrik ton.)

Gas rumah kaca tebal yang menyelimuti planet kita merupakan penyebab pemanasan global yang kita rasakan saat ini. Jika kita tidak melakukan perubahan, dampak iklim seperti kebakaran hutan, gelombang panas yang menyengat dan kenaikan permukaan air laut yang membahayakan akan terus berlanjut.

Untuk memitigasi perubahan iklim, kita harus segera mengurangi emisi secara drastis—contohnya dengan mendorong penggunaan energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, menghentikan deforestasi dan mengurangi penggunaan polutan tinggi seperti hidrofluorokarbon (HFC). Namun, menurut penemuan iklim terbaru, masih banyak hal lain yang perlu dilakukan untuk mencegah perubahan iklim di tingkat yang berbahaya. Untuk menjaga kenaikan suhu global kurang dari 1,5-2 derajat C, batas kenaikan suhu paling tinggi untuk mencegah dampak iklim terburuk, menurut para ilmuwan, mengurangi emisi saja tidak cukup. Kita juga harus memindahkan karbon dari atmosfer. Bahkan, hampir semua skenario iklim menunjukkan bahwa kita harus mengurangi miliaran metrik ton karbon dioksida setiap tahun hingga pertengahan abad mendatang, di samping mendorong pengurangan emisi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghapus karbon, mulai dari teknologi baru hingga praktik pengelolaan lahan. Pertanyaan besarnya adalah apakah pendekatan-pendekatan ini dapat mencapai target pengurangan karbon dalam skala yang diperlukan dalam beberapa dekade mendatang.

Kenapa kita harus mengangkat masalah tentang polusi

Catatan: Ini adalah skenario dengan peluang minimum 66 persen untuk membatasi pemanasan global di bawah 2°C. Dengan aksi iklim yang kuat pun, emisi gas rumah kaca bruto (CO2 dan non-CO2) akan tetap tersisa pada akhir abad ini karena terlalu sulit atau mahal untuk menghapus seluruh karbon yang ada. Ketika emisi negatif melebihi emisi yang tersisa, barulah emisi nol bersih tercapai. Semakin cepat dan/atau jauh pengurangan emisi yang dilakukan, kebutuhan penghapusan karbon semakin berkurang. Sebaliknya, semakin lambat dan/atau lemah pengurangan emisi yang dilakukan, kebutuhan penghapusan karbon semakin bertambah.

Setiap pendekatan memiliki tantangan dan keterbatasannya masing-masing. Serial makalah kerja WRI yang baru mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan tantangan dalam menggunakan metode penghapusan karbon untuk memerangi perubahan iklim.

Berikut adalah enam pilihan cara penghapusan karbon dari atmosfer:

1) Hutan

Fotosintesis menghapus karbon dioksida secara alami—dan peran pohon sangat besar dalam menyimpan karbon yang dilepaskan dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Perluasan, pemulihan dan pengelolaan hutan dapat mendorong penyerapan karbon lebih banyak dengan memanfaatkan kemampuan fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida di udara menjadi karbon yang tersimpan di dalam kayu dan tanah. Menurut para ilmuwan, di Amerika Serikat saja, potensi penghapusan karbon melalui cara ini mencapai ratusan juta metrik ton per tahun. Misalnya, setiap ekar lahan yang dipulihkan kembali menjadi hutan sedang dapat menyerap sekitar 3 metrik ton CO2 per tahun. Pendekatan ini relatif murah (umumnya kurang dari US$50 per metrik ton) dan dapat menghasilkan air dan udara yang lebih bersih dalam prosesnya.

Memastikan bahwa perluasan hutan di satu area tidak mengorbankan hutan di tempat lain menjadi salah satu tantangan utama. Misalnya, penghijauan lahan pertanian akan mengurangi pasokan makanan. Bila produktivitas pertanian tidak dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, hutan lain akan dikonversi menjadi lahan pertanian. Begitu juga dengan kayu. Penghentian panen kayu di satu hutan dapat menyebabkan panen kayu yang berlebihan di hutan lain. Dengan adanya dinamika ini, pemulihan dan pengelolaan hutan yang ada serta penanaman kembali lahan di luar pertanian menjadi begitu penting.

