Kelompok kelompok dalam gereja katolik yang membentuk gereja sebagai persekutuan

GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN

CIRI-CIRI komunio

  1. Terdapat komunikasi dan interaksi yang berlangsung terus-menerus
  2. Anggotanya saling memperhatikan satu sama lain, saling memiliki, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani, dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama.

Model komunio

  • Salah Model persekutuan (komunio) adalah kehidupan para murid Yesus, sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci (lih. Kis 2: 41-47), yang disebut Gereja Perdana
  • Persekutuan Gereja Perdana terbentuk berkat pengalaman yang sama yaitu sebagai murid-murid Yesus dan orang-orang yang percaya kepada-Nya, setelah mendengar pewartaan tentang Yesus Kristus
  • Gereja Perdana atau Gereja Awal adalah cikal bakal Gereja yang hingga kini memiliki berbagai unsur keanggotaan Gereja.

Anggota/unsur gereja

  1. Kaum Klerus/ Tahbisan yang terdiri dari episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Tugas utama mereka adalah pelayanan rohani dan menguduskan Gereja melalui perayaan-perayaan sakramen.
  • Episkopat /Uskup
    • Jabatan atau status sebagai uskup yang diperoleh lewat tahbisan uskup – jenjang teratas tahbisan suci, memberikan kepenuhan imamat dan memberikan kuasa untuk menerimakan tahbisan kepada orang lain.
    • Menjadi penerus sah para rasul
    • Himpunan uskup-uskup suatu Gereja atau Negara. Episkopat negara Indonesia disebut KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia)
  • Presbiterat/imam
    • Sebagai rekan kerja uskup
    • Ditahbiskan untuk mewartakan Injil, melaksanakan upacara liturgi khususnya ekaristi
    • Dalam kesatuan dengan uskup dan tergantung darinya, mereka bertanggungjawab atas Gereja partikular
  • Diakon
    • Ditahbisakan untuk pelayanan Gereja
    • Melaksanakan pelayanan di bawah wewenangnya dengan pelayanan sabda, upacara liturgi, reksa pastoral dan karya karitatif
  1. Kaum Hidup Bakti/biarawan-biarawati yang terdiri dari tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka hidup dengan penghayatan Tri Kaul Suci dan dalam persaudaraan yang tergabung dalam komunitas, tarekat, atau kongregasi tertentu. Mereka membaktikan diri untuk mewartakan kabar gembira dalam pelayanan pendidikan, medis, rumah-rumah retret, dan lain-lain.

Tri kaul biarawan/wati : Hidup membiara tidak ditentukan oleh fungsi atau pekerjaan, melainkan oleh corak atau cara kehidupan, khususnya kehidupan yang di dalamnya orang “dengan kaul-kaul atau ikatan suci lainnya mewajibkan diri untuk hidup menurut tiga nasihat injil”, yaitu selibat/keperawanan, kemiskinan, dan ketaatan (LG 44).

  1. Kaum Awam, yang mengemban tugas perutusan dalam Gereja dan dunia sesuai kehendak Allah yakni mengelola tata dunia dengan nilai Kristiani. Di antara kaum awam ada yang menikah dan ada yang tidak menikah (selibat).

Ciri kaum awam

  • Kaum awam, tidak menerima sakramen tahbisan dan tidak mengucapkan tri kaul
  • Menerima pembaptisan atau imamat umum
  1. Jadi, semua umat Katolik yang telah dipermandikan secara Katolik, mereka telah menjadi anggota Gereja.
  2. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (Rom 12:4-5)
  3. Untuk melaksanakan tugas sebagai anggota dalam gereja, baiklah jika masing-masing anggota merasa satu dan menjadi satu bagian dalam anggota gereja.
  4. Gereja akan menjadi semakin hidup dan lebih hidup jika anggota berperan serta secara aktif sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
  5. Demikian diungkapkan oleh paulus; sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain (roma 12:4-5).
  6. Demikian pula diungkapkan kembali oleh paulus dengan mengatakan bahwa kamu semua adalah tubuh kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya (1 kor 12:27).

