Nilai Guna Barang – Setiap kegiatan konsumsi akan mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang, ketika kita menggunakan smartphone maka secara tidak langsung kita telah menggunakan nilai guna smartphone tersebut. Show
Dan seiring lamanya pemakaian, nilai guna tersebut akan terus berkurang dan berkurang. Apakah bisa habis nilai guna itu? Nilai guna akan habis dan membuat sebuah barang/benda menjadi tidak memiliki nilai guna atau manfaat. Hal tersebut bisa saja terjadi, seperti ketika sabun habis maka nilai gunanya juga habis, ketika makanan dimakan maka nilai gunanya habis. Pengertian Nilai Guna BarangNilai guna adalah sebuah nilai yang dimiliki oleh suatu barang yang menyatakan seberapa mampu barang tersebut memberikan kepuasan/manfaat kepada konsumen. Nilai guna yang ada pada suatu barang/benda adalah manfaat atau fungsi daripada produk tersebut. Dalam ilmu ekonomi definisi dari nilai guna suatu barang adalah kemampuan atau daya barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Macam Manfaat atau Kegunaan BarangKegunaan barang dan jasa yang diakibatkan oleh kegiatan produksi dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu sebagai berikut : 1. Kegunaan Bentuk (Form Utility)Suatu barang akan mempunyai keguanaan apabila telah mengalami perubabahan bentuk. Sebagai contoh ;
2. Kegunaan tempat (place utility)Suatu barang akan mempunyai kegunaan bila barang tersebut telah dipindah tempat. Contoh :
3. Kegunaan waktu (time utility)Suatu benda akan mempunyai nilai guna apabila digunakan pada waktu yang tepat. Contoh :
4. Kegunaan milik (ownership utility)Suatu barang atau benda akan mempunyai kegunaan bila telah dimiliki secara sah. Contoh :
5. Kegunaan pelayanan (service utility)Suatu barang atau benda akan lebih berguna apabila ada pelayanan dari pihak lain. Contoh ;
6. Kegunaan dasar (element utility)Suatu barang akan memiliki nilai guna apabila telah mengalami proses produksi untuk dijadikan bahan dasar dalam proses produksi berikutnya. Contoh, kapas dipintal akan menjadi benang, sedangkan benang akan dijadikan bahan baku dalam pembuatan tekstil. Macam-macam Nilai BarangNilai guna suatu barang ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu nilai pakai (value in use) dan nilai tukar (value in exchange). Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis dari nilai guna barang : 1. Nilai Pakai (Value in Use)Sebuah kemampuan barang dalam memuaskan kebutuhan disebut sebagai nilai pakai. Misal saja sebuah mobil, mobil akan membantu manusia dalam berpindah tempat dan bepergian. Dalam hal ini mobil memiliki nilai pakai. Tingkat kebergunaan atau tinggi rendahnya nilai pakai suatu barang ini dipengaruhi oleh intensitas kebutuhan, tempat dan waktu. Mobil akan memiliki nilai pakai lebih tinggi apabila digunakan pada waktu musim penghujan dan digunakan oleh orang banyak. Nilai pakai (value in use) ini terdiri dari dua macam yaitu : a. Nilai pakai subjektifPengertian dari nilai pakai subjektif adalah nilai yang diberikan oleh seseorang pada suatu barang sehubungan dengan kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan. Motor bagi tukang ojek, payung bagi orang yang kehujanan, buku bagi seorang siswa. b. Nilai pakai objektifMerupakan kemampuan suatu barang dapat memuaskan kebutuhan manusia pada umumnya. Seperti sandang, makanan bagi keluarga. 