2) Lahan Pertanian

Tanah memang menyimpan karbon secara alami. Namung kandungan karbon ini berkurang jauh di tanah pertanian karena penggunaannya yang intensif. Mengingat lahan pertanian begitu luas—di Amerika Serikat saja luasnya lebih dari 900 juta ekar (364 hektar), peningkatan jumlah karbon tanah per hektar sekecil apa pun bisa memiliki dampak besar. Keberadaan karbon tanah juga dapat meningkatkan kegemburan tanah dan kualitas panen sehingga baik bagi petani dan peternak. Penanaman pohon di lahan pertanian juga dapat menghapus karbon, selain memberikan manfaat lain seperti tempat berteduh dan makanan ternak.

Ada banyak cara untuk meningkatkan kandungan karbon dalam tanah. Menanam tanaman penutup tanah saat lahan tidak ditanami dapat memperpanjang siklus fotosintesis sepanjang tahun, menyerap sekitar setengah metrik ton CO2 per ekar per tahun. Kompos dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menyimpan kandungan karbon di dalam tanah. Para ilmuwan sedang berupaya menciptakan tanaman dengan akar yang lebih dalam agar lebih tahan menghadapi kemarau serta dapat mengirim lebih banyak karbon ke dalam tanah.

Dalam skala besar, pengelolaan tanah untuk menghasilkan karbon cukup sulit untuk dilakukan. Sistem alami yang ada sangat beragam sehingga sulit untuk memprediksi, mengukur dan memantau manfaat karbon yang dihasilkan setiap ekar tanah yang dikelola dalam jangka panjang. Efektivitas penerapan praktik ini juga masih menjadi perdebatan. Terlebih lagi, kondisi atau praktik manajemen terus berubah dari tahun ke tahun. Akibatnya, upaya yang telah dilakukan dapat terbuang percuma begitu saja. Penghapusan karbon besar-besaran membutuhkan banyak lahan pertanian. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak lain perlu menciptakan kondisi yang mendukung bagi para pemilik tanah untuk menyimpan karbon lebih banyak.

3) Bio Energi melalui Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (BECCS)

BECCS adalah cara lain untuk memanfaatkan fotosintesis dalam rangka melawan perubahan iklim, namun cara ini jauh lebih rumit dibandingkan penanaman pohon atau pengelolaan tanah—dan belum tentu berhasil dalam melawan perubahan iklim. BECCS adalah sebuah proses untuk menghasilkan energi pada sektor industri, pembangkit listrik atau transportasi menggunakan biomassa; dimana kandungan karbon diserap sebelum dilepaskan kembali ke atmosfer; kemudian disimpan di bawah tanah atau produk tahan lama seperti beton. Jika BECCS dapat menghasilkan lebih banyak biomassa atau menyimpan lebih banyak karbon dari yang dilepaskan ke atmosfer, penghapusan karbon bersih dapat tercapai.

Namun tidak mudah untuk mengukur apakah kriteria-kriteria tersebut sudah terpenuhi. Selain itu, jika BECCS bergantung pada tanaman bioenergi, justru dapat berdampak buruk pada produksi pangan atau ekosistem alami karena manfaat iklim yang hilang serta kerawanan pangan dan kehilangan ekosistem yang semakin buruk.

Beberapa bentuk BECCS dapat mengonversi limbah seperti sisa hasil pertanian atau sampah menjadi bahan bakar. Pakan ternak bisa yang tidak membutuhkan lahan khusus bisa menjadi kunci masa depan BECCS. Meskipun begitu, perhitungannya harus benar—mengingat besarnya kemungkinan untuk menerapkan BECCS dengan tidak tepat—atau manfaat iklim yang diharapkan dari BECCS tidak akan dapat dihasilkan.

4) Direct Air Capture

Direct air capture merupakan proses kimiawi penangkapan karbon dioksida langsung dari udara normal untuk kemudian disimpan di bawah tanah atau dalam produk tahan lama. Teknologi baru ini mirip dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk berbagai sumber emisi seperti pembangkit listrik dan fasilitas industri. Hanya saja, direct air capture tidak mengurangi emisi, namun menghapus karbon dari atmosfer. Relatif mudah untuk mengukur dan memperhitungkan manfaat iklim melalui metode direct air capture. Selain itu, potensi skala penggunaannya juga sangat besar. Sayangnya, teknologi ini masih mahal dan boros energi. Biaya penerapan teknologi baru seringkali sulit dihitung, namun sebuah studi baru memperkirakan bahwa biayanya bisa mencapai sekitar $94-$232 per metrik ton, lebih rendah dari perhitungan sebelumnya.

Direct air capture juga membutuhkan sumber panas dan daya yang besar—untuk menangkap 1 gigaton karbon dioksida dari udara dibutuhkan sekitar 7 persen dari proyeksi total produksi energi AS pada tahun 2050. Teknologi ini juga membutuhkan sumber energi rendah atau nol-karbon untuk mencapai penghapusan karbon bersih.

Investasi pengembangan dan penyebaran teknologi, disertai dengan penyebaran energi bersih murah yang terus meningkat, dapat meningkatkan prospek penerapan direct air capture dalam skala besar. Sejumlah perusahaan telah mulai mengembangkan sistem direct air capture, meskipun hampir tidak ada dana yang dikucurkan oleh publik untuk penelitian dan pengembangan teknologi ini. Intinya, teknologi direct air capture ini relatif masih baru dan sistem-sistem yang ada saat ini masih dalam tahap pengembangan awal untuk jenis teknologi ini.

5) Seawater Capture

Seawater capture hampir sama dengan direct air capture, hanya saja di sini CO2 diambil dari air laut, bukan udara. Dengan mengurangi konsentrasi CO2 di lautan, air akan menarik lebih banyak karbon dari udara untuk mencapai keseimbangan. Air laut memiliki larutan CO2 yang lebih pekat dibandingkan udara normal. Artinya, karbon dioksida dan karbon lebih mudah dipisahkan dengan metode ini dibandingkan menggunakan teknologi direct air capture. Akan tetapi, air laut juga jauh lebih berat dibandingkan udara sehingga pemindahan karbon menjadi lebih sulit. Pemasangan teknologi di area laut yang sulit juga menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan seawater capture.

Angkatan Laut AS juga telah menerapkan prototipe untuk alat seawater capture. Mengingat CO2 dapat diubah menjadi bahan bakar dengan menambahkan energi (kebanyakan kapal Angkatan Laut memiliki cadangan reaktor nuklir), dengan teknologi ini, kapal laut dapat memproduksi bahan bakar sendiri tanpa perlu berhenti untuk mengisi bahan bakar. Karbon yang telah ditangkap menjadi bahan bakar dan dipakai tentu saja akan kembali ke atmosfer. Akan tetapi, ke depan, teknologi semacam ini dapat menjadi tempat penyimpanan karbon untuk jangka panjang.

6) Meningkatkan Pelapukan

Beberapa mineral secara alami bereaksi dengan CO2, mengubah karbon dari gas menjadi padat. Proses ini dikenal sebagai “pelapukan” dan biasanya terjadi sangat lambat—jika dilihat dalam waktu geologis. Para ilmuwan sedang mencari cara untuk mempercepat proses ini, terutama dengan meningkatkan paparan CO2 yang ada di udara atau laut kepada mineral-mineral ini. Upaya ini dapat dilakukan dengan memompa mata air alkali dari bawah tanah ke permukaan, dimana mineral dapat bereaksi dengan udara; mengalirkan udara melalui deposit besar yang ada di bagian belakang tambang—sisa batuan dari kegiatan penambangan—dengan kandungan komposisi mineral yang tepat; menghancurkan atau mengembangkan enzim yang mengikis deposit mineral untuk meningkatkan luas permukaan dan mencari cara untuk melapukkan produk-produk hasil industri seperti abu bahan bakar, serbuk pembakaran atau ampas besi dan baja. Para ilmuwan menunjukkan bahwa pelapukan dapat ditingkatkan, walaupun banyak yang harus dilakukan untuk memetakan cara penerapan pendekatan ini secara hati-hati dengan biaya yang efisien.

Masa Depan Penghapusan Karbon

Saat ini, kita tidak tahu strategi mana yang dapat menghasilkan penghapusan karbon paling besar di masa depan dan mana yang paling tidak efisien. Masing-masing pendekatan memiliki potensi dan tantangan tersendiri. Tetapi kita tahu bahwa untuk menghindari pemanasan global yang berbahaya, penangkapan dan penyimpanan karbon yang ada di udara harus menjadi bagian dari strategi iklim di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Sudah saatnya untuk berinvestasi pada berbagai pendekatan penghapusan karbon yang sudah ada–baik untuk penelitian, pengembangan, uji coba, penerapan tahap awal maupun persiapan untuk membangun lingkungan yang kondusif—agar pendekatan-pendekatan ini dapat diterapkan pada skala yang kita butuhkan dalam beberapa dekade mendatang.