D. Pengolahan dan Wirausaha Pengawetan Bahan Pangan Nabati dan HewaniInformasi untuk Guru Mengawali Bab 4 pada buku teks siswa yang berisi Prakarya Pengolah- Pengolahan an dan Kewirausahaan, siswa dijelaskan tentang Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara luas. Pada prinsipnya, kerja pengolahan prakarya pengolahan yang adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, membutuhkan ketekunan desain sistem, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh: membuat makanan atau memasak makanan; kinerja dalam mengolah bahan. ini membutuhkan rancangan secara tepat dan juga membutuhkan perasaan terutama rasa lidah dan bau-bauan agar sedap. Kerja ini akan melatih rasa dan Pengembangan pengo- kesabaran maupun berpikiran praktis serta ketepatan. Kognisi untuk menghafal- kan rasa bumbu, serta racikan yang akan membutuhkan ketelitian dan kesabaran. lahan dapat dilakukan Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian siswa adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan melalui percobaan terha- sehari-hari. Pengolahan telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan teknologi tradisi yang sederhana, namun telah menunjukkan konsep pengolahan dap material dan proses. yang aplikabel hingga saat ini. Siswa diberikan motivasi untuk berani, tidak takut salah dan harus mau men- coba karena yang dipen- tingkan adalah proses dan P engolahan pengalaman yang dilalui siswa saat mengerjakan tugas-tugas tersebut. Di- jelaskan pula bahwa kete- rampilan dalam membuat produk pengawetan akan dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan 146 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK sehari-hari maupun di Semester 1 masa depannya kelak. Informasi untuk Guru Peta Materi memberikan gambaran kepada siswa tentang materi apa saja yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan membangkitkan semangat siswa dalam mengi- kuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembelajaran ini. Sampaikan dengan semenarik mungkin sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Prakarya dan Kewirausahaan 95 Konsep Umum Peta materi menggambarkan urutan dan hubungan antarmateri yang akan dipela- jari. Pada bagian pertama, peserta didik akan diperkenalkan dengan produk- produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani dan konteksnya dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis bahan nabati dan hewani dijelaskan pada pem- belajaran selanjutnya. Setelah mengenal bahan nabati dan hewani, siswa akan mempelajari proses-proses pengawetan bahan pangan nabati dan hewani. Setelah siswa memiliki gambaran tentang produk secara utuh, siswa akan belajar bagaimana cara merancang produk pengawetan berbahan nabati dan hewani, diberikan wawasan cara pengemasan dan wirausaha di bidang pengawetan bahan pangani. Pada bagian akhir pembelajaran, siswa akan melakukan praktik peran- cangan hingga pengawetan bahan pangan sampai pengemasannya. Peta Materi Informasi untuk Guru Pada bab ini, akan dibahas Pengolahan dan Wirausaha tentang pengetahuan ba- Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani han pangan, pengolahan Mengenal Produk dan pengawetan pangan, Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani faktor-faktor penyebab ke- rusakan, serta bagaimana Bahan Nabati dan Hewani Pengawetan mengembangkan industri dan Perawatan Proses dan Alat Produk Hasil pengolahan dan peng- Pengawetan Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani awetan pangan. Cara Merancang Pengawetan Bahan Nabati Membuat Produk Wirausaha di Pengawetan Bahan Bidang dan Hewani Pengawetan Nabati dan Hewani Bahan Nabati dan Hewani Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu: 1. Menghayati bahwa kekayaan sumber bahan pangan yang ada di Indonesia engolahan P adalah anugerah Tuhan YME 2. Menghayati sikap kerja sama, gotong royong, toleransi dan disiplin, bertanggu- ng jawab, kreatif, dan inovatif dalam pengolahan produk pengawetan dari bahan nabati dan hewani 3. Memahami cara-cara pengawetan bahan nabati dan hewani 4. Melakukan pengawetan bahan nabati dan hewani yang sesuai dengan potensi daerah setempat 5. Membuat pengemasan produk pengawetan yang unik dan khas daerah setempat 6. Memahami konsep kewirausahaan, motivasi wirausaha serta faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha di bidang pengawetan bahan nabati dan hewani Prakarya dan Kewirausahaan 147 96 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Konsep Umum Jenis bahan pangan di dunia ini baik nabati maupun hewani sangat be- ragam, sebagai anugerah BAB 4 dari Yang Mahakuasa. Pengolahan dan Wirausaha Indonesia sendiri terkenal Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani sebagai negara yang sangat subur, dengan kekayaan bahan pangan- A. Mengenal Produk Pengawetan Bahan nya yang sangat beragam. Nabati dan Hewani Sesuatu yang patut Pengolahan dan pengawetan pangan telah dimulai dari zaman prasejarah saat disyukuri karena tidak manusia memproses bahan mentah menjadi berbagai jenis masakan dengan cara pemanggangan di atas api, pengasapan, perebusan, fermentasi, pengeringan setiap negara memiliki dengan matahari dan penggaraman. Nicolas Appert berhasil mengembangkan proses pembotolan vakum untuk kekayaan alam seperti keperluan pasukan di tentara Perancis. Teknik ini dikembangkan lebih lanjut men- jadi teknologi pengalengan pangan oleh Peter Durand pada tahun 1810. Pada Indonesia. Salah satu abad ke-19, teknologi pengolahan pangan modern sebagian besar masih dikem- bangkan untuk melayani kebutuhan militer. bentuk syukur kita adalah Pada awal abad ke-20 terjadi perubahan kebiasaan makan dan tutuntan konsumen di negara maju. Hal ini mendorong pengembangan teknologi pengolah- dengan memanfaatkan an dan pengawetan pangan yang ditandai dengan makin dikenalnya teknologi pengeringan semprot (spray dryer) dan drum dryer untuk menghasilkan produk seperti susu bubuk, makanan bayi, teknik evaporasi menghasilkan jus konsentrat, bahan pangan tersebut engolahan P sterilisasi dengan teknik ultra hight temperature menghasilkan berbagai produk dalam kemasan tetrapack (susu, sari buah). Di akhir abad 20 dan awal abad 21 sebaik mungkin untuk teknologi pengolahan dan pengawetan telah menghasilkan berbagai produk seperti sup kering instan, keripik buah, freeze dried fruits, nasi instan, mie instan dan kepentingan kesejahteraan masih banyak produk lainnya. umat manusia sebaik- 1. Manfaat Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Mutu bahan pangan terbaik adalah sesaat setelah pemanenan atau pemo- baiknya. tongan. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, bergantung di antaranya pada derajat kematangan waktu pemanenan. Beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Bahan hasil pertanian, peternakan atau Proses Pembelajaran perikanan tersebut akan terus mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Setiap produk makanan atau minuman mempunyai masa Ajaklah para siswa untuk keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang memengaruhinya. Kerusakan mengingat pengalaman 148 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 mereka yang berkaitan dengan makanan yang tidak awet. Misalnya dengan pertanyaan: Pernahkah kamu membeli makanan atau minuman, kemudian saat dibuka, ternyata sudah tidak layak dikonsumsi? Ada yang baunya sudah tidak normal, ada yang terasa asam, ada yang berjamur, atau ciri kerusakan lainnya. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa makanan dan minuman tersebut sudah tidak layak dikonsumsi, sudah mengalami kerusakan karena sudah melewati masa simpannya. Setiap produk makanan atau minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang memengaruhinya. Salah satunya karena proses pengolahan dan pengawetan produk makanan atau minuman tersebut. Berikan kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya atau berkomentar terhadap komentar teman sekelasnya. Setelah siswa mengung- kapkan pendapatnya, guru dapat mulai menjelaskan tentang peranan proses pengawetan untuk ketersediaan bahan makanan dan minuman. Siswa diingatkan bahwa upaya proses pengawetan adalah salah satu pewujudan rasa syukur kepada anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan baik dan tidak dibiarkan sia-sia atau rusak. Prakarya dan Kewirausahaan 97 Informasi untuk Guru Di bawah ini adalah definisi bahan pangan, sifat bahan pangan, definisi pengolah- an dan pengawetan bahan pangan, perkembangan pengolahan dan pengawetan di Indonesia sebagai informasi untuk guru. Informasi ini dapat disampaikan seluruhnya atau sebagian kepada siswa sebagai pengayaan dari materi yang ada di buku siswa. Materi yang utama disampaikan kepada siswa adalah wawasan umum yang tercantum dalam buku siswa tentang pengenalan pengawetan bahan nabati dan hewani. 1. Definisi Bahan Pangan Bahan pangan adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Tanpa bahan pangan, manusia tidak mungkin bisa hidup dan melakukan semua aktivitasnya. Bahan pangan selain berfungsi sebagai sumber energi juga berguna untuk memba- ngun sel-sel dalam tubuh dan menjaga agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya. Bahan pangan adalah bahan yang masih hidup dan mempunyai sifat dasar mudah rusak. Bahan pangan merupakan kebutuhan utama manusia yang tidak mengenal batasan, baik waktu maupun tingkatan sosial. Hal yang membedakan hanya selera dan pola atau kebiasaan makan masing-masing manusia. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu memelihara tubuh serta berkembang biak. Bahan pangan bukan sekadar sumber kalori, protein, vitamin, dan mineral, tetapi penting bagi kepekaan daya pikir dan kecerdasan, kepekaan dalam seni, budaya, dan keindahan. Bahan pangan penting bagi kelayakan hidup dan keagungan manusia. Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok bahan nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut, dan seralia seperti padi, jagung dan kacang-kacangan. Bahan hewani dihasilkan oleh hewan, seperti daging, ikan, susu, dan telur. 2. Sifat Bahan Pangan Secara umum, bahan hasil pertanian setelah dipanen atau ditangkap atau disembelih akan terus dan mudah mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan fisik, biologis dan kimiawi (chemical) sehingga dapat berpengaruh terhahap mutu bahan atau produk dan keamanan pangan. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya, bahan pangan tersebut perlu diolah dan diawetkan. 98 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Bahan pangan umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan mineral. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik penampilannya, lebih aman, lebih enak serta lebih praktis bagi konsumen (masalah keamanan pangan merupakan faktor penting di pemilihan makanan). 3. Definisi Pengolahan dan Pengawetan Bahan Pangan Pengolahan dan pengawetan pangan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita akan mengawetkan suatu bahan pangan seperti daging yang cepat rusak jika disimpan pada suhu ruang dengan cara memasukkannya ke dalam lemari pembeku atau diolah menjadi dendeng. Ketika daging tersebut diolah menjadi dendeng, kita telah melakukan pengolahan daging menjadi bentuk yang berbeda dengan bahan bakunya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kita telah melakukan upaya pengawetan daging dengan mengolahnya menjadi bentuk lain dengan cara pengeringan dan pemberian bumbu. Proses pengawetan pangan adalah suatu cara untuk menjadikan hasil pertanian yang awalnya bersifat mudah rusak menjadi produk makanan atau minuman (pangan) yang lebih awet dengan sebisa mungkin tetap mempertahankan sifat fisik (testur, warna) dan zat gizinya. Pengolahan pangan adalah cara untuk mengubah bahan mentah menjadi pangan atau mengubah pangan menjadi bentuk lain, untuk dapat dikonsumsi manusia. Pada praktiknya, pengolahan bisa sekaligus berfungsi sebagai pengawetan, contohnya susu bubuk, minuman kaleng, dan manisan buah. Akan tetapi, ada juga pengolahan yang tidak bersifat mengawetkan seperti pada roti manis, kue serabi, dan nasi. Tujuan utama pengolahan pangan adalah membuat produk baru (bisa bersifat mengawetkan). Tujuan utama pengawetan pangan adalah memperpanjang masa simpan. Contohnya adalah pembuatan ikan asap atau ikan asin yang tujuannya adalah membuat produk baru, tetapi sekaligus menjadikan ikan lebih awet. Setiap metode pengawetan pangan hanya efektif selama mekanisme pengawetannya tepat dan sesuai. Bahan pangan hasil pertanian masing- masing mempunyai sifat yang berbeda, yaitu sifat-sifat yang terkandung secara alami yang penting untuk diketahui untuk digunakan sebagai dasar saat proses penanganan dan pengolahan. Dengan mengetahui sifat setiap bahan pangan, diharapkan proses penanganan dan pengolahan akan tepat dan sesuai. Prakarya dan Kewirausahaan 99 4. Perkembangan Pengolahan dan Pengawetan di Indonesia Pemilihan makanan terjadi jika ketersediaan bahan pangan cukup atau berlebih. Faktor-faktor pertimbangan pemilihan antara lain adalah tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi, sosial, ekonomi, budaya, tradisi dan persepsi individu; serta media massa, industri makanan, dan iklan. Fungsi makanan bagi masyarakat Indonesia tidak saja sekadar kumpulan zat-zat gizi, tetapi makanan memiliki fungsi sosial, budaya, dan religi (erat kaitannya dengan tradisi setempat) sebelum pemilihan berdasarkan gizi, konsumen lebih dulu tertarik pada warna, rasa, tekstur, dan hedonisme (mendapatkan kenikmatan semata-mata). Di bidang grastonomi, pertimbangan pemilihan makanan adalah tidak sekadar mengutamakan kesegaran dan kelezatan, tetapi cara penampilan penyajian dan keeksotikan. Pengolahan dan pengawetan pangan telah dimulai dari Zaman Prasejarah saat manusia memproses bahan mentah menjadi berbagai jenis masakan dengan cara pemanggangan di atas api, pengasapan, perebusan, fermentasi, pengeringan dengan matahari dan penggaraman. Pangan yang diawetkan dengan cara ini sudah dikenal secara luas oleh prajurit dan pelaut. Teknik pengolahan dan pengawetan bahan pangan mengalami perkembangan sangat pesat setelah Nicolas Appert berhasil mengembangkan proses pembo- tolan vakum untuk keperluan pasukan di tentara Perancis. Teknik ini dikem- bangkan lebih lanjut menjadi teknologi pengalengan pangan oleh Peter Durand pada tahun 1810. Pada abad ke-19, teknologi pengolahan pangan modern sebagian besar masih dikembangkan untuk melayani kebutuhan militer. Pada awal abad ke-20, terjadi perubahan kebiasaan makan. Tutuntan konsumen di negara maju mendorong pengembangan teknologi pengolahan dan pengawetan pangan yang ditandai dengan makin dikenalnya teknologi pengeringan semprot (spray dryer) dan drum dryer untuk menghasilkan produk seperti susu bubuk, makanan bayi, teknik evaporasi menghasilkan jus konsen- trat, sterilisasi dengan teknik ultra hight temperature menghasilkan berbagai produk dalam kemasan tetra pack (susu, saribuah). Di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 teknologi pengolahan dan pengawetan telah menghasilkan berb- agai produk seperti sup kering instan, keripik buah, freeze dried fruits, nasi instant, mie instan, dan masih banyak produk lainnya. Proses Pembelajaran Siswa akan diberikan pemahaman akan manfaat dari pengawetan bahan nabati dan hewani. Pemahaman tentang pengawetan dilengkapi dengan pengenalan terhadap sebab-sebab kerusakan atau ketidakawetan bahan pangan nabati dan hewani. 100 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Informasi di bawah ini untuk memberikan gambaran yang lengkap kepada guru. Informasi ini dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai pengayaan dari materi yang ada di buku siswa tentang faktor-faktor penyebab kerusakan. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pangan Nabati dan Hewani Pada dasarnya, bahan pangan bersifat mudah rusak atau dikenal dengan istilah perishable. Misalnya, sayuran yang dihasilkan oleh petani, jika tidak dilakukan pengolahan, sayuran tersebut hanya bisa awet beberapa hari saja, bahkan seperti bayam atau kangkung hanya bisa disimpan 1-2 hari saja. Kerusakan bahan pangan ini, bergantung pada jenis bahan pangan. Kerusakan dapat berlangsung secara lambat, misalnya pada biji-bijian atau kacang-kacangan atau dapat berlangsung secara sangat cepat, misalnya pada susu, ikan, dan daging. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 1) pertumbuhan dan aktivitas mikroba yaitu bakteri, khamir dan kapang, 2) aktivitas enzim-enzim di dalam bahan pangan, 3) serangga, parasit dan tikus, 4) suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan, dan 5) kadar air, udara terutama oksigen; sinar dan jangka waktu penyimpanan. 1. Bakteri, Kapang, dan Khamir Mikroba penyebab kebusukan pangan dapat ditemukan di mana saja, baik di tanah, air, udara, di atas kulit atau bulu ternak dan di dalam usus. Beberapa mikroba juga ditemukan di atas permukaan kulit buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Bakteri mempunyai beberapa bentuk: bulat, batang, dan spiral dengan ukuran panjang sel 1 sampai beberapa mikron (1 mikron = 1/1000 mm). Gambar X dapat dilihat beberapa bentuk bakteri. Gambar X.C.1. bentuk Coccus Contohnya Staphylococus aureus ditemukan pada pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan ling- kungan sekitar. Bakteri ini bersifat patogen Prakarya dan Kewirausahaan 101 Gambar X,C.2. Bakteri bentuk batang Contoh: Bacillus cereus, bakteri ini dapat ditemukan di berbagai makanan, seperti , saus, sup, nasi, dan makanan olahan lainnya yang dibiarkan terlalu lama pada suhu kamar> dapat menyebabkan diare Gambar X.C.3. Bakteri bentuk melengkung Contoh: Vibrio cholera,bakteri ini banyak ditemui di air yang terce- mar oleh kotoran, makanan yang tidak dijaga kebersihannya. Dapat menyebabkan penyakit kolera Khamir mempunyai ukuran panjang sel 20 mikron atau lebih. Sebagian besar khamir berbentuk bulat dan lonjong seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1 Gambar 3.1 Khamir Jika dibandingkan dengan bakteri dan khamir, kapang berukuran lebih besar dan lebih kompleks. Beberapa kapang tumbuh seperti bulu atau rambut yang disebut “mycelia” dan pada ujungnya berbentuk seperti buah yang disebut konidia dan mengandung spora kapang. Kapang mempunyai spora yang berwarna khas, misalnya berwarna hijau atau hitam pada roti busuk, berwarna merah jingga pada oncom, atau berwarna putih dan hitam pada tempe. Perbe- daan warna ini disebabkan karena perbedaan warna konidia atau sporanya seperti dapat dilihat pada Gambar 3.2 102 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Gambar 3.2 Kapang (Aspergillus sp). Tumbuhnya bakteri, khamir, atau kapang di dalam bahan pangan dapat me- ngubah komposisi bahan pangan. Beberapa mikroba dapat menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisa pati. Di samping itu, beberapa mikroba dapat menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisa selulosa atau dapat memfer- mentasi gula, sedangkan mikroba lainnya menghasilkan enzim yang menghi- drolisa lemak yang mengakibatkan terjadinya ketengikan, atau merusak protein yang menghasilkan bau busuk. Beberapa mikroba tersebut dapat membentuk lendir, gas, busa, warna yang menyimpang, asam, racun, dan lain-lainnya. Jika makanan mengalami kontami- nasi secara spontan dari udara, di dalam makanan tersebut terdapat pertumbu- han campuran dari beberapa jenis mikroba. Bakteri, khamir, dan kapang dapat tumbuh dengan baik pada keadaan yang hangat dan lembap. Beberapa bakteri mempunyai kisaran suhu pertumbuhan antara 44 – 55 oC yang disebut bakteri termofilik. Beberapa bakteri yang mem- punyai kisaran suhu pertumbuhan antara 20-45 oC yang disebut bakteri mesofi- lik, dan yang lainnya mempunyai suhu pertumbuhan di bawah 20 oC yang disebut bakteri psikrofilik. Spora dari kebanyakan bakteri dapat memperta- hankan diri pada suhu air mendidih, dan pada suhu yang lebih rendah spora akan bergerminal dan berkembang biak. Beberapa bakteri dan semua kapang yang membutuhkan oksigen untuk tumbuh, disebut bakteri aerobik. Bakteri yang lain malahan tidak dapat tumbuh jika ada oksigen. Bakteri demikian disebut bakteri anaerobik. Dalam keadaan optimum, bakteri memperbanyak diri dengan cepat. Dari 1 sel menjadi 2 sel hanya memerlukan waktu 20 menit dan seterusnya tumbuh berli- pat ganda menurut fungsi eksponensial. Sebagai contoh, susu yang pada keadaan tertentu mengandung 100.000 bakteri per ml, jika dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam, maka jumlah bakteri dapat menjadi 25 juta, dan dalam 96 jam dapat menjadi 5.000 juta tiap mililiter. Prakarya dan Kewirausahaan 103 Faktor-faktor lingkungan hidup yang memengaruhi pertumbuhan mikroba di antaranya air, kelembapan nisbi, suhu, pH, oksigen, mineral, dan lain-lain. 2. Enzim Enzim yang ada pada bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau memang sudah ada pada bahan pangan tersebut secara normal. Adanya enzim memung- kinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia dan biokimia yang dapat mengakibatkan bermacam-macam perubahan pada komposisi bahan. Aktivitas enzim dapat dicegah atau dihentikan sama sekali oleh panas, perlakuan kimia, radiasi atau perlakuan lainnya. Dipandang dari segi teknologi pangan, aktivitas enzim ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Pada pembuatan sari buah, beberapa enzim misalnya pektinase dikehendaki untuk menjernihkan sari buah seperti sari buah apel. Contoh lain adalah peng- gunaan enzim papain (proteinase) untuk mengempukkan daging Jika makanan disterilkan atau dipasteurisasi untuk menginaktifkan mikroba, enzim akan sebagian atau seluruhnya rusak atau menjadi inaktif. Juga jika makanan didinginkan dengan tujuan untuk mengurangi aktivitas mikroba, keaktifan enzim-enzim di dalamnya juga akan terhambat. 3. Serangga, Parasit dan Tikus Serangga terutama dapat merusak buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan umbi-umbian. Yang menjadi masalah bukan hanya jumlah bahan pangan yang dimakan oleh serangga tersebut, tetapi serangga tersebut akan melukai permukaan bahan pangan sehingga dapat menyebabkan kontaminasi oleh bakteri, khamir, dan kapang. Parasit yang banyak ditemukan misalnya di dalam daging babi adalah cacing pita (Trichinella spiralis). Cacing pita tersebut masuk ke dalam tubuh babi melalui sisa-sisa makanan yang mereka makan. Daging babi yang tidak dima- sak dapat menjadi sumber kontaminasi bagi manusia. Cacing-cacing dalam bahan pangan mungkin dapat dimatikan dengan pembekuan. Tikus merupakan persoalan yang penting di Indonesia, khususnya merupakan ancaman yang berbahaya baik terhadap hasil biji-bijian sebelum dipanen maupun terhadap bahan yang disimpan di dalam gudang. Tikus bukan hanya merugikan karena makan bahan, tetapi juga karena kotorannya, rambutnya atau air kencingnya dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan dapat menimbulkan bau yang tidak enak. 104 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 4. Pemanasan dan Pendinginan Pemanasan dan pendinginan yang tidak diawasi dengan teliti dapat menye- babkan kerusakan bahan pangan. Menurut hasil penelitian setiap kenaikan suhu 10o C pada kisaran suhu 10-38o C kecepatan reaksi, baik reaksi enzimatik maupun reaksi nonenzimatik, rata-rata akan bertambah 2 kali lipat. Pemanasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan beberapa zat gizi yang tidak tahan panas seperti vitamin. Pada umumnya hasil-hasil pertanian khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran tropika sensitif terhadap pendinginan. Oleh karena itu, penyimpanan pada suhu rendah akan menyebabkan kerusakan bahan pangan yang disebut chilling injury. Sebagai contoh misalnya pisang ambon yang menjadi lunak dan berwarna menyimpang. Pembekuan yang dilakukan terhadap buah-buahan dan sayur-sayuran akan menyebabkan bahan menjadi lunak jika bahan tersebut dikeluarkan dari tempat pembekuan. Hal ini disebabkan karena di luar, bahan akan mengalami pencairan dari airnya yang telah membeku (thawing) sehingga tekstur yang tadinya keras kini menjadi lunak. Kerusakan bahan karena pembekuan juga dapat terjadi pada bahan yang berbentuk cair, misalnya pada susu. Jika susu dibekukan, emulsinya akan pecah dan lemaknya terpisah. Pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan protein susu atau denaturasi dan mengakibat- kan penggumpalan. 