Jerawat yang tumbuh pada anak remaja terjadi karena

Jerawat dapat dialami siapa saja dan umumnya muncul pada masa pubertas, yaitu usia 10–13 tahun. Pada remaja laki-laki yang memiliki kulit berminyak, jerawat yang timbul cenderung lebih parah.

Jerawat biasanya hilang dengan sendirinya pada awal usia 20 tahun. Namun pada sebagian kasus, jerawat tetap bisa muncul sampai usia 30 tahun atau lebih, terutama pada wanita.

Timbulnya jerawat bisa disebabkan beberapa faktor, termasuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk secara sadar maupun tidak. Kalau sudah begitu, perawatan kulit mahal akan menjadi sia-sia jika kebiasaan buruk masih dilakukan. Berikut beberapa kebiasaan buruk penyebab jerawat.

1. Menyentuh kulit dengan tangan kotor

Menyentuh kulit wajah dengan tangan kotor adalah kebiasaan yang sering menjadi penyebab jerawat. Bakteri dan kotoran yang melekat di tangan dapat menempel di kulit dan menyumbat pori-pori. Akibatnya, kulit Anda lebih rentan berjerawat.

Selain itu, benda-benda yang sering menempel di wajah, seperti handphone, alat make-up, bahkan keringat pun dapat memicu timbulnya jerawat.

2. Jarang mencuci rambut

Jarang mencuci rambut membuatnya kotor, terlebih pada pemilik rambut tipis, panjang, dan berponi. Kotoran pada rambut akibat jarang keramas dapat menempel pada wajah. Kebiasaan ini juga dapat menyebabkan jerawat di kulit kepala, meskipun jarang disadari banyak orang.

Advertising

Advertising

Baca Juga

Banyak orang menyangka bahwa memencet komedo akan lebih cepat membersihkannya dari wajah. Sayangnya kebiasaan ini justru dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat, karena dapat melukai kulit wajah dan mengakibatkan jaringan kulit rentan sobek.

Jika kebiasaan ini diteruskan saat kulit sudah berjerawat, tentu dapat menimbulkan kerusakan atau bahkan luka bekas jerawat yang sulit hilang.

4. Cara mencuci muka yang salah

Salah satu kunci untuk mencegah jerawat muncul adalah menjaga kebersihan muka. Beberapa dari Anda mungkin merasa sering mencuci muka adalah kebiasaan baik, tetapi faktanya tidak demikian.

Sering mencuci muka justru memicu muka berjerawat dan menyebabkan kulit iritasi dan semakin sensitif. Bahkan, jerawat juga dapat disebabkan oleh banyaknya penggunaan produk perawatan kulit. Zat yang terkandung dalam produk perawatan kulit dapat secara tidak sengaja membunuh bakteri baik. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan apakah perawatan kulit tertentu memicu jerawat atau tidak.

5. Produk perawatan tidak cocok

Pemilihan produk perawatan kulit, rambut, dan kosmetik yang tidak tepat dapat menyumbat pori-pori dan penumpukan komedo. Hal ini akan salah satu menjadi penyebab jerawat, terutama bagi pemilik kulit berminyak.

Sebagai contoh, produk seperti hair spray yang disemprotkan ke rambut dapat meninggalkan residu di sekitar dahi. Kandungan produk ini tidak dibuat untuk kulit, sehingga lebih rentan mengalami jerawat di dahi dan daerah sekitarnya.

Oleh sebab itu, selalu pilih produk perawatan dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit Anda. Usahakan untuk memakai produk dengan label non-comedogenic (tidak menyebabkan komedo).

PERMINTAAN REMPEYEK CETHUL MELONJAK DI BULAN RAMADHAN (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.)

6. Konsumsi makanan tertentu

Kebanyakan orang mungkin paham bahwa, beberapa makanan penyebab jerawat perlu dihindari. Jenis makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat cenderung lebih sering dikonsumsi ketika berada di rumah saja, seperti:

  • makanan tinggi gula dan karbohidrat, seperti roti, sereal, dan biskuit
  • produk susu
  • makanan cepat saji
  • coklat, serta
  • makanan berminyak, seperti gorengan.

Meskipun begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar membuktikan, apakah jerawat dapat disebabkan oleh makanan-makanan di atas.

7. Begadang

Kurang tidur akibat sering begadang dapat menjadi penyebab jerawat, terutama di wajah. Kebiasaan yang menjadi penyebab jerawat ini terjadi akibat stres setiap kali kurang tidur.

Jika tubuh dilanda stres, hormon kortisol akan meningkat dan memicu peradangan pada tubuh, termasuk merusak struktur dan fungsi kulit. Begadang juga dapat memperparah kondisi jerawat dan masalah kulit lainnya, seperti psoriasis dan eksim.

8. Konsumsi alkohol

Hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa jerawat dapat disebabkan oleh alkohol. Namun, sudah bukan rahasia umum kalau mengonsumsi alkohol berlebihan akan berbahaya untuk tubuh dan secara tidak langsung dapat memicu jerawat.

Mengonsumsi alkoho akan menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat menghancurkan sel pelindung. Saat itu terjadi, perkembangan bakteri penyebab jerawat akan mudah berkembang. Selain itu, hormon estrogen tidak seimbang dan menghasilkan minyak berlebih, sehingga dapat menyumbat pori dan menimbulkan jerawat.

Alkohol juga dapat memicu peradangan yang berisiko terhadap beberapa jenis jerawat, seperti jerawat nodul dan jerawat pustula.

9. Merokok

Bagi para perokok mungkin perlu berhati-hati. Pasalnya, penelitian menunjukkan perokok yang mengalami jerawat pada usia remaja berisiko menderita hal sama di usia dewasa.