CIRI GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN

  1. Kebiasaan hidup dari Gereja perdana sebagai persekutuan, sampai sekarang masih dipelihara dan dilanjutkan oleh Gereja.
  2. Gereja Katolik masih senantiasa bertekun dalam pengajaran para rasul dengan memelihara dan tetap berpegang pada tradisi gereja;
  3. Gereja saat ini juga senantiasa mengajak umat untuk membentuk persekutuan – persekutuan baik dalam lingkup paroki maupun di lingkungan-lingkungan;
  4. Gereja juga masih memperhatikan anggotanya dalam berbagai karya sosial untuk memperhatikan kebutuhan hidup jemaatnya;
  5. Gereja melalui sakramen-sakramen berusaha untuk senantiasa menjaga kekudusan jemaatnya, agar jemaat selalu memuji dan memuliakan Allah.

CIRI GEREJA MENURUT DOA “AKU PERCAYA”

  1. Satu
  2. Kudus
  3. Katolik
  4. Aposstolik

Gereja yang satu

  • Gereja yang satu: Gereja yang tampak sebagai perwujudan kehendak tunggal Yesus Kristus untuk dalam Roh Kudus tetap hadir kini di tengah manusia untuk menyelamatkan (LG 8).
  • Kesatuan dalam gereja juga tampak dalam satu Injil, satu babtisan, dan satu jabatan yang dikaruniakan kepada Petrus dan kedua belas rasul.
  • Kesatuan Gereja lahir dari persekutuan dalam persaudaraan, baik dalam pengungkapan iman liturgis dan katekis, maupun dalam perwujudan persekutuan dalam organisasi atau penampilan dalam masyarakat
    Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan. (KGK 815)
    • Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi-Bapa, Putra dan Roh Kudus.
    • Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di salib.
    • Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan umat beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja.

Kesatuan Gereja penziarah juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini:

  • pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh para Rasul,
  • perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-sakramen,
  • suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan menegakkan kesepakatan sebagai saudara-saudari dalam keluarga Allah. (KGK 815)

Gereja yang kudus

  1. Gereja yang kudus berarti Gereja menjadi perwujudan kehendak Allah yang Mahakudus untuk bersatu dengan manusia dan mempersatukan manusia dalam kekudusan-Nya (bdk LG 8,39,41 dan 48).
  2. Gereja itu kudus karena sumber dari mana ia berasal adalah kudus. Gereja didirikan oleh Kristus sehingga Gereja menerima kekudusannya dari Kristus atas doa-doaNya (lih Yoh 17:11).
  3. Gereja itu kudus karena tujuan ke mana ia diarahkan adalah menuju kekudusan, yaitu bahwa Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia.
  4. Gereja itu kudus karena jiwa dari Gereja itu sendiri adalah kudus, yaitu bahwa jiwa dari Gereja itu adalah Roh Kudus sendiri.
  5. Gereja itu kudus karena unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalamnya adalah kudus, seperti ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen.
  6. Gereja itu kudus sebab anggotanya adalah kudus, karena ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan dan diserhakan kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus. Semua anggota diarahkan menuju kekudusan.

Gereja yang katolik

  1. Gereja yang Katolik, berarti bahwa Gereja diperuntukkan bagi semua manusia dari segala bangsa, tempat dan zaman. Kata “katolik” memiliki arti umum, universal, meresapi segala-galanya. Gereja bersifat katolik karena terbuka bagi dunia, tidak sebatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu dan golongan masyarakat tertentu
    Kekatolikan Gereja antara lain tampak dalam:
    • rahmat dan keselamatan yang ditawarkan,
    • iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum (dapat diterima dan dihayati siapapun).

Gereja yang terbuka ini tampak dalam kemauannya dalam menampung dan memajukan terhadap segenap kemampuan, kekayaan, dan adat istiadat bangsa-bangsa. Tidak hanya menampung dan menerima saja melainkan juga menjiwai seluruh dunia.

