Kata kata sindiran buat suami yang tidak menafkahi istri

Mungkin kita pernah mendengar cerita sahabat atau saudara yang suaminya tak menafkahi anak istrinya sama sekali, namun malah minta dicukupi kebutuhannya oleh istri? Atau pernah mengalami sendiri kejadian seperti itu? Padahal kondisi suami masih muda, sangat sehat dan sebenarnya bisa bekerja mencari nafkah.

Kata kata sindiran buat suami yang tidak menafkahi istri

Banyak kisah pilu mengenai masalah ini, yang biasanya menjadi korban adalah para istri, karena selain tidak menafkahi secara materi, suami yang tak malu menuntut istri untuk memenuhi kebutuhannya biasanya juga pandai melontarkan ucapan yang menyakiti hati istri seperti ucapan dibawah ini, "Saya malu punya istri yang tak bisa masak seperti kamu!" "Kamu istri yang gak bisa berbakti, tidak bisa mengurus suami dan anak!" "Beruntung kamu saya nikahi, siapa yang mau nikah dengan istri tak becus ngurus rumah dan anak-anak macam kamu ini!" Suami melontarkan kata-kata menyakitkan seperti diatas tadi biasanya dimaksudkan untuk menekan istri agar terus tunduk memenuhi keinginan suami. Dan biasanya, layaknya kerbau dicocok hidung, banyak para istri yang akhirnya mau menuruti semua permintaan suami bahkan selain nafkah harian, misalnya membelikan suami kendaraan, rumah, dan fasilitas lainnya. Sungguh terbalik dan sangat ironis. Padahal Islam menjadikan kaum lelaki sebagai pemimpin yang seharusnya mengayomi, Dalam Islam, posisi suami lebih tinggi kedudukannya dari istri dikarenakan kesediaan suami untuk menafkahi anak istri dari sebagian harta yang diperolehnya dengan jalan yang halal. ‘’Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami).’’ (HR. Muslim 2137) Bahkan Allah tak mematok jumlah nafkah yang harus diberikan seorang suami pada istri, hal ini dimaksudkan agar istri juga tidak semena-mena membebani suami di luar kemampuannya: ‘’Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf, seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.’’ (QS.al-Baqarah 233) Lalu mengapa sering ditemukan suami yang tak tahu malu tidak menafkahi anak istri, bahkan tanpa merasa bersalah meminta istri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari? Inilah para suami yang memiliki sifat parasit, dan Islam jelas memberikan vonis dosa pada perbuatan suami yang tak bertanggungjawab seperti ini: Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata; Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: "Cukuplah dosa bagi seseorang dengan ia menyia-nyiakan orang yang ia tanggung." Lalu, jika suami tak tahu malu tidak menafkahi anak istri, Apa yang sebaiknya istri lakukan? Pertama-tama, istri harus menyadari pentingnya menuntut hak pada suami, dan berani menggugatnya dengan tegas! Sifat suami terus-menerus menderitakan istri bisa jadi karena istri abai menuntut haknya pada suami. Mungkin karena istri memiliki pekerjaan/usaha yang hasilnya cukup, sehingga tak dinafkahi pun dia sudah merasa rela. Suami hanya bertugas antar jemput dengan kendaraan saat istri membutuhkan. Wahai para istri, sadarlah bahwa engkau berhak dinafkahi oleh suamimu! Jangan biarkan suami menyia-nyiakan anakmu dan dirimu hanya karena engkau dirasa mampu! Istri harus mengingatkan suami atas kewajibannya menafkahi keluarga, atau istri bisa meminta cerai karena suami tak menafkahi. ‘’Mulailah (memberi nafkah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu, (kalau tidak) maka istrimu akan mengatakan, nafkahilah aku atau ceraikan aku.’’ (HR. Bukhori Berkata Ibnul Mundzir, "Umar bin Khattab memerintahkan para tentara (yang bepergian) untuk tetap memberi nafkah, kalau tidak maka harus menceraikan istrinya." Mulailah untuk berani menuntut hak pada suami, kemudian lihat jawabannya. Jika suami malah berlaku kasar bahkan menjurus KDRT karena tak mau menafkahi, istri berhak untuk mengajukan gugat cerai. Pendapat yang kuat dari para fuqaha' adalah seorang istri yang tidak mendapatkan nafkah dari suaminya memiliki hak untuk menuntut pemisahan diri dari suaminya dikarenakan kuatnya dalil-dalil yang menunjukkan tentang masalah itu: "Menggenggam (istri) dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (QS. Al Baqoroh : 229) Dalam ayat di atas Allah memberikan dua pilihan kepada seorang suami antara menggenggam dengan cara yang ma’ruf yaitu memberikan nafkah kepadanya atau menceraikannya dengan cara yang baik pula jika dirinya tidak bisa memberikan nafkah kepadanya. Jika Allah saja telah memberikan 2 pilihan ini, mengapa istri terus memelihara rasa iba pada suami dengan memberi nafkah kepadanya? Istri tak punya kewajiban menafkahi suami! Sadarilah bahwa jika istri masih saja menafkahi suami, jangan-jangan bukan suami yang berniat mendzalimi istri, namun istrilah yang mengizinkan dirinya didzalimi oleh suami! Hentikan hal tersebut karena rumah tangga yang demikian sama sekali tidak sehat dan tak sesuai dengan peran suami-istri dalam ajaran syariat. Istri perlu berpikir jernih bahwa sifat malas suami dalam menjalankan kewajibannya menafkahi anak istri ini akan merembet ke banyak hal, mulai dari pers*lingkuhan, lari dari tanggungjawab terhadap anak isri, dan lain sebagainya. Bertindaklah tegas, dan lihatlah bahwa sebenarnya suami mempunyai kemampuan jika istri memberi dukungan! Jika suami bersikeras tak mau berubah, maka jangan takut mengikuti petunjuk Allah untuk menggugat cerai suami. Semoga Allah memberikan rasa malu pada suami yang tak mau menafkahi keluarga, serta mengaruniakan kemampuan agar ia mau merubah dirinya dan senantiasa berusaha. Sesungguhnya derajat pria ditinggikan karena kesediaan mereka menafkahi tanggungannya.

