Kedudukan bulan yang terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari disebut

KOMPAS.com - Bulan terlihat berubah-ubah bentuknya. Terkadang bentuknya bulat, setengah lingkaran, atau tidak terlihat sama sekali. Perubahan penampakan Bulan dari waktu ke waktu disebut fase bulan.

Fase bulan

Perubahan bentuk Bulan terjadi berdasarkan posisi Bulan di orbitnya terhadap Bumi dan posisi Bumi pada orbitnya terhadap Matahari. Posisi ini membuat bulan mengalami 4 fase utama, yaitu bulan baru, kuartal pertama, bulan purnama, dan kuartal ketiga.

Selain 4 fase tersebut, Bulan juga mengalami 4 fase tambahan yang lebih detail. Sehingga, total Bulan melewati 8 fase sebelum mengulang kembali ke fase yang pertama. Dilansir dari Observatorium Bosscha ITB, berikut adalah pembahasan detail mengenai fase-fase Bulan secara berurutan.

1. Bulan baru

Fase bulan baru dikenal juga dengan fase new moon. Pada fase ini, Bulan terlihat gelap sama sekali. Bulan baru terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Bagian Bulan yang menghadap ke Bumi tidak mendapatkan cahaya Matahari sama sekali dan hanya mendapat cahaya dari Bumi. Ini sebabnya Bulan terlihat gelap sama sekali.

2. Bulan sabit awal

Fase kedua adalah bulan sabit awal atau waxing crescent. Bulan sabit awal terlihat bagian sangat kecil bersinar dari sisi kanan. Cahaya mulai terlihat karena Bulan mulai bergerak mengelilingi Bumi sehingga mulai tampak sedikit cahaya Matahari.

Baca juga: Bagaimana Bulan Bisa Bersinar Terang di Malam Hari?

3. Kuartal pertama

Kuartal pertama adalah fase dimana setengah bagian sisi kanan Bulan terlihat bersinar. Posisi Bulan pada fase ini berada 90 derajat dari Matahari sehingga setengah permukaannya yang menghadap ke Bumi terlihat. Disebut kuartal pertama karena posisi ini seperempat jalan sejak bulan baru.

4. Cembung awal

Cembung awal bisa juga disebut dengan waxing gibbous. Kita bisa melihat hampir seluruh bagian Bulan bersinar dan hanya sebagian kecil permukaan sebelah kiri yang gelap. Semakin banyak bagian bulan yang mendapat cahaya Matahari.

5. Bulan purnama

Bulan purnama terjadi ketika Bulan 180 derajat dari Matahari. Namun, karena orbit Bulan tidak selalu lurus dengan Bumi dan Matahari, Bulan masih bisa terlihat. Ada kalanya orbit Bulan berada tepat satu garis lurus dengan Bumi dan Matahari. Inilah ketika terjadinya fenomena gerhana bulan.

6. Cembung akhir

Mulai dari fase ini cembung akhir, penampakan Bulan tampak terbalik dari fase-fase sebelumnya. Kali ini, sebagian besar permukaan kiri Bulan tampak bersinar. Hanya sebagian kecil bagian kanan yang gelap.

7. Kuartal ketiga

Sesuai dengan namanya, proses ini menandakan tiga per empat jalan fase Bulan. Penampakan Bulan yang bisa kita lihat adalah setengah Bulan bagian kiri tampak bersinar.

Baca juga: Objek Misterius di Bulan Akhirnya Terpecahkan, Apa Itu Sebenarnya?

8. Bulan sabit akhir

Fase ini disebut juga dengan waning crescent. Hanya sebagian kecil Bulan sebelah kiri yang terlihat oleh kita.