5. Kadar Air Air pada bahan pangan sangat diperlukan oleh reaksi kimia maupun pertum- buhan mikroba. Oleh karena itu, secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi kadar air, pangan semakin tidak awet. Beberapa produk yang mempu- nyai kadar tinggi seperti daging, ikan, susu segar, ubi kayu cepat rusak jika disimpan pada suhu kamar. Sebaliknya, produk yang mempunyai kadar air rendah seperti susu bubuk, tepung tapioka, dendeng dan ikan mempunyai umur simpan yang relatif lama. 6. Oksigen Oksigen udara selain dapat merusak vitamin terutama vitamin A dan C, warna bahan pangan, cita rasa dan zat kandungan lain, juga penting untuk pertum- buhan kapang. Pada umumnya, kapang bersifat aerobik. Oleh karena itu, kapang sering ditemukan tumbuh di atas permukaan bahan pangan. Oksigen udara dapat dikurangi jumlahnya dengan cara mengisap udara keluar dari wadah secara vakum atau menggantikan dengan gas “inert” selama pengolahan, misalnya mengganti udara dengan gas nitrogen (N2) atau CO2 atau dengan mengikat molekul oksigen dengan pereaksi kimia. Pada bahan pangan yang mengandung lemak adanya oksigen dapat menyebabkan ketengikan. Prakarya dan Kewirausahaan 105 7. Sinar Sinar atau cahaya dapat merusak beberapa vitamin terutama riboflavin, vitamin A, dan vitamin C, juga dapat merusak warna pangan. Sebagai contoh misalnya susu yang disimpan dalam botol yang tembus sinar, cita rasanya dapat berubah karena terjadinya oksidasi lemak dan perubahan protein yang prosesnya dibantu oleh katalisator sinar. Bahan-bahan yang sensitif terhadap sinar dapat dilindungi dengan cara pengepakan di dalam wadah yang tidak tembus sinar. 8. Waktu Penyimpanan Sesaat sesudah penyembelihan, pemanenan, atau pengolahan bahan pangan mempunyai mutu yang terbaik, tetapi hal ini hanya berlangsung sementara. Bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan, beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam bebera- pa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Efek kerusakan oleh pertumbu- han mikroba, keaktifan enzim, perkembangbiakan serangga, pengaruh pema- nasan atau pendinginan, kadar air, oksigen dan sinar, semua dipengaruhi oleh waktu. Pada umumnya, waktu yang lebih lama akan menyebabkan kerusakan bahan yang lebih besar, kecuali untuk beberapa bahan tertentu misalnya pada keju dan minuman anggur yang tidak rusak selama pemeraman. Proses Pengajaran Proses pengajaran manfaat peng- awetan terdiri atas paparan tentang Contoh Lembar Kerja : penyebab-penyebab kerusakan dan Tugas 1. Pengamatan Kerusakan Pangan tanpa Pengawetan Nama Siswa : : Roti Tawar melalui Tugas 1 berupa peng- Bahan Pangan Waktu Pengamatan : 12-19 Juli 2014 amatan terhadap proses kerusakan Catatan Pengamatan No. Tanggal (roti tawar) Contoh ke- Pada suhu kamar Pada lemari pendingin (suhu 2 0 bahan pangan tanpa pengawetan. 1. 12 Juli 2014 Percobaan dimulai 8 0 C) Percobaan dimulai 5 Percobaan dimulai 3 2 Percobaan dimulai 4 Percobaan dimulai 1 Percobaan dimulai Percobaan dimulai Percobaan dimulai Tugas 1, membutuhkan alat di 6 Percobaan dimulai Percobaan dimulai Percobaan dimulai Percobaan dimulai antaranya lemari pendingin Tidak ada perubahan 2. 13 Juli 2014 1 Tidak ada Tidak ada 2 perubahan perubahan (kulkas) dan bahan pangan berupa Tidak ada perubahan 3 Tidak ada Tidak ada perubahan - Singkong segar satu potong 4 perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan 5 (+ 10 cm panjang, sudah dikupas) Tidak ada perubahan _ 6 perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada - Tapioka lima (5) sendok makan Tidak ada perubahan - Tahu enam (6) potong P - Roti tawar enam (6) potong engolahan - Apel dua (2) buah B. Bahan Nabati dan Hewani menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok bahan nabati dan hewani. Bahan Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan nabati adalah bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut dan seralia seperti padi, jagung dan kacang-kacangan. Bahan hewani dihasilkan oleh hewan, seperti daging, ikan, susu dan telur. Prakarya dan Kewirausahaan 153 106 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pengadaan alat dan bahan tersebut dapat disediakan oleh sekolah atau oleh siswa. Bahan-bahan pangan dapat disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di daerah setempat. Proses pengamatan dapat dilakukan di sekolah atau di rumah terutama terkait dengan keberadaan lemari pendingin. Apabila di sekolah maupun di rumah tidak terdapat lemari pendingin, pilih percobaan yang tidak membutuhkan lemari pendingin. Informasi untuk Guru Pada bagian ini, siswa akan diajak lebih jauh mengenali bahan nabati dan hewani, yang ada di Indonesia maupun daerah setempat. Pemahaman diutamakan pada keragaman dan kekhasan bahan pangan nabati dan hewani. Di bawah ini terdapat penjelasan tentang jenis-jenis bahan pangan sebagai informasi untuk guru. Infor- masi ini dapat disampaikan kepada siswa sebagai pengayaan dari materi yang ada di buku siswa tentang jenis-jenis bahan pangan. Jenis-Jenis Bahan Pangan Bahan pangan merupakan semua jenis bahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang bersifat aman, memiliki palatabilitas dan menyehatkan bagi manusia. Namun, walaupun sifat dasar dari pangan itu baik, jika penanganannya kurang baik maka akan menyebabkan terjadinya suatu penyimpangan yang mungkin dapat membahayakan bagi yang mengkonsumsinya. Bahan pangan yang biasa dikonsumsi oleh manusia terdiri atas dua jenis, yaitu bahan pangan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) dan bahan pangan hewani (dari hewan). Bahan pangan nabati misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan pangan nabati misalnya daging, susu, ikan, dan telur. Kedua jenis bahan pangan ini sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang seimbang. Makin beragam jenis makanan yang kita konsumsi, akan makin baik. Perbedaan antara bahan pangan nabati dan hewani pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Perbedaan bahan hewani dan bahan nabati No. Yang Ikan segar Ikan busuk diamati 1. Mata Cerah, bening, cembung, Pudar, berkerut tenggelam, menonjol cekung 2. Insang Merah, berbau segar Cokelat/kelabu berbau asam, tertutup, lendir bening. tertutup lendir keruh. 3. Warna Terang, lendir bening Pudar, lendir kabur 4. Bau Segar seperti bau air laut Asam busuk 5. Daging Kenyal, bila ditekan Warna merah, terutama di bekasnya segera kembali sekitar tulang punggung 6. Sisik Menempel kuat pada kulit Mudah lepas 7. Dinding Elastis Menggelembung/pecah/ perut isi perut keluar 8. Ikan utuh Tenggelam dalam air Terapung Prakarya dan Kewirausahaan 107 1. Bahan Nabati Bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Indonesia merupakan negara tropis yang dianugerahi bermacam-macam jenis bahan nabati, baik itu buah-buahan maupun sayuran. Beberapa contoh bahan pangan nabati pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Contoh bahan pangan nabati Buah-buahan dan sayuran sangat penting sebagai sumber serat, air, vitamin dan mineral. Selain itu, meskipun dalam jumlah yang rendah, juga mengan- dung protein, lemak, dan karbohidrat. Kandungan gizi setiap komoditas dipengaruhi dan bergantung pada jenis perbedaan varietas, kualitas tanah, iklim, pemeliharaan tanaman, tingkat kematangan panen, kondisi pemeraman, dan penyimpanan. Pengklasifikasian buah dan sayuran seringkali terjadi kesalahpahaman, misal- nya yang secara fisik berbentuk seperti buah misalnya tomat, ketimun, terong dan cabai. Secara prinsip, keduanya termasuk kedalam tanaman hortikultura. Namun, perbedaan yang jelas antara buah-buahan dan sayuran terletak pada umur tanaman dan panennya. Tanaman buah-buahan pada umumnya mempu- nyai umur yang relatif panjang jika dibandingkan dengan umur tanam- an sayuran, dan tanaman penghasil buah-buahan memiliki siklus berbuahnya atau musim seperti durian dan rambutan. Tanaman sayuran menghasilkan dan bisa dipanen sepanjang tahun. Sayuran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan bagian dari tanaman dan berdasarkan iklim tempat tumbuh. Berbagai bagian dari tanaman misalnya akar, umbi, batang, daun, buah, bunga, dan biji dapat dimanfaatkan sebagai sayuran untuk dikonsumsi. Pengelompokkan berdasarkan iklim, yaitu sayuran yang tumbuh di daerah iklim panas atau tropis, contohnya: daun dan bunga pepaya, petai, jengkol, cabai, terong, kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, kunyit, jahe, daun singkong. Sayuran yang tumbuh di daerah iklim sedang dan subtropis contohnya: wortel, kol, brokoli, kentang, seledri, jamur, dan selada. 108 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Seperti halnya sayuran, buah-buahan juga dapat digolongkan dalam dua golongan berdasarkan iklim, yaitu buah-buahan iklim panas atau tropis dan buah-buahan iklim sedang atau subtropis. Buah-buahan yang tumbuh di daerah tropis contohnya nanas, pisang, pepaya, avokad, mangga, rambutan, duren. Buah-buahan yang tumbuh di daerah iklim sedang dan subtropis contohnya anggur, apel, jeruk, dan berbagai jenis berry. Fisiologi buah-buahan sangat penting diketahui untuk tujuan penanganan dan pengolahan. Tahap-tahap proses pertumbuhan buah pada umumnya meliputi: pembelahan sel, pendewasaan sel (maturation), pematangan (ripening), kelayu- an (senescene) dan pembusukan (deterioration). Buah-buahan mengalami keru- sakan melalui proses respirasi dan aktivitas enzim. Proses respirasi tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, tetapi setelah dipanen, buah-buahan masih melakukan proses respirasi. Respirasi adalah proses biolo- gis, di mana oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO2 dan air. Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup. Komoditi dengan laju respirasi tinggi menunjukkan kecenderungan lebih cepat rusak. Tidak hanya proses respirasi, tetapi etilen juga yang merupakan suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pertumbuhan dan pematangan buah. Berdasarkan pola respirasi dan produksi etilen selama pendewasaan dan pematangan, produk nabati dibedakan menjadi klimakterik dan nonklimakterik. Buah klimakterik dapat dipanen sebelum waktunya dan masih dapat melanjut- kan proses pematangan meskipun sudah dipetik atau dipanen dari pohonnya. Contoh buah klimakterik adalah jambu, pisang, mangga, apel, avokad, tomat dan pepaya. Buah nonklimakterik matang di pohon dan tidak mampu melan- jutkan proses pematangan setelah dipanen dari pohonnya, contohnya adalah melon, strawberry, ketimun, jeruk dan nanas. Transpirasi adalah pengeluaran air dari dalam jaringan produk nabati. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal (morfologis, rasio permukaan terhadap volume, kerusakan fisik, umur panen) dan faktor eksternal (suhu, kelembapan dan tekanan atmosfer). Transpirasi yang berlebihan menyebabkan produk mengalami pengurangan berat, daya tarik (karena layu), perubahan tekstur, dan nilai gizi. Ekspose komoditi pada suhu yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan fisiologis yang bisa berupa : a. Freezing injury karena produk disimpan di bawah 0o C Prakarya dan Kewirausahaan 109 Prakarya dan Kewirausahaan 109 c. Heat injuries terjadi karena ekspose sinar matahari atau panas yang berlebihan. Kerusakan produk nabati dapat terjadi karena aktivitas bakteri atau jamur yang terjadi akibat penanganan yang tidak tepat yang pada akhirnya dapat juga memicu pertumbuhan mikroorganisme, misalnya pepaya yang baru dipanen saat penanganannya dilempar-lempar hingga memar bahkan membelah, saat itu pun bakteri pembusuk dapat masuk ke dalam jaringan pepaya tersebut dan berkembang biak, dan akhirnya mempercepat pembusukan. Setelah dipanen komposisi kimiawi komoditi nabati terus berubah bergantung pada jenis komoditi. Beberapa perubahan memang dikehendaki, namun seba- gian besar tidak. Perubahan tersebut antara lain terjadi pada : b. karbohidrat (konversi pati menjadi gula, dan konversi pati + gula menjadi air + co d. pelunakan tekstur daging buah. Perubahan kimia dan enzimatik menyebabkan pelunakan jaringan, kehilangan pigmen atau warna, penurunan aroma, dan penurunan keseluruhan dalam nilai gizi dan rasa. Pelunakan jaringan dapat disebabkan oleh hidrolisis pati dan selulosa oleh amilase dan enzim selulosa, degradasi pektin oleh pektinase. Aktivitas enzim pektin dapat mengurangi dampak kemampuan pembentukan gel yang diperlukan untuk produksi selai buah. Dalam kondisi alkali kuat, pektin juga dapat dikonversi menjadi asam pektinik yang menyebabkan pelunakan. Buah dan sayuran mengandung beberapa jenis senyawa fenolik yang akan menghasilkan reaksi pencokelatan yang dikatalis oleh enzim. Memotong atau melukai jaringan buah akan menghasilkan pencokelatan pada permukaan yang dipotong karena oksidasi enzimatis senyawa fenolik. Dengan keberadaan oksigen, phenolase mengoksidasi fenol menjadi benzoquinones, yang lebih lanjut akan dikonversi menjadi pigmen atau warna cokelat pada buah-buahan dan sayuran (kentang, jamur, apel, dan pisang). 110 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Jika kita perhatikan jenis buah-buahan, meskipun dari satu jenis buah misalnya mangga, terdapat banyak jenis mangga. Masing-masing mempunyai sifat khas misalnya manga harum manis, indramayu, manalagi, gincu, gedong, kweni, golek dan mangga apel. Untuk tujuan pengolahan, misalnya untuk manisan mangga dan sari buah mangga, dibutuhkan sifat mangga yang berbeda. Manisan mangga membutuhkan mangga mentah sampai setengah masak. Buah mangga yang sudah masak tidak cocok untuk jenis pengolahan ini. Sebaliknya, untuk sari buah, dibutuhkan mangga dengan kematangan penuh sehingga menghasilkan aroma dan cita rasa yang optimal. Contoh lain adalah pisang. Terdapat berbagai jenis pisang, yaitu ambon, raja, tanduk, kapas, sereh, emas, kepok, pisang nangka, muli dan pisang susu. Seperti halnya mangga, pisang pun untuk tujuan pengolahan tertentu, dibutuhkan jenis dengan sifat pisang tertentu pula. 2. Bahan Hewani Bahan pangan hewani yaitu bahan pangan yang berasal dari hewan/ternak/ ikan dan sejenis hewan lainnya. Beberapa jenis bahan pangan yang masuk dalam kategori hewani, di antaranya adalah daging, ikan, telur, dan lainnya, seperti pada Gambar 3.4 Gambar 3.4 Contoh bahan pangan hewani a. Daging Daging dapat dideskripsikan sebagai sekumpulan otot yang melekat pada kerangka. Bagian-bagian lain dari tubuh hewan seperti hati, ginjal, otak, dan jaringan-jaringan otot lainnya yang dapat dimakan masih tergolong dalam pengertian daging. Beberapa jenis hewan yang secara umum dikenal sebagai penghasil daging konsumsi meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, unggas, dan babi. Hewan lainnya adalah kelinci, rusa, dan kalkun. Daging secara umum sangat baik sebagai sumber protein (asam amino esensial), lemak, mineral, dan vitamin. Namun, kandungan gizi masing- masing berbeda yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti bagian daging (paha, dada, dll.), umur daging dari hewan pada saat disembelih, lingkungan tempat hewan diternak, rekayasa, spesies, pakan, tingkat stress, dan umur. Prakarya dan Kewirausahaan 111 Sifat morfologi daging berkaitan dengan bentuk, ukuran, warna, sifat permukaan, dan susunan. Bentuk daging sekaligus dapat dikaitkan dengan bentuk karkas dan ukurannya. Warna daging dipengaruhi oleh kandungan mioglobin. Mioglobin merupakan pigmen yang menentukan warna daging segar. Kandungan mioglobin yang tinggi menyebabkan warna daging lebih merah dibandingkan dengan warna daging yang mempunyai kandungan mioglobin rendah. Kadar mioglobin pada daging berbeda-beda dipen- garuhi oleh spesies, umur, kelamin, dan akitivitas fisik. Faktor utama kerusakkan pada daging disebabkan oleh mikroorganisme. Daging segar yang rusak akan mengeluarkan bau busuk, terjadi perubahan warna, dan berlendir. Faktor tersebut didukung oleh sanitasi lokasi penyem- belihan, kondisi penyimpanan, dan distribusi. Lokasi penyembelihan harus selalu terjaga kebersihannya untuk mengurangi kontaminasi mikroba. Darah dari rangkaian proses penyembelihan harus semaksimal mungkin dikeluarkan dari daging, karena darah dapat memicu timbulnya kontaminasi mikroba. Sifat fisiologis daging pascapenyembelihan terjadi dalam tiga tahapan proses, yaitu proses awal dikenal dengan istilah prerigor, kemudian diikuti rigor mortis, dan diakhiri dengan postrigor atau pascarigor. Setelah disem- belih, proses awal yang terjadi pada daging adalah prerigor. Setelah hewan mati, metabolisme yang terjadi tidak lagi sabagai metabolisme aerobik, tapi menjadi metabolisme anaerobik karena tidak ada sirkulasi darah ke jaringan otot. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya asam laktat yang makin lama makin menumpuk sehingga pada tahap ini tekstur daging lentur dan lunak. Daging prerigor memiliki kapasitas menahan air yang tinggi dan memiliki sifat mengemulsi lemak lebih baik, yang membuatnya lebih cocok untuk produk daging olahan seperti sosis. Tahap selanjutnya yang dikenal sebagai tahap rigor mortis. Pada tahap ini, terjadi perubahan tekstur pada daging. Jaringan otot menjadi keras dan kaku. Kondisi daging pada fase ini perlu diketahui kaitannya dengan proses pengolahan karena daging pada fase ini jika diolah akan menghasilkan daging olahan yang keras dan alot, baik digunakan untuk produk dendeng. Kekerasan daging selama rigor mortis disebabkan terjadinya perubahan struktur serat-serat protein. Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi. Melunaknya kembali tekstur daging menandakan dimulainya fase postrigor atau pascarigor. Melunaknya kembali tekstur daging disebabkan terjadinya penurunan pH. 112 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 112 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Ikan dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidup atau habitatnya, yaitu ikan laut, ikan darat dan ikan migrasi. Contoh ikan laut adalah ikan hiu, sarden, tuna, dan kod. Ikan darat contohnya adalah ikan gurame, mujair, mas, lele, dan nila. Ikan migrasi adalah golongan ikan yang hidup di laut, tetapi bertelur di sungai-sungai, contoh ikan salmon dan salem. Beberapa jenis ikan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Yaitu protein dan lemak esensial, vitamin, karbohidrat, dan mineral. Ikan yang secara alami mengandung komponen gizi tinggi sangat disukai oleh mikroba pem- busuk sehingga ikan sangat mudah mengalami kerusakan (perisable) jika disimpan pada suhu kamar. Kerusakan pada ikan setelah ikan mati disebabkan adanya aktivitas enzim, kimiawi, dan mikrobiologis. Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan merombak tubuh ikan dan mengakibatkan perubahan rasa, bau, warna dan tekstur. Aktivitas kimiawi adalah terjadinya oksidasi lemak daging ikan oleh oksigen dan menimbulkan bau tengik. Kerusakan ikan juga dapat terjadi secara fisik, misalkan oleh alat tangkap sewaktu ikan ditangkap atau selama distribusi dan penyimpanan karena penanganan yang kurang baik menyebabkan luka-luka pada ikan dan memudahkan bakteri untuk masuk ke dalam jaringan dan berkembang biak. Faktor-faktor lain yang memengaruhi mutu ikan adalah cara penangkapan, jenis keadaan fisik dan ukuran ikan, cuaca, dan reaksi ikan saat menjelang kematian. c. Telur Telur adalah makanan yang sangat populer karena bergizi tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai masakan. Putih telur mengandung air, protein, karbohidrat dan mineral. Kuning telur mengandung komposisi bahan lebih lengkap, yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Hazard yang paling umum ditemukan pada telur adalah hazard mikrobiologis, yaitu bakteri Salmonella, yang merupakan bakteri patogen penyebab penya- kit dan berasal dari kotoran ayam. Selama telur dalam kondisi utuh, bakteri ini tidak dapat berkembang karena terlindungi oleh cangkang telur. Akan tetapi, jika terjadi kerusakan fisik, yaitu rusak atau terpecahnya cangkang telur, salmonella akan mudah masuk ke dalam putih telur, tapi nutrisi pada putih telur tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan perkembangan bakteri. Akan tetapi, ketika membran dari putih telur mulai melemah, bakteri Salmonella dapat menembus membran kuning telur dan berkembang biak. Suhu penyimpanan telur yang relatif hangat akan mempercepat perkem- bangan Salmonella. Prakarya dan Kewirausahaan 113 Namun proses pemasakan yang tepat dapat membunuh Salmonella dan penerapan penanganan dan sistem tranportasi telur yang baik dan benar dapat mengurangi risiko pencemaran Salmonella. d. Susu Susu merupakan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi, yaitu air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dalam pola menu makan empat sehat lima sempurna, susu adalah faktor kelima sebagai penyempurna. Susu mengandung vitamin A, D, E, K, C, riboflavin (B2), tiamin (B1), niasin, asam pantotenat, piridoksin (B6), biotin, inositol, cholin dan asam folat. Komponen utama susu terdiri atas dua lapisan yang dapat dipisahkan berdasar berat jenisnya. Komponen tersebut adalah krim dan skim. Krim adalah di bagian atas susu. Sebagian besar bahan yang terdapat di dalam krim adalah lemak. Skim adalah bagian yang terdapat di bagian bawah krim. Komponen utama skim terdiri atas air dan protein. Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Mikroba dapat berasal dari dalam tubuh hewan yang sakit, atau karena kontaminasi dari luar. Kerusakan yang terjadi ditandai dengan timbulnya bau asam karena fermentasi mikroba terhadap gula. Kerusakan yang lain ditandai dengan susu menjadi kental atau menggumpal akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri, akibatnya protein akan meng- endap. Namun, beberapa produk olahan susu memerlukan aktivitas fermen- tasi bakteri seperti yoghurt, kefir, dan keju. Akan tetapi, jika bakteri yang memfermentasi susu tidak terkendali dalam arti tidak jelas bakteri apa saja yang ada dalam susu tersebut, susu tersebut dikatakan tidak layak untuk dikonsumsi karena ada kemungkinan akan menyebabkan penyakit. Untuk mencegah kerusakan, susu harus disimpan di dalam lemari pendingin. Sebelum disimpan, susu sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu atau dipasteurisasi. Tujuan pasteurisasi untuk mematikan bakteri patogen penyebab penyakit dan pembusuk. Susu yang dipanaskan akan mengalami perubahan sifat, seperti perubahan pada cita rasa, bau, kekentalan, dan kandungan gizinya. 114 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses Pembelajaran Proses pengajaran manfaat pengawetan terdiri atas paparan tentang jenis bahan nabati dan hewani serta melalui Tugas 2 berupa pengamatan terhadap bahan nabati dan hewani. Tugas 2, membutuhkan berbagai sumber informasi berupa gambar yang dapat diperoleh dari majalah, koran, internet ataupun memotret sendiri. Bahan atau gambar-gambar yang dibutuhkan dapat diperoleh siswa dari rumah maupun lingkungan sekitar. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas tentang gambar-gambar yang diperolehnya. Berikan juga kesempatan kepada mereka untuk bekerja sama dengan adil, misalnya saling bertukar gambar ataupun saling membantu. Setiap siswa atau kelompok siswa akan membuat tempelan gambar-gambar yang diberi keterangan. Pada akhir pembelajaran, siswa atau kelompok siswa dapat mempresentasikan hasil karyanya. Penilaian Penilaian diberikan terha- dap kemampuan siswa Tugas 2 mengenali bahan hewani Jenis Bahan Pangan Nabati dan Hewani dan nabati, serta karakter Tujuan: 1. Siswa dapat membedakan jenis bahan pangan, apakah termasuk bahan dari setiap bahan. Penilaian pangan nabati atau hewani. 