Merokok dapat menyempitkan pembuluh darah dari dalam, dan asapnya merusak sel-sel kulit yang merupakan pertahanan baris pertama dari perlindungan tubuh. Akibatnya, penyumbatan pori-pori terjadi dan menimbulkan komedo, serta jerawat non-inflamasi lainnya. Selain itu, merokok juga terbukti dapat memperburuk bekas jerawat dan menyebabkan permukaan kulit tidak merata.

Baca Juga

Beberapa penyebab jerawat lainnya juga dapat dipengaruhi beberapa faktor lain, baik dari dalam maupun luar tubuh kita.

1. Produksi minyak berlebih

Kulit dirancang lengkap dengan kelenjar minyak. Kelenjar kecil ini berada di dekat permukaan kulit dan menempel pada folikel. Kelenjar minyak bertugas melumasi rambut dan kulit agar tidak kering, serta menghasilkan minyak yang dikenal dengan sebum.

Pada orang yang rentan berjerawat, kelenjar minyak memproduksi sebum yang lebih banyak. Jika sebum bercampur dengan sel kulit mati, maka akan menyumbat pori-pori. Hal ini akan memicu folikel menonjol ke luar, dan menciptakan komedo. Bakteri yang hidup di sekitar kulit dapat menginfeksi folikel atau pori-pori yang tersumbat, serta memicu tumbuhnya jerawat.

2. Hormon testosteron

Penyebab jerawat pada remaja umumnya terkait peningkatan hormon testosteron. Selama pubertas, hormon testosteron meningkat. Hormon tersebut berperan merangsang pertumbuhan alat kelamin pada laki-laki serta menjaga kekuatan otot dan tulang pada perempuan.

Kelenjar minyak sangat sensitif terhadap perubahan hormon. Alhasil, saat kadar testosteron melonjak, kelenjar minyak turut memproduksi lebih banyak sebum atau minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat.

3. Faktor keturunan

Penyebab munculnya jerawat  bisa dipengaruhi faktor keturunan. Jika orang tua atau anggota keluarga kandung cenderung berjerawat, ada kemungkinan Anda juga rentan berjerawat. Salah satu penelitian mengungkapkan, kemungkinan tersebut cukup besar terjadi.

4. Perubahan hormon pada wanita

Jerawat pada orang dewasa lebih banyak dialami wanita dibanding pada pria. Kondisi tersebut dipengaruhi perubahan hormon yang dialami wanita, seperti sebelum atau ketika menstruasi dan hamil. Selain itu, perubahan hormon juga bisa terkait penyakit sindrom ovarium polikistik (PCOS).

5. Efek samping sejumlah obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan efek samping pada tubuh, termasuk kulit. Adapun jenis obta tersebut seperti steorid, lithium, dan obat untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Untuk itu, Anda bisa konsultasikan dengan dokter untuk mencari obat pengganti dengan efek penyebab jerawat yang minim.

Baca Juga

Pada dasarnya, stres tidak menjadi penyebab jerawat secara langsung. Namun, ketika Anda dilanda stres, tubuh akan menghasilkan lebih banyak androgen yang juga merangsang kelenjar minyak dan kantong rambut di kulit. Akibatnya, jerawat pun muncul.

Selain itu, stres juga dapat menimbulkan berbagai kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan jerawat, seperti merokok, minum alkohol, dan makan berlebihan. Oleh sebab itu, mengelola stres dengan baik dapat mengurangi risiko timbulnya jerawat.

9. Cuaca

Tahukah Anda bahwa cuaca juga dapat menjadi faktor timbulnya jerawat? Pada saat cuaca lembap selama musim hujan, atau di iklim tropis, Anda mungkin lebih rentan berjerawat. Bahkan ada kemungkinan jerawat yang sudah ada menjadi lebih parah.

Lingkungan yang lembap menyebabkan kulit lebih mudah berkeringat, sehingga mudah bercampur dengan sel kulit mati dan kotoran. Akibatnya, penyumbatan pori-pori terjadi dan jadi penyebab jerawat muncul. Hal itu juga berlaku ketika cuaca panas karena memicu produksi keringat lebih banyak.

Sementara itu, cuaca kering membuat kulit ikut kering, sehingga memicu produksi minyak berlebih untuk menjaga kelembapan kulit.. Selain itu, kulit yang kering menyebabkan pengelupasan lapisan teratas. Alhasil, sel kulit mati menumpuk dan bercampur dengan sebum yang nantinya menyumbat pori.

8. Pola makan

Ketika remaja, kita meyakini makanan berminyak dan manis dapat menjadi penyebab jerawat. Itu juga berlaku bagi orang dewasa. Bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa diet tinggi karbohidrat dapat mempengaruhi kemungkinan kita mengalami jerawat.

Secara khusus, pola makan tinggi karbohidrat olahan, seperti mengonsumsi roti putih dan pasta putih, hingga kue dan kue kering serta tinggi indeks glikemik (GI) dapat meningkatkan kemungkinan perkembangan dan keparahan jerawat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan.

Adapun GI adalah skala yang digunakan untuk mengukur seberapa besar makanan tertentu dapat mempengaruhi kadar gula darah. Terlalu banyak mengonsumsi produk susu juga akan memengaruhi timbulnya jerawat.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa produk susu akan meningkatkan kadar faktor pertumbuhan insulin 1 (IGF-1), yang akhirnya dapat memicu atau memperburuk jerawat.

Salah satu bentuk produk susu yang paling memicu jerawat adalah susu sapi, terutama susu rendah lemak, yang mengandung sejumlah besar hormon seperti progesteron dan memiliki kandungan gula yang lebih tinggi.

Solusinya, kurangi konsumsi makanan ringan, seperti keripik dan es krim. Adan bisa beralih ke camilan yang lebih sehat seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan makanan berprotein tinggi.