Gereja yang apostolik

  1. Gereja yang Apostolik, berarti bahwa Gereja berasal dari para rasul, dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai batu penjuru, sudah ada sejak jaman Gereja perdana
  2. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa Gereja bersifat apostolik berarti Gereja mengakui diri sama dengan Gereja Perdana, yakni Gereja para rasul.
  3. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus Kristus. Hubungan itu tampak dalam:
    • Fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul.
    • Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul,
    • Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.

Mewujudkan Sifat Gereja dalam Kehidupan Sehari-hari
Sifat/ciri Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik akan tetap berjalan seterusnya apabila semua komponen dalam Gereja turut mengusahakan agar semuanya senantiasa diwujudkan dalam berbagai usaha/ kegiatan nyata yang diikuti oleh seluruh umat Allah.

Untuk mewujudkan kesatuan Gereja dapat kita lakukan dengan :

  1. memperkuat persatuan “ke dalam” misalnya dengan aktif dalam kehidupan Gereja, setia dan taat pada persekutuan umat termasuk hierarki.
  2. Juga dapat dilakukan dengan menggalang persatuan “antar Gereja” misalnya dengan lebih bersifat jujur dan terbuka satu sama lain, lebih melihat kesamaan dari pada perbedaan, mengadakan berbagai kegiatan sosial maupun peribadatan bersama.

Untuk mewujudkan kekudusan Gereja dapat dilakukan dengan

  1. Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah,
  2. memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan,
  3. merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan arah hidup kita.

Untuk mewujudkan kekatolikan Gereja dapat dilakukan dengan:

  1. sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat istiadat bahkan agama bangsa manapun,
  2. bekerja sama dengan pihak mana saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia ini, berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu kehidupan di dunia yang baik untuk seluruh umat manusia

Untuk mewujudkan Gereja Katolik yang apostolik dapat dilakukan dengan

  1. setia dan mempelajari Injil yang merupakan iman Gereja para rasul,
  2. menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret dengan didasarkan atas iman Gereja para rasul,
  3. setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.

PELAYANAN GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN

LIMA TUGAS POKOK GEREJA

  1. Pewartaan (Kerygma),
  2. Persekutuan (Koinonia),
  3. Pengudusan (Liturgia),
  4. Pelayanan (Diakonia).
  5. Persekutuan (Koinonia)

Liturgia (menguduskan) merupakan segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan oleh umat, secara personal maupun sosial baik yang sakramen dan bukan sakramen, contohnya Perayaan Ekaristi, ibadat, doa novena dan lain-lain;

Diakonia (melayani) merupakan segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan bantuan, contohnya dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu dan lain lain;

Kerygma (mewartakan) merupakan segala bentuk pewartaan, pengajaran iman, dan komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling meluruskan pandangan iman, contohnya: pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis, katekese umat, khotbah dan lain lain;

Martyria (kesaksian hidup), kesaksian hidup dapat diwujudkan dengan cara hidup yang benar (martir putih) dan juga kematian (martir merah). Contoh orang yang rela mengorbankan diri dalam
iman dan rela sampai mati disebut martir, misalnya St. Stefanus, St. Tarsius dan lain lain

Koinonia (persekutuan) merupakan segala usaha untuk semakin mewujudkan dan mengukuhkan persaudaraan murid-murid Kristus dengan saling membantu , saling berbagi, dan memenuhi kebutuhan bersama, contohnya kegiatan retret, rekoleksi, kelompok legio maria, Marriage Encounter (ME), wanita Katolik.

CONTOH KEGIATAN

  1. Liturgia (menguduskan), contohnya Perayaan Ekaristi, ibadat, doa novena dan lain-lain;
  2. Diakonia (melayani), contohnya dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu dan lain lain;
  3. Kerygma (mewartakan) contohnya pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis, katekese umat, khotbah dan lain lain;
  4. Koinonia (persekutuan), contohnya kegiatan retret, rekoleksi, kelompok legio maria, Marriage Encounter ( ME), wanita Katolik
  5. Martyria (kesaksian hidup), kesaksian hidup dapat diwujudkan dengan cara hidup yang benar (martir putih) dan juga kematian (martir merah).

Dipanggil untuk menjadi pewarta View all posts by Mazmury@d1