Setelah kedelapan fase bulan tersebut, maka Bulan akan mengulang fase dari fase 1, yaitu bulan baru dan kembali tampak gelap di langit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jakarta -

Fenomena langka gerhana Bulan 'super blood moon' baru saja terjadi Rabu kemarin (26/5). Namun, proses yang melibatkan Bulan, Matahari, dan Bumi ini sebenarnya tak hanya mengakibatkan gerhana bulan saja melainkan bisa juga gerhana matahari. Apa bedanya?


Gerhana merupakan peristiwa alam yang wajar terjadi, di mana terhalangnya sinar matahari oleh bumi atau bulan sehingga bumi atau bulan tidak mendapatkan sinar matahari. Maka dari itu, peristiwa tersebut dibedakan menjadi dua, yakni gerhana bulan dan matahari.


Akibat adanya gerhana, terjadi bayangan yang dibentuk bumi atau bulan yang terletak dalam satu garis. Bayangan tersebut lah yang biasa dilihat oleh manusia dan disebut gerhana.

Peristiwa gerhana Matahari terjadi karena terhalangnya sinar matahari yang menuju bumi oleh bulan. Pada saat itu, kedudukan matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis yang sama. Bulan ada di antara bumi dan matahari.


Akibatnya, bayangan bulan akan mengenai bumi karena bulan lebih kecil dari matahari. Maka, hanya sebagian tempat permukaan bumi yang terkena bayangan bulan.


Sementara, proses terjadinya gerhana Bulan terjadi karena terhalangnya cahaya matahari yang menuju bulan oleh bumi. Sederhananya, peristiwa ini terjadi saat kedudukan bumi berada di antara bulan dan matahari atau dalam satu garis lurus.

Jika dilihat dari jenisnya, gerhana Matahari memiliki 4 jenis yakni

Gerhana matahari total, dikutip dari situs Space, terjadi saat piringan matahari tertutupi seluruhnya oleh piringan bulan

Gerhana matahari sebagian (parsial) ketika bumi berada pada bayangan penumbra bulan

Gerhana matahari cincin terjadi jika bumi terkena lanjutan umbra bulan dan bulan berada di titik terjauh dari bumi

Gerhana matahari hibrida ini di satu titik akan terlihat seperti gerhana total. Sementara, di waktu lainnya akan terlihat seperti gerhana cincin. Dalam kebanyakan kasus, gerhana ini dimulai sebagai gerhana cincin karena ujung umbra tidak terlalu dekat dengan Bumi, kemudian akan menjadi gerhana total.


Sedangkan, gerhana Bulan memiliki tiga jenis, yaitu total, parsial, dan penumbral.

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra (bayangan inti) bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi, dan bulan berada tepat di satu garis yang sama.

Gerhana bulan parsial, matahari, bulan, dan bumi tidak sepenuhnya berada di garis yang sama.

Gerhana bulan penumbra (bayangan samar) sendiri adalah ketika bulan berada di bayangan penumbra bumi.


  • Kapan Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Terjadi?

Karena termasuk fenomena langka, peristiwa gerhana biasanya memiliki siklus yang berbeda. Bisa mulai dari puluhan tahun, hingga ratusan tahun sekali.


Pada tahun 2021, gerhana Bulan baru saja terjadi pada 21 Mei 2021 kemarin. Peristiwa itu juga dikenal dengan istilah 'super blood moon'.


Sementara untuk gerhana Matahari, diperkirakan akan terjadi pada 10 Juni 2021 dengan jenis gerhana matahari cincin. Peristiwa langka ini hanya bisa dilihat di kawasan Kanada, Greenland dan Rusia.

Simak Video "Pemantauan Gerhana Bulan Total di Pantai Ancol"



(pay/pay)

Jakarta -

Pada Sabtu, 4 Desember 2021, fenomena gerhana Matahari total akan menghiasi langit Antarktika. Apa itu gerhana Matahari, dan apa bedanya dengan gerhana Bulan?

Gerhana adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila suatu objek antariksa melintasi daerah bayangan objek antariksa lain. Ada banyak sekali gerhana di alam semesta ini, namun yang paling umum kita bahas adalah gerhana Matahari dan gerhana Bulan. Berikut ini perbedaannya seperti dikutip dari situs astronomi Langit Selatan.

Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi apabila cahaya Matahari yang menuju Bumi terhalang oleh Bulan. Atau sederhananya, Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Gerhana Matahari terjadi saat posisi Matahari, Bulan dan Bumi berada pada satu garis lurus.

Fenomena ini terjadi ketika Bulan berada pada fase bulan baru saat Bulan memang sedang berada di antara Matahari dan Bumi sehingga bayang-bayang Bulan akan jatuh ke permukaan Bumi. Tapi tidak semua area akan mengalami gerhana. Hanya area di Bumi yang dilewati oleh bayang-bayang Bulan yang akan mengalami gerhana.

Kita tidak boleh melihat gerhana Matahari secara langsung tanpa alat bantu dan pengaman karena akan merusak struktur retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Kedudukan bulan yang terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari disebut
Skema gerhana Matahari. Foto: Langit Selatan

Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi apabila cahaya Matahari yang menuju Bulan tertutup oleh Bumi. Atau, kita sebut saja posisi Matahari, Bumi, Bulan sejajar dengan Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.

Gerhana Bulan terjadi sebagai akibat pergerakan Matahari, Bumi, Bulan. Bulan berputar terhadap dirinya sendiri dan bergerak mengelilingi Bumi. Bersama Bumi, keduanya bergerak mengelilingi Matahari. Akibatnya ada saat di mana Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada posisi sejajar sehingga menyebabkan terjadinya gerhana.

Tidak seperti gerhana Matahari yang tidak bisa dilihat langsung oleh mata telanjang, gerhana Bulan aman dilihat tanpa alat bantu karena tidak berbahaya sama sekali.

Kedudukan bulan yang terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari disebut
Skema gerhana Bulan. Foto: Langit Selatan

Simak Video "Melihat Gerhana Bulan Total di Berbagai Negara"



(rns/rns)

Kedudukan bulan yang terjadi ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari disebut

Gambar: Fase Gerhana Bulan
Sumber: regional.liputan6.com

Bulan merupakan satelit bumi dimana keberadaannya selalu mengitari bumi. Hampir semua planet di galaksi kita ini mempunyai satelitnya masing- masing. Bahkan beberapa planet di tata surya memiliki satelit alam yang jumlahnya lebih dari satu. Dan satelit yang dimiliki planet bumi hanya berjumlah satu, yakni yang kita kenal dengan sebutan bulan ini. Selain menjadi satelit bumi, bulan ini juga berperan sebagi sumbel cahaya alami bagi bumi pada waktu malam hari dimana pada waktu malam hari matahari tidak kelihatan sinarnya untuk menerangi bumi. Maka dari itu sumber cahaya alami yang kita miliki adalah bulan dan juga bintang- bintang yang bertebaran di langit. Sebenarnya bulan ini tidak bisa mengeluarkan cahayanya sendiri, karena bulan bukan termasuk bintang. Cahaya yang bersumber dari bulan merupakan cahaya dari matahari yang mengenai bulan, sehingga bulan tampak seperi bercahaya pada waktu malam hari. sedangkan pada siang hari, bulan yang disinari oleh matahari terlalu kalah dengan sinar matahari yang mengenai bumi sehingga bulan tersebut menjadi tidak kelihatan.

Bulan yang kita lihat pada waktu malam hari, yang sekaligus menjadi sumber cahaya alami di malam hari ini terkadang terlihat aneh dan berbeda- beda pada setiap masanya. Bulan ini mengapa bisa terlihat aneh karena setiap bulannya bulan ini mempunyai macam macam fase bulan tertentu. Bagaimanapun bulan ini berevolusi mengitari bumi memakan waktu sekitar 30 hari, maka dari itu fase fase bulan yang terlihat dari perbedaan bentuk dan juga warna ini tidak lepas dari posisinya yang berbeda- beda pada setiap bulannya, dan juga karena jarank yang berbeda- beda. Hal ini juga karena kita sebagai manusia yang hanya menempati satu titik wilayah yang ada di bumi sehingga terkadang kita menjumpai bulan ini berada pada jarak yang berbeda- beda.

