Jelaskan upaya-upaya konkret untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat

70 Kelas XII SMASMK Semester 1 b. Pendalaman 1 Setelah memerhatikan gambar burung Garuda, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. a Apa makna dari gambar itu? b Apa makna Pancasila bagi bangsa Indonesia? c Nilai-nilai apa yang terkandung dalam setiap sila? d Sebut dan jelaskan makna Pembukaan UUD45 e Pasal-pasal berapa yang mengatur perekonomian yang memenuhi rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. f Apa pandangan atau sikap Gereja Katolik Indonesia terhadap Pancasila dan UUD45 sebagai landasan negara yang memperjuangkan nilai-nilai kehidupan penting dalam masyarakaat? 2 Untuk mendapatkan jawaban yang benar, tepat, dan lengkap, cobalah menelusuri informasi dari pelbagai sumber buku misalnya PPKn dan juga melalui internet bila memungkinkan. 2. Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja sebagai landasan kita untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat. a. Ajaran Kitab Suci 1 Menelusuri ajaran Kitab Suci Carilah teks-teks Kitab Suci yang menjadi dasar bagi kita untuk memperjuangkan nilai-nilai penting keadilan, perdamaian, kebenaran dalam kehidupan masyarakat. 2 Menyimak pesan Kitab Suci Selain teks-teks Kitab Suci yang telah kamu temukan, cobalah menyimak kutipan teks Kitab Suci berikut ini. Kel. 20:15 15 Jangan mencuri Kel. 23:1-3 1 Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. 2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 71 melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum. 3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya. Matius 22:21 21 Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Keluaran 20:16 16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. Mazmur 34:15 15 Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya Matius 18:21 – 35 21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” 22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam 72 Kelas XII SMASMK Semester 1 penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31 Melihat itu kawan- kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing- masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” 3 Pendalaman Jawablah pertanyaan berikut ini. a Apa isi pesan dari masing-masing teks Kitab Suci tersebut? b Apa nilai penting dari setiap teks tersebut? c Apa inspirasi dari teks Kitab Suci itu bagi hidupmu? b. Ajaran Gereja 1 Menelusuri Ajaran Gereja Cobalah menelusuri, mencari ajaran-ajaran sosial Gereja tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu kamu perlu membaca buku-buku yang berkaitan dengan ajaran sosial Gereja, atau mencari informasi tentang hal ini di internet. 2 Menyimak Ajaran Gereja Simaklah beberapa ikhtisar ajaran Sosial Gereja berikut ini. PACEM IN TERRIS DAMAI DI BUMI Paus Yohanes XXIII, 11 April 1963 Ensiklik Pacem in Terris menggagas perdamaian, yang menjadi isu sentral pada dekade enam puluhan. Bilamana terjadi perdamaian?Bila ada rincian tatanan yang adil dengan mengedepankan hak-hak manusiawi dan keluhuran martabatnya. Yang dimaksudkan dengan tatanan hidup ialah tatanan relasi 1 antarmasyarakat, 2 antara masyarakat dan negara, 3 antarnegara, 4 antara masyarakat dan negara-negara dalam level komunitas dunia. Ensiklik menyerukan dihentikannya perang dan perlombaan senjata serta pentingnya memperkokoh hubungan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 73 internasional lewat lembaga yang sudah dibentuk: PBB. Ensiklik ini memiliki muatan ajaran yang ditujukan tidak hanya bagi kalangan Gereja Katolik tetapi seluruh bangsa manusia pada umumnya. Tentang Menegakkan Perdamaian yang Universal berdasarkan Kebenaran, Keadilan, Kemurahan, dan Kebebasan adalah sebuah ensiklik kepausan yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes XXIII pada 11 April 1963. Ensiklik ini hingga kini tetap merupakan ensiklik yang paling terkenal dari abad ke-20 dan menetapkan prinsip-prinsip yang kelak muncul dalam sejumlah dokumen dari Konsili Vatikan II dan paus-paus yang kemudian. Ini adalah ensiklik terakhir yang dirancang oleh Yohanes XXIII.Kalimat pembukaan “Pacem in Terris” Damai di Bumi menegaskan pemahaman Gereja Katolik tentang bagaimana perdamaian dapat tercipta di dunia: “Pacem In Terris, quam homines universi cupidissime quovis tempore appetiverunt, condi conirmarique non posse constat, nisi ordine, quem Deus constituit, sancte servato.””Damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua orang dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia.” POPULORUM PROGRESSIO KEMAJUAN BANGSA-BANGSA Paus Yohanes Paulus VI, 26 Maret 1967 Ensiklik Populorum progressio adalah sebuah ensiklik yang ditulis oleh Paus Paulus VI tentang “perkembangan orang-orang” dan bahwa ekonomi dunia seharusnya melayani semua uamt manusia dan tidak hanya sebagian kecil saja. Ensiklik ini dikeluarkan pada tanggal 26 Maret 1967. Dokumen ini menyinggung berbagai prinsip “Ajaran Sosial Katolik”: Hak akan upah yang adil; hak akan keamanan pekerjaan; hak akan kondisi kerja yang cukup baik dan wajar; hak akan bergabung dengan serikat pekerja