Jenis mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan tape nata de coco dan keju berturut turut adalah

Sebutkan mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi serta jumlah dan beberapa parameter lainnya terkait mikroba (umur kultur dsb) sesuai dengan artikel jurnal yang digunakan.

EL Mychael H0918027, ijin menjawab bu...

Mikroba yang berperan pada proses fermentasi moromi adalah Hansenula sp., Zygosaccharomeces sp., dan Lactobacillus sp., namun untuk jumlahnya dalam jurnal tidak dituliskan. Pada proses fermentasi koji, mikroba yang berperan dominan adalah Aspergillus soyae, didukung oleh beberapa akteri asam laktat yang bersifat homofermentatif, juga terdapat Pseudomonas cerevisae atau P. soyae dan khamir yang tolern terhadap garam tinggi terutama Saccharomyces rouxii. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah mutu secara organoleptik, mutu secara kimia, mutu secara mikrobiologis. Unutuk kriteria mutu kecap meliputi, kadar protein, kadar gula, dan pH. Kadar protein kecap minimal 2.5% untuk kecap manis dan 4% untuk kecap asin.

sumber : Meutia,Yuliasri Ramadhani. 2015. STANDARDISASI PRODUK KECAP KEDELAI MANIS SEBAGAI PRODUK KHAS INDONESIA. Jurnal Standardisasi Volume 17 Nomor 2, Juli: Hal 147 - 156

Saya Rifka Ratna Annisa NIM H0918074 ijin menjawab bu, informasi yang saya dapat dari review jurnal :

1.      Jenis Mikroba

Jenis mikroba yang digunakan dalam fermentasi soymilk yogurt ini terdapat 2 jenis perlakuan starter yaitu starter komersial  dan air jagung curam (maize steep water). Starter komersial yang digunakan dalam fermentasi soymilk yogurt terdiri dari Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Starter kedua yang digunakan yaitu air jagung curam (maize steep water). Air jagung curam mengandung bakteri asam laktat (BAL) sehingga dapat digunakan dalam proses pembuatan soymilk yogurt.

2.      Jumlah kultur

Jumlah kultur yang akan diinokulasikan dalam proses fermentasi soymilk yogurt untuk kultur campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebanyak 0,5 gram kultur untuk 1000 ml susu. Kemudian untuk starter yang kedua air jagung curam (maize steep water) sebanyak 70 ml untuk menginokulasi 1000 ml susu. Jumlah kultur yang diketahui tidak spesifik dalam satuan CFU/ml hanya dalam satuan gr/volume dan volume/volume. Dalam jurnal yang saya review tidak disebutkan pada jam ke-0 memiliki jumlah kultur berapa dimana yang diketahui hanya hasil akhir dari jumlah kultur pada produk setelah proses fermentasi.

3.      Umur Kultur

Umur kultur bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi soymilk yogurt yaitu umur 48 jam.

Referensi :

Farinde, E.O., Obatolu V.A., Fasoyiro S.B., Adeniran A.H. and Agboola, E.R. 2008. Use of alternative raw materials for yoghurt production. African Journal of Biotechnology. 7 (18) : 3339-3345.

https://www.researchgate.net/publication/289615122_Use_of_alternative_raw_materials_for_yoghurt_production


 Dalam jurnal pembuatan sosisi fermentasi mikroba yang digunakan dalam prosesnya adalah Lactobacillus plantarum, dengan kultur starter 2 ml yang berjumlah 108cfu/ ml. Lactobacillus plantarum merupakan bakteri asam laktat homofermentatif yang dapat mengubah 85% glukosa menjadi asam laktat.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan stok kultur dan kultur siap pakai adalah MRS Agar (De Man Rogosa and Sharpe) dan MRS Broth (De Man Rogosa and Sharpe). Inkubasi kultur starter kering Lactobacillus plantarum dilakukan pada suhu 37±° C, selama 2 hari dalam 10 ml MPR Broth steril. Selanjutnya kultur dipindahkan ke dalam 100 ml MRS Broth steril dan dilakukan inkubasi dengan suhu dan hari yang sama. Jadi total pembuatan inokulum dilakukan selama 4 hari. Kemudian Broth disentrifuge 300 rpm/15 menit. Tahap terakhir adalah penambahan air es, dan kultur starter siap dipakai.

jurnal :https://e-journal.unair.ac.id/JIPK/article/view/11609/6620

Saya Sheila Ivanka Setyawati NIM H0918084 izin menjawab Bu..

Pada penelitian dalam jurnal ini empat spesies yeast terpilih yaitu Saccharomyces boulardii, Yarrowia lipolytica, Aerobasidium pullulans dan yeast yang menyerupai kapang Geotrichum candidum, masing-masing akan diinokulasikan bersama dengan Rhizopus oligosporus dalam kedelai untuk fermentasi tempe.

Inokulasi dilakukan sebagai berikut: 100g berat basah kedelai diinokulasi dengan 1ml suspensi 10^7 spora/ml R. oligosporus dan 1ml sel suspensi 10^7 sel/ml khamir tertentu. 

Sampel sebanyak 15 g dicampur dengan 135 ml 0,1% peptone water, lalu dihomogenkan dengan stomaker selama 5 menit, selanjutnya dibuat seri pengenceran sampai konsentrasi tertentu. Kemudian diambil satu ml dari pengenceran tertentu dan dilakukan penanaman mikroorganisme dengan metode cawan tebar permukaan (surface plate count) pada media agar padat yang sesuai. Inkubasi dilakukan pada suhu 32°C untuk menumbuhkan bakteri dan kapang dan 30°C untuk menumbuhkan yeast, selama 24-48 jam.

Enam jenis tempe dengan penambahan yeast yang berbeda dihasilkan pada penelitian ini, yaitu (1) tempe yang diinokulasi dengan ragi tempe, (2) tempe yang diinokulasi dengan inokulum murni R. oligosporus (SRH), (3) tempe yang diinokulasi dengan R. oligosporus + S. boulardii (SBRH), (4) tempe yang diinokulasi dengan R. oligosporus + Y. lipolytica (YRH), (5) tempe yang diinokulasi dengan R. oligosporus + G. Candidum (GRH), dan (6) tempe yang diinokulasi dengan R. oligosporus + A. Pullulans (AuRH). Kedelai tanpa inokulasi sebagai kontrol negatif (Soy). Pembuatan tempe dibuat secara duplo.

