Ciri-ciri pola tata ruang kota terdapat pada angka


Tidak semua wilayah dapat disebut sebagai kota. Wilayah perkotaan memiliki ciri-ciri fisik seperti di bawah ini.

  1. Mempunyai pusat kota.
  2. Mempunyai pusat pemerintahan.
  3. Mempunyai alun-alun, yaitu lapangan luas yang terletak di pusat kota.
  4. Mempunyai paru-paru kota berupa taman kota dan jalur hijau.
  5. Mempunyai pusat olahraga dan lembaga penyaluran kreatifitas seni warga.
  6. Mempunyai pusat hiburan dan rekreasi warga.
  7. Mempunyai pusat perbelanjaan.
  8. Mempunyai tempat parkir.
  9. Mempunyai tempat pemukiman penduduk.

Tempat pemukiman penduduk kota dibagi menjadi beberapa kelas. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh pada umumnya terdapat di belakang pusat perbelanjaan, di sekitar daerah sungai, dan di sepanjang jalur rel kereta api.
  2. Pemukiman proletar. Ciri-ciri pemukiman proletar adalah memiliki rumah dengan luas dibawah 21 meter persegi dan ditempati masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
  3. Pemukiman kelas menengah. Ciri-ciri pemukiman kelas menengah adalah memiliki rumah dengan luas antara 21 sampai 75 meter persegi.
  4. Pemukiman kelas elit. Pemukiman kelompok elit memiliki taraf hidup yang lebih baik dari tiga kelas lainnya. Luas rumah pemukiman elit lebih pada umumnya lebih dari 75 meter persegi.

Masyarakat kota dibentuk dari gabungan beberapa masyarakat daerah yang terletak di sekitar wilayah tersebut. Ciri-ciri perilaku dan kebiasaan masyarakat kota yang dapat kita saksikan saat ini antara lain:

  1. Egois. Tumbuhnya sikap egois disebabkan karena adanya pengaruh individualis sehingga melahirkan persaingan antar warga.
  2. Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam. Pekerjaan masyarakat kota pada umumnya bergerak di bidang jasa dan perdagangan.
  3. Masyarakat kota berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan) karena pola pikir masyarakat kota terbuka dalam menerima budaya pengaruh dari luar.
  4. Kehidupan keagamaan masyarakat kota sudah berkurang karena kesibukan kerja, masyarakat menjadi materialistis, memiliki kontrol sosial rendah, dan emosi keagamaan berkurang.
  5. Kota memiliki kesempatan kerja yang luas. Pekerjaan di kota meliputi pekerjaan formal dan non formal dengan berbagi bidang kehidupan yang ada.
  6. Penduduk kota tidak mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan permasalahan seperti halnya warga desa.
  7. Kehidupan penduduk kota bersifat glamour (mewah) karena masyarakat kota memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  8. Antar masyarakat kota terdapat kesenjangan sosial tinggi. Perbedaan antara kaya dan miskin sangat mencolok dan memberi status sosial bagi masyarakat.
  9. Penduduk kota umumnya memiliki tingkat pendidikan tinggi karena kesadaran untuk memenuhi kualifikasi lapangan pekerjaan yang tersedia.
  10. Sebagian besar masyarakat kota bekerja di bidang industri. Tidak terdapat pekerjaan bidang agraris di wilayah kota.

Sebuah wilayah pedesaan dapat berkembang menjadi wilayah kota karena perkembangan fungsi dan manfaat kota tersebut bagi wilayah di sekitarnya. Perkembangan kota menurut asalnya dapat dibagi menjadi:

  1. Kota pusat perdagangan. Contoh: Makassar, Surabaya, dan Batam.
  2. Kota pusat perkebunan. Contoh: Bogor dan Malang.
  3. Kota pusat pemerintahan. Contoh: Jakarta.
  4. Kota pusat pendidikan. Contoh: Yogyakarta.
  5. Kota pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta, Surakarta, dan kota-kota kecil di Bali.