Bulan sebagai satelit bumi yang terlihat menyala pada malam hari ini juga terkadang mengalami satu kondisi yang unik. Beberapa kondisi yang dialami oleh bulan yang terjadi pada waktu- waktu tertentu antara lain adalah gerhana bulan, super moon, dan juga blood moon. Gerhana bulan sendiri merupakan peristiwa yang jarang terjadi di suatu wilayah. Gerhana bulan merupakan suatu peristiwa dimana bulan tampak seperti hilang dan kemudian muncul kembali pada beberapa menit kemudian. Sementara super moon adalah peristiwa dimana bulan terlihat amat besar karena pada saat itu posisi bulan sangat dekat dengan bumi, sehingga bulan akan terlihat lebih besar berkali- kali lipat di wilayah bumi tertentu. Sedangkan blood moon merupakan suatu peristiwa dimana bulan akan tampak berwarna merah, sehingga tampak menakjubkan sekaligus mengerikan. Warna bulan yang merah inilah yang menyebabkan peristiwa ini dinamakan dengan blood moon yang berarti darah bulan.

Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih lanjut dan lebih detail mengenai satu peristiwa bulan yang telah disebutkan di atas. Peristiwa yang akan kita bahas adalah mengenai gerhana bulan. Namun sebelum kita lebih lanjut membahas mengenai gerhana bulan, kita terlebih dahilu akan membahas mengenai fase- fase bulan yang terjadi pada rentang waktu selama 30 hari.

Fase- fase Bulan

Secara umum bulan selama satu siklus revolusi, yakni selama rentang waktu 30 hari mengalami beberapa fase. Yang dimaksud dengan fase bulan sendiri merupakan bentuk bulan yang berubah- ubah jika dilihat dari bumi. Fase ini tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari jika dilihat drai bumi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan juga bumi sendiri terbagi menjadi tiga posisi, yakni:

  1. Pada konjugasi ini, kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi berwarna gelap atau tidak tampak. Pada aspek konjugasi ini dapat terjadi gerhana matahari karena cahaya matahari yang menuju ke bumi terhalang oleh bulan, sehingga berakibat kita tidak dapat melihat bulan menjadi bercahaya.
  2. Pada aspek oposisi ini kedudukan bulan berlawanancarah dengan matahari jika dilihat dari bumi. Pada saat aspek oposisi ini bulan akan tampak sebagai bulan purnama, yakni bulat penuh. Pada kedudukan ini bulan terbit pada saat matahari terbenam, dan bulan akan terbenam pada saat matahari sudah terbit.
  3. Kedudukan bulan yang ketiga adalah kuarter. Pada aspek kuarter ini kedudukan bulan berada tegak lurus terhadap garis penghubung antara bumi dengan matahari. Pada aspek kuarter ini bulan memperlihatkan fase perbani (yakni setengah bulan yang terang). Dalam periode satu bulan, terjadi dua kali kedudukan kuarter pada bulan, yakni kuarter pertama ketika bulan tampak bertambah besar. Dan kuarter kedua ketika bulan tampak mengecil.