Sumber Referensi :

Kustyawati, Maria Erna. 2009. Kajian Peran Yeast dalam Pembuatan Tempe. AGRITECH. Vol. 29 (2) : 64-70.

Saya Assyifa Aristania NIM H0918013, izin menjawab 

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi yoghurt bengkuang menurut jurnal adalah kultur murni Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 2%, 2,5%, 3%, 3,5%, dan  4%. Kultur murni diinkubasi selama 4-6 jam.

Sumber :

Purba, Riska Amelia, Herla Rusmarilin dan Mimi Nurminah. 2012. Studi Pembuatan Yoghurt Bengkuang Instan Dengan Berbagai Konsentrasi Susu Bubuk Dan Starter. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian 1(1) : 6 - 15.


Saya Ajeng Hastari NIM H0918006, izin menjawab

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi nata de coco adalah Acetobacter xylinum sebanyak 10%. Kultur murni pada proses fermentasi nata de coco diinkubasi selama 10-15 hari pada suhu ruang. pH yang baik untuk tumbuh baik bakteri Acetobacter xylinum adalah pada pH larutan 3,5-7,5. Namun, akan lebih optimal lagi apabila berada pada pH 4,3.

Sumber :

Sihmawati, Rini Rahayu., Devy Oktoviani, dan Warda. 2014. Aspek Mutu Produk Nata de Coco dengan Penambahan Sari Buah Mangga. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC 11(2): 63-74

Saya Ardelia Santika NIM H0918010, izin menjawab pertanyaan berdasarkan jurnal yang saya gunakan sebagai acuan.

Mikroba yang digunakan yaitu kapang/ragi tempe (Rhizopus sp.) dengan konsentrasi ragi sebesar 0,20% (b/b). Pada perlakuan suhu inkubasi, data menunjukkan bahwa pada suhu terkontrol 35oC, maka N-amino cenderung semakin meningkat dibandingkan dengan suhu ruang ± 28oC. Hal ini diduga karena tingkat suhu mempengaruhi aktivitas mikroba jenis Rhizopus sp. dalam menghasilkan enzim salah satunya protease. Menurut penelitian, pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim protease adalah produksi protease mengalami peningkatan yang optimum pada kisaran suhu 30°C sampai 40°C. Pada perlakuan konsentrasi koji, data menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi koji, maka nilai TPC cenderung semakin meningkat. Hal ini diduga karena kandungan substrat pada beras berupa pati dihidrolisis menjadi senyawa sederhana. Hasil hidrolisis dimanfaatkan oleh kapang untuk berkembang biak. Pada perlakuan suhu inkubasi, data menunjukkan bahwa pada suhu terkontrol 35oC, maka nilai TPC mengalami peningkatan paling signifikan dibandingkan dengan suhu ruang ± 28oC. Hal ini diduga karena pada suhu terkontrol kapang dapat berkembang dengan baik.

Referensi :

Wahyuhapsari, Riris dan Agustin, K.W. 2013. Pembuatan Miso dengan Memanfaatkan Edamame (Kajian Konsentrasi Koji dan Suhu Inkubasi). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 1(1): 157-167.

https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/download/15/19

Saya Arummina Donna Aprillia NIM H0918012, izin menjawab

Dalam jurnal acuan saya, mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi nata de coco adalah Acetobacter xylinum. Jumlah populasi bakteri ini dipengaruhi oleh umur simpan bakteri tersebut, pada hari ke-0 jumlah koloni bakteri tersebut 1,37x109 sel/ml dan seiring bertambahnya waktu penyimpanan jumlah koloni bakteri semakin bertambah, terbukti pada hari ke-30 jumlah koloni bakteri mencapai 2,17x109 sel/ml. Banyaknya jumlah bakteri menandakan kualitas starter yang semakin baik. Namun pada saat starter berusia lebih dari 40 hari, jumlah koloni bakteri mengalami penurunan sekitar 9% dikarenakan nutrisi yang berkurang. Hasil yield nata de coco optimal saat dilakukan penambahan starter dengan umur penyimpanan 7-13 hari dengan prosentase sebanyak ±89%.

Sumber: Hamad, Alwani., Nur Afifah Handayani., dan Endar Puspawiningtyas. 2014.  Pengaruh Umur Starter Acetobacter xylinum terhadap Produksi Nata De Coco. Jurnal Techno. 15 (1): 37-49.


Saya Dion Pratama H0918026 izin menjawab bu, berdasarkan jurnal acuan saya mikrobia yang di gunakan adalah Acetobacter Xylinum dengan jumlah kultur sebanyak 3,5 x 10 7 CFU/ml.  Umur dari kultur  tersebut yaitu 24 jam.

Sumber :

Nugroho, Darmawan Adi dan Pradipta Aji. 2015. Characterization of Nata de coco Produced by Fermentation of Immobilized Acetobacter Xylinum. Agricultural Science Procedia 3 (2015) : 278-282.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2210784315000546


Saya Agatha Avina H0918004

Izin menjawab berdasarkan jurnal yang saya dapatkan, bu

Mikroba yang digunakan sebagai starter dalam fermentasi dadih susu sapi berdasarkan jurnal yang saya dapat adalah Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum. Dua kultur starter bakteri asam laktat tersebut kemudian diinokulasi ke dalam susu sapi sebanyak 3% dari volume susu sapi yang telah dihomogenisasi. Setelah itu, susu sapi yang telah ditambahkan starter bakteri diinkubasi pada suhu ruang sekitar 27-33°C selama 48 jam dan dilakukan fermentasi di dalam wadah berupa tabung plastik. 

Sumber: 

Afriani. 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum terhadap Total Bakteri Asam Laktat, Kadar Asam, dan Nilai pH Dadih Susu Sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 13(6):279-285.

https://online-journal.unja.ac.id/jiip/article/view/114/102


Saya Aulia Rahma Karunia NIM H0918014, izin menjawab. 

1. Jenis Mikroba

Jenis mikroba yang digunakan pada pembuatan kecap dibedakan menjadi dua, yaitu kapang saat fermentasi koji dan kapang saat fermentasi moromi. Untuk fermentasi koji, kapang yang digunakan adalah Aspergillus sp., sedangkan kapang yang digunakan untuk fermentasi moromi adalah kapang tahan garam seperti Hansenula sp., Zygosaccharomeces sp., dan Lactobacillus sp.

2. Jumlah Mikroba

Jumlah mikroba yang digunakan dalam fermentasi kecap adalah 2,3 - 5,8 x 10^8 spora/g Aspergillus sp.

3. Umur Kultur

Umur kultur untuk Aspergillus sp adalah 3-5 hari. Sedangkan untuk Hansenula sp., Zygosaccharomeces sp., dan Lactobacillus sp adalah 14-28 hari. 

4. pH

pH kapang pada fermentasi moromi pada Lactobacillus sp sebesar 3,5-6. 

Sumber :

Meutia, Yuliasri Ramadhani. 2015. Standarisasi Produk Kecap Kedelai Manis di Indonesia. Jurnal Standardisasi. 17(2): 147 - 156. 

Saya Miftahul Jannah NIM H0918057 izin menjawab berdasarkan jurnal yang saya review  “Pembuatan Minuman Probiotik (Yoghurt) Dari Proporsi Susu Sapi Dan Kedelai Dengan Isolat Lactobacillus casei Dan Lactobacillus plantarum”

Mikroba yang digunakan sampel yogurt susu kedelai merupakan jenis bakteri asam laktat, atau bakteri yang berasal dari starter yogurt yaitu Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum dengan konsentrsi penambahan awal sebesar 5%.

Jumlah Kultur dari hasil penelitian menunjukkan bahwa total jumlah kultur terbesar adalah pada isolat Lactobacillus plantarum sekitar 0,45 ml dengan proporsi susu kedelai 100%. Jumlah kultur yoghurt Susu Kedelai pada hari ke 2 yaitu 2,4 x 108, pada hari ke 7 sebesar 3,8 x 108 pada hari ke 14 yaitu 3,7 x 108 dan rata rata nya 3,30 x 108 ab

Umur Kultur Inkubasi atau fermentasi yogurt pada suhu 45°C selama 5 jam Data yang diambil selama 14 hari masa inkubasi.

Sumber :

Jaya, Firman. Didik Kusumahadi dan Dedes Amertaningtyas.2011. Pembuatan Minuman Probiotik (YOGHURT) Dari Proporsi Susu Sapi Dan Kedelai Dengan Isolat Lactobacillus casei Dan Lactobacillus plantarum. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.1(6): 13 - 17

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi5n93agJ3pAhXOzDgGHXYgABIQFjAAegQIARAC&url=https%3A%2F%2Fjitek.ub.ac.id%2Findex.php%2Fjitek%2Farticle%2Fdownload%2F166%2F157&usg=AOvVaw0FMQyl4RbXrE9RNqkBM6sm

saya Hasna Azhari NIM H0918042 izin menjawab bu..

1. Jenis Mikroba 

mikroba yang berperan, antara lain adalah Bakteri Asam Laktat (BAL), Lactobacillus, bakteri  Streptococcus thermophyllus, serta beberapa jenis yeast, yaitu Saccharomyces cerevisiae, Kluyveromyces marxianus, dan Torula kefir. 

2. Jumlah Kultur

Mikrobia yang digunakan didapatkan dari kefir grain yang terdiri dari 83%-90% Bakteri Asam Laktat (BAL) dan 17% diantaranya adalah yeast. biji kefir (Kefir Grain) yang ditambahkan tidak dijelaskan secara spesifik, namun hanya tertera dalam bentuk % (b/v), yaitu sebanyak 5% b/v. 

3. Umur Kultur

 Umur kultur bakteri yang digunakan yaitu pada umur 24 jam

4. Parameter lainnya.

pada jurnal yang saya bahas, terdapat 2 perlakuan untuk mengetahui kualitas fisik, kimia, dan sensori dari produk kefir. perlakuan tersebut antara lain adalah suhu dan lama penyimpanan. 

Sumber :

Setyawardani, Triana, Juni Sumarmono, Agustinus Hantoro Djoko Rahardjo, Mardiati Sulistyowati, dan Kusuma Widayaka. 2017. Kualitas Kimia, Fisik Dan Sensori Kefir Susu Kambing Yang Disimpan Pada Suhu Dan Lama Penyimpanan Berbeda. Buletin Peternakan. Vol. 41 (3) : 298-306.

Saya Kathleen Tiasya NIM H0918048 izin menjawab berdasarkan jurnal yang saya gunakan,

Pada proses fermentasi yogurt, mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi terdiri dari 3 bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus dan Lactobacilus acidophilus. Pada jurnal yang digunakan, digunakan kultur starter campuran dari ketiga bakteri dengan perbandingan 1:1:1 untuk masing-masing bakteri. Jumlah bakteri yang digunakan adalah sebanyak 5 mL kultur starter L.bulgaricus, 5mL kultur starter S.thermophilus dan 5 mL kultur starter L.acidophilus dalam 150 mL susu skim.

Parameter lain yang tertera pada jurnal adalah kurva pertumbuhan. Berdasarkan kurva pertumbuhan bakteri, L.acidophilus memiliki daya tumbuh lebih baik dibandingkan bakteri lainnya. Hal ini juga dibuktikan dengan media yang sama L.acidophilus mencapai jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan S. thermophilus dann L. bugaricus. Pada kurva terlihat bahwa fase stationer L.acidophilus berakhir 12 jam sedangkan bakteri lain berakhir pada 10jam. Selain itu parameter lain yaitu pH, setelah proses fermentasi bakteri akan menghasilkan asam laktat sehingga turunnya nilai pH dari pH 6,92  menjadi 4,34 - 4,41. Selain itu kultur campuran tiga bakteri yang digunakan  memiliki aktivitas antibakteri.

Sumber :

Kamara,D.S., Rachman,S.D., Pasisca,R.W., Djajasoepena,S., Suprijana,O., Idar,I dan Ishmayana,S. 2016. Pembuatan dan Aktivitas Yogurt Hasil Fermentasi Tiga Bakteri (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacilus acidophilus). Jurnal Al-Kimia 4(2) :22-32


Saya Nisrina Akhrim, NIM H0918066. Izin menjawab bu.

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi alkohol buah jambu mete adalah khamir Sacharomices cerevesiae. Jumlah yang digunakan sebenarnya ada 4 macam yaitu 4%, 5%, 6% dan 7%. Namun yang terbaik adalah kadar inokulum 6%. Organisme yang disebut khamir adalah termasuk subdivisi thallopyta dan digolongkan dalam tiga famili yaitu Sacharomyces cereviceae, Sporabolomy cereviceae, Cryptocceae. Ciri khas organisme ini adalah reproduksinya yang vegetatif disebut Budding atau penyembulan. Umur kultur yaitu 30-72 jam.

Sifat-sifat umum:

- Bersel satu bentuk coccus atau rod. 

- Khamir mesofilik yaitu yang tahan terhadap suhu 30-35°C. 

- Anaerobik. 

- Tidak berspolurasi. 

- Tidak berflagella. 

- Tahan terhadap asam pada pH 4-5

Sumber : Santi, Sintha Soraya. 2008. Pembuatan Alkohol Dengan Proses Fermentasi Buah Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol 8 (2) : 104-111

Saya Hilminah Susanti (H0918044), izin menjawab berdasarkan referensi jurnal. 1. Jenis Mikroba

Jenis mikroba yang digunakan dalam proses pembuatan kefir biasanya dalam bentuk kefir grain. Kefir grain terdiri atas bakteri asam laktat seperti streptococcus dan lactobacillus sp serta jenis yeast yang dapat memfermentasi laktosa.

2. Jumlah Kultur Jumlah kultur yang akan diinokulasi dalam proses fermentasi kefir yaitu sebanyak 3% dari jumlah keseluruhan susu yang digunakan. 3. Waktu Inokulasi

Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Kefir dipipet sebanyak 0,1 ml menggunakan pipet mikro mulai dari pengenceran 10-6 hingga pengenceran 10-8 untuk diinokulasi pada media MRS Agar. Proses inokulasi dilakukan di dalam cabinet laminar air flow. Cawan petri diinkubasi di dalam inkubator selama 48 jam dengan suhu 37ºC dalam keadaan terbalik dengan tujuan untuk menghindari tetesan air.

Sumber: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/188698-ID-karakteristik-kimiawi-dan-mikrobiologi-k.pdf&ved=2ahUKEwjvxfGwoKHpAhWQzjgGHRKSACcQFjACegQIBBAB&usg=AOvVaw3lZRw155itokzWc-9LYHFG

Saya Aliza kholifah NIM H0918008 izin menjawab

Mikroba yang dimanfaatkan dalam pembuatan yogurt dalam jurnal yang saya baca adalah Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum. Kedua bakteri tersebut dimasukkan ke 3 campuran sampel yang berbeda, sehingga terdapat 6 total sampel yang diuji. Dalam jurnal tersebut hanya diketahui bahwa total masing masing mikroba yang digunakan sebanyak 30 ml dengan penggunaan 4% v/v di setiap sampel. Namun, tidak dijelaskan secara spesifik parameter lain dari isolat yang digunakan seperti umur isolat.

Sumber :

Jaya, Firman, Didik Kusumahadi, dan Dedes Amertaningtyas. 2011. Pembuatan Minuman Probiotik (Yoghurt) dari Proporsi Susu Sapi dan Kedelai dengan Isolat Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 13 - 17.

Saya Mas Shafira Azhari NIM H0918054 izin menjawab

Pada pembuatan teh kombucha, menggunakan SCOBY (Symbiotic Culture OBacteria and Yeast), yaitu kultur dari Bakteri dan Ragi yang hidup secara bersama-sama dan membentuk sebuah koloni berupa gelatin. Kultur starter teh kombucha digunakan sebagai kultur konsorsium yang menggabungkan ragi dan bakteri asam asetat. Kultur konsorsium bakteri asetat meliputi Acetobacter xylinum, A. xylinoides, atau Bacterium gluconicum dan yeasts seperti Saccharomyces cerevisiae, S. ludwigii, Zygosaccharomyces bailii, Z. rouxii, Schizosaccharomyces pombe, Torulaspora delbrueckii, Brettanomyces bruxellensis, B. lambicus, B. custersii, Candida sp., dan Pichia membranaefaciens.

Kultur stok teh kombucha mengandung jumlah total koloni bakteri pada 7,79-7,81 log CFU / mL dan koloni ragi dicatat pada 7,53-7,75 log CFU / mL. Waktu fermentasi dilakukan 3-15 hari, menghasilkan suatu film tipis di atas teh yang biasa disebut baby SCOBY. 

Sumber :

Kaewkod, Thida., Sakunnee Bovonsombut., and Yingmanee Tragoolpua. 2019. Efficacy of Kombucha Obtained from Green, Oolong, and Black Teas on Inhibition of Pathogenic Bacteria, Antioxidation, and Toxicity on Colorectal Cancer Cell Line. Microorganisms, Vol. 7 (700) : 1-18


Saya Lilis Cahyani NIM H0918051, izin menjawab

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi kefir sesuai dengan jurnal yang telah saya baca yaitu Lactobacillus plantarum, Lactobacillus cremoris, Streptococcus cremoris dan ragi Saccharomyces  dimana mikroba-mikroba tersebut ada pada starter butiran biji kefir atau kefir grain yang ditambahkan. Mikroba yang digunakan sebanyak 2% dengan umur kultur 24 jam. Sedangkan pH optimum yang dapat digunakan untuk fermentasi kefir yaitu pH 3,89, dengan pH tersebut akan menghasilkan kefir dengan kadar alkohol rendah.

Sumber :

Sulmiyati., Nur Saidah Said., Deka Uli Fahrodi., Ratmawati Malaka., dan Fatma. 2018. Perbandingan Kualitas Fisiokimia Kefir Susu Kambing dengan Kefir Susu Sapi. Jurnal Veteriner. 19(2) : 263-268.

Lulu Hidayatul Khasanah (H0918052)

Mikroba yang digunakan

Starter pada pembuatan keju ini menggunakan bakteri campuran yang tumbuh pada dadih, yaitu beberapa bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang terdapat pada dadih terdiri atas 36 galur  dari Lactobacillus, Streptococcus, dan Lactococcus.

Jumlah mikroba

Inokulum ditambahkan dengan berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, dan 15% (v/v) dan perlakuan terbaik pada penambahan inokulum sebanyak 15%. Jumlah BAL pada 15% yaitu 5-6,41 log cfu/g

Umur kultur

Isolasi BAL pada dadih dilakukan dengan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Kemudian pembuatan kultur inokulum keju nabati dilakukan dengan menginokulasikan bakteri pada susu skim yang telah disterilisasi. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 16-18 jam dan disimpan pada suhu 4 C. 

Referensi :
Syamsu, Khaswar dan Kartika Elsahida. 2018. Pembuatan Keju Nabati dari Kedelai Menggunakan Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 28 (2):154-161.

Saya Intan Dewi Sejati NIM H0918046 izin menjawab Bu.

Dalam jurnal yang saya dapatkan, pembuatan tape dilakukan dengan menggunakan ragi tapi. Di dalam ragi tape terdapat beberapa mikroba, yaitu Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus, Candida sp, Acetobacter dan yang lainnya. Ragi tape yang ditambahkan dalam pembuatan tape ketan maupun tape singkong adalah 1 gram atau 1% dari 100 gram beras ketan atau singkong. Apabila jumlah ragi yang diberikan terlalu banyak akan mengakibatkan tekstur tape yang sangat lunak. Umur kulturnya adalah 4 hari dan pada suhu 25-30 C.

Sumber :

Islami, Rohani. 2018. Pembuatan Ragi Tape dan Tape. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Agrokompleks 1(2): 56:63.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/jppa/article/view/6531/3597


saya Emanuella Sattvika nim H0918028 izin menjawab Bu...

Berdasarkan refrensi, mikrobia yang digunakan dalam proses fermentasi pada kimchi adalah dengan Lactobacillus kimchi yang berperan menghasilkan asam laktat yang lebih tinggi daripada yoghurt. BAL (Bakteri Asam Laktat) seperti Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus brevis, Lactobacillus plantarum, Pediococcus cereviciae, Streptococcus faecalis, Enterococcus faecalis, Pediococcus pentosaceous, Weissella koreanis dan Lactobacillus plantarum juga ditemukan didalam kimchi jadi. Menurut referensi ini, tidak ada pengkulturan yang spesifik, karena mikrobia sudah ada pada bahan dasarnya (sawi putih). Tidak juga disampaikan mengenai informasi spesifik terhadap mikrobia - mikrobia terkait.

Referensi : Arini, Liss Dyah Dewi. 2017. Pemanfaatan Bakteri Baik dalam Pembuatan Makanan Fermentasi yang Bermanfaat untuk Kesehatan. BIOMEDIKA. 10(1) : 1 - 11.

diakses di : http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/biomedika/article/download/218/266


Saya Risdhania Salsabila NIM H0918075 izin menjawab bu, 

Mikroba yang terdapat dalam kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi kulit pepaya dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir. Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan bioetanol adalah dari genus Saccharomyces. Saccharomyces cerevisiae menghasilkan enzim zimase dan invertase. Enzim zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa). Enzim invertase selanjutnya mengubah glukosa menjadi bioetanol. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi bioetanol adalah mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan bioetanol banyak, tahan terhadap konsentrasi bioetanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi garam tinggi, pH optimum fermentasi. Kultur murni di inkubasi selama 3-5 hari. 

Sumber :

Nasrun, Jalaluddin, dan Mahfuddhah. 2015. Pengaruh jumlah ragi dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi kulit pepaya. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 4 (2) : 1-10. 

Saya Pius Pandu_H0918071

Fermentasi Tempe

Fermentasi tempe merupakan fermentasi dua tahap yaitu fermentasi oleh aktivitas bakteri yang berlangsung selama proses perendaman kedelai, dan fermentasi oleh kapang yang berlangsung setelah diinokulasi dengan kapang. Komposisi dan pertumbuhan mikroflora tempe selama fermentasi sangat menarik untuk dicermati karena ternyata tidak hanya R. oligosporus yang berperan. bakteri merupakan mikroflora yang secara signifikan selalu tumbuh selama pembuatan tempe dan mempunyai peran yang penting. Walaupun R. oligosporus berperan utama dalam pembuatan tempe, yeast kemungkinan juga dapat tumbuh selama fermentasi tempe. Sehingga analisis mikrobiologis sangat perlu diungkapkan lebih mendetil agar keterlibatan setiap jenis mikroorganisme dalam pembuatan tempe dapat diketahui dengan jelas. 

Setiap tempe yang dibuat dilakukan analisis total jumlah bakteri, yeast dan kapang pada lama fermentasi 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam, dengan menumbuhkan biakan pada media yang sesuai. Masing masing tempe diambil samplenya dan dibuat seri pengenceran dari 10­1 sampai 10­8 secara duplo. Pertumbuhan mikroorganisme selama fer­ mentasi kedelai meliputi unit pembentuk koloni (CFU) dari bakteri, yeast, dan kapang dilakukan pada saat preinkubasi kedelai yang telah diinokulasi dan selama fermentasi kedelai. Sebanyak 15 g sampel dicampur dengan 135 ml 0,1 % peptone water, dihomogenkan dengan stomaker selama 5 menit, selanjutnya dibuat seri pengenceran sampai konsentrasi tertentu. Kemudian diambil satu ml dari pengenceran tertentu dan dilakukan penanaman mikroorganisme dengan metode cawan tebar permukaan (surface plate count) pada media agar padat yang sesuai. Inkubasi dilakukan pada suhu 32 oC untuk menumbuhkan bakteri dan kapang ,dan 30 oC untuk menumbuhkan yeast, selama 24­-48 jam.  penambahan dengan G. Candidum menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik sampai pada populasi 104­109 cfu/g, demikian juga bakteri dengan pola pertumbuhan yang meningkat. Pertumbuhan R. oligosporus terhambat dan menunjukkan fase lag sampai 24 jam, tetapi selanjunya meningkat sampai populasi 105 cfu/g pada akhir fermentasi. G. candidum adalah jenis yeast yang menyerupai kapang, mempunyai miselium yang tidak bersepta sehingga sering disebut yeast-like fungi. 

Sumber :

https://media.neliti.com/media/publications/99691-ID-kajian-peran-yeast-dalam-pembuatan-tempe.pdf

Pembuatan minuman probiotik air kelapa muda memanfaatkan BAL (bakteri asam laktat) Lactobacillus casei dengan fermentasi selama 48 jam. Hasil penelitian diperoleh total bakteri asam laktat setelah fermentasi berkisar antara 7.3x1013 cfu/mL sampai 1.9x1014 cfu/mL. 

Peningkatan Bakteri Asam Laktat dipengaruhi oleh ketersediaan sukrosa dan susu skim. Semakin tinggi konsentrasi sukrosa dan susu skim yang ditambahkan pada minuman probiotik air kelapa muda maka total bakteri asam laktat yang dihasilkan semakin tinggi. Sukrosa dan susu skim dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat untuk perkembangbiakan sel. Selama proses fermentasi, Lactobacillus casei mampu memecah glukosa menjadi asam laktat maupun gula-gula lainnya seperti laktosa, galaktosa, fruktosa, maltose, dan sukrosa. Sehingga berbagai gula baik dari sukrosa, susu skim, dan bahan baku dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Lactobacillus casei sebagai sumber karbon. semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka aktifitas BAL semakin tinggi. Perlakuan konsentrasi sukrosa 15% dan susu skim 3% memberikan hasil yang paling baik dalam mempertahankan aktifitas BAL selama fermentasi.

Sumber:

Ayu, Ida Pratiharavia Pranayanti., Aji Sutrisno. 2015. PEMBUATAN MINUMAN PROBIOTIK AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera L.) DENGAN STARTER Lactobacillus casei strain Shirota. Jurnal Pangan dan Agroindustri.  3(2):763-772


Saya Mahesa Antariksa NIM H0918053, izin menjawab bu

Mikroba yang digunakan pada penelitian ini adalah L. delbrueckii dan L. plantarum yang merupakan bakteri asam laktat (BAL). Total BAL yang digunakan pada penelitian ini sekitar 28x106 dan 29,5x106 CFU/g. Parameter yang berkaitan dengan mikroba yang diamati pada penelitian ini yaitu kadar air dan pH, kadar air sampel yang dibuat dengan penambahan starter BAL menunjukkan adanya penurunan kadar air hingga 10% dan pH sampe yang diberikan penambahan starter BAL yaitu sekitar 4,5-5.

Sumber:

https://media.neliti.com/media/publications/278666-penambahan-bakteri-asam-laktat-untuk-men-84a7c9bd.pdf

Saya Fajry Nafisah R NIM H0918030 Izin menjawab, sesuai dengan artikel jurnal yang saya dapat sebagai berikut 

1.Jenis Mikroba

Jenis mikroba yang digunakan dalam proses pembuatan kefir  adalah starter berupa bibit kefir yang mengandung campuran kompleks bakteri (beberapa spesies dari lactobacili, lactococci, leuconostocs dan acetobacteria).

 2. Jumlah Kultur

Jumlah kultur yang akan diinokulasi dalam proses fermentasi kefir yaitu sebanyak 2-10% ( kadar optimal 5%) dari jumlah keseluruhan susu yang digunakan.

3. Waktu Inokulasi

Diinokulasikan dengan 2-8% kultur kefir (starter bakteri) dalam suatu tank. Fermentasi berlangsung selama 18 – 24 jam, kemudian koagulum dipisahkan melalui pompa yang didistribusikan kedalam botol – botol. Fermentasi dilanjutkan pada tahap pematangan pada suhu 12 – 14o C atau 3 – 10o C selama 24 jam. Kefir yang didapat disimpan pada suhu 4o C

Referensi jurnal:

Dewi, M.L., Rusdiana, T., Muchtaridi, M. and Putriana, N.A., 2018. Manfaat Kefir Untuk Kesehatan.                      

      Farmaka, 16(2). Hal 80-86.

file:///C:/Users/user/Downloads/18052-45910-1-PB.pdf


Saya Rifda Saniyya Hakim (H0918073), izin menjawab

Berdasarkan jurnal yang saya jadikan acuan yang berjudul "Studi Karakteristik Hasil Fermentasi Olahan Bengkoang (Pachyrizus erosus) Menggunakan Berbagai Konsentrasi Ragi", ragi yang menjadi starter adalah starter tradisional. Starter tersebut mengandung mikroba yang heterogen yaitu kapang, khamir dan bakteri. Mikroba tersebut akan menghasilkan metabolit yang bisa saja berbeda-beda. Bengkoang ditambahkan ragi dengan konsentrasi 1 %, 2 %, 3 % dan 4 % untuk difermentasi selama 24 jam dalam wadah botol yang ditutup rapatTotal BAL dari hasil fermentasi berkisar antara 7,38 – 8,46 Log CFU/g. Jumlah BAL yang relatif tinggi disebabkan oleh tersedianya nutrisi yang mencukupi bagi BAL pada bengkoang. BAL diketahui mengonsumsi monosakarida, namun bervariasi jenisnya tergantung spesies. BAL juga diketahui mengkonsumsi oligosakarida, salah satu contohnya yaitu inulin. Inulin terdapat pada Bengkoang dengan jumlah lebih dari 10%.

Sumber :

Hari, P.D., Wenny, dan Ira. 2017. Studi Karakteristik Hasil Fermentasi Olahan Bengkoang (Pachyrizus erosus) Menggunakan Berbagai Konsentrasi Ragi. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. 21(2) : 138-142.

Saya Millenia Mustika nim H0918058 izin menjawab bu, 

Berdasarkan jurnal yang saya baca mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi tauco dari biji nangka adalah kapang R. Oligosporus dan R.Oryzae. Mikroba tersebut digunakan dengan konsentrasi sebagai berikut: 0.1,0.3, 0.5, 0.7, dan 0.9%. Dengan waktu fermentasi selama 3 hari.

Sumber:

Abdullah, Syamsudin., Raudhah Tuljannah dan Umul Laela. 2017. Pengaruh Konsentrasi Starter Dan Konsentrasi Larutan Garam Pada Percobaan Fermentasi Biji Nangka Menjadi Tauco. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/1928/1580

Saya Mawar Udara NIM H0918055 ijin menjawab bu

Menurut informasi yang saya dapat dari review jurnal yaitu jenis mikroba yang digunakan dalam fermentasi pembuatan yoghurt menggunakan 2 jenis starter bakteri yaitu Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi penambahan awal 5%. Jumlah kultur terbesar yaitu pada isolat Lactobacillus plantarum sekitar 0,45 ml dengan proporsi susu kedelai 100%. Umur kultur bakteri yang digunakan pada fermentasi yogurt yaitu pada suhu 45°C selama 5 jam.

Sumber :

Jaya,Firman., Didik Kusumahadi., dan Dedes Amertaningtyas. 2011. Pembuatan Minuman Probiotik (Yoghurt) dari Proporsi Susu Sapi dan Kedelai Dengan Isolat Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 6(1) : 13-17

https://jitek.ub.ac.id/index.php/jitek/article/download/166/157


Saya Gilbert Astajaya dengan NIM H0918036, izin untuk menjawab bu berdasarkan jurnal yang saya baca.

Pada pembuatan yoghurt tersebut, Biakan murni Lactobacillus bulgaricus FNCC-D041 dan Streptococcus thermophilus FNCC-0B40 diperbanyak dengan media cari MRS Agar. Dua kultur starter bakteri asam laktat tersebut dilakukan penambahan bahan susu skim dalam air 100 ml dan gula. Pembiakan kultur tersebut diinkubasi pada suhu 37 C selama 20 jam.

Sedangkan jumlah starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermopillus diinokulasikan ke dalam susu ekstrak ampas destilasi jahe sebanyak 3% (v/v susu) dengan kepadatan starter kerja Lactobacillus bulgaricus 4,1 x 109 CFU/ml dan  Streptococus thermopillus 1,6 x 109 CFU/ml. 

Referensi :

https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/download/17802/14204

Saya Stefanie Bernike Agatha NIM H0918086, ijin menjawab

Pada penelitian dalam jurnal ini digunakan formulasi yang mengandung Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang terkandung dalam biakan murni beku-kering dari Distribuidora Alcatraz (biakan MY800-2U) dan biakan murni beku-kering dari Mconcorde-Altecsa (biakan YO 814/Q) sebanyak 0,1 gram untuk 500 mL susu yang telah dipasteurisasi dan digunakan 1 gram inoculum untuk 10 mL susu yang nantinya akan digunakan sebagai fermentor. Mikroba yang telah diinokulasikan kemudian diinkubasi dengan suhu 40˚C hingga mencapai pH 5.

Sumber: Ezkauriatza et al. 2008. Effect of Mixing During Fermentation in Yogurt Manufacturing. J. Dairy Sci. 91: 4454-4465.


Saya Dara Ninggar Hanifa NIM H0918021, izin menjawab bu berdasarkan jurnal yang digunakan

mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi yaitu Saccharomyces cerevisiae. Jumlah total khamir berkisar antara 1600 – 37000 koloni/ml untuk minuman wine jumlah total khamir ini lebih diatas standart yang hanya 50 koloni/ml. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena pemberian jumlah starter wine yang terlalu banyak yaitu 10% (v/v), sehingga jumlah total khamir produk akhir juga meningkat sangat tinggi.. Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula diantaranya adalah glukosa dan bahwa selama proses fermentasi etanol, glukosa akan dipecah menjadi etanol sehingga jumlahnya akan semakin berkurang. Turunnya nilai pH produk ini disebabkan oleh hasil fermentasi yang berupa etanol dan CO2 serta hasil - hasil metabolisme dari Saccharomyces cerevisiae.

sumber :

https://pdfs.semanticscholar.org/0145/485310659c5ffb8905f8b05b6b5705f20243.pdf

Selamat malam ibu, saya Arshy Abdullah Abdad, NIM H0918011 izin menjawab..

Pada jurnal  “PEMBUATAN MINUMAN PROBIOTIK SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DENGAN ISOLAT Lactobacillus casei DAN Lactobacillus plantarum “ yang saya jadikan acuan , berikut informasi yang dapat saya sampaikan

1.       Jenis mikroba

bakteri yang digunakan pada penelitian kali ini adalah Lactobacillus casei FNCC 0090 dan Lactobacillus plantarum FNCC 027.

2.       Kultur dan stater mikroba

Kultur yang digunakan merupakan kultur agar miring pada media MRS yang telah diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Kemudian,  kultur dimanfaatkan dalam pembuatan stater yaitu dengan cara, kultur dipindahkan dalam 10ml medium MRS Broth steril, di inkubasi pada suhu 37oC, 12 jam untuk Lactobacillus casei FNCC 0090 dan 16 jam untuk Lactobacillus plantarum FNCC 027. Diambil masing-masing 2% dari MRS Broth yang telah berisi kultur kemudian dipindahkan ke dalam 8ml MRS Broth steril. Kemudian di inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. 10ml medium MRS Broth yang berisi kultur dipindahkan ke dalam 90ml sari buah kurma steril yang telah ditambahkan 1% susu skim. Starter cair siap dipakai.

3.       Jumlah mikroba yang digunakan

Dalam penggunaannya, masing-masing bakteri digunakan sebanyak 1% (v/v).

4.       Pengujian terkait mikroba

  • Pengujian pada sampel untuk melihat pertumbuhan bakteri asam laktat dilakukan dengan A. sample menerima masing-masing mikroba secara terpisa ;B. penggabungan kedua mikroba. hasil didapatkan bahwa jumlah bakteri asam laktat pada sample yang diberi gabungan dua mikroba lebih tinggi dibandingan dengan sample yang diberi isolat tunggal
  • Pengujian selanjutnya, adalah uji total bakteri asam laktat dengan menggunakan 1 ml dari masing-masing sample yang dilarutkan dalam tabung reaksi berisi 9ml pepton steril dengan pengenveran 10-1 hingga 10-13, lalu dituang dalam cawan petri dan diberi MRSA steril, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Yang dihitung adalah pertumbuhan koloninya, yaitu  dengan menghitung angka Total Plate Count (TPC) dalam 1 ml dengan mengalikan jumlah koloni rata-rata dengan faktor pengenceran yang digunakan dengan satuan colony forming unit/ml atau koloni/m.
  • pengujian terkait pH
  • pengujian total asam, penggunaan kultur campuran mengakibatkan asam laktat dan asam–asam organik lain yang dihasilkan sebagai metabolit jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan kultur tunggal. Sehingga total asam yang dihasilkan pada minuman probiotik sari buah kurma dengan menggunakan kultur campuran lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan kultur tunggal. Produksi asam laktat tertinggi dihasilkan oleh bakteri asam laktat probiotik pada fase stasioner yang ditandai dengan penurunan pH medium.

sumber : https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/39/46


Saya Annisa Dwi Lestari NIM H0918009, izin menjawab

Berdasarkan jurnal yang saya gunakan, mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri asam laktat yang diambil dari cairan acar ketimun dengan variasi isi ketimun, ketimun nenas, ketimun nenas dan cabai dan ditumbuhkan pada media MRS Broth (de Man Rogosa Sharpe). Berdasarkan hasil penelitian identifikasi dan karakterisasi bakteri asam laktat pada acar ketimun dengan menggunakan uji morfologi, pewarnaan gram dan uji biokimia maka diperoleh 2 jenis bakteri asam laktat pada acar ketimun. Adapun bakteri asam laktat yang ditemukan antara lain adalah Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus reuteri. Karakterisitik secara umum adalah basil, gram positif, katalase negatif, tidak motil, suhu optimum 250°C- 300°C dan memiliki tipe fermentasi heterofermentatif dan homofermentatif.

Sumber referensi :

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/teknologi_pangan/article/view/148/114


Saya Fatma Juliana Kartikasari NIM H0918032 izin menjawab bu..

Dalam jurnal yang saya kaji mengenai dalam pembuatan dadih susu sapi menggunakan starter bakteri, jenis bakteri yang digunakan yaitu Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium longum. Jumlah yang digunakan tiap starter yaitu 10% kultur Lactobacillus casei yang diisolasi dari dadih yang dibuat di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat; 10% Lactobacillus acidophilus dan 10% Bifidobacterium longum BF1 yang didapat dari koleksi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Umur kultur yang digunakan saat itu ialah 24 jam dan diinkubasi pada suhu 37 C . Perlakuan yang diberikan kepada tiga starter tersebut yaitu formula starter yang terdiri atas dua belas formula (A1-A12) kombinasi dari ketiga starter, lama dan suhu penyimpanan. 

Referensi : 

Usmiati S, Broto W, Setiyanto H. 2011. Karakteristik dadih susu sapi yang menggunakan starter bakteri probiotik. JITV. 16:141-153. 

http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/1023/893

Aas Nurasyiah NIM H0918001, izin menjawab bu

Pada fermentasi kecap, kapang yang digunakan dalam fermentasi padat, adalah Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.. Fermentasi padat memerlukan waktu selama 3-5 hari. Selanjutnya, koji dikeringkan, kemudian direndam dalam air garam 20-30%. Proses perendaman koji dalam air garam disebut fermentasi moromi. Mikroba yang berperan dalam fermentasi moromi, adalah mikroba tahan garam seperti Hansenula sp., Zygosaccharomeces sp., dan Lactobacillus sp. Fermentasi moromi memerlukan waktu selama 14-28 hari.

Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa ambang batas kapang yang terdapat dalam kecap adalah tidak lebih dari 50 koloni per gram

Sumber"

Meutia, Yuliasri Ramadhani. 2015. Standardisasi Produk Kecap Kedelai Manis Sebagai Produk Khas Indonesia. Jurnal Standardisasi, 17(2): 147 - 156

Dalam fermentasi Wine sendiri menggunakan mikroba Saccharomyces, Saccharomyces sendiri termasuk jenis khamir. Dalam mengklasifikasikan khamir harus diketahui sifat-sifat morfologisnya sedangkan sifat-sifat fisiologisnya diperlukan bagi ahli mikrobiologis pangan. pada jurnal yang saya baca  bakteri fermentasi wine(Saccharomyces) memiliki jumlah bakteri 13.0 x 106 cfu/ml . Menurut Doyle (2001) bahwa pH dibawah pH 3,5 pertumbuhan Saccharomyces cerevisie akan terhambat. Selanjutnya dikatakan bahwa cairan buah pH nya berkisar 3,0 sampai 3,5. Sedangkan menurut jurnal yang saya gunakan bahwa pembuatan wine dari buah anggur  pH nya yang digunakan berkisar 3,25 – 3.5.

-Bobai Mathew. Production of Wine from Fermentation of Grape (Vitis vinifera) and Sweet Orange (Citrus seninsis) Juice using Saccharomyces cerevisiae Isolated from Palm WineInt.J.Curr.Microbiol.App.Sci (2017) 6(1): 868-881

izin menjawab,

dalam artikel jurnal yang saya gunakan dalam pembuatan soyghurt, mikroba yang dipakai adalah bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. untuk jumlahnya sendiri yang digunakan dalam pembuatan soyghurt adalah sebanyak 10% dari volume bahan baku.

untuk parameter sendiri di dalam jurnal tidak disebutkan spesifik umur kultur; hanya saja beberpa hal seperti karakteristik lingkungan disebutkan: yaitu pada lingkungan bersifat asam. dimana besar pH nya sendiri berkisar antara 4,5-5. selain itu kebutuhan agitasi juga dapat dijadikan parameter untuk kebutuhan metabolisme (aerasi) dan menjadikan campuran lebih homogen; dengan konsentrasi oksigen terlarut yang harus dipertahankan.

Sumber referensi jurnal:
Herawati, D. A., & Wibawa, A. A. (2011). Pengaruh konsentrasi susu skim dan waktu fermentasi terhadap hasil pembuatan soyghurt. Jurnal ilmiah teknik lingkungan, 1(2), 452-329.

Saya Selina Larasati dengan NIM H0918082 izin menjawab

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae yang memiliki fungsi untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula dan alkohol. Mikroba Saccharomyces cerevisiae merupakan fermentatif kuat dan dengan adanya oksigen dapat melakukan respirasi dengan mengoksidasi gula menjadi karbondioksida dan air. Mikroba Saccharomyces cerevisiae memiliki jumlah kultur sebanyak 4,93 log cfu/gram per sampel. 

Sumber : 

Dirayati. Abdul Gani. dan Erlidawati. 2017. Pengaruh Jenis Singkong dan Ragi Terhadap Kadar Etanol Tape Singkong. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI). 1(1):26-33