2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik antara bahan pangan juga diberikan kepada nabati dan bahan pangan hewani. 3. Siswa dapat membedakan antara bahan pangan yang masih segar (baik) cara siswa bekerja sama dengan yang sudah busuk (tidak baik). Bahan dengan teman satu Majalah, koran, internet (website, social media, lainnya), tabloid, dan media informasi lainnya kelompok atau teman Alat - Gunting sekelas dengan sopan dan - Kertas Cara Kerja adil. 1. Siswa mengumpulkan potongan gambar bahan pangan (baik nabati maupun hewani), baik dari majalah, koran, internet (website, social media, lainnya), tabloid, dan media informasi lainnya. 2. Kelompokkan gambar tersebut, apakah termasuk bahan pangan hewani atau nabati. 3. Tempelkan pada kertas putih polos, buat menjadi kliping. Remedial Kegiatan Remedial bertu- juan seperti berikut. C. Proses dan Alat Pengawetan Bahan 1. Siswa dapat menyebut- Nabati dan Hewani P engolahan kan jenis bahan pangan, Secara umum, bahan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan setelah apakah termasuk bahan dipanen akan mudah mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya, maka bahan pangan terse- pangan nabati atau but perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan. Ada beberapa metode peng- awetan pangan yaitu dengan cara menonaktifkan, menghambat dan mencegah hewani. faktor-faktor penyebab kerusakan pangan. Setiap metode pengawetan pangan hanya akan berhasil jika mekanisme peng- 2. Siswa dapat membe- awetannya tepat dan sesuai. Bahan pangan hasil pertanian masing-masing mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda yang penting untuk diketahui untuk dakan apakah produk digunakan sebagai dasar saat proses penanganan dan pengolahan. pangan tersebut sudah Prakarya dan Kewirausahaan 159 mengalami pengolah- an atau belum 3. Siswa dapat mengembangkan imajinasi untuk wirausaha di bidang pangan Prakarya dan Kewirausahaan 115 Alat dan Bahan Berbagai bahan pangan (makanan dan minuman) yang ada di rumah dan/atau di toko (pasar/warung/minimarket), dan/atau yang dijajakan di sekitar sekolah. Cara Kerja 1. Amati bahan pangan yang ada di rumah dan/atau di toko (pasar/warung/mini- market) dan/atau yang dijajakan di sekitar sekolah. 2. Identifikasi bahan pangan tersebut, apakah termasuk bahan pangan nabati atau hewani. 3. Identifikasi bahan pangan tersebut apakah sudah melalui proses pengolahan atau belum. 4. Identifikasi keawetan dari bahan pangan tersebut, perkirakan lama masa simpannya (masa kadaluarsa produk tersebut). 5. Menyebutkan jenis wirausaha yang bisa dikembangkan dari pangan tersebut 6. Isi tabel yang telah disediakan. Tabel 3.4 Identifikasi Bahan Pangan Nama Produk Jenis Pengolahan Pengawetan Jenis (Nabati/ (sudah/ belum) (lama masa 116 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pada bagian ini, siswa akan dijelaskan tentang cara-cara pengawetan yang secara umum terbagi atas 4 cara: pengawetan dengan suhu rendah, pengawetan dengan suhu tinggi, pengawetan dengan pengeringan, dan pengawetan dengan bahan kimia. Di bawah ini cara-cara pengawetan dijelaskan secara detail sebagai informa- si untuk guru. Informasi ini dapat disampaikan kepada siswa sebagai pengayaan dari materi yang ada di buku siswa tentang cara-cara pengawetan. Cara-Cara Pengawetan Secara umum, bahan hasil pertanian setelah dipanen akan mudah mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya bahan pangan tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan. Akan dibahas beberapa metode pengawetan pangan dengan cara menonaktifkan, menghambat, dan mencegah faktor-faktor penyebab kerusakan pangan. Setiap metode pengawetan pangan hanya efektif selama mekanisme pengawetannya tepat dan sesuai. Bahan pangan hasil pertanian masing-masing mempunyai sifat yang berbeda, yaitu sifat-sifat yang terkandung secara alami yang penting untuk diketahui untuk digunakan sebagai dasar saat proses penanganan dan pengolahan. Dengan mengetahui sifat setiap bahan pangan, diharapkan proses penanganan dan pengolahan akan tepat dan sesuai. Beberapa metode untuk pengawetan bahan pangan adalah seperti di bawah ini. 1. Pengawetan dengan Suhu Rendah Saat orang tua di rumah menyimpan makanan atau minuman (pangan) dalam lemari pendingin, baik di refrigerator maupun di freezer, itu adalah salah satu proses usaha untuk mengawetkan agar pangan yang ada menjadi lebih awet atau bisa disimpan lebih lama. Suhu rendah didefinisikan sebagai suhu di bawah suhu udara normal tetapi masih di atas suhu beku. Umumnya, yang dimaksud dengan suhu rendah ini berkisar antara -2 oC sampai 8 oC. Pada dasarnya, penurunan mutu produk pangan melibatkan dua sistem, yaitu sistem kimia dan biokimia produk itu sendiri dan sistem mikroorganisme yang mengontaminasinya. Kedua sistem ini sama-sama beraktivitas dan akan memengaruhi mutu akhir produk. Pada umumnya, proses respirasi akan berlangsung terus setelah bahan dipanen. Respirasi ini terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan kemudian membusuk. Berlangsungnya metabolisme jaringan-jaringan hidup seperti buah-buahan dan sayur-sayuran terbatas pada kisaran suhu tertentu. Suhu di mana metabolisme tersebut berlangsung dengan sempurna disebut suhu optimum. Pada suhu yang lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu optimum ini, metabolisme akan berjalan lebih lambat atau malahan dapat terhenti sama sekali pada suhu yang terlalu tinggi. Prakarya dan Kewirausahaan 117 Aktivitas dan pertumbuhan mikroorganisme juga sangat bergantung pada suhu. Karena itu, suhu penanganan dan penyimpanan mempunyai peranan yang penting dalam mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme tersebut. Umumnya, makin rendah suhu akan menyebabkan makin rendah pula laju pertumbuhan mikroorganisme, atau bahkan dapat menghentikan proses pertumbuhannya. Berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan keru- sakan, misalnya Rhizopus, akan menjadi statis pada suhu sekitar 5 oC. Organisme yang lain, umumnya masih tetap tumbuh pada suhu penyimpanan sekitar 0 oC, tetapi dengan laju yang sangat lambat. Pendinginan tidak dapat membunuh mikroba tetapi hanya menghambat pertumbuhannya. Oleh karena itu, setiap bahan pangan yang akan didinginkan harus dibersihkan terlebih dahulu. Dengan membaca uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyimpanan suhu rendah dapat digunakan untuk mengurangi laju perubahan kimia/biokimia dan aktivitas mikroorganisme sehingga mampu mempertahankan keawetan produk pangan segar maupun olahan. Cara pengawetan pangan dengan suhu rendah ada 2 macam, yaitu pendinginan (cooling) dan pembekuan (freezing). Pendinginan adalah penyim- panan bahan pangan di atas suhu pembekuan Dengan mengetahui sifat setiap bahan pangan, diharapkan proses penanganan yaitu -2 sampai +10 oC. dan pengolahan akan tepat dan sesuai. Beberapa metode untuk pengawetan bahan pangan adalah sebagai berikut. Pendinginan yang biasa 1. Pengawetan dengan Suhu Rendah dilakukan sehari-hari dalam Salah satu proses usaha untuk mengawetkan adalah dengan menyimpan bahan makanan di dalam lemari pendingin yaitu kulkas atau freezer (pembeku). lemari es pada umumnya Lemari pendingin memiliki suhu yang rendah. Umumnya yang dimaksud dengan suhu rendah ini berkisar antara -2 C sampai 8 C. mencapai suhu 5-8 oC. Cara pengawetan pangan dengan suhu rendah ada 2 macam yaitu pendi- nginan (cooling) dan pembekuan (freezing). Pendinginan yang biasa dilakukan Meskipun air murni mem- sehari-hari dalam lemari es pada umumnya mencapai suhu 5 sampai 8 C atau -2 sampai 8 C. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku pada suhu 0 oC, tetapi beku. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -24 C. Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai -40 C. beberapa makanan ada yang tidak membeku sampai suhu -2 oC atau di bawahnya. Hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh kandungan zat-zat di dalam makanan tersebut. P engolahan Gambar 4.3 Lemari pendingin Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 118 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Pem- bekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -24 oC. Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai -40 oC. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu bergantung pada macam bahan pangannya. Pembekuan dapat men- gawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang-kadang beberapa tahun. Buah-buahan dan sayur-sayuran juga memerlukan suhu penyimpanan tertentu. Suhu di mana produk mempunyai keawetan yang paling lama disebut dengan suhu optimum. Jika penyimpanan dilakukan di bawah suhu optimum buah-buahan dan sayur-sayuran akan mengalami kerusakan fisik yang sering disebut chilling injury. Apabila penyimpanan dilakukan di atas suhu optimum, tidak akan meng- hasilkan keawetan yang maksimum. Praktik penyimpanan dengan mempertim- bangkan suhu optimum umum dipraktikkan oleh industri pangan. Proses Pengajaran Proses Pengajaran diberi- kan melalui paparan guru, -40 C. diskusi, dan pembuatan Tugas 3 Tugas 3. Pada Tugas 3 Kerusakan Bahan Makanan akibat Chilling Injury (disimpan di tempat yang terlalu dingin) akan diketahui kerusakan Tujuan: Siswa mengetahui kerusakan chilling injury karena menyimpan buah pada chilling injury karena suhu di bawah suhu optimum. penyimpanan di bawah Bahan dan Alat: 1. Buah pisang (jangan dikupas) suhu optimum. 2. Lemari pendingin (kulkas) Langkah kerja: 1. Siapkan pisang. 2. Masukkan dalam lemari pendingin (suhu 4 C). 3. Amati setiap dua hari selama 8 hari. 4. Catat kerusakan yang terjadi. Contoh Lembar Kerja Tugas 3. Pengamatan Chilling Injury Nama : Jenis buah : Pisang Suhu : 4 C Waktu percobaan Catatan Pengamatan 1. 9 September 2014 Percobaan dimulai 2. 11 September 2014 Terdapat area kecokelatan pada sebagian kecil engolahan permukaan kulit pisang 3. 13 September 2014 4. 15 September 2014 5. 17 September 2014 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 Prakarya dan Kewirausahaan 119 Informasi untuk Guru Teknologi Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan suhu panas sebenarnya sudah lama digunakan, sejak manusia dikenalkan dengan istilah memasak. Saat seorang ibu memasak, misalnya merebus atau menggoreng suatu bahan makanan, sebenarnya ibu tersebut sedang melakukan proses pengawetan dengan suhu panas. Tetapi, seringkali ibu-ibu tidak mengeta- hui batasan pemanasan yang mereka lakukan terhadap makanannya. Karena jika pemanasannya tidak tepat, akan banyak nilai gizi yang hilang dari makanan yang dimasak tersebut. Pemanasan yang baik adalah pemanassan secukupnya. Jika pun nilai gizinya berkurang, diusahakan seminimal mungkin. Secara industri, proses pengawetan makanan menjadi sangat berkembang dengan ditemukannya proses pengalengan makanan yang dapat memperpanjang masa simpan produk pangan beberapa bulan sampai beberapa tahun. Beberapa keuntungan dari proses pema- nasan atau pemasakan ini adalah: 1. terbentuknya tekstur dan cita rasa khas dan disukai; 2. rusaknya atau hilangnya beberapa komponen anti gizi (misalnya inhibitor tripsin pada produk leguminosa); 3. meningkatnya ketersediaan beberapa zat gizi, misalnya peningkatan daya cerna protein dan kabohidrat; 4. terbunuhnya mikroorganisme sehingga meningkatkan keamanan dan keawetan pangan; menyebabkan inaktifnya enzim-enzim perusak sehingga mutu produk lebih stabil selama penyimpanan. Adapun kerugian yang mungkin diakibatkan oleh proses pemanasan ini antara lain adalah adanya kemungkinan rusaknya beberapa zat gizi dan mutu (umumnya yang berkaitan dengan mutu organoleptik, seperti warna, tekstur, dll.), terutama jika proses pemanasan tidak terkontrol dengan baik. Berdasarkan kriteria suhu, waktu, dan tujuan pemanasan, proses pemanasan dapat dibagi dalam dua kelom- pok besar, yaitu proses pasteurisasi dan sterilisasi. Bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang paling tahan panas dan dapat ditemukan di dalam makanan terutama yang dikalengkan dalam kondisi anaerobik adalah Clostridium botulinum. Akan tetapi, di dalam kaleng tersebut juga mungkin terdapat spora bakteri nonpatogen, tetapi dapat menyebabkan kebusukan bahan. Bakteri tersebut mempunyai daya tahan panas lebih besar dari Cl. botuli- num, misalnya bakteri PA 3679 (Putrefactive Anaerob) dan Bacillus stearothermophi- lus (FS 1518). Kedua bakteri ini dijadikan target untuk proses sterilisasi. Karena pemanasan yang cukup untuk mematikan bakteri-bakteri tersebut, maka Cl botuli- num dan bakteri-bakteri pathogen lainnya juga akan mati. 120 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Jumlah bakteri yang mati oleh panas dapat digambarkan sebagai kurva yang bersifat logaritmik, seperti terlihat pada Gambar 3.6. berikut ini. D = 1 menit Lama pemanasan (menit) Gambar 3.6 Pola kematian mikroba terhadap lama pemanasan Harga D1 adalah waktu di dalam menit pada suhu tertentu (T oF) yang dibutuh- kan untuk membunuh 90 persen dari jumlah populasi mikroba yang ada. Jadi, nilai DT menunjukkan berkurangnya jumlah populasi mikroba yang masih hidup sebanyak 1 satuan log (1 log cycle). Pada waktu t1 jumlah mikroba misalnya 102. Maka pada waktu t2, sisa mikroba yang tinggal adalah 101. Jadi, mikroba yang mati adalah 90 atau sama dengan 90 persen dari jumlah mikroba pada t1. Harga DT mikroba menunjukkan daya tahan dari mikroba terhadap panas pada suhu tertentu (T oF). Makin tinggi harga D, mikrokba tersebut makin tahan panas. Sebagai contoh misalnya jika suatu makanan di dalam kaleng mengandung mikroba sebanyak 1 juta (106) dan menerima panas selama 5 harga D, mikroba yang tinggal adalah 101. Jika mula-mula terdapat 100 kaleng dalam keadaan yang sama seperti di atas di dalam suatu retor, dipanaskan selama 7 harga D, dari semua kaleng tersebut yang mengandung mikroba sejumlah 108, yang masih hidup hanya 10 mikroba. Seluruh mikroba dalam 100 kaleng, berarti bahwa tiap kaleng mengandung 10-1 mikroba. Hal ini berarti kemungkinan adanya mikroba adalah 1 dari 10 kaleng atau 10 dari setiap 100 kaleng yang dapat menjadi busuk, sedang- kan sisanya 90 kaleng steril. Untuk sterilisasi bahan pangan yang berasam rendah yaitu yang mempunyai pH di atas 4,5 biasanya digunakan pemanasan selama 12 D (12 D concept) yang ditujukan terhadap spora Cl. botulinum. Dengan konsep 12 D ini, berarti kemungk- inan terjadinya kebusukan karena Cl. botulinum diperkecil sampai 1/1012. Ini berarti setiap 1012 kaleng hanya 1 yang kemungkinan akan busuk oleh Cl. Botulinum. Bahan makanan yang sangat asam atau pH di bawah 4,5, biasanya digunakan pemanasan selama 5 D (suhu 250 oF) atau kadang-kadang cukup dengan pema- nasan pada suhu 212 oF (100 oC) atau kurang selama beberapa menit. Prakarya dan Kewirausahaan 121 Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pengawetan dengan panas yaitu : (1) jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba pathogen dan (2) jumlah panas yang digunakan tidak boleh menye- babkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jumlah panas yang diberikan dalam proses pengolahan pangan tidak boleh lebih dari jumlah minimal panas yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba yang dimaksud. Dalam proses pemanasan, ada hubungan antara panas dan waktu, yaitu jika suhu yang digunakan rendah, waktu pemanasan harus lebih lama, sedangkan jika suhu tinggi, waktu pemanasan singkat. Sebagai contoh misalnya jumlah panas yang diterima bahan jika kita memanaskan selama 10 jam di dalam air mendidih (100 oC) kira-kira sama dengan memanaskan bahan tersebut selama 20 menit pada suhu 121 oC. a. Sterilisasi Istilah sterilisasi berarti membebaskan bahan dari semua mikroba. Karena beberapa spora bakteri relatif lebih tahan terhadap panas, sterilisasi biasanya dilakukan pada suhu yang tinggi, misalnya 121oC (250 oF) selama 15 menit. Pada makanan dikenal istilah sterilisasi komersial. Sterilisasi komersial adalah sterilisasi yang biasanya dilakukan terhadap seba- gian besar pangan di dalam kaleng atau botol. Makanan yang steril secara komersial berarti semua mikroba penyebab penyakit dan pembentuk racun (toksin) dalam makanan tersebut telah dimatikan, juga semua mikroba pembu- suk. Dengan demikian, maka produk pangan yang telah mengalami sterilisasi akan mempunyai daya awet yang tinggi; beberapa bulan sampai beberapa tahun. b. Pasteurisasi Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif cukup rendah (umumya dilakukan di bawah 100 oC) dengan tujuan untuk mengurangi popu- lasi mikroorganisme pembusuk sehingga bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet beberapa hari (misalnya produk susu pasteurisasi) sampai beberapa bulan (misalnya produk sari buah pateurisasi). Walaupun proses ini hanya mampu membunuh sebagian populasi mikro- organisme, namun pasteurisasi ini sering diaplikasikan terutama jika dikhawa- tirkan bahwa penggunaan panas yang lebih tinggi akan menyebabkan terja- dinya kerusakan mutu (misalnya pada susu). Tujuan utama proses pemanasan hanyalah untuk membunuh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit; misalnya pada susu) atau inaktivasi enzim-enzim yang dapat merusak mutu (misalnya pada sari buah). Oleh karena itu, harus diketahui terlebih dahulu bahwa mikroorganisme penyebab kebusukan yang utama adalah mikro- organisme yang sensitif terhadap panas (misalnya khamir/ragi pada sari buah). Dengan demikian, secara umum proses pasteurisasi dapat mengawetkan 122 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 122 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Tabel 3.6 Kondisi dan Tujuan Pasteurisasi dari Beberapa Produk Pangan. Jenis Kondisi Tujuan Utama Tujuan Sampingan Produk Minimum Proses Pasteurisasi /Ikutan Pangan Pasteurisasi pH < 4.5 Sari buah Inaktivasi enzim 65 0C selama 30 (pektinesterase dan Membunuh menit; poligalakturonase) mikroorganisme (kapang dan khamir) 77 0C selama 1 menit; 88 0C selama 15 detik. Bir Membunuh - 65 68 0C selama mikroorganisme 20 menit (dalam pembusuk (khamir, botol); 72-75 0C Lactobacillus sp.) dan sisa selama 1-4 menit khamir yang pada tekanan ditambahkan pada 900-1.000 kPa proses fermentasi (Saccharomyces sp.) Prakarya dan Kewirausahaan 123 Jenis Kondisi Tujuan Utama Tujuan sampingan Produk minimum proses Pasteurisasi /ikutan Pangan pasteurisasi pH > 4.5 Susu Membunuh Membunuh 63 0C selama 30 patogen (Brucella pembusuk dan 71,5 0C selama 15 abortis, Mycobbacterium beberapa enzim detik tuberculosis, Coxiella burnettii) Telur cair Membunuh Membunuh 64.4 oC, 2,5 menit; mikroorganisme mikroorganisme 60 oC selama 3.5 menit Es krim pathogen Salmonella sp. 65 oC selama 30 71 oC selama 10 menit; 80 oC selama 15 detik. c. “Blanching” Blanching adalah pemanasan pendahuluan yang biasanya dilakukan terhadap buah-buahan dan sayur-sayuran untuk menginaktifkan enzim-enzim ada di dalam bahan pangan tersebut, di antaranya adalah enzim katalase dan peroksi- dase yang merupakan enzim-enzim yang paling tahan panas di dalam sayur-sayuran. Perlakuan blanching praktis selalu dilakukan jika bahan pangan akan dibekukan karena pembekuan tidak dapat menghambat keaktifan enzim dengan sempurna. Bergantung pada panas yang diberikan, blanching juga dapat mematikan beberapa mikroba. Blanching biasanya dilakukan pada suhu 82-93 oC selama 3-5 menit. d. Sterilisasi Produk secara Sinambung (Proses Aseptis) Pada prinsipnya, proses sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai kombinasi suhu dan waktu. Jika digunakan suhu yang lebih tinggi, waktu sterilisasinya makin pendek. Diketahui bahwa kombinasi suhu yang lebih tinggi dan waktu pndek ini dapat memberikan keuntungan berupa mutu produk yang lebih baik. Karena itulah, muncul konsep sterilisasi High Temperatur Short Time (HTST) dan Ultra High Temperature (UHT). Pada kondisi ini, sterilisasi dilakukan pada suhu 130-145 oC hanya dalam beberapa detik saja. Karena itu, diperlukan peralatan pemanasan yang mampu mencapai suhu tersebut dan sekaligus secara cepat mampu mendinginkannya kembali dalam waktu relatif cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan relatif mudah jika proses pemanasan dan pendinginan 124 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 124 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Produk Sterilisasi Pengisian Produk produk steril Produk steril ke dalam dalam wadah steril kemasan di dalam ruangan steril aseptik Bahan Gambar 3.8 Proses sterilisasi dan pengemasan aseptik n Produk kemasan aseptik ini banyak diproduksi di Indonesia, terutama untuk produk-produk minuman, seperti susu cair, sari buah, dan teh. Produk-produk susu steril yang tahan simpan di suhu ruang telah lama diproduksi dengan teknik pengemasan aseptik ini. Adanya produk susu steril dalam kemasan asep- tik ini telah menyebabkan penduduk di daerah terpencil yang tidak mempunyai lemari es, masih mungkin menyimpan susu dengan baik, karena susu steril tidak memerlukan penyimpanan dengan suhu rendah. Selain produk-produk susu steril; produk dalam kemasan aseptik yang lain antara lain adalah produk-produk teh dalam kotak, sari bua dalam kotak, air dalam kotak. 3. Pengeringan Saat petani padi tiba waktunya untuk memanen hasil bertaninya, hal apa yang dilakukan petani tersebut dengan padi hasil panennya? Pernahkah petani tersebut menjemur padinya di bawah sinar matahari? Itulah salah satu contoh proses pengeringan. Pengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan enersi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Keun- tungan produk hasil pengeringan adalah awet, volume lebih ringkas (memu- dahkan penyimpanan dan transportasi), dan menimbulkan cita rasa khas. Kecuali itu, banyak bahan yang hanya dapat digunakan apabila telah dikering- kan, misalnya tembakau, kopi, teh, biji-bijian. Prakarya dan Kewirausahaan 125 Di samping keuntungan-keuntungan tersebut, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian, yaitu sifat asal dari bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya perubahan bentuk, sifat-sifat fisik dan kimianya, dan penurunan mutu. Proses pengeringan selain dapat dilakukan dengan pemanasan langsung, juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan dehydro freezing yang mempu- nyai daya pengawetan lebih baik, dan freeze drying. Dehydro freezing adalah pengeringan disusul dengan pembekuan, sedangkan freeze drying terjadi sublimasi yaitu perubahan dari bentuk es dalam bahan yang beku langsung menjadi uap air tanpa mengalami proses pencairan terlebih dahulu. Cara ini biasanya dilakukan terhadap bahan-bahan yang sensitif terhadap panas, misal- nya vaksin-vaksin, hormone, enzim, dan antibiotik dan lain-lainnya. Freeze drying mempunyai keuntungan karena volume bahan tidak berubah dan daya rehidrasi tinggi sehingga mendekati bahan asalnya. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut dan uap air dikeluarkan dari seluruh permu- kaan bahan tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan bahan, suhu pengeringan, aliran udara, dan tekanan uap di udara. Selama pengeringan akan terjadi pengurangan kadar air bahan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat pengering (artificial drier), atau dengan penjemuran (sun drying), yaitu pengeringan dengan menggunakan energi langsung dari sinar matahari. Ada bermacam- macam alat pengering bergantung pada bahan yang hendak dikeringkan dan tujuan pengeringannya, misalnya: kiln drier, cabinet drier, continuous belt drier, air lift drier, bed drier, spray drier, drum drier, vacuum drier, dan freeze dryer lain-lainnya. Pengeringan buatan (artificial drying) mempunyai keuntungan karena suhu dan aliran udara dapat diatur sehingga waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat dan kebersihan dapat diawasi sebaik-baiknya. Penjemuran mempunyai keuntungan karena energi panas yang digunakan murah dan bersifat murah serta melimpah, tetapi kerugiannya adalah jumlah panas sinar matahari yang tidak tetap sepanjang hari, dan kenaikan suhu tidak dapat diatur sehingga waktu penjemuran sukar untuk ditentukan dengan tepat. Selain daripada itu, karena penjemuran dilakukan di tempat terbuka yang langsung berhubungan dengan sinar matahari, kebersihannya sukar untuk diawasi. 