Sebuah wilayah desa juga dapat berkembang menjadi wilayah perkotaan menurut perkembangan tingkat besar-kecilnya wilayah, perilaku warga, dan hal-hal lain yang mendukung terbentuknya pola keruangan masyarakat kota. Berdasarkan tahapan perkembangannya, para ilmuwan membagi kota menjadi beberapa tahap:

  1. Eupolis. Masyarakat masih tersusun dan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil serta berbaur dengan kehidupan masyarakat agraris.
  2. Polis. Wilayah sudah mulai berkembang namun penduduknya masih hidup dalam keluarga kecil dan saling melakukan kontrol sosial antar anggota masyarakat.
  3. Metropolis. Kota metropolis ditandai dengan berkurangnya organisasi sosial, tanda-tanda fisik dapat dilihat berupa bentang alam dan daerah industri, serta semakin tinggi sikapnya individualisme dan persaingan ekonomi. Contoh kota metropolis adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.
  4. Megapolis. Kota megapolis ditandai dengan semakin meluasnya aturan-aturan birokrasi sehingga menyebabkan seseorang kesulitan dalam menerima pelayanan publik. Ciri lain kota metropolis adalah pemusatan kekuasaan berada pada kekuatan kelompok dan semakin berubah-ubahnya peran sosial individu. Kota megapolis saat ini berkembang di kota-kota besar di Amerika Serikat. Contoh kota megapolis adalah Boston.
  5. Tiranopolis. Kota tiranopolis ditandai dengan adanya kekuatan massa dalam kehidupan sosial masyarakat, kehidupan diwarnai dengan aksi demonstrasi, dan kota tersebut bersifat parasit, artinya untuk mencukupi kebutuhan hidup warganya tergantung kepada kota lain. Dalam prakteknya, kota tiranopolis belum bisa kita jumpai dan sebatas hipotesa ilmiah.
  6. Netropolis. Netropolis merupakan perkembangan dari kota tiranopolis. Kota netropolis dtandai dengan terjadinya bahaya perang dan terjadi kelaparan warga. Sama dengan tiranopolis, kota netropolis saat ini belum bisa kita jumpai dan baru sebatas hipotesa para ilmuwan.

Semoga artikel ini berguna untuk menambah wawasan Anda.

tirto.id - Struktur dan pola keruangan kota diperlukan dalam penataan ruang kota. Jika dipandang dari segi letak geografis, wilayah kota dapat dikatakan sebagai wilayah yang padat.

Menurut UU No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Hal serupa disampaikan oleh R.Bintarto, kota adalah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai oleh strata sosial ekonomi yang heterogen serta corak materialistis, demikian seperti dikutip laman Sumber Belajar Kemdikbud.

Secara umum kota merupakan hasil penggabungan karakteristik dan struktur khas yang dapat membedakannya dengan desa.

Sementara itu, secara geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non-alam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya yang individualis, dan materialistis.

Pola Keruangan Kota

Perkembangan ruang sebuah kota akan membentuk pola tertentu. Dikutip dari modul Geografi Kelas XII (2020), pola-pola tersebut terbagi ke dalam:

a. Pola Sentralisasi

Pola sentralisasi adalah pola dengan persebaran kegiatan kota cenderung mengelompok pada satu wilayah utama.

b. Pola Desentralisasi

Agak berbeda dengan pola sentralisasi, pola desentralisasi memiliki persebaran yang cenderung menjauh dari pusat kota.

c. Pola Nukleasi

Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola sentralisasi, tetapi skala ukurannya lebih kecil. Inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama.

d. Pola Segregasi

Pola segregasi adalah pola dengan persebaran yang terpisah-pisah berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

Struktur Keruangan Kota

Kembali mengutip modul Geografi Kelas XII (2020), struktur keruangan kota mengenal adanya beberapa pembagian berdasarkan teori tertentu. Berikut uraian struktur keruangan kota:

a. Teori Konsentris

Berdasarkan teori konsentris, kota dibagi menjadi 5 zona, yaitu:

1. Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District)

Daerah pusat kegiatan dapat dimaknai sebagai daerah yang menjadi pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Seluruh jaringan transportasi terpusat ke memiliki aksesibilitas yang tinggi.

2. Zona Peralihan (Transition Zone)

Zona peralihan banyak dihuni oleh golongan penduduk berpenghasilan rendah dan para imigran yang datang dari desa sehingga kawasan ini berkembang sebagai kawasan sesak atau slum area.

3. Daerah Tempat Tinggal Para Pekerja (Zones of Working Men’s Home)

Umumnya perumahan pada zona ini sudah lebih baik dan sudah mulai teratur. Kebanyakan penghuni yang tinggal di daerah para pekerja ini merupakan berkas penghuni zona kedua sebagai pekerja pabrik, buruh dan lain sebagainya.