Wallahu A'lam.

Kata kata sindiran buat suami yang tidak menafkahi istri
Ilustrasi pasangan bertengkar. ©Shutterstock

JABAR | 5 Agustus 2021 13:00 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Menjalani kehidupan rumah tangga memang bukan perkara mudah, sebab kenyataan yang terjadi tidak selalu manis tidak selalu harmonis. Ada fase di mana sifat asli pasangan mulai muncul seperti cenderung egois atau ternyata tidak seperhatian seperti sebelum menikah. Sebagai istri tentu tak nyaman jika mendapati ternyata suaminya berubah menjadi egois dan tak perhatian.

Jujur dan membicarakan setiap permasalahan rumah tangga dengan pasangan menjadi salah satu jalan penyelesaian yang bisa kamu pilih agar pasangan juga mengerti apa yang kamu rasakan. Namun, jika kamu tak bisa membicarakannya langsung dengan pasangan kamu bisa menyindirnya dengan kata-kata singkat tapi menohok dan bermakna.

Berikut kata sindiran untuk suami yang telah dirangkum merdeka.com melalui brilio.net pada Kamis, (05/08/2021).

2 dari 3 halaman

1. "Suami yang baik itu yang perhatian."2. "Aku berusaha menyukaimu dari berbagai sisi. Namun, kenapa kau semakin tak acuh kepadaku? Aku tak lagi mengenalimu. Kenapa kau jadi begini."3. "Kalau beneran sayang, buatlah dia selalu tertawa, peduli dengan perasaan dia, dan berjuang."4. "Perhatikanlah istrimu seperti engkau memperhatikannya sewaktu berpacaran dulu."5. "Sebagai seorang istri, aku tahu alasan kenapa kamu sudah mulai tidak betah diam di rumah, biasanya ada orang lain di sana yang sudah menarik hatimu."6. "Jangan pernah menekan orang yang setia ke titik di mana dia tidak lagi peduli."7. "Sebesar apapun uang yang kamu miliki dari bekerja, tetap saja harta terbesar yang harus kau jaga adalah keluarga."8. "Jangan tanya kenapa aku sering jengkel atau berkata dengan nada tinggi kepadamu, lihatlah apakah kamu memperhatikan orang-orang di sekitarmu."9. "Katakanlah jika istrimu sudah tak membuat kamu tertarik lagi, jangan hanya diam dan asyik dengan duniamu sendiri. Seakan-akan aku bukan siapa-siapamu lagi."10. "Lebih baik di awal cuek tapi akhirnya perhatian daripada awalnya perhatian tapi akhirnya cuek."11. "Seseorang yang selalu memperhatikan istri tentu akan terus disayangi istrinya dan tidak pernah berkata dengan nada tinggi."12. "Terus saja perhatianmu pada pekerjaan dan pekerjaan, maka semua yang ada padamu saat ini tak tersisa."13. "Aku tidak mengerti dengan cara berpikirmu. Diamnya istri itu bukan berarti membiarkanmu berbuat sesuka hati dan menyakitiku."14. "Keharmonisan berumah tangga takkan pernah ada ketika salah satu tidak mengimbangi perhatian yang diberi pasangannya."15. "Coba tanyakan pada dirimu, apakah pantas memberi sikap seperti itu ke istrimu sendiri?"16. "Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti. Jangan saling egois dan nggak peduli."17. "Seempuk dan senyaman apapun sebuah bantal, tidak akan mampu menggantikan tenang dan nyamannya bahu suami. Sayang, kini ku harus terbiasa dengan bantal."18. "Perhatian adalah sesuatu yang terus menerus dibutuhkan istri dari suami. Tidak hanaya satu atau dua kali dan jarang terjadi."19. "Pelit ke istri hanya pemikiran seorang suami yang kurang peka dan perhatian."