Itulah beberapa posisi atau kedudukan bulan yang terjadi selama satu periode revolusi bulan. Masih ada fase- fase bulan lainnya, antara lain adalah fase bulan sabit atau crescent dan juga fase bulan benjol atau gibbous. Demikian dalam satu bulan sinodik, secara berturut- turut terjadi pergantian fase bulan sebagai berikut: bulan baru – bulan sabit – perbani awal – cembung – purnama – cembung – perbani akhir – bulan sabit. Dengan demikian ada lima fase bulan yang terjadi dalam satu periode revolusi bulan atau periode satu bulan, yakni:

  1. Bulan baru atau new moon
  2. Bulan sabit pertama atau waxing crescent
  3. Bulan seperempat pertama atau first quarter
  4. Bulan purnama atau full moon
  5. Bulan seperempat ketiga atau third quarter

Itulah fase- fase dari bulan yang terjadi pada satu periode revolusi bulan. Setelah kita mengetahui fase- dari bulan, selanjutnya kita akan membahas lebih jauh mengenai gerhana bulan.

Pengertian Gerhana Bulan

Fenomena gerhana bulan adalah fenomena yang jarang terjadi di suatu wilayah di bumi. Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena tertutupnya bulan oleh bayangan dari bumi sehingga bulan akan nampak terkikis hingga akhirnya hilang seperti tidak terlihat lagi. Fenomena gerhana bulan ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Dan posisi yang unik ini tidak terus- terusan terjadi namun hanya beberapa kali atau setiap periode saja.

Pada masyarakan tradisional Jawa, ketika terjadi gerhana bulan maka mereka akan menamai hal itu sebagai peristiwa “Bulan dimakan Buto”. Buto sendiri merupakan suatu julukan atau sebutan yang diberikan masyarakat untuk menyebut suatu raksasa siluman yang bentuknya sangat besar dan memankan apa saja yang ada di bumi. Buto ini dikait- kaitkan dengan alam ghaib. Alasan mengapa peristiwa ini dinakan sebagai bulan dimakan Buto tidak lain dan tidak bukan karena bulan perlahan- lahan menghilang tersebut. Sebelum menghilang semuanya, bulan akan nampak cekung seperti digigit (seperti saat kita memakan biskuit yang berbentu bulat) sebelum akhirnya menyabit, dan akhirnya hilang. Itulah yang membuat masyarakat Jawa menamai sebagai mitos Bulan dimakan Buto. Dan pada saat terjadi gerhana bulan tersebut yng mana masyarakat Jawa percaya bulan tersebut benar- benat hilang dmakan Buto, maka banyak warga yang membunyikan kentongan (alat komunikasi tradisional yang cara membunyikannya dengan cara dipukul) agar si Buto memuntahkan kembali bulan tersebut dehingga masyarakat tetap akan disinari pada waktu malam hari tiba. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan kemodernisasian zaman, lambat laun tradisi tersebut tidak ditemukan lagi atau sangat jarang di jumpai lagi pada masyarakat Jawa saat ini.

Bila kita nikmati dari sisi estetika atau eindahan, gerhana bulan ini adalah peristiwa yang indah sekali. Pemandangan yang dihasilkan dari peristiwa gerhan bulan ini dapat dijadikan objek fotografi yang sangat indah. Terlebih jika gerhana bulan terjadi pada saat kondisi langit sedang cerah. Hal ini akan dimanfaatkan banyak fotografer untuk mengabadikan momen berharga ini. Meskipun euforia datangnya gerhana bulan ini tidak seheboh dibandingkan euforia pada saat terjadi gerhana matahari, namun antusias masyarakat untuk meihatnya pun tidak kalah dengan saat terjadi gerhana matahari. Faktor yang menjadikan gerhana bulan tidak seheboh gerhana matahari antara lain karena gerhana bulan ini terjadi pada malam hari sehingga peristiwa agung ini tidak terlalu terlihat mencolok seperti gerhana matahari yang terjadi pada pagi atau siang ataupun sore hari disaat sunia terang oleh sinar matahari. Hal selanjutnya yakni karena kita lebih sering menyaksikan gerhana bulan bila dibandingkan dengan gerhana matahari karena gerhana bulan ini dapat teramati pada sebagian bumi pada waktu malam hari. Meskipun demikian, tetap saja gerhana bulan ini menjadi momen langka yang mengundang masyarakat untuk menyaksikan dan juga mengabadikan keindahannya.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Gerhana bulan merupakan satu peristiwa yang terjadi dimana kedudukan matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garus lurus, sehingga bayangan bumi menutupi sebagian ataupun keseluruhan bulan. Proses terjadinya gerhana bulan ini dimulai saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan pada satu garis yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi.

Gerhana bulan ini bisa terjadi karena pada saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan dalam posisi sejajar seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada hal demikian bumi akan menghalangi sinar matahari yang menuju ke bulan, sehingga permukaan bulan akan tertutupi oleh bayangan bumi.

Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari, proses terjadinya gerhana bulan ini  sebagai berikut:

  1. Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.
  2. Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat meyabit.
  3. Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.
  4. Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.

Itulah beberapa proses terjadinya gerhana bulan ini dari awal hingga akhir. Gerhana bulan sendiri ketika terjadinya akan membutuhkan waktu beberapa menit hingga berjam lamanya. Ketika terjadi gerhana bulan ini masyarakat biasanya akan menyaksikan dari menghilangnya bulan dari bagian sedikit sampai munculnya bulan kembali hingga utuh seperti sedia kala.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana bulan yang terjadi di bumi ini ternyata dibedakan menjadai beberapa jenis dan hanya tidak satu jenis saja. Secara umum gerhana bulan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Penjelasan mengenai masing- masing jenis gerhana ini adalah sebagai berikut:

1. Gerhana bulan total

Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bullan akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua. Gerhana bulan total ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.

  • Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah namun warna merah tersebut tidaklah rata.
  • Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata. Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan jika dipandang dari bumi.

Saat terjadi gerhana bulan total ini maka bulan akan terlihat berwarna kemerahan. Hal ini berhubungan dengan lapisan atmosfer bumi. Di suatu daerah tertentu atau suatu negara tertentu, gerhana bulan total akan terlihat lebih merah daripada di daerah lain. Hal ini menandakan bahwa jika bulan berwarna lebih merah, maka suatu tempat tersebut memiliki tingkat polusi yang semakin kuat.

2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah atau area penumbra. Sehingga masih ada sebgaian dari sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan dan dapat dilihat manusia dari bumi. Inilah yang disebut sebagai gerhana bulan sebagian.

3. Gerhana bulan penumbra

Jenis gerhana bulan yang selanjutny adalah gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penumbra berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian bulan masih dapat terlihat oleh manusia yang berada di bumi meskipun secara samar- samar dan dengan warna yang suram.

Itulah beberapa jenis dari gerhana bulan. Bila kita menyimak pengertian dari masing- maing gerhana bulan, maka kita akan menemukan beberapa istilah yang khas. Istilah- istilah tersebut antara lain adalah umbra dan juga penumbra. Yang dimaksud dengan umbra sendiri adalah daerah diantara bumi dan juga bulan yang tidak terkena cahaya matahari atau yang gelap. Sedangkan penumbra merupakan daerah diantara bumi dan juga bulan namun yang terkena sinar matahari atau daerah di antara bumi dan matahari yang masih tersinar oleh sinar matahari.

Cara Melihat Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Banyak orang yang berantusias untuk menyaksikan proses terjadinya gerhana bulan ini pada saat terjadi gerhana bulan. Namun tahukah Anda bagaimana cara untuk melihat gerhana bulan ini dengan jelas? Setiap tahunnya. Diperkirakan gerhana bulan bisa terjadi hingga sejumlah lima kali. Namun gerhana bulan total lebih jarang terjadi daripada gerhana bulan sebagian maupun penumbra. Jika terjadi gerhana matahari, kita tidak boleh melihat dengan mata telanjang atau melihat secara langsung tanpa menggunakan alat pengaman. Namun berbeda halnya dengan gerhana bulan. Pada saat melihat gerhana bulan, kita diperbolehkan melihat secara langsung atau dengan menggunakan mata telanjang tanpa menggunakan alat pengaman. Hal ini karena sinar dari bulan tidak mengandung radiasi kuat seperti yang dimiliki oleh matahari. Sehingga manusia yang ada di bumi bisa melihatnya dengan aman.

Ada cara- cara tertentu untuk dapat menikmati gerhana bulan ini agar terlihat jelas, yakni dengan menggunakan alat- alat tertentu. alat yang dapat digunakan untuk melihat gerhana bulan ini agar terlihat jelas adalah teropong dan juga teleskop. Dengan menggunakan teropong dan juga teleskop maka kita akan lebih jelas melihat prosesi gerhana bulan ini.

Fakta- fakta Menarik Seputar Gerhana Bulan Darah

Terjadinya gerhana bulan ini mengundang beberapa fakta yang menarik yang melekat di kalangan masyarakat mengenai gerhana bulan ini. Memang terjadinya gerhana bulan ini seringkali membawa sesuatu yang lain yang terkadang belum pernah kita dengar sebelumnya. Hal ini terutama tentang gerhana bulan darah. Gerhana bulan darah sendiri merupakan gerhana bulan dengan warna bulan adalah merah menyala, sehingga nampak menakjubkan dan juga mengerikan. Beberapa fakta yang menyertai gerhana bulan darah  antara lain:

  1. Disebut- sebut sebagai pertanda kiamat

Ini merupakan salah satu fakta yang paling unik mengenai gerhana bulan. Gerhana bulan darah yang bertepatan dengan peristiwa super moon yang terjadi pada tanggal 28 September 2015 disebut- sebut sebagai pertanda datagnya kiamat oleh sebagian orang. Pada kurun waktu dua tahun, yakni pada tahun 2014 hingga 2016, fenomena gerhana bulan raksasa ini sudah terjadi selama empat kali. Padahal sebelum tahun 2014, fenomena gerhana bulan darah raksasa ini terjadi pada tahun 1982 yang lalu. Salah satu tokoh, yakni PastuR Hagee pun menyatakan bahwa peristiwa yang demikian ini sebagai salah satu pertanda akan datangnya kiamat.

  1. Blood Moon menjadi Super Moon

Peristiwa blood moon atau gerhana bulan darah yang biasanya terjadi setiap beberapa puluh tahun sekali terkadang bisa mengalami perbedaan. Salah satunya ketika blood moon terlihat lebih besar daripada biasanya dan berubah menjadi peristiwa super moon. Alasan hal ini terjadi bisa dinyatakan secara ilmiah, yakni ketika terjadi gerhana bulan, saat itu posisi bulan sedang paling dekat dengan bumi. Hal inilah yang membuat peristiwa gerhana bulan darah atau blood moon menjadi lebih besar daripada biasanya.

  1. Blood moon ini tidak berbahaya

Salah satu yang perlu diinfokan kepada mesyarakat mengenai bood monn ini adalah karena blood moon ini tidak berbahaya. Banyak orang yang ketautan atas peristiwa blood moon ini. NASA menjelaskan bahwasannya fenomena gerhana bulan darah ini tidak akan berdampak apa- apa bagi manusia yang ada di bumi ini. Warna merah yang terlihat di permukaan bulan tersebut disebabkan oleh pantulan bayanagn dari bumi sendiri.

Itulah beberapa fakta unik yang menyertai peristiwa gerhana bulan darah super ini. Bagi Anda yang belum pernah melihat fenomena ini dan penasaran ingin sekali melihatnya, maka berdoalah agar diberi umur panjang dan dapat melihat dengan jelas fenomena alam ini. Hal ini karena, gerhana bulan darah raksasa ini diprediksi baru akan muncul atau terjadi lagi pada tahun 2033 mendatang. Dan itulah beberapa informasi mengenai gerhana bulan. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sumber: https://ilmugeografi.com

Gerhana Bulan : Pengertian, Proses, dan Jenisnya,5 / 5 ( 1votes )