2. Nilai Tukar (Value in exchaneg)Definisi dari nilai tukar adalah kemampuan suatu barang dapat ditukarkan dengan barang lain di pasar. Sebelum ada uang sebagai nilai tukar, terdapat sistem barter yang merupakan saling tukar menukar antar barang. Nilai tukar suatu barang ini ditentukan oleh nilai pakai barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, akan semakin tinggi pula nilai tukar barang tersebut. Sebagai contoh yang paling sering kita temui adalah smartphone, dalam jual beli di facebook banyak pengguna yang menawarkan tukar tambah barang. Satu smartphone ditukar dengan smartphone lainnya, atau bisa juga smartphone ditukar dengan laptop ditambah beberapa uang. Dalam pasa juga sering ditemukan tukar menukar ini, misal sayuran ditukar dengan buah-buahan, makanan ringan ditukan dengan beras. Nilai tukar ini juga dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif. a. Nilai tukar subjektifNilai tukar subjektif adalah nilai/arti yang diberikan seseorang pada suatu barang, sehubungan kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain. Seorang petani memberikan penilaian pada padi yang dihasilkan menurut ukurannya sendiri. b. Nilai tukar objektifNilai tukar objektif merupakan kemampuan suatu barang guna dapat ditukarkan dengan barang lain. Hampir semua barang yang ada di dalam masyarakat memiliki nilai tukar objektif, karena setiap manusia tidak membuat sendiri barang-barang yang ia butuhkan. Hubungan Jumlah Barang dengan Nilai Guna Suatu BarangJumlah barang yang dimiliki seseorang akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan yang diperoleh terhadap konsumsi barang tersebut. Sebagai siswa SMP Udin hanya memiliki satu buah tas sekolah, sehingga setiap hari ia hanya menggunakan tas tersebut unuk pergi ke sekolah. Beda cerita dengan Jarwo yang mempunya 3 buah tas sekolah. Jarwo selalu menggunakan ketiga tas tersebut ke sekolah, dan gantian dari satu tas ke tas yang lain setiap harinya. Dari kedua siswa tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tas sekolah milik Udin memiliki nilai guna yang tinggi karena digunakan setiap hari, sedangkat tas-tas yang dimiliki oleh Jarwo hanya digunakan masing-masing 3 hari sekali. Kemudian, apabila terjadi kerusakan pada tas milik Udin, maka udin harus memperbaikinya atau membeli tas sekolah yang baru, berbeda halnya dengan Jarwo yang apabila salah satu tasnya rusak maka ia bisa menggunakan kedua tas yang lain yang masih dalam kondisi yang bagus. Jadi, tingkat kegunaan atau kepuasan suatu barang yang digunakan sangat tergantung dari jumlah barang yang dimiliki. Tentunya kebutuhan seorang siswa, tidak hanya tas saja. Kebutuhan siswa sangat beragam seperti sepatu, seragam olah raga, alat tulis, buku dan lain sebagainya. Bagaimana kepuasan yang akan didapat terhadap konsumsi yang bermacam-macam tersebut? Sebelumnya coba kalian perhatikan tingkat kepuasan Udin dan Jarwo terhadap tas sekolah yang telah kita bahas di atas. Kemudian perhatikan pula Hukum Gossen 1 berikut : 1. Hukum Gossen 1
Dari hukum Gossen 1 dapat dijelaskan bahwa kepuasan yang akan diperoleh Jarwo akan lebih rendah daripada Udin, karena Jarwo menggunakan 3 tas sedangkan udin hanya satu tas. Bahkan kepuasan Jarwo akan berkurang apabila ia membeli tas lagi hingga jumlah tas sekolahnya bertambah menjadi 4, 5, 6 dan seterusnya. Dalam kenyataannya, seorang siswa tidak hanya mengkonsumsi satu macam barang saja yaitu tas saja, namun bermacam-macam barang yang akan dikonsumsi seperti yang telah kami sebutkan di atas. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kebutuhan manusia itu tak terbatas. Kebutuhan manusia bermacam-macam, jika kebutuhan yang satu terpenuhi maka akan muncul kebutuhan yang lain. Maka muncul hukum Gossen 2 berikut: 2. Hukum Gossen 2
Hukum Gossen 1 menjelaskan kebutuhan manusia yang sifatnya vertikal terhadap satu macam barang, sedangkan Hukum Gossen 2 menjelaskan kebutuhan manusia yang sifatnya horisontal terhadap beberapa macam barang.
Salah satu tujuan kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan nilai guna barang, apa yang dimaksud dengan nilai guna barang? Macam-macam nilai guna barangProduksi adalah kegiatan manusia menghasilkan atau menambah nilai guna barang /jasa. Dalam kaitannya dengan cara menambah nilai guna barang, ada beberapa macam nilai guna, yaitu sebagai berikut. a. Kegunaan Bentuk (Form Utility)Suatu benda akan lebih terasa kegunaannya dan memiliki nilai guna yang lebih tinggi apabila bentuknya berubah. Misalnya balok kayu akan lebih tinggi nilai gunanya apabila bentuknya berubah menjadi perabot rumah tangga, lemari, meja, dan kursi. b. Kegunaan Tempat (Place Utility)Suatu benda akan lebih tinggi nilainya dan lebih bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan manusia bila benda itu dipindahkan tempatnya. Misalnya pasir dan batu di sungai, akan lebih bermanfaat setelah dipindahkan ke kota sebagai bahan bangunan.
c. Kegunaan Waktu (Time Utility)Suatu benda akan lebih tinggi nilai kegunaannya, apabila dipakai pada waktu yang tepat. Misalnya payung dan jas hujan akan sangat bermanfaat apabila hujan turun. d. Kegunaan Milik (Ownership Utility)Suatu benda akan sangat bermanfaat setelah benda tersebut dimiliki secara sah. Misalnya sepatu di toko akan dapat digunakan bila sudah dibayar atau dibeli dari toko tersebut. e. Kegunaan Unsur (Element Utility)Suatu benda akan lebih bermanfaat setelah benda tersebut bersenyawa atau dicampur dengan benda lain. Misalnya sirop, es, susu, dan buah nanas setelah dicampur akan menghasilkan minuman segar. Tujuan Kegiatan ProduksiSetiap pelaku produksi memiliki tujuan yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan produksi. Adapun tujuan produksi di antaranya ialah: a. untuk menghasilkan barang atau jasa; b. memenuhi kebutuhan manusia; c. meraih keuntungan; dan d. membuka lapangan pekerjaan. Berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan proses produksi. Jenis-Jenis Kegiatan ProduksiJenis-jenis kegiatan produksi dikategorikan berdasarkan bidang usaha pengolahan sumber dayanya. Jenis-jenis kegiatan produksi menurut bidang usahanya adalah sebagai berikut. 1) Bidang usaha ekstraktifBidang usaha ekstraktif adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pengambilan atau pemanfaatan langsung sumber daya alam tanpa diolah terlebih dahulu. Misalnya, produksi pertambangan, perburuan binatang, penangkapan ikan di sungai, dan penebangan hutan. 2) Bidang usaha agrarisBidang usaha agraris adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pengolahan atau pengelolaan sumber daya alam. Misalnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. 3) Bidang usaha industriBidang usaha industri adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi. Misalnya industri otomotif, pakaian, dan kerajinan. 4) Bidang usaha dagangBidang usaha dagang adalah kegiatan produksi yang bersifat menambah nilai guna barang dengan cara menjual barang dari produsen ke konsumen (meningkatkan nilai guna tempat). Suatu barang akan lebih berguna bila berada di tempat yang lebih membutuhkan, maka sebenarnya kegiatan niaga pun termasuk kegiatan produksi. Misalnya, sayuran di desa diangkut ke kota yang lebih membutuhkan atau barang yang tersimpan di gudang pabrik akan lebih bermanfaat bila disalurkan atau dijual kepada konsumen yang lebih membutuhkan. 5) Produksi jasaBidang usaha jasa adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pelayanan. Misalnya hotel, agen perjalanan atau biro, restoran, rumah sakit, dan bengkel. |