4. Daerah Tempat Tinggal Kelas Menengah (Zone of Middle Class Dwellers)

Kawasan satu ini banyak dihuni oleh kalangan kelas menengah yang terdiri dari orang profesional, pemilik sendiri, pengusaha, para pegawai, dsb. Perumahan penduduknya terdiri dari rumah-rumah pribadi, rumah bangsa rendah dan terdapat pusat perniagaan kecil untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

5. Daerah Tempat Tinggal Para Penglaju (Zone of Commuters)

Zone of Commuters merupakan bagian terluar dari suatu kota dan merupakan kawasan mewah. Lapisan ini hanya ditinggali oleh kalangan yang memiliki kendaraan pribadi yang mampu mobile ke tempat kerja di pusat kota.

Zona ini berkembang sebagai kawasan subur dan ada yang berkembang sebagai kota-kota satelit, tergantung waktu dan luas dan aktivitas penduduknya.

b. Teori Ketinggian Bangunan

Teori ketinggian bangunan diusulkan oleh Bergell (1955). Ia berpendapat bahwa ketinggian bangunan di wilayah kota perlu diperhatikan.

Variabel ini menjadi perhatian bagi negara maju karena berkaitan dengan hak setiap orang setiap orang menikmati sinar matahari dari tempat tertentu.

Teori konsentris menekankan bahwa kota merupakan perwujudan dua dimensi secara horizontal sehingga ketinggian bangunan diabaikan.

Sementara itu, ketinggian bangunan dengan penggunaan lahan sebaiknya diperhatikan guna merumuskan pola penggunaan lahan yang akan datang.

c. Teori Sektor

Pertimbangan variabel sektor pertama kali disampaikan oleh Yot (1939). Teori ini mengklasifikasi wilayah menjadi lima, yaitu sebagai berikut:

  1. Daerah Pusat Kota atau CBD, terdiri atas pusat ekonomi, sosial, pemerintahan, dan budaya.
  2. Zone of wholesale light manufacturing terdiri atas industri kecil dan perdagangan.
  3. Zona permukiman kelas rendah merupakan tempat tinggal bagi pekerja industri di kota dengan penghasilan rendah.
  4. Zona permukiman kelas menengah merupakan daerah yang ditinggali oleh penduduk dengan penghasilan tinggi.
  5. Zona pemukiman kelas tinggi, yaitu permukiman golongan atas.

d. Teori Inti Ganda atau Pusat Kegiatan Banyak

Teori ini dikembangkan pertama kali oleh C.D. Harris dan F.L. Ullmann (1945). Mereka beranggapan bahwa struktur ruang kota tidak tumbuh dalam ekspresi keruangan yang hanya ada satu pusat kegiatan saja.

Namun, terbentuk secara terus-menerus sehingga terdapat beberapa pusat kegiatan baru yang terpisah.

Tidak ada urutan struktur ruang kota yang teratur dalam teori inti ganda. Hal ini berbeda dengan teori konsentris yang tertata rapi.

Kondisi tersebut menyebabkan beberapa inti kota dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya kompleks pemerintahan, pelabuhan, kompleks kegiatan ekonomi (pasar dan mall), dan sebagainya.

Pembahasan mengenai struktur dan pola keruangan kota penting untuk dipahami. Apalagi dalam hal penataan sebuah kota.

Ciri-Ciri Kota

Berikut ini adalah ciri-ciri kota, seperti dikutip modul Geografi Kelas XII (2019):

Ciri-ciri fisik:

  1. Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket)
  2. Tempat parkir yang memadai
  3. Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga
  4. Banyak gedung-gedung tinggi
  5. Terdapat pusat-pusat pemerintahan
Ciri-ciri sosial:

  1. Adanya keanekaragaman penduduk
  2. Penduduk bersifat individualisme
  3. Hubungan sosial bersifat gesselschaft/ patembayan
  4. Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu
  5. Norma agama tidak ketat
  6. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
  7. Kesenjangan sosial sangat mencolok

Baca juga:

  • Faktor, Pola, dan Kekuatan yang Pengaruhi Interaksi Desa-Kota
  • Faktor dan Dampak Interaksi Desa-Kota dalam Pemerataan Pembangunan
  • Faktor Pendorong Interaksi Desa-Kota dan Dampak Positif-Negatifnya

Baca juga artikel terkait POLA KERUANGAN DESA-KOTA atau tulisan menarik lainnya Nurul Azizah
(tirto.id - azz/ulf)


Penulis: Nurul Azizah
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Nurul Azizah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates