1. rajin mengerjakan ibadah Allah menciptakan manusia, agar mereka mengabdi kepadanya, sebagai mana firmannya : و ما خلقت الجن والا نس الا ليعبد ون Artinya: "tidaklah aku menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepadaku" (S. Adz-Dzariyat: 56) Orang yang beriman selalu mengerjakan ibadah yang wajib, seperti solat lima waktu, puasa ramadhan, mengeluarkan zakat dan sebagai nya. Di samping itu, mereka juga rajin mengerjakan ibadah ibadah yang sunat, seperti: shalat sunnat, puasa sunat, infak, sedekah, dan sebagai nya. Semua itu mereka lakukan karena semata mata mengharap rizha Allah. Sebab Allah dengan sifat jaiznya boleh memberi pahala berupa kesenangan di akhirat, boleh juga memberi balasan ketidak kesenangan hidup di akhirat. Oleh sebab itu, orang beriman kepada sifat jaiz Allah berusaha agar segala perbuatannya di ridhai Allah. Dengan ridha nya di harapkan Allah akan memberi kesenangan di akhirat kelak, bukan ketidaksenangan atau kesengsaraan. 2. Rajin bekerja Orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah, yakin bahwa Allah boleh memberi atau boleh tidak memberi rezeki kepada hambanya. Orang yang beriman rajin bekerja dengan harapan bahwa Allah akan memberi rezeki atas hasil usahanya. Maka motivasi buat para steemian semangat dan rajin bekerja yakinkan bahwa Allah akan memberi rezeki atas hasil usahanya.3. Rajin belajar Allah jaiz (boleh) menjadikan setiap orang itu pandai atau bodoh. Oleh sebab itu, orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah berusaha untuk rajin belajar. Dengan rajin belajar ia berharap Allah menjadikan dia orang yang pandai, bukan orang yang bodoh. Karena bodoh itu hanya untuk orang yang malas belajar. kalau tidak rajin bejar lalu mengharapkan menjadi yang pandai, hal yang demikian adalah harapan orang yang tidak tau diri.4. Ikhlas Orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah selalu ikhlas menerima apapun yang di berikan Allah kepadanya. Sebab ia yakin bahwa Allah maha bebas berbuat terhadap apa apa yang ia hendaki.5. Bersyukur Bersyukur merupakan ciri orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah. Orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah. Ketika mendapat kebahagiaan, ia sangat bersyukur, sebab dengan sifat jaiznya, Allah bisa saja tidak memberikan kesenangan kepadanya, melainkan kesengsaraan.6. Bersabar Bersabar juga merupakan ciri orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah. Sebab orang beriman menyadari dengan sepenuh hati, bahwa musibah atau kesengsaraan yang di berikan Allah ke padanya, merupakan ujian. Walaupun meresa lebih rajin beribadah, tetapi ia masih saja mengalami musibah, namun iman orang tersebut tidak goyah sesikitpun. Bahkan ia bertambah yakin, bahwa Allah jaiz melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Dengan sabar, orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah, berkeyakinan bahwa Allah beserta orang yang sabar, sesuai dengan firmannya: ان الله مع الصا بر ين Artinya: sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". Karena Allah dekat dengan orang - orang yang sabar, maka di harapkan Allah tidak akan menyengsarakan orang - orang yang sabar.
beribadah, belajar dan bekerja mencari ridha Allah SWT #story #motivasi #course #indonesia tirto.id - Sifat-sifat Allah SWT terbagi menjadi tiga, yakni sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. Pengertian Sifat-sifat Allah
Dikutip laman NU Online, dalam ranah keimanan terhadap Allah secara umum, setiap umat muslim wajib meyakini sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi-Nya.
Sifat Mustahil Allah
Sifat mustahil Allah merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Sifat mustahil Allah artinya tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat wajib bagi Allah itu ada 20 sifat. Dengan demikian, sifat mustahil bagi Allah pun ada 20 sifat. Berikut ini penjelasannya dikutip dari modul Pendidikan Agama Islam kelas III dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud): 1. Adam Adam artinya tidak ada. Allah mustahil bersifat adam. Allah tidak mungkin tidak ada. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Allah. Tidak mungkin alam semesta ini ada jika Allah tidak ada. Dengan demikian, Allah mustahil bersifat ‘adam. Firman Allah SWT: خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَـقِّؕ تَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ Khalaqas samaawaati wal arda bilhaqq; Ta'aalaa 'ammaa yushrikuun Artinya: "Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan". (QS. An-Nahl: 3) 2. Hudus Hudus artinya baru. Allah mustahil bersifat hudus, yakni Allah itu ada sebelum semua makhluk dan ciptaan-Nya ada. Allah itu bersifat terdahulu atau qidam. Tidak mungkin alam semesta ini ada jika tidak ada yang menciptakan. Mengenai ayat Al-Qur'an yang menerangkan Allah itu bersifat terdahulu terdapat pada surah berikut ini: هُوَ الۡاَوَّلُ وَالۡاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالۡبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ Huwal Awwalu wal'Aakhiru waz Zaahiru wal Baatinu wa huwa bikulli shai'in Aliim Artinya: "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Hadid: 3) 3. Fana Fana artinya tidak kekal. Fana juga dapat diartikan binasa atau rusak. Allah mustahil mempunyai sifat fana. Allah itu kekal dan abadi. Allah tidak ada permulaan dan tidak ada akhir. Allah ada selama-lamanya. Allah berfirman surah berikut ini: وَّيَبۡقٰى وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو الۡجَلٰلِ وَالۡاِكۡرَامِۚ Wa yabqoo wajhu rabbika zul jalaali wal ikraam Artinya: "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar-Rahman: 27) 4. Mumassalatu lil Hawadis Mumassalatu lil Hawadis artinya Allah serupa dengan makhluk. Allah mustahil serupa dengan makhluknya. Allah itu berbeda dengan makhluknya, baik zat, sifat, ataupun perbuatannya. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah. Firman Allah SWT: وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas: 4) 5. Muhtajun Ligairihi Muhtajun Ligairihi artinya berdiri dengan yang lain atau membutuhkan yang lain. Allah itu tidak membutuhkan bantuan sesuatu apapun. Allah itu berdiri sendiri atau qiyamuhu binafsihi. Allah itu Maha Sempurna dan Maha Berdiri Sendiri. Allah SWT berfirman: وَمَنۡ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفۡسِهٖؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ Wa man jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih; innal laaha laghaniyyun 'anil 'aalamiin Artinya: "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam". (QS. Al-Ankabut: 6) 6. Ta‘addud Ta‘addud artinya berbilang. Allah mustahil bersifat ta‘addud. Allah itu tidak berbilang. Allah itu esa atau tunggal. Dengan keesaan-Nya inilah Allah tidak memerlukan pertolongan dari siapapun dan apapun. 7. ‘Ajzun ‘Ajzun artinya lemah. Allah mustahil bersifat ‘ajzun. Allah itu berkuasa atau qudrat. Allah tidak mungkin mempunyai sifat lemah meskipun hanya sedikit. Tidaklah mungkin ada alam semesta beserta isinya jika Allah itu lemah. Mengenai sifat kekuasaan Allah tersebut terdapat dalam surah berikut: يَكَادُ الۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ اَبۡصَارَهُمۡؕ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمۡ مَّشَوۡا فِيۡهِ وَاِذَاۤ اَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُوۡاؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَاَبۡصَارِهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaaa adaaa'a lahum mashaw fiihi wa izaaa azlama 'alaihim qoomuu; wa law shaaa'al laahu lazahaba bisam'ihim wa absaarihim; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 20) 8. Karahah Karahah artinya terpaksa. Allah mustahil bersifat karahah. Allah itu bersifat berkehendak atau iradat. Allah tidak terpaksa dalam melaksanakan apa yang Dia kehendaki. Allah berfirman: فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيۡدُ Fa' 'aalul limaa yuriid Artinya: "Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS. Al-Buruj: 16) 9. Jahlun Jahlun artinya bodoh. Allah mustahil mempunyai sifat bodoh. Sebaliknya, Allah itu penguasa ilmu. Allah itu Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari Allah. Allah berfirman dalam surah berikut ini: اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hujurat: 18) 10. Mautun Mautun artinya mati. Allah mustahil bersifat mautun. Allah itu bersifat hayat atau hidup. Allah tidak akan pernah mati. Allah akan selalu hidup. Hidup Allah bersifat kekal. Dengan demikian sangat tidak mungkin Allah bersifat mautun atau mati. Allah SWT berfirman: وَتَوَكَّلۡ عَلَى الۡحَـىِّ الَّذِىۡ لَا يَمُوۡتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهٖ ؕ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ خَبِيۡرَ ا Wa tawakkal 'alal Haiyil lazii laa yamuutu wa sabbih bihamdih; wa kafaa bihii bizunuubi 'ibaadihii khabiiraa Artinya: "Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Furqan: 58) 11. Summun Summun artinya tuli. Allah mustahil bersifat summun. Allah itu Maha Mendengar. Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang luput dari pendengarannya. Tidak mungkin Allah tidak mendengar walau hanya sedikit pun. Allah berfirman dalam surah berikut ini: ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ... .....innaka Antas Samii'ul Aliim Artinya: "......Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 127) 12. ‘Umyun ‘Umyun artinya buta. Allah mustahil bersifat ‘umyun. Allah itu tidaklah buta, Allah bersifat basar atau melihat. Allah maha melihat. Allah melihat segala yang nampak dan segala yang tersembunyi. Tidak ada sesuatu apapun yang luput dari penglihatan-Nya. اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hujurat: 18) 13. Bukmun Bukmun artinya bisu. Mustahil Allah bersifat bisu. Sebaliknya, Allah mempunyai sifat kalam yang artinya beriman. Jika Allah bisu, tidak mungkin Allah menurunkan wahyu kepada para nabi. Firman Allah SWT: وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا..... ....wa kallamallaahu Muusaa takliimaa Artinya: "....Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung". (QS. An-Nisa: 164) 14. Ajzan Ajzan artinya yang lemah. Allah mustahil bersifat ajzan. Allah itu Maha berkuasa. Tidak mungkin Allah itu lemah. Segala sesuatu yang terjadi itu atas kehendak dan kekuasaan Allah. Allah pun tidak memerlukan bantuan siapapun. Jadi, Allah mustahil bersifat ajzan. 15. Karihan Karihan artinya yang maha terpaksa. Allah tidaklah mungkin bersifat karihan karena Allah itu Maha Berkehendak. Semua yang ada di alam semesta ini terjadi atas kehendak Allah. Allah tidak merasa terpaksa melakukannya. 16. Jahilun Jahilun artinya yang maha bodoh. Allah tidak mungkin bersifat jahilun. Allah itu Maha Mengetahui, semua ilmu itu bersumber pada Allah Swt. 17. Mayyitun Mayyitun artinya yang maha mati. Allah itu hidup kekal abadi, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Allah tidak akan pernah mati. Bahkan, Allah itu tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa. Allah pun tidak pernah merasa lelah. Jadi, mustahil Allah bersifat mayyitun. 18. ‘Asamma ‘Asamma artinya yang maha tuli. Allah itu Maha Mendengar bahkan yang paling tersembunyi sekalipun. Allah mendengar apa yang tidak kita dengar. Allah tidak mungkin bersifat maha tuli. 19. A‘ma A'ma artinya maha buta. Allah tidak mungkin bersifat a'ma. Allah itu Maha Melihat. Allah melihat semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Allah pun dapat melihat apa yang tersembunyi di dalam hati. 20. Abkama Abkama artinya maha bisu. Allah mustahil mempunyai sifat abkama. Allah itu justru mempunyai sifat mutakalliman atau Maha Berfirman. Jika Allah bisu, tidaklah mungkin ada kitab yang diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
SIFAT ALLAH
atau
tulisan menarik lainnya
Dhita Koesno
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|