dan melakukan unjuk rasa sebagai jalan terakhir; dan tujuan universal dari kekayaan dan harta benda. Perkembangan bangsa-bangsa merupakan tema pokok perhatian dari Ensiklik Ajaran Sosial. Gereja memandang bahwa kemajuan bangsa manusia tidak hanya dalam kaitannya dengan perkara- perkara ekonomi atau teknologi, tetapi juga budaya kultur. Kemajuan bangsa manusia masih tetap dan bahkan memiliki 74 Kelas XII SMASMK Semester 1 imbas pemiskinan pada sebagian besar bangsa-bangsa.Isu marginalisasi kaum miskin mendapat tekanan dalam dokumen ini.Revolusi di berbagai tempat di belahan dunia kerap kali tidak membawa bangsa manusia kepada kondisi yang lebih baik, malah kebalikannya, kepada situasi yang sangat runyam.Kekayaan dari sebagian negara-negara maju harus dibagi untuk memajukan negara-negara yang miskin.Soal-soal yang berkaitan dengan perdagangan pasar yang adil juga mendapat sorotan yang tajam. Ensiklik ini menaruh perhatian secara khusus pada perkembangan masyarakat dunia, teristimewa negara-negara yang sedang berkembang.Diajukan pula releksi teologis perkembangan kemajuan yang membebaskan dari ketidakadilan dan pemiskinan. Peningkatan kepemilikan bukanlah tujuan utama dari negara atau individu.pertumbuhan Semua ambivalen. Hal ini penting jika manusia adalah untuk mengembangkan sebagai manusia, tapi dalam cara memenjarakan manusia jika ia menganggap itu yang baik tertinggi, dan itu membatasi visinya. Kemudian kita lihat mengeraskan hati dan menutup pikiran, dan laki-laki tidak lagi berkumpul bersama dalam persahabatan, tetapi keluar dari self- bunga, yang segera mengarah pada pertentangan dan perpecahan. Pengejaran eksklusif harta sehingga menjadi hambatan untuk pemenuhan individu dan keagungan yang sejati manusia.Baik untuk bangsa dan untuk orang-orang individu, ketamakan adalah bentuk paling nyata dari keterbelakangan moral. Jika pengembangan lebih lanjut panggilan untuk pekerjaan teknisi semakin banyak, bahkan lebih penting adalah pemikiran yang mendalam dan releksi dari orang bijak untuk mencari sebuah humanisme baru yang akan memungkinkan manusia modern untuk menemukan dirinya kembali oleh merangkul nilai-nilai yang lebih tinggi dari cinta dan persahabatan, doa dan kontemplasi. Ini adalah apa yang akan mengizinkan kepenuhan pembangunan otentik, suatu perkembangan yang untuk setiap dan semua transisi dari kondisi manusia kurang bagi mereka yang lebih manusiawi.... Alkitab, dari halaman pertama, mengajarkan kita bahwa seluruh ciptaan adalah untuk manusia, bahwa itu adalah tanggung jawabnya untuk mengembangkannya dengan usaha cerdas dan dengan cara kerja untuk sempurna itu, sehingga untuk berbicara, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 75 untuk penggunaan nya. Jika dunia ini dibuat untuk memberikan setiap individu dengan sarana penghidupan dan instrumen untuk pertumbuhan dan kemajuan, sehingga setiap orang memiliki hak untuk menemukan di dunia apa yang diperlukan untuk dirinya sendiri. Dewan baru-baru ini mengingatkan kita tentang hal ini: “Allah yang dimaksudkan bumi dan semua yang mengandung untuk penggunaan setiap manusia dan orang-orang demikian, karena semua orang mengikuti keadilan dan bersatu dalam amal, barang yang dibuat harus berlimpah bagi mereka secara wajar. “Semua hak-hak lainnya apapun, termasuk properti dan perdagangan bebas, harus tunduk kepada prinsip ini.Mereka seharusnya tidak menghalangi tetapi pada sebaliknya mendukung penerapannya.Ini adalah tugas berat dan mendesak sosial untuk mengarahkan mereka untuk inalitas utama mereka. 3 Pendalaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. a Apa inti pesan dari setiap Ajaran Sosial Gereja tersebut b Apa masalah pokok dari ajaran sosial Gereja itu? c Apa persamaan antara Ajaran Sosial Gereja tentang nilai- nilai penting dalam kehidupan masyarakat dengan ajaran Pancasila serta UUD 45 3. Menghayati visi negara dan visi Gereja sebagai landasan perjuangan atas nilai-nilai penting dalam masyarakat a. Releksi Buatlah sebuah releksi tentang ajaran Pancasila dan UUD 45 dan ajaran Gereja sebagai landasan untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat. b. Aksi Bersama-sama temanmu mengadakan kegiatan sosial, misalnya mengumpulkan natura untuk membantu mereka yang lemah secara ekonomi, entah orang-orang dalam lingkungan sekolah atau di luar, seperti anak-anak panti asuhan, dan lain sebagainya. 76 Kelas XII SMASMK Semester 1 Doa Penutup Allah Bapa yang penuh kasih, Kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah-Mu yang tak terhingga bagi bangsa dan negara kami. Bimbinglah para penyelenggara negara serta seluruh masyarakat Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bangsa kami yang tertuang dalam dasar negara serta konstitusi negara kami. Semoga kami umat Katolik dengan semangat Injil-Mu kami dapat ikut serta membangun bangsa Indonesia secara lebih baik, dan bertanggungjawab. Semoga Yesus Putera-Mu senantiasa menyertai kami, dan kami umat- Mu selalu menjadikan Yesus kristus sebagai kompas hidup kami dalam perjalanan bangsa Indonesia ini. Doa ini kami sempurnakan dengan doa Yesus sendiri. Bapa kami...

C. Yesus Kristus, Pejuang Keadilan, Kejujuran, Kebenaran dan

Kedamaian Gereja hadir dalam sejarah dunia untuk melanjutkan perutusan Yesus yakni: “mewartakan kabar baik bagi kaum miskin membebaskan yang tertawan dan menyembuhkan yang terluka ” bdk. Luk 4:19-19; Yes. 61:1-2. Artinya bahwa Gereja tidak hanya mengurus hal-hal rohani saja tetapi terlibat dalam seluruh pergulatan hidup manusia. Gereja ikut berusaha membangun kehidupan bersama yang jujur, adil dan benar. Iman Katolik tidak cukup hanya dengan berdoa tetapi mesti juga tampak dalam perjuangan mewujudkan kehidupan sosial. Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah yang memerdekakan. Kekuatan iman dalam tindakan cinta kasih serta keadilan dapat mengubah situasi menjadi semakin mendekati cita-cita damai sejahtera sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus Kristus. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 77 Doa Pembuka Ya Allah, Engkau yang menyebut anak-anak-Mu sebagai alat pembawa damai, bantulah kami untuk bekerja tanpa lelah untuk membangun keadilan agar perdamaian dapat terjamin. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu atas kami sekalian, agar kami dapat mewartakan nilai-nilai kerajaan-Mu kepada setiap insan, ciptaan yang Engkau cintai. Bantulah kami untuk membangun hidup masyarakat yang benar, harmonis, adil dan damai. Kami mohonkan dengan perantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, yang hidup dan berkuasa sekarang dan selama-lamanya. Amin.

1. Melihat Pengalaman Hidup

a. Menyimak kisah kehidupan pejuang kemanusiaan Simaklah cerita berikut ini. Mama Gisela Borowka; Semangat Kasihnya tak terhingga Saat berusia sepuluh tahun, Gisela Borowka sungguh terkesan membaca kisah Pastor Damian de Veuster SSCC. “Sejak itu, saya bertekad ingin mengikuti jejaknya,” ungkapnya.Keinginan itu tak lekang seiring bergulirnya waktu. Tatkala studi keperawatan di Wuezburg, Jerman, Gisela berkarib dengan Isabella Diaz Gonzales. Sobatnya itu kerap bertutur tentang kondisi para penderita kusta di Lembata, Flores. Lalu, keinginan berkarya di seberang lautan itu menyeruak di benaknya. Tahun 1958-1962, setelah menyelesaikan studi keperawat- an, Gisela mendapat tugas melayani penderita kusta di Etiopia. Setahun berselang, pada 28 Agustus 1963, impian Gisela melayani penderita kusta di Lembata mulai terwujud. “Waktu itu, setiap hari selalu ada penderita kusta meminta obat kepada saya,” kenangnya. Karena disisihkan oleh masyarakat, Gisela menampung Sumber : http:www.hidupkatolik.com. Diakses pada tanggal 11 Juni 2014 Gambar 2.7 Mama Gisela Borowka