126 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kadar air suatu bahan yang dikeringkan memengaruhi beberapa hal, yaitu seberapa jauh penguapan dapat berlangsung, lamanya proses pengeringan dan jalannya proses pengeringan. Air di dalam bahan pangan terdapat dalam 3 bentuk berikut. 1) Air bebas (free water) yang terdapat di permukaan benda padat dan mudah diuapkan. 2) Air terikat (bound water kapiler atau air absorpsi karena tenaga penyerapan. 3) Air terikat secara kimia, misalnya air kristal dan air yang terikat dalam suatu sistem disperse. Pertumbuhan mikroba pada bahan pangan sangat erat hubungannya dengan jumlah kandungan air. Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba adalah air bebas. Kebutuhan mikroba akan air biasanya dinyatakan dalam istilah “water activity” (a ). Cara menghitung a suatu bahan akan diterangkan w w kemudian. Mikroba hanya dapat tumbuh pada kisaran a tertentu. Oleh karena w itu, untuk mencegah pertumbuhan mikroba, a bahan pangan harus diatur. w Bahan pangan yang mempunyai aw di sekitar 0,70 sudah dianggap cukup baik dan tahan selama penyimpanan. Kadar air bahan pangan tidak selalu berban- ding lurus dengan a -nya. Besarnya a minimum untuk tumbuhnya beberapa w w mikroba dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Beberapa mikroba dan aw minimum untuk pertumbuhannya Mikroba a w minimum untuk yang tinggi Cara Menghitung a Bahan Pangan w Nilai aw suatu bahan dapat dihitung melalui 2 cara, yaitu (1) perbandingan antara tekanan uap air dari larutan (P) dengan tekanan uap air murni pada suhu yang sama (Po) atau a = P / Po dan (2) berdasarkan fraksi molekul menurut hukum w Raoult. Menurut hukum ini, a berbanding lurus dengan jumlah molekul di dalam w pelarut (solvent) dan berbanding terbalik dengan jumlah molekul di dalam larutan (solution), atau a = (n w + n )), dimana n = jumlah molekul dari zat yang dilarutkan (solute), n = jumlah molekul pelarut (solvent), yang dimaksud di sini solution). Prakarya dan Kewirausahaan 127 Sebagai contoh akan dihitung a dari 1,0 molal larutan X w 1 m (molal) = mol/1 kg pelarut 1 M (molar) = mol/1 liter larutan 1 kg pelarut (air) = 1.000 gram Berat Molekul air = 18 Jumlah molekul pelarut (n2 ) = 1.000/18 mol = 55,51 mol Jumlah molekul zat yang dilarutkan (n1) = 1 mol. 1 n 55,51 n 1 + n 2 1 + 55,51 Jadi a larutan X = 0.9823 w Pada umumnya berat molekul (BM) suatu senyawa yang sebagian besar dikandung oleh suatu bahan dapat memengaruhi besar a -nya. Pada kadar air yang sama, w makin tinggi BM suatu persenyawaan akan menghasilkan a yang makin besar w pula. Untuk mendapatkan a glukosa dan pati yang sama, n1 harus diperbesar atau w pati harus lebih dikeringkan lagi. 4. Pengawetan dengan Bahan Kimia Pengawetan bahan pangan dapat juga dilakukan dengan melakukan penam- bahan bahan kimia tertentu, yang telah diketahui memiliki efek mengawetkan dan amat untuk manusia. a. Pemberian Asam Seperti juga telah diterangkan pada bab sebelumnya adanya asam dapat menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Asam dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu: 1) asam alami yang pada umumnya adalah asam organik, misalnya asam tartrat dan asam dari buah-buahan misalnya asam sitrat, 2) asam yang dihasilkan melalui proses fermentasi, misalnya asam laktat dan asam asetat, dan 3) asam-asam sintetik, misalnya asam malat, asam fosfat, dan asam adipat. Di samping sebagai bahan pengawet asam juga digunakan untuk: 1) menambah rasa, 2) mengurangi rasa manis, 3) memperbaiki sifat koloidal dari makanan yang mengandung pectin, 4) memperbaiki tekstur dari jeli dan selai, 5) membantu ekstraksi pectin dan pigmen dari buah-buahan dan sayur-sayuran, 6) menaikkan efektivitas benzoat sebagai bahan pengawet dan lain-lainnya. Di dalam pengawetan pangan dengan asam, asam dapat saja dihasilkan oleh kultur bakteri pembentuk asam yang ditambahkan ke dalam bahan 128 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 128 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK b. Pemberian Gula dan Garam Pengawetan pangan dengan pemberian gula sudah umum dilakukan, misalnya pengawetan buah-buahan dalam sirop dalam bentuk manisan. Demikian juga, pengawetan pangan dengan pemberian garam sudah umum dilakukan seperti pengasinan ikan. Gula dan garam merupakan bahan yang efektif untuk pengawetan pangan karena sifatnya yang dapat menarik air dari dalam sel mikroba sehingga sel menjadi kering karena proses yang disebut osmosis. c. Benzoat Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Asam benzoat, natrium benzoat, asam para hidroksibenzoat dan turunannya merupakan kristal putih yang dapat ditambahkan secara langsung ke dalam makanan atau dilarutkan terlebih dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya. Asam benzoat kurang kelarutannya di dalam air. Oleh karena itu, lebih sering digunakan dalam bentuk garamnya yaitu natrium benzoat. Benzoat lebih efektif digunakan dalam makanan-makanan yang asam sehingga banyak digunakan sebagai pengawet di dalam sari buah-buahan, jeli, sirop, dan makanan lainnya yang mempunyai pH rendah. Adapun asam para aminobenzoat bias digunakan untuk pangan pH tinggi. d. Asam Sorbat Asam sorbat dapat mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri dengan cara menginaktifkan enzim dehidrogenase yang diperlukan oleh mikroba tersebut untuk metabolisme karbohidrat dan asam-asam lemak. Asam sorbet, kalium sorbat, atau natrium sorbet biasanya sering digunakan di dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan kapang. Jumlah asam sorbat yang digunakan misalnya 0,2 persen untuk berma- cam-macam keju; 0,1 persen untuk kue-kue; 0,025 – 0,1 persen untuk acar; 0,02 persen untuk sari buah anggur; 0,025 – 0,050 persen untuk minuman ringan; 0,1 – 0,15 persen untuk cokelat atau sirop; dan 0,05 – 0,1 persen untuk ikan yang diasap atau digarami. Prakarya dan Kewirausahaan 129 Prakarya dan Kewirausahaan 129 Sari buah-buahan atau makanan lain yang bersifat asam (pH rendah) dapat diawetkan dengan menambahkan SO2. Jumlah SO2 yang digunakan untuk sari buah-buahan adalah 350-600 ppm. Sulfur dioksida juga dapat digu- nakan untuk mencuci alat-alat yang digunakan dalam pembuatan anggur atau cuka dengan kadar 50-75 ppm. Pada pembuatan anggur atau cuka, SO2 ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kapang, ragi, dan kadang- kadang bakteri selama penyimpanan. f. Antioksidan Adanya panas dapat merangsang atau menstimulir reaksi oksidasi. Makin tinggi suhu, kecepatan oksidasi akan makin bertambah. Sinar juga dapat mempercepat oksidasi. Sinar ultra-violet lebih aktif dalam mempercepat oksidasi daripada sinar-sinar tampak (visible light) karena sinar ultra-violet mempunyai panjang gelombang yang lebih kecil sehingga energinya lebih besar. Beberapa zat kimia seperti ozon, peroksida, dan logam tertentu terutama tembaga, besi dan garam-garamnya juga dapat mempercepat oksidasi lemak. Beberapa enzim tertentu misalnya lipoksidase juga dapat bertindak sebagai katalis dalam reaksi oksidasi, di mana enzim ini dapat terus aktif sampai di bawah suhu pembekuan. Oksidasi lemak dan produk berlemak menghasilkan bau yang tidak disukai yang dikenal sebagai tengik. Untuk mencegah terjadinya kerusakan oksidasi, dapat ditambahkan antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat digunakan untuk mencegah atau menghentikan oksidasi. Antioksidan alami yang sering digunakan adalah tokoferol atau vitamin E. Antioksidan sintetik yang biasa digunakan di dalam makanan adalah BHA, BHT, NDGA, propel galat, 2,4,5-trihidroksi butirophenon, dan lain-lainnya. 130 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses Pembelajaran Proses pembelajaran tentang cara-cara pengawetan dilakukan dengan cara paparan guru, tanya-jawab, dan diskusi serta pembuatan tugas. Pemberian paparan dan tugas dapat dilakukan bergantian karena tugas-tugas yang diberikan bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa atas materi paparan yang sudah atau akan disampaikan. Pengawetan dengan bantuan bahan pengawet dipelajari siswa dengan mengidentifikasi zat pengawet yang tertera pada kemasan produk makanan. e. Pemberian Sulfur Dioksida (SO ) Sari buah-buahan atau makanan lain yang bersifat asam (pH rendah) dapat diawetkan dengan menambahkan SO . Jumlah SO yang digunakan untuk sari buah-buahan adalah 350-600 ppm. Sulfur dioksida juga dapat digu- nakan untuk mencuci alat-alat yang digunakan dalam pembuatan anggur atau cuka dengan kadar 50-75 ppm. Pada pembuatan anggur atau cuka, SO ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kapang, ragi, dan kadang- kadang bakteri selama penyimpanan. f. Antioksidan Adanya panas dapat merangsang atau menstimulir reaksi oksidasi. Makin tinggi suhu, kecepatan oksidasi akan makin bertambah. Sinar juga dapat mempercepat oksidasi. Sinar ultra-violet lebih aktif dalam mempercepat oksidasi daripada sinar-sinar tampak (visible light) karena sinar ultra-violet mempunyai panjang gelombang yang lebih kecil sehingga energinya lebih besar. Beberapa zat kimia seperti ozon, peroksida, serta logam tertentu terutama tembaga, besi, dan garam-garamnya juga dapat mempercepat oksidasi lemak. Beberapa enzim tertentu, misalnya lipoksidase juga dapat bertindak sebagai katalis dalam reaksi oksidasi, di mana enzim ini dapat terus aktif sampai di bawah suhu pembekuan. Oksidasi lemak dan produk berlemak menghasilkan bau yang tidak disukai yang dikenal sebagai tengik. Untuk mencegah terjadinya kerusakan oksidasi ini dapat ditambahkan antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat digunakan untuk mencegah atau menghentikan oksidasi. Antioksidan alami yang sering digunakan adalah tokoferol atau vitamin E, sedangkan antioksi- dan sintetik yang biasa digunakan di dalam makanan adalah BHA, BHT, NDGA, propel galat, 2,4,5-trihidroksi butirophenon, dan lain-lainnya. Tugas 4 P engolahan Tujuan: Siswa dapat mengetahui jenis bahan pangan yang menggunakan pengawet bahan kimia. Bahan dan Alat: 1. Kemasan produk pangan Cara Kerja: ingredients) kemasan produk pangan. 2. Amati dan catat, apakah ada bahan pengawetnya. 3. Jika ya, tuliskan jenis bahan pengawet tersebut. Prakarya dan Kewirausahaan Pengayaan Pengayaan dapat diberikan apabila siswa telah selesai dengan materi yang ada, masih memiliki semangat mendalami serta tersedianya waktu pelajaran yang cukup. Pengayaan ini berupa tugas mempelajari pengaruh penduluan sebelum proses pengawetan. Prakarya dan Kewirausahaan 131 Tugas: Perlakuan Penduluan Pengawetan Tujuan: Siswa dapat mempelajari pengaruh perlakuan penduluan sebelum dikeringkan. Bahan dan Alat: 1. Cabai merah 2. Sodium meta bisulfit 3. Asam askorbat Cara Kerja: 1. Cabai merah cuci bersih. 2. Pisahkan cabai menjadi 4 bagian masing-masing 5 buah cabai, kemudian diper- lakukan seperti berikut: a. cabai pertama (A): ditiriskan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. b. cabai kedua (B): direndam dalam larutan asam askorbat 500 ppm selama 1 jam, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. c. cabai ketiga (C): direndam dalam larutan sodium metabisulfit 500 ppm selama 1 jam, kemudian dikeringakan di bawah sinar matahari. d. cabai keempat (D): dicelupkan pada air panas (90 0C) selama 1 menit, kemu- dian dikeringkan di bawah sinar matahari. 4. Setelah kering amati cabai kering yang dihasilkan. 132 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pengetahun dasar tentang pengawetan bahan pangan dapat dikembangkan menjadi beragam variasi produk dengan memanfaatkan bahan nabati dan hewani yang ada. Ide produk baru dapat muncul dari potensi khas daerah setempat. Perco- baan atau eksperimen dapat dilakukan untuk mendapatkan produk pangan khas daerah. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di- berikan melalui paparan dan diskusi. Siswa diajak D. Cara Merancang Pengawetan Bahan untuk mengungkapkan Nabati dan Hewani ide-idenya tentang produk 1. Mencari Ide pangan yang diawetkan Ide tidak datang begitu saja, kita harus melakukan beberapa riset atau peneli- tian terkait dengan ketersediaan bahan dan alat serta peluang pasar dari dengan variasi baru, atau produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Ide perancangan ide untuk mengembang- atau penyempurnaan dari proses pengawetan yang sudah dilakukan di daerah setempat, atau berupa proses pengawetan yang belum pernah dilakukan di kan potensi bahan yang daerah tersebut. ada di daerah setempat. sudah dilakukan di daerah setempat, dapat diawali dengan pengamatan terha- Ide dapat meliputi, bahan dap pengolahan bahan pangan nabati dan hewani khas daerah. Lakukan pengolahan pengawetan bahan nabati atau hewani sesuai dengan baru, aroma khas, bentuk pengamatan yang telah kamu lakukan. Perhatikan kelemahan atau peluang dan penyajian yang baru. juga dapat diperoleh dengan mengamati potensi bahan baku yang ada di daerah setempat, ketersediaan alat serta peluang pasar. Pada paparan juga di- 2. Percobaan Pada pengolahan pengawetan, perencanaan produksi tidak dapat dilakukan tekankan akan pentingnya sebelum didapat resep atau rumusan yang tepat dan baku untuk teknik pengo- eksperimen untuk mene- engolahan P an produk pengawetan yang sudah ada, atau percobaan untuk memperoleh resep baru pengawetan. Catat dengan teliti setiap proses yang dilakukan. Laku- mukan resep yang tepat kan percobaan hingga ditemukan proses dan teknik yang tepat. untuk produk pangan 3. Perencanaan Produksi Rancangan proses pengawetan yang akan dilakukan dimulai dengan berbahan nabati dan pengadaan dan persiapan bahan serta peralatan, langkah-langkah pada proses pengawetan hingga pengemasan. Buatlah perancangan secara mendetail meli- hewani yang diawetkan puti waktu, sarana dan proses yang harus dilakukan. dan pentingnya melakukan pencatatan secara mende- tail. Siswa diberikan moti- vasi bahwa dalam melaku- 170 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 kan eksperimen, tidak perlu takut untuk gagal atau belum berhasil. Eksperimen dapat dilakukan beberapa kali untuk menemukan resep yang tepat. Siswa ditekankan pentingnya ketekunan, presistensi (ketahanan), dan ketelitian. Prakarya dan Kewirausahaan 133 Informasi untuk Guru Pada bagian ini, siswa diajak untuk membayangkan tahap selanjutnya setelah pengolahan pengawetan bahan pangan nabati dan hewani, yaitu pengemasan. Penyampaian materi terdiri atas pemaparan dan penjelasan guru serta tugas pengamatan dan identifikasi oleh siswa. Guru dapat menambahkan informasi yang tidak terdapat pada buku teks siswa, tentang perlindungan dan penanganan produk. Perlindungan dan Penanganan Produk Pengemasan dapat memberikan perlindungan terhadap produk agar memiliki mutu yang baik dalam waktu yang lebih lama. Produk dalam kemasan dapat dilindungi dengan berbagai cara, antara lain dengan mengontrol keluar masuknya air (hidratasi), mengendalikan suhu, mengatur atmosfer pengemasan, mencegah migrasi komponen volatil, dan penyinaran UV. Pengontrolan keluar masuknya air dapat dilakukan dengan cara berikut. • Mencegah masuknya uap air terutama untuk produk yang kesetimbangan kelembapan nisbinya rendah yang tentu saja akan mempunyai nilai permeabilitas air yang rendah pula. • Mencegah keluarnya uap air dengan mengatur sirkulasi udara di luar kemasan. • Mengontrol uap air dengan menggunakan pengemas semi permeabel terutama untuk makanan semi basah. Pengendalian suhu dilakukan dengan menyimpan produk pada suhu tertentu. Umumnya, produk beku harus disimpan pada suhu rendah -18–5 °C. Kemasan yang cocok untuk produk ini adalah PVDC agar tidak mudah sobek pada waktu produk dicairkan. Pengaturan atmosfer pengemas dapat dilakukan dengan mengatur kadar oksigen, mengatur kadar CO2, dan pengemasan dengan pengemas kedap udara. Pengatur- an kadar oksigen terutama untuk produk yang peka terhadap oksidasi (susu, minyak/lemak), konsentrasi oksigen yang baik berkisar antara 3–5%. Atmosfer penyimpanan komoditi segar baiknya mempunyai kadar CO2 5–10%, kecuali untuk apel, tomat dan jeruk karena dapat menyebabkan pencokelatan dan kebusukan. Pengemas kedap udara biasanya digunakan untuk komoditi keju dan makanan bayi yang harus hermentis dan vakum. Teknik lain dalam mengatur atmosfer pengemasan adalah dengan penyimpanan atmosfer terkendali dan penyimpanan atmosfer termodifikasi (MA storage). Ada beberapa makanan yang peka terhadap penyinaran UV seperti daging, saus tomat, wortel, susu dan minuman ringan. Terjadinya perubahan warna disebabkan karena pemudaran warna (pada daging dan saus tomat); ketengikan pada mentega (jika terdapat katalis Cu/tembaga); browning pada anggur dan jus buah; serta perubahan bau dan menurunnya vitamin A, D, E, K, dan vitamin C. 134 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Konsep Umum Produk hasil pengawetan akan dikemas sehingga siap untuk memasuki pasar. Kemasan berfungsi untuk mempertahankan kondisi bahan pangan yang sudah diawetkan sehingga tetap memiliki keawetan dalam jangka waktu yang lama. Kemasan juga berfungsi untuk memberikan kemudahan distribusi penjualan, memberikan informasi dan daya tarik untuk pembeli. Proses Pembelajaran Pengetahuan dapat di- berikan dengan paparan singkat yang memberikan 4. Pembuatan Produk Pengawetan dari Bahan gambaran umum tentang Nabati dan Hewani Pembuatan produk pengawetan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah fungsi, jenis, bahan, per- dibuat. Lakukan setiap tahapan proses dengan hati-hati dan teliti. Kesalahan pada salah satu tahapan akan memengaruhi kualitas dari produk akhir. Lakukan syaratan dan pelabelan pula evaluasi pada setiap produk yang dihasilkan untuk memastikan kualitas produk. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan proses pengawetan kemasan. Proses pembe- berikutnya. Ingatlah selalu untuk memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan agar menghasilkan produk pengolahan yang higienis. lajaran selanjutnya adalah memberikan kesempatan E. Pengemasan dan Perawatan Produk Hasil Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani siswa untuk memahami lebih dalam melalui pem- Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan berian tugas. Siswa di- pangan sebelum dipasarkan. Pengemasan seringkali menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk olahan di pasar. Oleh karena itu, peran teknis, ekonomis, dan juga sosial dari pengemasan harus dipahami dengan baik. minta untuk mengidentifi- Fungsi-fungsi ini tentu saja harus didukung oleh adanya pelabelan yang baik. Pelabelan yang baik dapat meningkatkan posisi produk di pasar dan dapat berkon- kasi fungsi, jenis, dan tribusi dalam mendukung kesuksesan produk. Satu hal penting yang harus diingat adalah pelabelan harus jujur dan informatif. Pelabelan harus mengikuti Peraturan bahan. Siswa juga diminta Pemerintah No. 69 Tahun 2000 tentang Pelabelan dan Iklan Pangan. Kemasan yang baik tentunya harus dapat memenuhi keinginan konsumen. untuk memperhatikan apa- Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memenuhi harapan konsumen adalah sebagai berikut. kah kemasan dan pela- 1) Kemasan harus dapat melindungi isi dengan baik, mudah dibuka dan mudah ditutup serta mudah dibawa. belan pada kemasan 2) Bentuk dan ukuran menarik serta sesuai kebutuhan. 3) Labeling harus jelas dan komplit. 4) Bahan kemasan harus ramah lingkungan. P engolahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan yang ada. Siswa diperkenankan memberikan kritik dan Gambar 4.7 Proses pengemasan produk pangan menyampaikan pendapat- nya untuk kemasan yang lebih baik. Usulan siswa Prakarya dan Kewirausahaan 171 boleh disampaikan dalam bentuk tulisan, gambar maupun dilengkapi dengan presentasi. Pengayaan 1. Siswa dapat diberikan tugas untuk memikirkan perbaikan untuk kemasan bahan pangan yang menjadi Tugas 7. Perbaikan dapat dilakukan hanya pada label atau desain keseluruhan kemasan produk tersebut. Siswa dapat membuat gambar desain baru untuk kemasan, dan dikumpulkan kepada guru. Prakarya dan Kewirausahaan 135 Pengayaan 2. Pada bagian ini, siswa akan dijelaskan tentang bahan-bahan kemasan secara umum. Di bawah ini terdapat tambahan informasi untuk guru tentang kemasan plastik dan cara memilih kemasan. Kemasan Plastik Kemasan Plastik sifatnya ringan, relatif murah, hanya masa simpan relatif singkat dibandingkan dengan masa simpan kaleng. Di Uni Eropa dan Amerika, plastik diberi kode berupa angka 1 s.d. 7 di dalam segitiga-segitiga yang diberi tanda panah. Tanda segitiga menunjukkan plastik dapat didaur ulang dengan penge- lompokan tadi, seperti pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Kode kemasan plastik Uni Eropa Amerika Serikat Polyethyene Terephtalate 1 PETE High- dsensity Polyethylene 01 PET 2 HDPE Polyvinyl Chloride 02 PE-HD 03 P VC 3 V low-density polyet hylene 4 LDPE polypropylene 04 PE- LD 5 PP Polystyrene 05 PP 6 PS Other Cara Memilih Kemasan Sebelum memilih kemasan, perlu diketahui jenis dan karakteristik produk- produknya. Jenis produk terdiri atas benda padat, benda cair, dan benda gas, masing-masing memerlukan kemasan yang berbeda. a. Benda Padat • Bentuk granul, contoh deterjen, cocok dikemas menggunakan jenis plastik dan kombinasi plastik + karton. • Bentuk padat, contoh TV, cocok dikemas dengan karton. • Bentuk tepung, contoh bedak, cocok dikemas dengan plastik kaku dan gelas. b. Benda Cair • Bentuk kental, contoh susu kental manis, cocok dikemas dengan kaleng atau plastik kaku. • Bentuk cair seperti sirop, cocok dikemas dengan gelas, plastik kaku dan kombinasi plastik dan karton. c. Benda Gas • contoh gas LPG akan lebih cocok dikemas dengan kaleng atau metal. 136 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Remedial Remedial dapat diberikan berupa penugasan yang serupa dengan pengamatan terhadap label kemasan. Namun, pada remedial, guru menentukan kemasan yang akan diidentifikasi. Guru menentukan kemasan yang akan diindentifikasi oleh siswa. Sedapat mungkin, guru memilih kemasan yang masih memiliki kekurangan baik dalam pelabelan maupun desain visual sehingga memberikan peluang siswa untuk memberikan kritik, masukan, perbaikan label serta pengembangan desain. b. Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yang dikemas sehingga label harus tercetak dengan jelas dan komplit. c. Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup kembali serta berdesain atraktif. d. Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri jika dipajang di etalase toko atau swalayan. e. Bahan kemasan harus ramah lingkungan dan dapat di daur ulang. 5. Pelabelan Label dan pelabelan berkaitan dengan tiga fungsi pengemasan, yaitu fungsi , fungsi membantu penjualan produk dan fungsi pemenuhan pera- dung pengertian bahwa kemasan harus berbicara kepada konsumen; mem- berikan informasi tentang bahan yang dikemas, cara menggunakan produk (how to use), cara menangan produk, tanggal kadaluarsa, komposisi produk, ukuran, volume, bobot, siapa produsennya, lokasi produksi, customer service, Fungsi label sebagai fungsi membantu penjualan produk, kemasan harus menjadi promosi bagi dirinya dan meliputi warna, foto/gambar. Label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang-undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum dalam label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan tersebut, label halal yang dapat dipertanggung jawabkan, nomor registrasi Depkes, SNI, atau ISO (lembaga yang berwenang) UU Pangan No. 7 Tahun 1996 Pasal 30 Bab IV menyebutkan bahwa, “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wiayah Indonesia, pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam dan atau di kemasan pangan”. Label yang dimaksud memuat sekurangnya hal-hal berikut. 1) Nama produk, P engolahan 2) Nama dagang, 3) Komposisi, 4) Berat/isi bersih, 5) Nama dan alamat produsen, 6) Nomor pendaftaran (PIRT/MD), 7) Tanggal/bulan dan tahun kadaluarsa, 8) Kode produksi. Gambar 4. 8 Contoh Label Prakarya dan Kewirausahaan Prakarya dan Kewirausahaan 137 Informasi untuk Guru Materi wirausaha di bidang pengawetan bahan nabati dan hewani secara umum terdiri atas motivasil berwirausaha, dasar kewirausahaan, karakter dan sikap, serta faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha di bidang pengawetan bahan nabati dan hewani. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran ter- bagi atas dua bagian. Pada Tugas 5 bagian pertama, pembela- jaran dalam bentuk diskusi Tugas Individu dan paparan. Pada bagian Tujuan: mengemas produk pangan. kedua, untuk memahami faktor-faktor keberhasilan Pada keseharian kita, sering menemui berbagai jenis makanan dan minuman dalam kemasan. Pilihlah satu jenis produk pangan (makanan atau minuman) kegagalan wirausaha siswa dalam kemasan. Usahakan kemasan produk pangan yang dipilih tidak sama dengan teman sekelasmu. diminta untuk melakukan Perhatikan dengan baik kemasan yang digunakan untuk mengemas produk tugas mewawancarai wira- pangan tersebut. 1. Kemasan golongan apa saja yang digunakan pada produk pangan terse- usahawan di bidang peng- but? 2. Apakah jenis bahan dari kemasan tersebut? awetan bahan pangan 3. Apakah menurutmu kemasan tersebut memenuhi syarat? 4. Apa saja yang tertera pada label kemasan tersebut? nabati dan hewani. 5. Apakah kemasan tersebut menarik? 6. Berikan komentar dan saran kalian terhadap kemasan pangan tersebut. Catatan hasil pengamatanmu, baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Pengayaan Presentasikan di depan kelas hasil pengamatan dan pendapatmu tentang kemasan tersebut. Materi wirausaha hanya P engolahan meliputi dasar-dasar wira- usaha. Apabila siswa ingin F. Wirausaha di Bidang Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani mengetahui lebih jauh tentang wirausaha, guru 1. Dasar Kewirausahaan Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani dapat memberikan tam- Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur. Arti kata usaha adalah kegiatan yang bahan materi tentang pe- dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan masaran, dan pembentuk- untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur. an bisnis pengawetan. Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 Informasi untuk Guru Di bawah ini terdapat materi tambahan yang dapat digunakan untuk pengayaan. Materi ini tidak terdapat di buku teks siswa. Guru dapat menyampaikan sebagian atau keseluruhan dari bagian ini, dengan metode pengajaran yang dianggap tepat. Upayakan tidak membebani siswa dengan materi ini, mengingat materi ini merupakan pengayaan. 138 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pemasaran Pemasaran adalah sebuah disipilin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder- nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran ini harus dilandasi oleh seman- gat ibadah kepada Sang Khaliq, berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri. Saat ini pemasaran telah ada di mana-mana, dari buku-buku teks hingga jurnal- jurnal ilmiah, mencakup berbagai isu dari bagaimana seorang pemasar dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat hingga penyebab keter- kaitan pemasaran. Saat memulai usaha, mayoritas usaha produk pangan di Indo- nesia masuk pada kategori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga konsep pemasarannya pun harus disesuaikan dengan kapasitas produksi dan kemampuan promosi serta distribusi. Permasalahan mendasar yang sering dihadapi pemilik UMKM adalah lemahnya penetrasi pasar dan kurang luasnya jangkauan wilayah pemasaran. Karena itu, untuk memajukan UMKM agar memiliki daya saing yang kuat adalah dengan membangun strategi pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Pemasaran merupakan upaya mengatur strategi dan cara agar konsumen mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa yang dimiliki sebuah perusahaan, dalam hal ini UMKM. Dengan strategi pemasaran yang baik, posisi UMKM menjadi kuat dan patut diperhitungkan dalam kegiatan ekonomi nasional yang akhirnya membawa keuntungan bagi usaha tersebut. Strategi pemasaran berkaitan dengan bagaimana cara meyakinkan pembeli/ pelanggan terhadap produk yang akan dijual. Untuk dapat meyakinkan pembeli si penjual harus memiliki keyakinan bahwa produk yang dijual memang patut dibeli. Karena itu, perlu dipertimbangkan beberapa aspek dalam menentukan strategi pemasaran yang akan dijalankan. Beberapa aspek tersebut adalah seperti berikut. 1. Menganalisis Faktor Eksternal UMKM Selanjutnya setelah memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas, perlu dipertim- bangkan beberapa faktor eksternal atau faktor lingkungan bisnis yang ditekuni. Pemetaan kondisi ini akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat aspek mana yang bisa dijadikan sebagai keunggulan bersaing. Kebijakan dan aturan pemerintah juga perlu menjadi pertimbangan dalam membangun strategi pemasaran. Faktor eksternal menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan strategi pemasaran karena banyak hal di luar diri kita akan berpengaruh terhadap pemasaran yang dilakukan. Prakarya dan Kewirausahaan 139 2. Memahami Pelanggan Konsumen atau pelanggan adalah basis atau target dari produk kita. Maka, memahami konsumen atau pelanggan menjadi hal yang penting untuk dilaku- kan. Pemahaman tentang konsumen, nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai tambah seperti apa yang diinginkan mereka akan sangat membantu perusa- haan dalam mendesain produk dan jasa yang dibutuhkan. Untuk memahami pelanggan, perlu dilakukan riset pemasaran. Riset pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara survei atau wawan- cara dengan calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan mereka tentang perusahaan, merupakan salah satu cara memahami pelanggan. Gambar 3.10 Mencermati pilihan konsumen 3. Menentukan Target Pasar Menentukan target pasar tertentu merupakan strategi pemasaran agar tidak salah menjual produk pada orang yang tidak tepat. Salah satu permasalahan usaha kecil adalah kesulitan untuk menentukan segmen pasar dari hasil produknya, apakah diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah atas atau untuk menengah bawah. Bisnis usaha kecil sejak awal harus menentukan bisnisnya diarahkan untuk kelas mana. Dengan menentukan target pasar yang dituju, perusahaan bisa memberikan satu nilai tambah yang menjadi pembeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah yang disebut sebagai diferensiasi. diferensiasi yang kuat bisa menjadi senjata dalam meng- hadapi berbagai persaingan. UKM Babakan Madang membidik pasar menengah ke atas dan menengah ke bawah. Mengingat ada dua produk berbeda yang akan dipasarkan. 140 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen, di samping pencapaian tujuan perusahaan. Untuk membangun sebuah strategi pemasaran yang efektif, suatu perusahaan seyogyanya meng- gunakan variabel bauran pemasaran (marketing mix). Konsep marketing mix diperkenalkan pertama kali oleh Neil Borden pada AMA tahun 1953. a. Produk (Product) Definisi produk (product) menurut Kotler (1995), adalah “A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need”. Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pem- belian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Kotler dan Keller mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. b. Harga (Price) Definisi harga (price) menurut Kotler (1995) adalah “Price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Price merupakan isu kunci dari marketing mix karena harga digunakan untuk mengartikan kualitas sebelum konsumen mendapatkan pengalaman membeli. Harga adalah satu-satunya elemen dalam marketing mix yang menghasilkan pendapatan; sedangkan elemen lain hanya menghasilkan biaya. Kotler dan Keller (2009) mengklasifikasikan harga meliputi daftar harga diskon, periode pembayaran, dan syarat kredit. Menurut Yusanto dan Widja- jakusuma (2002) terhadap pelanggan, harga akan disajikan secara kompetitif. Bahwa harga harus benar-benar kompetitif, antara pebisnis satu dan yang lainnya. Islam sependapat dengan penentuan harga yang kompetitif. c. Distirbusi Menurut Kotler (1995) mengenai distribusi adalah “The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Prakarya dan Kewirausahaan 141 Kotler dan Keller (2009) mengatakan distribusi meliputi jenis hubungan, perantara, penyimpanan, lokasi, dan transportasi. d. Promosi (Promotion) Definisi menurut Stanton (2005), promosi adalah Promotion mix is the combi- nation of operasional selling, sales person, public relation. These are the promo- tional tools that help an organization to achieve its marketing objective. Menurut Kotler (1995) yang dimaksud dengan promosi adalah: Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its product the target market. Promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan meng- ingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Salah satu tujuan promosi dalam periklanan adalah untuk memberitahukan atau mendidik konsumen. Tujuan promosi lain menurut Kotler dan Amstrong (2004) adalah menginformasikan keadaan terkini kepada konsumen potensial tentang keberadaan produk atau jasa, untuk mengajak konsumen mengubah perilaku mereka dalam percobaan produk atau pem- belian, untuk mengembangkan sikap baik terhadap produk, merek atau perusahaan dan untuk mengingatkan konsumen tentang keunggulan produk. Pemasar perlu mempertimbangkan beberapa faktor dalam menciptakan dan mengantarkan pesan yang efektif. Faktor-faktor ini meliputi, pem- batasan tipe media yang digunakan, kemampuan untuk mempromosikan produk-produk tertentu, citra periklanan, grup sosial dan aturan pemerin- tah. Setiap pesan yang disampaikan dalam promosi akan menawarkan dua hal, yaitu alasan untuk membeli (melalui iklan) dan insentif untuk membeli (melalui promosi penjualan). 1. Kewirausahaan Pangan Pada kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenang- kan bagi dirinya maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya. Untuk itu, pelatihan berkarya dengan menyenangkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi, dan memelihara karya yang ada kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya. 142 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prinsip mencipta, ialah memproduksi dan mereproduksi diharapkan mening- katkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan zaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan manusia Indonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial pada pembelajaran tentang pengetahuan pengolahan dan pengawetan pangan akan menjadi bekal sebagai dasar kewirausahaan bagi calon-calon wirausaha muda. Berbagai jenis wirausaha bisa dipilih dan pilihan wirausaha pada bidang pangan adalah pilihan yang sangat tepat. Selama manusia masih membutuh- kan makan dan minum, kebutuhan akan bahan pangan tidak pernah akan berhenti. Artinya, peluang untuk wirausaha di bidang pangan selalu terbuka. Jenis usaha di bidang pangan sangat terbuka lebar, baik skala yang sangat mikro sampai skala industri besar. Kebutuhan modal bisa disesuaikan dengan kemampuan sehingga tidak perlu menunggu mempunyai modal besar untuk memulai usaha di bidang pangan. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewira- usahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Kreativitas dan inovasi untuk wirausaha di bidang pangan sangat terbuka lebar. Banyak hal bisa dilakukan, sejalan dengan keinginan manusia yang tanpa batas dan selalu mengharapkan pembaruan. Wirausaha juga tidak mengenal usia. Jika ada yang bertanya kapan seseorang sebaiknya memulai wirausaha, jawabnya adalah sekarang! Prakarya dan Kewirausahaan 143 G. Kewirausahaan Produk Pangan Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya. Ada yang berpendapat bahwa istilah kewirausahaan itu merupakan singkatan dari: Kreatif, Enerjik, Wawasan luas, Inovatif, Rencana bisnis, Agresif, Ulet, Supel, Antusias, Hemat, Asa, Ambisi, Negosiatif. (Anonim 1, 2005). Sebenarnya, masih banyak lagi sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wirausaha misalnya berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, mampu memanfaatkan pelu- ang, komunikatif, mampu memasarkan. Dalam berwirausaha, beberapa model usaha yang banyak ber- USAHA KECIL kembang di Indonesia sangat beragam, seperti pada Gambar ONE MAN ENTERPRISE FAMILY ENTERPRISE Kegiatan yang bersifat kewira- DEVELOPMENT SMALL SCALE ENTERPRISE usahaan misalnya: 1) menghasilkan produk baru MEDIUM SCLAE ENTERPRISE dengan cara baru pula, 2) menemukan peluang pasar BIG SCALE ENTERPRISE baru dengan menghasilkan Gambar 3.11 produk baru pula, Beberapa skala usaha di Indonesia 3) mengombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru, dan 4) mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif, serta 5) mendorong perilaku eksperimen dll. Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain, ia tidak menggan- tungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Wirausaha adalah kegiatan yang sangat mulia karena selain bisa menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya, juga banyak dampak positif lainnya dari aktivitasnya, di antaranya adalah: 1) menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, 2) memanfaatkan sumber- sumber bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, 3) sumber devisa bagi pemerintah, dan 4) secara keseluruhan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 144 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-hubungan baru antarunsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan memanfaat- kan suatu peluang didasari oleh sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan menemukan cara baru dalam menyikapi masalah dan memanfaatkan peluang. Inovasi adalah kemam- puan untuk menerapkan gagasan-gagasan baru atau pemecahan kreatif terhadap berbagai masalah dan dalam memanfaatkan peluang. Pengertian kreativitas dan inovasi secara singkat sering dianalogkan : creativity– thinking new things, innovations = doing new things. Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada, sering sekali merupakan perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan. Yang penting untuk dipahami mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan ciri-ciri yang melekat kepada wirausaha. Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi. Di mana pada alam pikiran seseorang wirausaha selalu tertanam hal-hal sebagai berikut: 1) Seorang wirausaha selalu mengimpikan gagasan baru. 2) Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru menciptakan peluang baru. 3) Selalu berorientasi kepada tindakan. 4) Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak selalu cepat direal- isasikan. 5) Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil. 6) Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu mencoba lagi. 7) Tidak pernah takut gagal. Struktur prioritas kewiraswastaan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan terda- lam merupakan inti (core), 3 lapisan berikutnya merupakan pendukung yang ideal untuk mencapai kesempurnaan prestasi. Struktur ini berlaku universal, tidak hanya bagi mereka yang berkarir dijalur wiraswasta. Para pejabat, karyawan, buruh, kaum-kaum profesional, dan siapa pun seyogyanya memiliki pola dasar ini. Struktur nilai kewirausahaan dimaksud terdiri dari elemen- elemen seperti pada Gambar 3.12 Keterampilan Tata Laksana Sikap Mental Kepemimpinan Gambar 3.12 Struktur Prioritas Kewirausahaan Prakarya dan Kewirausahaan 145 1. Merintis Usaha Baru Pada umumnya ada 3 (tiga) cara yang dikenal untuk memasuki suatu usaha bisnis, yaitu: 1) merintis Usaha baru sejak dari awal, 2) membeli perusahaan yang ada, dan 3) kerjasama manajemen (Franchising). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru antara lain, yaitu: 1) bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis, 2) bentuk usaha dan bentuk kepemilikan usaha yang akan dipilih, dan 3) tempat atau lokasi usaha yang akan dipilih. Untuk mengelola usaha tersebut harus diwali dengan: (i) perencanaan usaha, (ii) pengelolaan keuangan, (iii) aksi strategis usaha, dan (iv) teknik pengemban usaha 2. Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya. a. Intelectual Capital = Competency x Commitment Artinya, meskipun ia memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi apabila tidak disertai dengan komitmen tinggi, wirausaha tersebut tidak akan dapat menggunakan modal intelektualnya. b. Competence = Capability x Authority Artinya, bahwa wirausaha yang kompeten adalah wirausaha yang memiliki kemampuan dan wewenang sendiri dalam pengelolaan usahanya (kemandirian). Wirausaha selalu bebas menentukan usahanya, tidak tergan- tung pada orang lain. c. Capability = Skill x knowledge Artinya, bahwa kapabilitas wirausaha sangat ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan atau kecakapan. 3. Langkah Memulai Wirausaha Waktu yang tepat untuk memulai adalah saat ini, tidak ada penundaan, karena setiap waktu sangat berharga. Makin cepat memulai, kesuksesan akan makin cepat diraih. Dalam memulai wirausaha, tidak ada langkah yang baku, banyak hal yang menjadi faktor, tetapi sebagai acuan, pada Gambar 3.13 bisa dilihat langkah-langkah memulai usaha. 146 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Teguhkanlah niat Jagalah potensi mental kewirausahaan Percaya diri, berani ambil resiko, kemampuan memecahkanmasalah, berorientasi pada tugas dan hasil, LANGKAH berani mengambil keputusan, memiliki tenaga dalam MEMULAI (sabar, tekun, ulet, tenang, kreatif inovatif, dan pantang BISNIS menyerah), mampu berpikiran, berperasaan dan bertindak yang positif Memeriksa kembali gagasan bisnis yang ada aspek pasar, keuangan, manajemen, teknis, produksi, ekonomi, hukum, lingkungan Cepat bertindak menangkap peluang Gambar 3.13 Langkah-langkah memulai bisnis 4. Perencanaan Bisnis (Business Plan) Dalam dunia bisnis, perencanaan tidak boleh diabaikan, apalagi untuk penca- paian tujuan. Dalam dunia bisnis, diperlukan pengorbanan yang sangat besar, apakah itu modal, tenaga, pikiran ataupun pengorbanan-pengorbanan yang lain. Oleh karena itu, perencanaan bisnis hendaknya dilakukan secara cermat, akurat, serta dapat meyakinkan. Dalam perencanaan bisnis, pertama-tama yang harus dipikirkan adalah memilih bisnis yang tepat. Jika pilihan terhadap bisnis yang akan diterjuni, salah maka dengan sendirinya akan mengganggu jalannya perusahaan. Bahkan, dapat menyebabkan kegagalan perusahaan yang bersangkutan. Di tahap awal, perlu dibuat perencanaan bisnis secara tertulis sehingga bisa menjadi acuan dalam pengembangan bisnis yang akan dilakukan. Tahapan perencanaan bisnis tersebut bisa meliputi hal-hal berikut. a. Ringkasan Eksekutif, berupa highlight perencanaan bisnis, yaitu gambaran perencanaan bisnis secara singkat. b. Latar belakang dan tujuan, yaitu latar belakang memilih bisnis itu dan tujuan pendiriannya. c. Aspek umum, yaitu pemilihan lokasi, pengurusan perizinan, dll. d. Aspek produksi, yaitu perencanaan yang berhubungan dengan produksi, misalnya penentuan kapasitas produksi, pemilihan supplier bahan baku dan bahan kemasan, proses produksi yang dipilih, konsep pengawasan mutu, dll. Prakarya dan Kewirausahaan 147 Prakarya dan Kewirausahaan 147 f. Aspek Finansial, yaitu perencanaan keuangan untuk usaha yang akan dilaku- kan, dari mulai kebutuhan biaya-biaya, perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi), penentuan BEP (Break Even Point), dan lainnya. Pengembangan Bisnis Usaha Pangan dengan Pengolahan Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bisnis adalah usaha komersial yang dilakukan manusia dalam dunia perdagangan, baik perdagangan barang maupun jasa. Dalam memulai usaha, tidak ada batasan usia. Jika pertanyaannya: “Usia berapa seseorang sebaiknya memulai usaha?”, jawabnya adalah: “Sekarang!”. Artinya, bagi yang masih duduk dibangku SLTA, maka tidak ada kewajiban menunggu saat lulus tiba, atau menunggu saat ujian selesai, mulailah saat ini. Setiap orang boleh menentukan jenis usaha apa yang akan menjadi pilihannya, sesuai dengan kemampuan dan/atau daya tariknya terhadap suatu bidang. Setelah menentukan jenis usaha apa yang akan diambil, tentu perlu perencanaan yang matang untuk merumuskan tahap demi tahap yang harus dilakukan, dan hal apa saja yang harus disiapkan dalam menjalankan usaha tersebut. Tahap awal diperlukan suatu business plan atau perencanaan bisnis yang akan kita buat. peren- canaan bisnis berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha tidak mungin berhasil dengan baik tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Menga- pa calon wirausaha harus membuat perencanaan usaha? Oleh karena, perenca- naan usaha merupakan alat yang paling ampuh untuk menentukan prioritas, men- gukur kemampuan, serta mengukur keberhasilan dan kegagalan usaha. Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, stategi, taktik, program biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan usahanya tidak menyimpang. Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha, yaitu mencakup: a) Nama perusahaan b) Lokasi perusahaan c) Jenis Usaha d) Perijinan usaha e) Sumber Daya Manusia (SDM) 148 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 148 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK g) Aspek Pemasaran Berikut adalah contoh tahapan pengembangan usaha yang dilakukan untuk mem- buat usaha keripik singkong. 1. Pemilihan Jenis Usaha Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan harganya yang sangat terjang- kau menjadi alasan mengapa produk ini sangat digemari oleh banyak kalangan. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Hal ini menjadi pilihan menarik untuk memulai usaha ini. Sejatinya, produk keripik singkong pedas bukan produk baru bagi masyarakat kita, namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal rasa dan kemasan, keripik singkong pedas akan menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen memilih produk ini. Selain itu, pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik tentu akan meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk ini. Proses pengawetan yang digunakan pada proses pengolahan keripik singkong adalah dengan pemanasan. 2. Nama Perusahaan Perusahaan ini diberi nama CV. Bersama Maju dan Sejahtera, dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang. 3. Lokasi Perusahaan Lokasi usaha ditentukan didaerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh juga dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal. 4. Perizinan Usaha Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupatn dan Izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Prakarya dan Kewirausahaan 149 5. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia (SDM) yang dipersiapkan, terdiri atas 3 (tiga) orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai : (i) Penanggung jawab produksi, (ii) Penanggung jawab pemasaran, dan (iii) Penanggung jawab administrasi dan keuangan. Selain 3 (tiga) orang pendiri, akan direkrut 6 (enam) orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk bagian produksi, 2 (dua) orang untuk bagian pemasaran, dan 1 (satu) orang untuk bagian administrasi. 