20. "Mungkin banyak orang yang lupa bahwa hubungan dapat bertahan lama karena senantiasa dilandasi rasa perhatian, tanggung jawab, dan saling melengkapi."

3 dari 3 halaman

21. "Seberapa besar uang yang kamu miliki, tetap keluarga akan menjadi harta terbesar serta terpenting yang harus kamu jaga dan itu tidak berbentuk uang."22. "Bisa jadi, orang lain memiliki pikiran yang berbeda dengan kita. Untuk itu maka jangan terlalu egois."23. "Hidup itu harus saling berbagi, jangan egois dan maunya menang sendiri."24. "Hidup itu harus saling bersosialisasi, jangan hanya egois, kalau mau egois, mendingan hidup di hutan saja."25. "Seberapa mahal harga sebuah bantal, tidak akan menggantikan tenang dan nyaman bahu seorang suami."26. "Yang egois kamu, yang selalu disalahkan aku. Yang temperamental kamu, yang selalu sabar aku."27. "Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu akhir-akhir ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu."28. "Jadi orang jangan cuma egois dan pengen menangnya sendiri! Coba sekali-kali kamu menjadi aku, dan ngerasain gimana menjadi posisi kaya gini."29. "Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar tapi cuma sesekali."30. "Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa kesempatan tak datang dua kali."31. "Jika aku memperlakukanmu seperti halnya kamu memperlakukanku, kamu pasti akan membenciku."32. "Daripada menjelaskan apapun terhadap orang yang egois dan tidak pernah mau mengerti, mengalah serta meminta maaf kadang akan menjadi tindakan yang sangat penting."33. "Hidup harus selalu mendengarkan lawan bicara, jangan hanya meninggikan ego dan tak mau mengalah."34. "Ada beberapa hal yang membuatmu harus mengalah, jangan keras kepala dan egois."35. "Kedewasaan antara kita sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, sebaiknya jangan saling egois dan menang sendiri."36. "Cinta itu seutuhnya bukan sebutuhnya. Cinta itu tentang memiliki dan mempertahankan bukan memiliki dan ditinggalkan."37. "Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti. Jangan saling egois dan nggak peduli."38. "Ketahuilah, suami yang baik itu tidak egois."39. "Lidah itu sangat kecil dan ringan. Tapi bisa mengangkatmu ke derajat yang paling tinggi dan bisa menjatuhkanmu ke derajat paling rendah."

40. "Cintailah dirimu sendiri, namun jangan egois. Pahamilah orang lain namun jangan terpaksa juga."

(mdk/nof)