6. Aspek Produksi Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai bahan utamanya, juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain dalam proses pem- buatannya. Jadi, selain modal awal penanaman singkong, juga diperlukan biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam proses pembuatan keripik dengan asumsi singkong yang digunakan sebanyak 500 kg per produksinya. a. Peralatan yang digunakan untuk produksi No Jenis Alat Jumlah (Unit) @(Rp) Jumlah (Rp) 3 Kompor gas 4 Alat lainnya 1 paket b. Bahan baku yang digunakan dalam sekali proses produksi No Bahan baku Jumlah (kg) Harga (Rp/kg) 1 Garam 10 1.000/kg 2 Bawang putih 10 15.000/kg 3 Minyak goreng 7 .000/kg c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha Jumlah Tenaga Kerja Pemasaran dan Administrasi Pria d. Harga hasil produksi No Satuan Harga (Rp) 1 Kemasan 1 Kg 18.000 2 Kemasan ½ Kg 11.000 3 Kemasan 200 gram 150 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 150 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Tahapan pengolahan singkong adalah sebagai berikut. • Gunakan singkong yang belum sehari dicabut dari tanah. • Kupas kulitnya, kemudian iris singkong sesuai selera, jangan terlalu tipis. • Cuci irisan singkong hingga bersih. • Rendam singkong dengan air panas, campurkan bumbu ke dalam air • Diamkan hingga air dingin. • Bilas singkong dengan air bersih, tiriskan. • Goreng dengan api besar, perbandingan minyak : singkong = 3 : 1 • Tiriskan, diamkan hingga dingin. Pemberian Bumbu: Masukkan kripik singkong dan bubuk bumbu rasa ke dalam kantong plastik, kemudian kocoklah perlahan sampai bumbu menempel pada permukaan kripik secara merata. 7. Aspek Keuangan Diasumsikan dalam satu kali proses produksi, digunakan 500 kg singkong, yang akan menghasilkan sekitar 200 kg singkong, dimana terbagi menjadi 50 kema- san @1kg, 100 kemasan @ ½ kg, dan 400 kemasan @200gram. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut. a. Biaya Variabel Total( Rp) Tenaga Ju mlah @( Rp) 150.000 tidak tetap Singkong 8 00 4 00.000 Bawang putih 500 kg 150.000 Gara m 10 kg 30.000 Minyak goreng 10 kg 1.000.000 Ke masan 100 kg 120.000 Biaya lainnya Total 1.950.000 b. Biaya Tetap Rp Tenaga ker ja tetap Listrik/air Penyusutan alat Biaya lainnya Prakarya dan Kewirausahaan 151 Prakarya dan Kewirausahaan 151 Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp 1.950.000,00 + Rp 350.000,00 = Rp 2.300.000,00 d. Penerimaan Kotor Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi Jenis Kemasan Jumlah (bungkus) Satuan (Rp) Total (Rp) Total (Rp) 5.200.000 e. Pendapatan Bersih (Laba) Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya = Rp 5 200.000,00 – Rp 2.300.000,00 = Rp 2.900.000 Jadi, perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 kg singkong mentah, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 2.900.000,00 (dua juta sembilan ratus ribu rupiah). 8. Aspek Pemasaran Ada banyak cara untuk memasarkan produk keripik singkong, disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat. a. Tahap pertama mulailah dengan yang kecil, kenalkan keripik singkong kepada teman-teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa mencicipi keripik singkong buatan anda supaya mereka tertarik membeli. b. Bila keripik singkong mulai bisa diterima dan banyak penggemar, mulailah merambah pasar baru dengan menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah. c. Jika modal makin kuat dan kapasitas produksi makin meningkat, bisa mem- beli beberapa gerobak dorong atau motor sebagai armada pemasaran keripik singkong. d. Manfaatkanlah teknologi internet dan social network seperti Facebook dan twiter sebagai sarana penjualan yang lain, perbanyaklah teman dan follower, untuk memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat blog gratis atau website yang berbayar dengan relatif terjangkau harganya. e. Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya. sebagai contoh beberapa waktu yang lalu saat acara "Car free day"di Jakarta ada sekelom- pok anak muda memanfaatkannya dengan berjualan keripik singkong menggu- nakan mobil yang mereka parkir sejak subuh sebelum "Car free day" dimulai , hasilnya lumayan apalagi produk mereka telah dikenal luas di media internet walaupun harga yang mereka tawarkan cukup tinggi. Bisa juga berjualan di “pasar kaget” yang banyak menjamur di kota-kota sekitar tempat tinggal kita. 152 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pengolahan keripik singkong hanya satu contoh usaha yang bisa dikembang- kan dengan mudah dan murah. Usaha ini bisa dimulai saat kita masih duduk di bangku sekolah, tentu dengan mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga kegiatan sekolah tidak terganggu. Teman dan guru di sekolah, bisa menjadi pasar yang utama, yang jika berkembang bisa dilanjutkan ke sekolah lainnya yang ada dalam satu wilayah tempat kita tinggal. Hal besar itu dimulai dari hal yang kecil dan dimulai saat ini. Seorang wira- usahawan itu seorang yang bisa menangkap peluang dengan cepat, bahkan seonggok rongsokan bisa diubah menjadi sebongkah emas oleh seorang yang mempunyai jiwa wirausaha. Andakah satu di antaranya? perbedaan Contoh wirausaha: ikan asin, telur asin, manisan buah, minuman sari buah, keripik singkong dan lain-lain. Usahakan setiap kelompok membahas wirausaha yang berbeda. Keragaman materi akan memberikan kekayaan wawasan di kelas. 3. Setiap anggota kelompok mencatat hal-hal penting tentang keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami serta faktor-faktor penyebabnya pada sebuah lembar kerja. Contoh Lembar Kerja Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Kelompok : Perusahaan/Pengusaha Bidang Usaha/Produk No. Pengalaman engolahan P 4. Diskusikan dalam kelompok, tentang keberhasilan dan kegagalan wira- usaha tersebut serta faktor-faktor penyebabnya. 5. Buatlah presentasi tentang keberhasilan dan kegagalan wirausaha terse- but serta faktor-faktor penyebabnya. Presentasi dapat dibuat dalam bentuk tulisan, gambar maupun drama singkat. Cobalah untuk membuat presentasi yang unik dan berbeda dengan kelompok lain. 6. Presentasikan di depan kelas, dan berikan kesempatan kepada teman sekelas dan guru untuk bertanya serta mengungkapkan pendapat mereka. Prakarya dan Kewirausahaan 181 Prakarya dan Kewirausahaan 153 154 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pada bagian akhir dari pembelajaran Pengawetan Bahan Pangan Nabati dan Hewani, siswa akan melakukan praktik pengawetan bahan nabati dan hewani dalam dua proyek pengawetan. Proyek pertama pengawetan dibuat berdasarkan bahan dan teknik khas daerah. Tujuan dari praktik ini adalah memberikan motivasi kepada siswa untuk melihat potensi dan peluang wirausaha pengawetan di daerahnya. Proyek kedua, adalah membuat pengawetan sari buah. Kedua proyek pengawetan dapat dikembangkan lebih jauh dengan pelabelan dan pameran karya. Proses Pembelajaran Pada awal pembelajaran, siswa diajak untuk mem- perhatikan daerah sekitar tempat tinggal dan seko- lahnya. Berikan pertanyaan seperti ini: jika tinggal di daerah pantai, adakah usaha pengolahan ikan asin di daerahmu? Jika tinggal di daerah pengha- sil buah-buahan, adakah usaha pengolahan manisan buah atau sirop di daerah- mu? Selanjutnya, siswa akan dibimbing untuk mem- buat tugas pengamatan pengolahan bahan nabati dan hewani khas daerah secara berkelompok. Siswa mencatat hasil pengamat- an pada lembar kerja. Contoh lembar kerja ter- dapat pada buku siswa, namun siswa boleh mengembangkan contoh lembar kerja sesuai dengan kebutuhan pengamatan yang dilakukannya. Setelah pengamatan dilakukan, siswa membuat laporan hasil pengamatan dan kesan terhadap wirausaha tersebut. Pada tugas ini, siswa juga diminta untuk mempraktik- kan proses pengawetan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan. Bahan dan alat yang digunakan pada praktik ini dapat disediakan oleh sekolah maupun oleh individu siswa secara mandiri. 182 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 1 G. Membuat Produk Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Kita sudah mengenal berbagai teknik pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan karakter dari masing-masing bahan tersebut. Perhatikan daerah sekitar tempat tinggal dan sekolahmu. Bila tinggal di daerah pantai, adakah usaha pengo- lahan ikan asin di daerahmu? Jika tinggal di daerah penghasil buah-buahan, adakah usaha pengolahan manisan di daerahmu? Proyek 1 Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani Khas Daerah Langkah-langkah yang dilakukan: Mengumpulkan Data Lakukan pengamatan secara berkelompok untuk pengolahan pengawetan yang ada di daerah sekitarmu. Setiap kelompok melakukan kegiatan penelitian dengan metode observasi (pengamatan lapangan), dan wawancara tentang usaha/industri pengawetan. Pengawetan bahan pangan meliputi; sejarah, bahan, alat, teknik dan prosedur pembuatan produk. Usaha/industri meliputi: sejarah atau motivasi peru- sahaan membuat produk pengawetan, jumlah pekerja, sistem/pola kerja, pasar sasaran dari produk pengawetan tersebut, keberhasilan dan kegagalan wirausaha yang pernah dialami. Lembar Pengamatan dan Wawancara (contoh) P engolahan Nama Industri Jenis Produk Tanggal wawancara dan observasi Produk Pengawetan: Bahan utama Bahan pendukung Alat Teknik dan prosedur produksi : Prakarya dan Kewirausahaan 155 Informasi untuk Guru Pada proyek kedua, siswa akan praktik membuat sari buah. Pada buku siswa disebutkan buah jambu, namun guru dapat menggantinya menjadi buah yang terdapat di daerah masing-masing sesuai musimnya. Setiap jenis buah memiliki rasa yang berbeda. Oleh karena itu guru boleh memodifikasi takaran gula dan rasa sesuai jenis buah yang digunakan. Proses Pembelajaran Siswa dibimbing untuk melakukan praktik pem- buatan sari buah dengan prosedur yang tepat. Ingat- kan siswa untuk menggu- nakan alat K3 sesuai kerja yang akan dilakukan, untuk selalu berhati-hati karena proses ini melibatkan panas. Proses pembelajaran ini diarahkan agar siswa fokus pada langkah-langkah, prosedur dan detail ke- giatan. Siswa juga diingat- kan untuk selalu menggu- nakan peralatan sesuai dengan fungsinya (misal- nya tidak mengaduk meng- gunakan pisau). Hal pen- ting lagi dalam proses pengolahan bahan pangan adalah selalu menjaga kebersihan agar produk yang dihasilkan higienis. Penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja, interaksi dengan teman dan produk akhir, dalam hal ini tampilan dan rasa sari buah yang dihasilkan. Siswa juga diminta membuat label untuk botol dan jika dimungkinkan, buat jinjingan atau kotak kemasan dari kardus untuk 4 botol. Penilaian juga dilakukan pada kemasan yang dibuat. Prakarya dan Kewirausahaan 183 Membuat laporan hasil pengamatan Buatlah laporan dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan. Laporan ditulis dengan rapi, boleh dilengkapi dengan skema dan gambar. Pada bagian akhir, tuliskan kesan dan pendapatmu tentang produk pengawetan yang dihasilkan ataupun perusahaan/industri pengawetan tersebut. Buatlah laporan semenarik mungkin. Membuat perencanaan dan praktik pengawetan bahan nabati/hewani berdasarkan hasil pengamatan Lakukan perencanaan dan praktik pengolahan pengawetan bahan nabati atau hewani sesuai dengan pengamatan yang telah kamu lakukan. Sebelum melakukan percobaan, tuliskan bahan dan alat yang dibutuhkan serta langkah-langkah pem- buatannya dengan saksama. Lakukan persiapan bahan dan alat dengan baik dan lakukan langkah-langkah kerja sesuai dengan prosedur. Perhatikan keselamatan kerja dan kebersihan, agar menghasilkan produk pengolahan yang higienis. Proyek 2 Membuat Sari Buah dengan Pengawetan dengan Proses Panas Kegiatan 1 Membuat Sari Buah Bahan - 500 gram jambu biji (atau buah-buahan setempat) - 150 gr gula pasir - 2 gr asam sitrat - 1 liter air minum - (dan bahan baku lainnya jika diperlukan) P engolahan Perusahaan/industri Sejarah atau motivasi perusahaan Jumlah pekerja Pasar sasaran Keberhasilan Kegagalan Catatan lain E. Kerajinan dan Wirusaha Limbah Tekstil Informasi untuk Guru Peta materi memberikan gambaran kepada siswa tentang materi apa saja yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan membangkitkan semangat siswa dalam mengi- kuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembelajaran ini. Sampaikan dengan semenarik mungkin sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Konsep Umum Peta materi menggambar- kan urutan dan hubungan antarmateri yang akan PETA MATERI Kerajinan dan Wirausaha Tekstil dipelajari. Pada bagian Kerajinan dan Wirausaha pertama siswa akan me- Limbah Tekstil ngenali produk-produk kerajinan dari limbah Mengenal tekstil dan konteksnya Limbah Tekstil dalam kehidupan sehari- Material Limbah Tekstil dan Bahan Pewarna Pengemasan hari, melalui pengamatan Asesoris dan Perawatan dan diskusi. Produk terse- Proses dan Alat Produksi Kerajinan Tekstil but terbangun atas mate- Cara Kerajinan Limbah Tekstil Merancang Kerajinan Wirausaha di rial limbah tekstil, bahan Limbah Membuat Produk Bidang Tekstil Kerajinan Limbah Kerajinan pewarna dan aksesori Tekstil Limbah Tekstil akan dipaparkan pada bagian selanjutnya. Setelah Tujuan pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu mengenali material limbah 1. Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk membuat produk kerajinan serta keberhasilan wirausaha adalah anugerah Tuhan. tekstil, bahan pewarna 2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dan aksesori, siswa akan dalam membuat karya kerajinan limbah tekstil untuk membangun semangat usaha. mempelajari beragam 3. Mendesain dan membuat produk serta mengemas karya kerajinan limbah proses dan alat produksi prosedur berkarya. 4. Mempresentasikan karya produk kerajinan limbah tekstil dengan perilaku jujur yang dibutuhkan untuk dan percaya diri. 5. Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan membuat produk kerajinan tokoh-tokoh wirausaha dan menganalisis sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan dari limbah tekstil. Setelah sebuah usaha. siswa memiliki gambaran 2 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 tentang produk secara utuh, siswa akan belajar bagaimana cara merancang produk kerajinan limbah tekstil, diberikan wawasan cara pengemasan dan wirausaha kerajinan limbah tekstil. Pada bagian akhir pem- belajaran, siswa akan melakukan praktik perancangan hingga pembuatan kerajinan limbah tekstil. 156 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prakarya dan Kewirausahaan 157 Informasi untuk Guru Salah satu unsur pembentuk produk kerajinan adalah sumber daya alam. Walau- pun Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan terlengkap kedua di dunia setelah hutan Amazon, namun pemanfaatan sumber daya alamnya haruslah bijaksana dan arif. Di sini guru menjelaskan keberagaman sumber daya alam Indonesia yang dimanfaatkan dan diolah sebagai bahan baku kerajinan di Indonesia, khususnya bidang tekstil. Guru memberikan latar belakang kerajinan limbah tekstil dan gerakan ramah lingkungan. Pembelajaran disertai contoh-contoh produk kerajinan produk limbah tekstil yang banyak beredar di masyarakat, seperti tabel pada buku siswa. Proses Pembelajaran Guru memberikan penge- nalan Produk Kerajinan Limbah Tekstil, yang muncul setelah melihat limbah kain yang terbuang saat proses produksi pem- buatan benda-benda ke- rajinan yang berbahan baku kain. Limbah tersebut kemudian diolah dengan cara didaur ulang dan dimanfaatkan untuk mem- produksi benda-benda kebutuhan sehari-hari. Proses produksi pengolah- an limbah kain ini menjadi produk kerajinan yang dikerjakan dalam skala industri rumah tangga, membantu kemandirian ekonomi rumah tangga tersebut. Siswa juga diajak untuk melakukan peng- amatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang pengetahuan kerajinan tesktil, jenis bahan dasar, alat, teknik, dan prosedur pembuatan karya kerajinan tekstil agar terbangun rasa ingin tahu dan menunjukkan motivasi inter- nal. Prakarya dan Kewirausahaan 3 Kerajinan dan Wirausaha Limbah Tekstil BAB 1 A. Mengenal Kerajinan Limbah Tekstil Sejarah desain menunjukkan bahwa sejak ditemukannya pada tahun 1768, mesin uap memengaruhi perubahan teknik produksi benda-benda kebutuhan manusia. Hal tersebut memicu pertumbuhan pabrikasi pengolahan bahan baku dari sumber daya alam dengan menggunakan mesin. Sekitar tahun 1970-an, mulailah timbul kesadaran dampak polusi lingkungan yang dihasilkan industri. Selain pencemaran udara, air, dan tanah, benda-benda yang dihasilkan dengan kemajuan teknologi dan mesin-mesin industri juga menimbulkan masalah baru, yakni menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh alam. Sampah jenis ini bertambah seiring dengan perubahan kebutuhan hidup dalam gaya hidup manusia yang mendorong terjadinya inovasi produk baru, tanpa memperhati- kan ketersediaan sumber daya alam yang ada. Salah satu industri yang menghasil- kan limbah dalam jumlah besar adalah industri tekstil (memproduksi dari benang hingga menjadi kain), garmen (mempro- duksi pakaian dalam skala besar), dan koveksi (memproduksi pakaian dalam skala kecil). Industri-industri tersebut menghasilkan limbah kerajinan berupa sisa benang pada kelos, sisa potongan kain, dan bahan serta limbah cair dari pewarnaan tekstil. Limbah industri tekstil, garmen dan konveksi yang berupa sisa bahan dapat dimanfaatkan menjadi aneka produk kerajinan limbah tekstil. http://buzzmills.typepad.com/blog/2012/06/ a-cloud-mobile.html Gambar 1.1 Kerajinan limbah tekstil Ker ajinan Informasi untuk Guru Siswa telah mengetahui jenis-jenis produk kerajinan dari limbah tekstil. Pada bagian ini, siswa akan diajak mengenali lebih jauh material yang dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan tersebut. Mengenali karakter dan sifat bahan akan sangat membantu dalam menentukan karya yang akan dikerjakan, misalnya bahan yang terbuat dari serat organik akan berbeda dengan bahan yang terbuat dari serat nonorganik atau sintetis. Proses Pembelajaran Setelah membaca pen- B. Material Limbah Tekstil jelasan dari buku siswa bersama-sama, siswa diberi Material yang digunakan untuk kerajinan limbah tekstil terdiri dari limbah padat atau sisa produksi, yang dihasilkan dari proses produksi. Sisa produksi dapat Tugas 1 dengan tujuan berupa sisa benang pada kones (cone ends), kain sisa (perca), sisa bahan tambahan seperti bisban, tali, kerah, busa pelapis dan cones bekas benang. Bahan-bahan agar dapat mempraktik- tersebut dikelompokkan sesuai material dan warnanya. kan dan memiliki kemam- Limbah Tekstil Ker ajinan puan identifikasi material limbah tekstil sebelum Padat diolah menjadi produk Cair kerajinan. Guru dapat Sisa bahan lain/ Sisa benang Sisa kain asesoris memperlihatkan contoh Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 1.1 Jenis-jenis limbah tekstil kain yang terbuat dari serat alam dan serat sintetis. Pandulah siswa agar dapat mengidentifikasi perbe- daan kedua jenis bahan tekstil tersebut. Siswa diberikan tugas untuk men- dokumentasikan aneka kain perca sebagai salah satu cara memahami bahan baku kerajinan limbah Gambar 1.6 Sumber: http://onlineshop.yarniapdx.com/cone-ends-grab-bag Sisa benang pada kones (cone ends) tekstil. 8 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Pengayaan Guru dapat mengajak siswa untuk mengunjungi lembaga Litbang Tekstil yang ada di kotanya atau mengunjungi sentra industri rumahan yang mengolah bahan baku tekstil. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih mensyukuri kekayaan alam lingkungannya. 158 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Siswa telah mengenali jenis-jenis dan karakter material. Pada bagian ini, akan dipelajari beberapa pengetahuan pembuatan kerajinan limbah tekstil. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran diberikan melalui paparan dan diskusi. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya atau mencerita- kan pengamannya tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan limbah tekstil. Materi sedapat mungkin diberikan secara sistematis dan detail agar siswa mendapat gambaran utuh tentang berbagai kemungkinan pemanfaatan teknik untuk menghasilkan produk kerajinan yang unik dan memiliki nilai estetis yang tinggi. Siswa diberi tugas eksplorasi dan eksperimen teknik agar lebih memahami karakter dan keunggulan teknik yang ada. Penilaian Penilaian diberikan atas pemahaman siswa atas jenis-jenis teknik, keaktifan C. Proses dan Alat Produksi Kerajinan dengan siswa dalam mem- buat Bahan Limbah Tekstil tugas eksplorasi teknik, 1. Teknik Quilting dan hasil eksplorasinya. Pengertian quilting adalah teknik aplikasi imbuh dengan menyatukan potongan- potongan kain dengan pola tertentu. Terkadang kita perlu memberi isian di- antara lapisan kain tersebut sehingga di saat dijahit maka bagian yang tidak terjahit akan menjadi timbul dan menciptakan tekstur yang baru secara keseluruhan. Proses penjahitan bisa dilakukan dengan jahit tangan ataupun dengan mesin. Quilting terdiri atas berbagai pola sesuai dengan ide, kreativitas Remedial dapat diberikan dan keterampilan pembuatnya. berupa tugas untuk mem- praktikkan salah satu teknik yang sederhana, misalnya membuat simpul- simpul makrame. Siswa juga dapat diminta untuk membuat daftar teknik- teknik yang dapat digu- Gambar 1.11 Sumber: http://quiltschenectady.org/?page_id=19 nakan untuk pembuatan Quilt karya dari Lois Bena, Susan Mezera, dan Joanne Hendrick berjudul “A Walk In Central Park” kerajinan limbah tekstil. Langkah teknik quilting adalah sebagai berikut. a) Buatlah gambar pola sesuai ukurannya yang diinginkan pada kertas kotak-kotak. b) Jiplak gambar pola tersebut di atas kain perca dengan menggunakan kertas karbon. c) Gunting kain perca sesuai pola yang telah dibuat. d) Letakkan potongan kain perca tersebut di atas kain lain sebagai dasar. e) Agar kain perca tidak bergeser saat dijahit, maka potongan kain perca yang telah disusun ditempelkan pada kain dasar dengan jarum pentul. f ) Jahit semua potongan kain perca pada kain dasar dengan teknik jahit aplikasi/ jahit setik. 12 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Prakarya dan Kewirausahaan 159 Informasi Guru Ide perancangan dapat berangkat dari kebutuhan calon pengguna. Guru menga- jak siswa untuk melihat fenomena perubahan gaya hidup yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan pengamatan tersebut, guru mengajak siswa untuk memperhatikan kebutuhan yang muncul karena pergeseran gaya hidup. Kemudian, mintalah siswa untuk membuat daftar produk kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat berdasarkan pengamatan tersebut. Kebutuhan baru tersebut dapat memunculkan ide produk, misalnya wadah HP, dan tas untuk bekal makanan. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran melalui paparan dan diskusi. Guru memberikan contoh salah a) Membersihkan limbah tekstil dengan cara merendam dalam air bersih, untuk memisahkan kotoran dan serat atau kain. satu produk karya kerajin- b) Membilas limbah c) Mengeringkan dan memilah limbah sesuai karakter dan warna an limbah yang berpotensi d) Proses persiapan bahan (menyetrika dan memilih bahan) e) Membuat pola sesuai desain produk yang akan dibuat untuk dijadikan peluang f ) Membuat mal atau cetakan baku atau bentuk dasar baku g) Menggunting dan memberi tanda pada bagian yang ingin digabungkan wirausaha. Siswa memper- atau disatukan. h) Merakit atau menjahit menjadi sebuah produk hatikan penjelasan guru i) Memberi aplikasi tambahan Ker ajinan j) Merapikan produk dan mencatat proses k) Memberi label l) Mengemas produk perancangan. Kemudian, guru dapat membimbing D. Cara Merancang Karya Kerajinan dan mendorong siswa Limbah Tekstil agar dapat bersimulasi Dalam merancang sebuah karya kerajinan, berikut adalah tahapan proses yang membuat proposal rancang- harus dilalui. a) Mengamati kebutuhan masyarakat, yakni dengan melihat secara jeli kebutuhan an kerajinan limbah yang yang diperlukan masyarakat pada saat ini. Sebagai contoh, saat ini para profe- sional memiliki telpon genggam lebih dari satu buah sehingga dibutuhkan diminati calon pengguna. dompet kecil yang dapat digunakan untuk membawa sejumlah alat komunikasi yang dimilikinya. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa kebutuhan . masyarakat adalah wadah/dompet dengan fungsi tersebut. Guru memberikan contoh proses perancangan de- Produk Kebutuhan sainer terkemuka yang mengolah dan mempro- Perancang/ duksi limbah tekstil menjadi Desainer/ produk kerajinan. Selain Kriyawan itu, jika memungkinkan, 18 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 guru dapat mengundang wirausahawan kerajinan limbah tekstil yang sukses dan berhasil untuk berbagi pengalamannya dalam memulai usaha dan berbagai kendala dalam proses produksinya. Guru memberi- kan kegiatan studi lapangan untuk mengunjungi salah satu tempat produksi kera- jinan limbah tekstil yang ada di wilayah sekitarnya. 160 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Setiap produk kerajinan perlu dilengkapi dengan kemasan yang baik untuk melindungi produk dari kerusakan sehingga kualitas produk terjaga. Bentuk desain kemasan berpengaruh terhadap nilai tambah produk kerajinan limbah tekstil. E. Pengemasan dan Perawatan Kerajinan Limbah Tekstil Pengemasan karya produk dilakukan dengan mempertimbangkan untuk menjaga kualitas produk dan memberikan data tarik. Bentuk dan jenis material yang digu- nakan untuk mengemas pun perlu dipikirkan secara teliti agar kemasan dapat berfungsi sebagai pelindung sekaligus menambah daya tarik produk. Produk kera- jinan limbah tekstil pada pada umumnya memiliki estetika yang tinggi, struktur Ker ajinan yang lembut (tidak kaku) dan tidak terlalu rentan terhadap benturan sehingga dapat dibuat kemasan yang memperlihatkan isinya, dan tidak perlu menggunakan material yang terlalu keras dan tebal. Agar calon pembeli dapat melihat karya kera- jinan limbah tanpa perlu membuka kemasannya, dapat digunakan model ‘jendela’ atau untuk produk tertentu cukup dengan memberikan gantungan untuk kemu- dahan bawa, keterangan merek, dan cara perawatan tanpa perlu menutup keseluruhan produk. Sumber: http://lovelypackage.com/category/fashion/page/4/ dengan lubang agar karya dapat terlihat Gambar 1.16 Kemasan yang dirancang oleh estudio rumba, 20 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Proses Pembelajaran Untuk pengemasan produk, guru dapat memperlihatkan contoh cara mengemas produk kerajinan yang unik. Guru menjelaskan fungsi kemasan pada produk dapat memberikan nilai tambah pada produknya, selain fungsi utama kemasan untuk melindungi produk dan menjaga agar tetap bersih. Guru dapat membimbing siswa untuk melakukan eksperimen kemasan yang cocok untuk produk kerajinan yang telah dibawa dari rumah masing-masing. Dokumentasikan dalam sebuah kliping, berikan keterangan yang jelas agar dapat dijadikan bahan pembelajaran bersama. Prakarya dan Kewirausahaan 161 Informasi untuk Guru Guru memperkenalkan peluang wirausaha kerajinan tekstil dan peluang peman- faatan limbah tekstil sebagai produk kerajinan. Selanjutnya, guru menerangkan lebih jauh lagi pengertian wirausaha. Di Indonesia, bisnis-bisnis rumahan yang merupakan bagian dari Usaha Kecil Menengah (UKM) terus berkembang dan men- jadi penopang perekonomian daerah. Bisnis rumahan saat ini dijadikan pilihan karena semua kegiatannya dapat dilakukan dari rumah atau tempat tinggal. Beberapa ide karya untuk produk bisnis rumahan bisa dimulai dari hobi atau kege- maran. Untuk pemasarannya dapat menggunakan teknologi komunikasi melalui koneksi internet. Di bawah ini adalah contoh kerajinan dari limbah tekstil yang diproduksi di rumah dan dipasarkan melalui internet. Proses Pembelajaran Guru dapat memberikan motivasi wirausaha dengan memberikan contoh wira- b) Mencari . usahawan yang berhasil. Guru memberikan pula penjelasan mengenai konsep dasar wirausaha. Selanjutnya, siswa akan dibimbing oleh guru ajinan Ker dalam mengarahkan pro- duk kerajinan yang memi- liki persyaratan seperti Sumber: http://amyleesullivan.com/Textile-Design Gambar 1.17 yang telah dipelajari. Di Kemasan yang tidak menutupi produk antaranya standar produk dan proses kerja kerajinan limbah tekstil, yaitu dengan memperhatikan kebersihan dan kerapian produk. Siswa dibekali dengan tahapan Prosedur Penetapan Harga serta teknik pemasaran offline dan online. Selain itu siswa Sumber: https://www.newyorkfestivals.com/ Gambar 1.18 worldsbest/2011/pieces.php?iid=423924&pid=1 rancangan kemper trautmann Kemasan dengan tali, juga dikenalkan dengan sistem pembayaran yang Prakarya dan Kewirausahaan 21 biasanya diberlakukan pada pengusaha kerajinan limbah tekstil. 162 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pengayaan Siswa diberikan tugas pengamatan dan survei pada wirausahawan kerajinan limbah . Guru dapat memperkaya pengetahuan siswa dengan mendorong siswa melakukan kegiatan sebagai berikut. a) Observasi dengan teknik wawancara tentang pengetahuan wirausaha, keber- hasilan dan kegagalan wirausaha kerajinan tekstil di lingkungan wilayah setem- pat agar terbangun rasa ingin tahu, bersikap santun, bangga/cinta tanah air, dan bersyukur sebagai warga bangsa. b) Menyimpulkan dan membuat laporan hasil pengamatan/kajian literatur tentang pengetahuan wirausaha, keberhasilan dan kegagalan wirausaha kerajinan limbah tekstil yang ada di lingkungan wilayah setempat atau Nusantara. Penilaian Penilaian pengamatan, tentang pengetahuan wirausaha kerajinan tekstil yang ada di lingkungan wilayah setempat. Aspek yang dinilai: Kerincian, Ketepatan pengeta- huan, pilihan kata,keativitas bentuk laporan dan perilaku. Informasi untuk Guru Guru menjelaskan konsep dasar-dasar kewirausahaan sebuah bentuk usaha dan menjelaskan dengan analogi sederhana seperti : a) mencari ide jenis produk limbah tekstil b) mempelajari jenis produk yang ingin dipasarkan c) membuat rencana bisnis d) memasarkan e) mendaftarkan dan mengurus surat izin usaha Guru diharapkan dapat menerangkan dengan lebih detil mengenai rencana bisnis dan mengenalkan proses mendaftarkan dan mengurus surat ijin usaha. Proses Pembelajaran Guru mengajak siswa untuk bersama-sama melakukan proses pembelajaran mulai dari pengamatan sampai dengan mengumpulkan data untuk dijadika bahan diskusi bersama di kelas. Berikut langkah yang dipandu guru dalam kelas. a. Melakukan pengamatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang pengetahuan wirausaha dan kewirausahaan, tujuan, dan manfaat wirausaha agar terbangun rasa ingin tahu. b. Mengamati karakteristik wirausahawan berdasarkan buku teks dan sumber bacaan/media dengan cermat dan teliti serta penuh rasa ingin tahu. c. Melakukan diskusi tentang aneka karya yang berkaitan dengan pengalaman menjalankan usaha kerajinan tekstil dan mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan wirausaha kerajinan tekstil agar terbangun rasa ingin tahu sehingga dapat mensyukuri anugerah Tuhan. Prakarya dan Kewirausahaan 163 Prakarya dan Kewirausahaan 163 Ciri-ciri karakter dan persyaratan untuk menjadi wirausaha yang baik, bila dapat dipenuhi, akan mendorong keberhasilan, seperti contoh wirausahawan kerajinan limbah tekstil berikut ini. a. TOMOI, usaha aneka wadah dan tas dari bahan karung beras bekas. Didirikan pada tahun 2004, diprakarsai oleh tiga sekawan yaitu Diana Mochdie, Kristina DK, dan Monica Anas. Produk TOMOI yang paling diminati oleh konsumen pengguna adalah bantal, tas laptop, tempat tissue, dan cover ipad. ajinan Ker b. Aksesoris Batik : AARTI Berdiri pada tahun 2008, memanfaatkan motif Batik pada kain yang dijahit ulang, didesain ulang, diatas beragam kain. Ide bisnis ini digagas oleh Agnes Budhisurya dan Arianti Pradjasaputra. Wirasusaha juga mempertimbangkan sumber daya usaha dalam berwirausaha. Pengertian sumber daya usaha dikenal dengan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar), dalam produksi tekstil. Sumber daya manusia dalam mengelola wirausaha produk limbah tekstil harus memiliki dan menguasai teknik pengolahan limbah tekstilnya. Pemilihan bahan yang tepat serta penggunaan alat dan teknik yang tepat akan menghasilkan karya yang diminati. Bisnis pengolahan limbah tekstil ini pun memerlukan sumber dana yang dapat menjamin ketersediaan bahan baku, kesejahteraan sumber daya manusianya, serta perawatan mesin yang digunakan dalam usaha. Prakarya dan Kewirausahaan Pengayaan Siswa diberikan langkah dalam merancang konsep sebuah wirausaha kerajinan limbah serta klasifikasinya, disertai contoh pengusaha kerajinan limbah yang telah sukses. Pada pembahasan topik ini, guru dapat mengundang pengusaha kerajinan limbah untuk menceritakan konsep produknya, menceritakan kendala yang diha- dapi sebagai gambaran bahwa dalam menjalankan usaha, terkadang menghadapi kondisi nyata yang tidak sesuai dengan rancangan usaha di awal sehingga dibu- tuhkan langkah kreatif dan inovatif dalam mencari jalan keluar bagi masalah tersebut. 164 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pada bagian akhir dari pembelajaran tentang kerajinan limbah tekstil, siswa akan praktik membuat karya dari bahan tekstil. Praktik terdiri atas dua proyek pembua- tan kerajinan limbah tesktil. Proyek pertama, perancangan dan pembuatan produk limbah tekstil khas daerah. Kekhasan suatu daerah dapat menjadi inspirasi bahan yang digunakan, bentuk produk, warna, dan lain-lain. Di bawah ini terdapat beberapa contoh produk kerajinan limbah tekstil yang dapat mengisprirasi guru jika siswa perlu dibantu diberikan rangsangan dalam mencari ide untuk proyek pertama. Bootie batik karya Ikoew, Bali http://batikslicious.blogspot. com/2012/11/aksesoris-batik.html Gambar Kalung dari Perca Pembatas Buku Sumber: www.favecrafts.com Sampul Buku dari Limbah Tekstil Sumber: www.batikindonesia.com Kalung Perca dengan Teknik yang Berbeda Prakarya dan Kewirausahaan 165 Proses Pembelajaran Pada proyek pertama, siswa akan membuat kerajinan dari bahan limbah tekstil dengan inspirasi khas daerah. Siswa mengawalinya dengan pencarian ide, pem- buatan rancangan, perencanaan proses pembuatan, dan pembuatan karya. Siswa boleh memanfaatkan gabungan beberapa jenis material limbah maupun beberapa teknik pembuatan untuk menghasilkan produk yang unik, baru dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Guru memotivasi siswa untuk mengasilkan karya yang berbeda dan mendorong siswa untuk merasa bangga atas kemampuan dirinya sendiri. Pada proyek kedua, siswa akan membuat mangkok dari bahan kain perca. Siswa akan mengikut lang- Manusia kah demi langkah sesuai Metode dengan petunjuk yang Biaya ada pada buku siswa. Karya/ Produk Siswa dilatih untuk teliti ajinan Ker mengikuti setiap langkah Market yang diberikan. Siswa juga Material Peralatan akan berlatih keterampilan Bagan 1.2 Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk sebuah karya dan kerapian dalam ber- karya. G. Membuat Produk Kerajinan Limbah Tekstil Proyek ketiga, siswa di- Proyek 1 Kerajinan Limbah Tekstil Khas Daerah minta untuk membuat 1. Mencari Ide kemasan untuk salah satu Kita sudah mengenal berbagai jenis dan karakter bahan limbah, teknik produk- si, pengolahan serta pembuatan kemasan. Kamu juga sudah melakukan karya yang telah dibuat- eksperimen teknik untuk dimanfaatkan membuat kerajinan limbah tekstil. Pengetahuan dan pengalaman tersebut menjadi dasar pembuatan produk kan. Perancangan kemas- kerajinan limbah. Sebelumnya, kita harus mencari ide produk apa yang akan dibuat. Karya kerajinan limbah tekstil dapat berupa produk fungsional ataupun an sesuai dengan konsep hiasan, atau campuran keduanya. Flora, fauna, budaya khas daerahmu dapat menjadi ide dari pembuatan produk, misalnya membuat produk gantungan dan tema dari produk kunci berbentuk penyu, apabila penyu merupakan fauna khas daerahmu. - Perhatikan daerah sekitar tempat tinggal dan sekolahmu, apakah ada indus- limbah tekstil yang akan tri garmen, konveksi, atau penjahit? - Perhatikan jenis limbah tekstil apa yang dihasilkan. dikemasnya. Pada akhir - Perhatikan pula hal-hal lain yang khas daerahmu, seperti busana daerah, semester, dapat diadakan inspirasi estetika. - Perhatikan produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini. pameran karya dan 24 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK presentasi untuk mem- Semester 2 berikan rasa percaya diri kepada siswa. Penilaian Penilaian yang digunakan adalah penilaian proyek, di antaranya meliputi kinerja pada proses, orisinalitas dan estetika hasil karya, sikap kerja dan interaksi dengan teman. 166 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK F. Rekayasa dan Wirausahaan Produk Rekayasa dengan Gerak Sederhana Informasi untuk Guru Peta materi memberikan gambaran kepada siswa tentang materi apa saja yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan membangkitkan semangat siswa dalam mengi- kuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembelajaran ini. Sampaikan dengan semenarik mungkin sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk ebrusaha mencapai tujuan tersebut. Konsep Umum Peta materi menggambar- PETA MATERI kan urutan dan hubungan antar materi yang akan dipe- Rekayasa dan Wirausaha Alat Pengatur Gerak Sederhana lajari. Pada bagian pertama, siswa akan mengenali produk- Mengenal Alat Pengatur Gerak produk rekayasa yang memi- liki gerak sederhana dan Pengemasan Material, Komponen, dan konteksnya dalam kehidupan Perawatan Sumber Arus dan Pengatur sehari-hari, melalui pengamat- ek R Proses dan Alat Produksi Gerak Sederhana yasa a Cara Pengatur Gerak Sederhana an dan diskusi. Produk terse- but terbangun atas material, Bidang Alat Merancang Wirausaha di Alat Pengatur Membuat Produk Alat Pengatur Gerak Pengatur komponen dan sumber arus Gerak Gerak Sederhana Sederhana dengan Sumber Arus AC Sederhana akan dipaparkan pada bagian selanjutnya. Setelah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu: mengenali material, kom- 1. Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk membuat produk rekayasa adalah anugerah Tuhan. ponen, dan sumber arus, 2. Menghayati sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertang- gung jawab, kreatif dan inovatif dalam membuat karya produk rekayasa untuk membangun semangat usaha. siswa akan memperlajari 3. Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik AC. proses dan alat produksi 4. Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa alat pengatur gerak seder- hana dengan sumber arus listrik AC berdasarkan konsep dengan pendekatan yang dibutuhkan untuk potensi daerah setempat dan tempat lainnya. 5. Menyajikan/mempresentasikan hasil karya produk rekayasa alat pengatur membuat produk rekayasa gerak sederhana dengan sumber arus listrik AC. 6. Memahami Standard Operating Procedur (SOP), Kesehatan dan Keselamatan bergerak sederhana. Setelah Kerja (K3), dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dapat mendukung keber- hasilan dalam menjalankan sebuah usaha. siswa memiliki gambaran 30 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK tentang produk secara utuh, Semester 2 siswa akan belajar bagaima- na cara merancang produk rekayasa dengan memanfaatkan gerak, diberikan wawasan cara pengemasan dan wirausaha di bidang alat komunikasi. Pada bagian akhir pembelajaran, siswa akan melakukan praktik perancangan hingga pembuatan produk rekayasa dengan gerak sederhana yang memanfaatkan sumber arus AC. Prakarya dan Kewirausahaan 167 Informasi untuk Guru Pada Bab 2 semester 2 siswa akan membuat produk rekayasa yang memanfaatkan mekanika gerak. Siswa akan memulainya dengan berbagai pengamatan terhadap gerak yang terdapat di sekitarnya, bermula dengan gerakan pada persendian tubuhnya. Konsep Umum Gerak adalah bagian dari kegiatan yang selalu kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Gerak mekanik yang terjadi pada tubuh kita dan gerakan mekanik yang merupakan fenomena yang manusia temukan, menginspirasi pengembangan produk-produk rekayasa. Proses Pembelajaran Pada awal kelas, ajak siswa untuk bergerak. Gerakan yang dilakukan dapat BAB 2 beragam. Paling sederhana Rekayasa dan Wirausaha Alat adalah persilakan siswa Pengatur Gerak Sederhana berdiri di dekat bangku masing-masing dan di- minta untuk mengikuti A. Mengenal Jenis-Jenis Gerak dan Alat Pengatur Gerak Sederhana contoh yang diberikan guru di depan kelas. Guru 1. Jenis-Jenis Gerak dan Arah Gerakan dapat membuat beberapa Gerak dan gerakan adalah peristiwa yang mudah ditemui dalam keseharian kita. Jenis-jenis gerak dapat kita pelajari dari gerakan tubuh kita. a yasa Mari kita berjalan beberapa langkah, rasakan gerakan apa saja yang terjadi ek gerakan sederhana seperti pada tubuh kita, ada berapa jenis gerak yang terjadi. Coba gerakan kepala R memutar kepala (seperti secara perlahan, rasakan gerakan apa saja yang mungkin terjadi. Gerakan pergelangan dan jari-jari tangan, rasakan gerakan apa yang terjadi. Tuhan men- gerakan senam), meng- ciptakan mekanik yang sempurna untuk gerakan manusia. Tuliskan gerakan- gerakan yang dihasikan oleh persendian tubuh kita. angkat tangan ke atas lalu Pergerakan pada tubuh manusia terjadi pada sendi-sendi. Menurut Fisiologi yang merupakan cabang dari Biologi, jenis gerakan pada sendi terdiri atas 6 memutarnya perlahan, (enam) jenis gerak. dan gerakan lain yang a. Sendi peluru (endartrosis) Persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contohnya memanfaatkan kemampu- hubungan tulang lengan atas dan tulang gelang pinggul. an persendian pada tubuh. Alternatif lain adalah seorang siswa diminta maju dan berjalan pelan dari satu sisi ke sisi lain dari Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.2 Sendi peluru kelas, ajak siswa lain di kelas untuk mengamati Prakarya dan Kewirausahaan 31 geraknya. Beri kesempatan siswa untuk menikmati proses ini dan menjadi relaks. 168 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pancing diskusi dengan memberikan siswa beberapa pertanyaan, misalnya: saat temanmu berjalan, bagian tubuh mana saja yang bergerak dan mengapa? Berikan contoh pula, hal yang tidak mungkin dilakukan karena ke khasan gerak jenis sendi yang ada, misalnya jari tangan kanan menyentuk siku kanan. Selanjutnya, berikan kesempatan kepada para siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang gerak yang terjadi pada tubuh manusia. Informasi untuk Guru Penjelasan tentang jenis- jenis sendi dan gerakannya b. Sendi engsel (gynglumus) Persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contohnya sendi pada dapat dilakukan dengan lutut dan siku. ceramah (guru menjelas- kan di depan kelas) atau satu siswa bergantian membacak an isi bab dengan suara keras untuk Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.3 Sendi engsel didengarkan bersama. c. Sendi putar (trokoidea) Beri kesempatan siswa Persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contohnya a ek hubungan tulang tengkorak dan tulang belakang. untuk mengajukan komen- yasa tar atau pertanyaan tentang materi tersebut pada akhir paparan. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.4 Sendi putar d. Sendi pelana (sellaris) Kedua ujung tulang membentuk seperti pelana, dan memungkinkan gerak Konsep Umum dengan dua poros. Contohnya sendi pada tulang ibu jari dengan telapak tangan. Gerakan sendi ditentukan oleh bentuk sendi. Bentuk sendi dapat menjadi inspi- rasi kita dalam membuat produk rekayasa dengan Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.5 Sendi pelana gerak sederhana. Selain ilmu faal, ilmu fisika juga 32 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 memperlajari gerak. Salah satu yang dapat memban- tu pemahaman kita tentang gerak adalah jenis-jenis gerak berdasar pada lintasannya. Prakarya dan Kewirausahaan 169 Informasi untuk Guru Pada bagian sebelumnya siswa diminta untuk melakukan pengamatan gerak terhadap tubuhnya sendiri. Pada bagian ini, siswa diminta untuk melakukan pengamatan kepada produk-produk rekayasa yang ada di sekitarnya, di rumah, di sekolah, di pasar, di tempat bermain, dan tempat-tempat lainnya. Pengamatan ini dapat dilakukan di luar waktu pelajaran, di rumah, di perjalanan, di tempat bermain, dan lain-lainnya. Siswa mulai dibiasakan untuk ingin tahu dan belajar dari apa pun yang ada di sekitarnya, tanpa dibatasi waktu dan tempat. Berikan motivasi agar siswa suka mengamati lingkungannya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan suka mencari ide-ide. Cara ini akan membuat siswa terbiasa untuk selalu bela- jar di dalam kehidupannya kelak. Pada bagian ini, petunjuk yang diberikan pada buku siswa cenderung untuk memberikan cara-cara, tanpa memberikan jawaban yang e. Sendi elips (ellipsoidea) Tabel 1A Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elips memiliki bonggol dan pasti agar siswa dapat meli- Judul: Catatan Pengamatan Benda Bergerak ujung-ujung tulangnya tidak membulat, melainkan oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. No. Contohnya hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan Nama Benda Gerakan Sendi hat berbagai kemungkinan Sumber energi tangan. secara lebih luas dan beragam. Pembelajaran Setiap siswa diminta melaku- kan pengamatan di luar jam pelajaran dan mencatatkan a yasa ek R hasil pengamatannya dalam sebuah tabel seperti contoh pada buku teks siswa, Tugas 2 Catatan Pengamatan Benda Diskusi Kelompok Gerak dan Fungsi Gerak Bergerak. Ingatkan siswa Tujuan diskusi ini adalah untuk mengenali jenis-jenis gerakan dan fungsinya dalam benda yang ditemui sehari-hari. untuk bekerja secara mandi- Bentuklah kelompok terdiri dari 5-6 orang. Perhatikan bersama-sama catatan ri, menjadi teliti dan menu- hasil pengamatan setiap anggota kelompok tentang benda berge- rak (Catatan Pengamatan Benda Bergerak). Dari catatan tersebut, kalian akan liskan hasil pengamatannya menemukan benda-benda dengan gerakan yang sama dengan teman dalam kelompok. Diskusikan dengan teman dalam kelompok, benda-benda apa saja yang memiliki gerakan sama atau serupa. Diskusikan pula fungsi dari gerakan secara lengkap dan mende- tersebut. Gerakan yang sama dapat memiliki fungsi yang berbeda. Gerakan yang sama juga dapat dimiliki oleh produk yang berbeda. Bagilah tugas dalam tail. Tabel catatan ini akan kelompok dengan adil dan sesuai dengan kemampuan dan keunggulan individu anggota kelompok. Bekerja dalam kelompok dapat meningkatkan digunakan untuk 2 buah kemampuan individu dan melatih kerja sama dengan saling menghargai. diskusi kelompok yang akan Tuliskan dan gambarkan dalam tabel seperti contoh berikut ini. dilakukan selanjutnya. Prakarya dan Kewirausahaan 35 Penilaian Guru memastikan bahwa setiap siswa melakukan pengamatan dengan cara memeriksa Catatan Pengamatan Benda Bergerak. Penilaian dapat dilakukan terha- dap kejujuran pembuatan catatan (tidak menyontek milik teman), banyaknya benda yang diamati, ketelitian pengamatan yang dilakukan (misalnya ada benda yang luput dari pengamatan siswa lainnya), seberapa dalam siswa tersebut meng- amati dilihat dari sedetail apa paparan dalam catatan pengamatan yang dibuat. 170 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Materi pelajaran tentang gerak dan fungsi gerak akan mulai diarahkan kepada analisis. Hasil dari materi ini nantinya akan menjadi bahan pemunculan ide peran- cangan produk rekayasa benda putar dengan sumber tenaga listrik AC. Catatan Pengamatan Benda Bergerak yang sudah dibuat siswa menjadi data yang akan dianalisis dalam diskusi kelompok Gerak dan Fungsi serta diskusi kelompok Gerak dan Sumber Energi. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran diisi dengan dua buah diskusi Ilmu lain yang mempelajari tentang gerak adalah Ilmu Fisika. Menurut Ilmu kelompok. Setiap siswa Tabel 1B Judul: Gerak dan Fungsi Gerakan harus membawa Catatan (contoh) No. Gerakan Fungsi gerakan Nama Benda Pengamatan Benda Ber- Kipas angin 1. Berputar pada 1 poros Menggerakkan udara gerak yang sebelumnya sudah pernah dibuat. Pada diskusi pertama, siswa diminta mendisku- sikan hasil pengamatan ek a individual yang telah di- catat dalam Catatan Peng- Kalian dapat pula membuatnya dalam bentuk gambar atau bagan yang yasa menarik seperti contoh di bawah ini. Atau, menggambarkannya berdasarkan amatan Benda Bergerak ide salah satu anggota kelompok yang disepakati oleh semua anggota kelompok. dan menuliskannya di Kipas angin dalam satu tabel bersama Menggerakkan udara Gerak dan Fungsi Gerakan, seperti contoh pada buku poros teks siswa. Pada pengisian ................ tabel ini, siswa juga Gambar 2.8 Contoh bagan menggambarkan gerak dan fungsi gerak akan memikirkan produk- Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian di depan kelas. Perhatikan hasil diskusi kelompok lain. Apakah ada temuan serupa dengan kelompok kalian? produk rekayasa apa yang Adakah hal berbeda dari temuan kelompok kalian? Persamaan dan perbedaan tersebut akan memperkaya pengetahuan kita tentang gerak dan fungsi gerak, memanfaatkan gerak. serta produk-produk yang memanfaatkan produk rekayasa pengatur gerak. 36 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Prakarya dan Kewirausahaan 171 Informasi untuk Guru Siswa kembali diingatkan tentang pentingnya teknis, estetika dan ergonomi pada setiap produk rekayasa yang dirancang, seperti pernah secara sederhana dijelaskan pada Prakarya Rekayasa semester 1. Pada bagian ini pemaparan tentang hal terse- but disampaikan secara lebih sistematis dan disebutkan sebagai unsur-unsur yang terdapat pada produk rekayasa. Ilmu lain yang mempelajari tentang gerak adalah Ilmu Fisika. Menurut Ilmu Latihan 1 1. Mana produk di bawah ini yang memiliki nilai estetika lebih tinggi dan tampak lebih bagus? R ek a yasa 2. Mana produk di bawah ini yang tampak lebih ergonomis pada bagian pegangannya (handle)? 38 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Proses Pembelajaran Guru memaparkan informasi tentang Unsur Teknis, Estetika dan Ergonomis Produk Rekayasa Bergerak Sederhana dalam bentuk ceramah. Pada bagian akhir paparan, ajak siswa untuk berlatih mengenali produk rekayasa yang tampak memiliki estetika lebih tinggi maupun yang tampak lebih ergonomis, dengan gambar yang terdapat pada buku teks siswa. Biarkan siswa mengemukakan pendapatnya dan memberikan alasan dari pendapatnya tersebut. Berikan juga kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pengalamannya menggunakan produk yang tidak ergonomis atau pengalaman siswa tentang produk estetis yang tidak ergonomis atau sebaliknya. 172 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Diskusi berikutnya adalah diskusi tentang Gerak dan Sumber Energi, yang juga memanfaatkan Catatan Pengamatan Benda Bergerak yang dimiliki setiap individu siswa. Hasil diskusi siswa dituliskan pada tabel seperti contoh pada buku teks siswa. Siswa diperkenankan membuat dalam bentuk gambar, atau bagan, ataupun membuat tabel yang lebih detail daripada contoh yang ada. Setiap kegiatan diskusi dapat dilakukan dalam 1 x 45 menit atau lebih bergantung dari situasi dan kondisi kelas dan siswa. Tugas 3 Ilmu lain yang mempelajari tentang gerak adalah Ilmu Fisika. Menurut Ilmu Proses Pembelajaran Diskusi Kelompok Gerak dan Sumber Energi Tujuan diskusi kelompok ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis gerak dan Guru memimpin kelas sumber energi yang digunakan. untuk menyimpulkan hasil Bentuklah kelompok dengan anggota 5-6 orang. Perhatikan Catatan Pengamatan Benda Bergerak dari setiap anggota kelompok. Dari diskusi kelompok ke catatan-catatan tersebut, kalian akan menemukan benda-benda yang sama, ataupun benda-benda yang berbeda, tetapi memiliki sumber energi yang sama. Kelompokkan benda-benda dengan sumber energi yang sama, dan dalam sebuah kesimpulan buat catatannya seperti contoh berikut. bersama. Guru mengaju- Tabel 1C Judul: Gerak dan Sumber Energi kan beberapa pertanyaan R ek a Sumber energi Benda Jenis Gerak di bawah ini. yasa Tenaga manusia - Ada berapa jenis Tenaga motor bensin sumber tenaga atau sumber energi yang Tenaga listrik AC (listrik PLN) dapat menghasilkan Tenaga listrik DC (baterai, accu, adaptor, solar cell) gerakan? - Gerakan apa yang Perhatikan catatan hasil diskusi kelompok. Diskusikan dan jawab beberapa pertanyaan di bawah ini: paling banyak dihasil- - Ada berapa jenis sumber tenaga atau sumber energi yang dapat menghasilkan gerakan? kan dan dimenfaatkan - Gerakan apa yang paling banyak dihasilkan dan dimanfaatkan oleh benda-benda di sekitar kita? oleh benda-benda di - Benda atau produk rekayasa apa saja yang bergerak dan memanfaat- kan tenaga listrik AC? sekitar kita? - Benda atau produk rekayasa apa saja yang bergerak dan meman- faatkan tenaga listrik Semester 2 AC? 40 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak dan mengemukakan pendapatnya tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tuliskan jawabanya di papan tulis. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kesimpulan bersama yang dipakati oleh anggota kelas. Jawaban-jawaban tersebut merupakan kesimpulan dari hasil-hasil pengamatan individual siswa tentang produk rekayasa bergerak. Prakarya dan Kewirausahaan 173 Informasi untuk Guru Sumber arus listrik menjadi gerak melalui motor listrik. Motor listrik adalah perang- kat elektromagnetik yang mengkonversikan atau mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Prinsip motor listrik pertama ditemukan oleh Michael Faraday di Inggris dan Joseph Hendry di Amerika dalam kurun waktu yang bersamaan antara tahun 1820-1830an. Gambar 3.3 Michael Faraday (kiri) dan Joseph Hendry (kanan) Konsep Umum Prinsip Kerja Motor Listrik Motor listrik digunakan pada kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu (vacum cleaner). Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Kutub-kutub dari magnet yang sama akan saling tolak-menolak dan kutub-kutub tidak sama akan saling tarik-menarik. Gambar 3.4 Perputaran medan magnet dari sebuah motor AC 174 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Seperti tampak pada gambar, stator memiliki enam tiang/kutub, sedangkan roto memiliki dua kutub. Pada TIME 1, A1 dan C2 berkutub Utara dan kutub yang berla- wanan A2 dan C1, adalah kutub Selatan. Kutub Selatan dari rotor ditarik oleh dia Kutub Utara dari stator dan kutub Utara dari rotor ditarik oleh dua kutub Selatan dari stator. Pada TIME 2, polaritas dari kutub-kutub berubah. Oleh karena itu, sekarang C2 dan B1 menjadi kutub Utara dan C1 dan B2 adalah kutub Selatan. Rotor terdorong untuk berputar 60 derajat sehingga sejajar dengan kutub stator . Pada TIME 3, B1 dan A2 adalah Utara. Pada TIME 4, A2 dan C1 adalah Utara. Setiap perubahan yang terjadi, kutub rotor tertarik oleh kutub yang berlawanan dari stator. Karena medan magnet dari stator yang berputar, rotor terdorong untuk berputar bersamanya (Sumber: Basic Motor Theory, http://www.reliance.com/mtr/mtrthrmn.htm) Proses Pembelajaran Siswa akan memahami prinsip kerja motor listrik Bagaimana sumber arus listrik bisa berubah menjadi gerak? melalui percobaan motor listrik yang langkah- langkahnya dipaparkan dengan detail pada buku teks siswa. Percobaan ini menggunakan bahan- Sumber arus listrik menjadi gerak melalui motor listrik. Motor listrik adalah perang- kat elektromagnetik yang mengonversikan atau mengubah energi listrik menjadi bahan sederhana yang energi mekanik. Prinsip motor listrik pertama ditemukan oleh Michael Faraday di Inggris dan Joseph Hendry di Amerika dalam kurun waktu yang bersamaan antara mudah ditemui. Sebaiknya, tahun 1820-1830-an. a setiap siswa diberi kesem- yasa Mari kita melakukan sebuah percobaan untuk memahami prinsip perubahan energi listrik menjadi energi gerak oleh perangkat elektromegnetik. ek R patan untuk melakukan Tugas 4 eksperimen ini secara individual, namun demikian Percobaan prinsip motor listrik Bahan: biarkan siswa untuk saling 1 buah magnet selo p membantu jika ada temannya yang mengalami kesulitan. Alat dan bahan 1 buah baterai untuk percobaan ini dapat 1 klip/ paku/ kawat disediakan oleh sekolah atau disediakan oleh siswa, bergantung dari gun ng kabel Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.9 Bahan dan alat percobaan motor listrik situasi dan kondisi siswa. Prakarya dan Kewirausahaan 41 Prakarya dan Kewirausahaan 175 Informasi untuk Guru Pada buku siswa, terdapat gambar dari satu jenis motor listrik. Siswa harus menge- tahui bahwa sebetulnya banyak jenis motor listrik yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengayaan Mintalah siswa untuk Ilmu lain yang mempelajari tentang gerak adalah Ilmu Fisika. Menurut Ilmu mencari informasi dari Tugas 5 berbagai sumber: buku, Mengenali Jenis-Jenis Motor Listrik Di bawah ini adalah salah satu contoh dari motor listrik dan bagian-bagiannya toko setempat, bengkel setempat, dan internet untuk mengetahui jenis- jenis motor listrik yang ada. Hasil pencarian infor- masi tersebut dapat ditu- R a liskan ke dalam lembar ek yasa kerja seperti contoh pada halaman 35. Siswa juga diperkenankan membuat gambar atau menempel- Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.10 Bagian-bagian motor listrik kan foto atau gambar (dari Rangkaian kumparan kawat tembaga, wadah, dan sumbu berputar. Ukuran wadah harus tepat dengan rangkaian agar rangkaian kumparan tersebut tidak brosur atau majalah) dari bergeser. motor listrik. Pastikan bahwa gambar dari ma- jalah atau brosur tersebut diperoleh siswa dengan cara yang baik (misalnya: Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.11 Sumbu dan kumparan pastikan tidak merusak ma- jalah yang masih terpakai) 44 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Remedial Remedial dapat diberikan kepada siswa dalam bentuk yang serupa, yaitu pergi ke toko elektronik untuk melakukan wawancara tentang motor listrik, atau tentang jenis-jenis produk rekayasa yang menggunakan motor listrik. Siswa juga bisa ditugasi untuk mencari data dengan referensi dari buku atau internet. 176 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Setelah siswa memahami prinsip sumber arus AC menjadi gerak dengan motor listrik, sekarang siswa diajak untuk memahami bagaimana gerak putar yang dihasilkan motor listrik dapat menghasilkan gerak lainnya. Gerak putar dari motor listrik berubah menjadi berbagai jenis gerak dengan adanya sistem mekanik. Proses Pembelajaran Guru memaparkan infor- masi tentang Objek - Kelompok Batang (engkol dan batang bergigi) Mekanik, dan Jenis-jenis Sambungan antar-Objek Mekanik dalam bentuk ceramah. Berikan contoh Gambar 2.14 dari objek-objek mekanik Sumber: Internet Engkol dan batang bergigi dan jenis-jenis sambungan - Kelompok Tali (tali katrol dan tali bergigi) yang dapat ditemui sehari- ek hari agar siswa tidak R yasa a merasa asing dengan ma- teri pelajaran ini. Berikan kesempatan siswa untuk Sumber: Internet Gambar 2.15 Tali, tali katrol dan tali bergigi mengemukakan pendapat- - Kelompok Beban (beban dan piston) nya tentang contoh dari objek-objek mekanik dan jenis-jenis sambungan yang dapat ditemui sehari-hari. Pada bagian akhir paparan, ajak siswa untuk berlatih mengenali objek-objek Sumber: Internet Gambar 2.16 Piston mekanik dan jenis-jenis sambungan dengan meng- amati prinsip kerja sebuah 48 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 sepeda. Siswa juga akan memahami prinsip kerja objek-objek mekanik dan jenis-jenis sambungan melalui percobaan Simulasi Rangkaian Mekanik 2 Dimensi. Langkah- langkah kerja untuk percobaan dipaparkan cara dan contohnya secara detail pada buku teks siswa. Alat dan bahan untuk percobaan ini dapat disediakan oleh sekolah atau disediakan oleh siswa, bergantung pada situasi dan kondisi siswa. Eksperimen ini dilakukan secara berkelompok. Pastikan setiap siswa turut terlibat dalam eksperimen ini. Prakarya dan Kewirausahaan 177 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap individu dan kelompok. Siswa yang terlibat aktif dan antusias akan mendapat manfaat keilmuan yang lebih tinggi daripada siswa lain yang tidak terlibat. Sedapat mungkin guru dapat memberikan motivasil dan keya- kinan kepada semua siswa untuk berpartisipasi. Eksperimen ini juga dapat dikom- petisikan antarkelompok. Kelompok yang menemukan sistem mekanik lebih banyak akan mendapat nilai lebih tinggi daripada kelompok yang melakukan sedikit model atau simulasi gerak. Yakinkan siswa bahwa kerja sama kelompok akan menghasilkan kerja yang lebih baik. Rangkaian-rangkaian me- kanik yang dihasilkan oleh satu kelompok boleh Bahan: dipresentasikan kepada - Persambungan putar (Rotary-joint) Contoh: persambungan as (sumbu/poros) dengan roda atau persambungan teman-teman dan guru di roda dengan engkol kelas. Guru dan siswa kelompok lain boleh memberikan komentar, saran dan kritik memban- gun terhadap hasil ekspe- rimen suatu kelompok. a Komentar, saran dan kritik yasa ek dari semua pihak dapat digunakan menyempur- nakan hasil eksperimen Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.21 siswa. Bahan percobaan gerak mekanik - Papan karton 3 mm, busa lembaran atau styrofoam, untuk menambatkan objek mekanik (tidak semua objek mekanik harus ditambatkan di papan) - Paku dan jarum pentul untuk menempelkan objek mekanik ke papan - Kancing atau tutup botol plastik atau karton tebal, berbagai ukuran untuk Objek Mekanik Kelompok Roda - Batang es krim atau karton tebal yang dipotong seperti batang pipih untuk Objek Mekanik Kelompok Engkol - Tali, benang tebal atau pita untuk Objek Mekanik Kelompok Tali Alat: - Gunting - Palu Prakarya dan Kewirausahaan 51 178 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk guru Siswa diingatkan kembali dengan beragam jenis sumber arus AC. Sedapat mun- gkin siswa pun memahami konsep cara kerja sumber arus AC, yang bergerak bolak-baik karena kutub positif dan kutub negatif yang berpindah-pindah. Prinsip aliran arus pada sumber listrik AC adalah seperti pada gambar di bawah ini. Sumber: www.ferdian.net Gambar 3.1 Ilustrasi arus AC yang bergerak bolak balik, dengan kutub yang berubah-ubah Tegaskan kepada siswa bahwa pada bagian ini produk rekayasa yang akan dibuat adalah memanfaatkan sumber arus AC. Artinya, berbeda dengan produk yang memanfaatkan sumber arus DC yang mudah dibawa berpindah, produk dengan arus AC cenderung lebih statis karena bergantung pada sumber listrik yang umumnya terdapat pada bangunan. Sumber: internet Gambar 3.2 Saklar dan steker Prakarya dan Kewirausahaan 179 Informasi untuk Guru Siswa telah memahami karakteristik produk rekayasa yang memanfaatkan mekanik, dinamo penggerak putar, jenis-jenis objek mekanik dan persambungan. Saat ini siswa akan diajak untuk mengetahui lebih jauh bagaimana material, komponen dan sumber arus tersebut membentuk sebuah produk melalui teknik produksi. Konsep Umum Setiap material memiliki teknik produksi yang berbeda. Produk yang memanfaat- kan produk mekanik pada umumnya terdiri atas bagian rangkaian mekanik dan casing yang menyelubunginya. Teknik produksi rangkaian mekanik dengan casing memiliki teknik produksi yang berbeda sehingga proses produksi kedua bagian tersebut dilakukan secara terpisah. Kedua bagian tersebut akan disatukan pada tahapan proses produksi yang disebut perakitan atau assembling. Proses Pembelajaran Siswa akan dibimbing untuk memahami bagan Proses Produksi. Jika me- Rangkaian mekanik yang dihasilkan oleh kelompok dipresentasikan kepada mungkinkan, guru dapat teman-teman dan guru di kelas. Setiap kelompok boleh menghasilkan lebih dari satu rangkaian mekanik. Mintalah teman-teman dan guru-guru memberi- membawa sebuah produk kan komentar, saran, dan kritik membangun terhadap hasil eksperimen kelompok kalian. Komentar, saran, dan kritik dari teman dan guru dapat digu- yang memanfaatkan gerak nakan menyempurnakan hasil eksperimen kalian. mekanik sebagai alat peraga di kelas. Siswa C. Proses dan Alat Produksi diminta bersama-sama Pengatur Gerak Sederhana membuka casing produk ek R yasa a tersebut dan mengamati Proses produksi produk pengatur gerak sederhana dengan teknologi mekanik terdiri atas dua (2) tahapan utama, yaitu pembuatan rangkaian mekanik dan proses pembuatan casing, dan diakhiri dengan proses perakitan (assembling), yaitu isinya. Siswa diminta untuk menggabungkan bagian dalam dan bagian casing-nya. Proses pembuatan rang- kaian mekanik membutuhkan ketelitian dan presisi yang sangat tinggi. Satu mengenali perbedaan teknik kesalahan pemasangan komponen mekanik akan menyebabkan produk rekayasa ini tidak dapat berfungsi. Casing harus mempertimbangkan kenyamanan, keaman- produksi untuk meng- an dan estetika. Proses produksi dan alat untuk pembuatan casing bergantung pada material yang akan digunakan karena setiap material memiliki cara pengolahan hasilkan kedua bagian yang berbeda. tersebut, dan proses apa Proses Produksi Proses Produksi yang dilakukan saat tahap Casing perakitan produk. Rangkaian Mekanik Proses Perakitan Produk Mekanik Bagan 2.1 Sumber: Dokumen Kemdikbud Proses produksi produk mekanik 54 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 180 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Proses produksi dapat dilakukan secara manual maupun masinal. Produksi secara manual dapat dilakukan oleh perorangan atau industri kecil dengan menggu- nakan peralatan sederhana dan menghasilkan produk yang terbatas jumlahnya. Produksi masinal biasanya dilakukan oleh industri manufaktur dengan mesin otomatis atau robot, untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar. Pada produksi semacam itu, tenaga manusia masih digunakan hanya untuk beberapa tahapan produksi atau sebagai operator mesin. Konsep Umum Alat yang digunakan untuk proses produksi Proses produksi dapat dibedakan menjadi produksi secara manual atau dengan mesin (machinal). Proses pembuatan rangkaian mekanik secara manual dapat rangkaian mekanik dan dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik seperti tang, kunci pas, kunci inggris, obeng, dan lain-lain. Proses produksi manual memungkinkan pembuatan rangkaian elektronik yang alat elektronik oleh individu, bukan pabrik. Proses pembuatan rangkaian mekanik dengan dengan mesin atau robot dilakukan di pabrik. Penggunaan mesin pada melengkapinya disebut produksi mekanik akan mengurangi peluang terjadinya kesalahan produksi dan memastikan setiap produk memiliki kualitas yang sama. peralatan elektrikal dan mekanikal. Alat untuk membuat casing, bergan- tung dari material casing Gambar 2.22 Sumber: http://www.justtoolkits.com/83000.html Perkakas untuk Mekanikal yang digunakan. Casing dan Elektrikal ek a yasa plastik menggunakan peralatan untuk memo- tong, membentuk, dan menyatukan plastik. Pera- latan plastik yang digu- Sumber: http://www.businessweek.com (Foto: Akos Stiller/Bloomberg) nakan bergantung pada Gambar 2.23 Manufaktur Otomotif Robot pada material plastik. Bijih plastik diproduksi menjadi casing dengan mesin Proses produksi casing juga dapat dilakukan secara manual maupun masinal. injection moulding. Lem- Pembuatan casing secara masinal dilakukan di pabrik untuk produksi massal. Pada produksi massal umumnya casing dibuat dari material plastik dengan teknik injec- baran plastik dibentuk tion moulding atau vacum forming, atau logam dengan teknik pres. Pewarnaan pada proses ini dilakukan dengan mencampur pewarna dengan bijih plastik. Mate- dengan menggunakan rial yang dapat digunakan untuk pembuatan casing secara manual adalah material alam seperi kayu, logam lembaran, atau plastik lembaran yang dapat melindungi mesin vacum forming. pengguna dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh gerakan mekanik. Casing dari material kayu Prakarya dan Kewirausahaan 55 menggunakan peralatan dan mesin perkayuan. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dilakukan dengan papara dan diskusi. Diskusi dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa tentang alat-alat produksi yang sudah dike- nalnya. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan kunjungan ke pabrik manufaktur. Prakarya dan Kewirausahaan 181 Informasi untuk guru Pada produksi produk rekayasa, berlaku beberapa aturan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik dan hasilnya memenuhi standar tertentu. Pengetahuan tentang hal ini dibutuhkan siswa sebagai bagian dari wawasan kewirausahaan. Sebagai calon wirausahawan, siswa harus memiliki pengetahuan tentang SOP dan K3 yang akan menjaga kelangsungan usahanya. Pemahaman tentang adanya SNI akan mengarahkan siswa untuk kelak berusaha mencapai hasil yang sesuai standar. Proses Pembelajaran Guru akan memaparkan dan menjelaskan tentang Standar Prosedur Kerja (SOP), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Industri Elektronik serta Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti yang tercantum dalam buku siswa. Pada setiap bagian paparan berikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat atau pengalaman pribadi atau kerabatnya terkait dengan SOP, K3 dan SNI. Evaluasi Untuk memudahkan siswa memahami konsep SOP dan K3, ajak siswa untuk Standar Prosedur Kerja, Kesehatan dan Keselamatan Kerja memikirkannya dengan Industri Elektronik serta Standar Nasional Indonesia melakukan Latihan 1 dan a. Standard Operating Procedures (SOP) atau Protap (Prosedur Tatap) Rancangan atau hasil desain produk rekayasa selanjutnya memasuki tahap Latihan 2. Latihan ini di- produksi sebelum akhirnya dipasarkan. Tahap produksi dilakukan dalam sebuah industri. Dilihat industri dari kapasitas produksi, jumlah pekerja, lakukan oleh siswa secara maupun hasil produksinya, dapat dibagi menjadi industri kecil, industri mene- ngah ataupun industri besar. Dilihat dari proses produksinya, industri dapat individual. Pada Latihan 1, dibagi atas industri dengan sistem manual, semi manual atau fully machinal/o- tomatis. Industri dengan sistem manual, sebagian besar proses produksinya memanfaatkan tenaga dan keterampilan manusia dengan bantuan alat-alat siswa diperkenankan untuk sederhana. Industri dengan sistem semi manual menggunakan mesin pada sebagian prosesnya selain tenaga dan keterampilan manusia. Industri yang fully berdiskusi dan bertukar machinal hampir seluruh kerjanya memanfaatkan mesin otomatis, dan manusia hanya berfungsi sebagai pengawas dari kerja mesin-mesin tersebut. pikiran dengan teman ek a yasa Pada sistem produksi terdapat aturan yang dikenal dengan sebutan sekelas. Pada Latihan 2, standard operating procedures atau SOP. Sebuah industri dapat memiliki sejum- lah SOP bergantung pada banyaknya kerja yang dilakukan di dalam industi siswa diminta untuk tersebut. Pada industri yang menggunakan sistem manual, jumlah SOP akan lebih banyak karena digunakan untuk mengatur langkah kerja tenaga manusia mengerjakannya sendiri. yang bekerja dalam industri tersebut. Pada industri yang menggunakan sistem otomatis, SOP tidak terlalu banyak dan hanya terbatas pada kerja-kerja yang Kedua hasil Latihan ditu- dilakukan oleh manusia karena mesin bekerja tanpa diatur oleh SOP. angkan ke dalam sebuah Standard Operating Procedures adalah standar langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dalam setiap proses kerja yang terjadi di dalam industri. Stan- laporan atau tulisan yang dar ini berlaku bagi siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Tujuan adanya SOP adalah untuk memastikan proses produksi berjalan aman, lancar, dan tepat dikumpulkan kepada guru waktu sehingga menghasilkan produk yang memiliki kualitas/mutu yang baik dan seragam. Sebuah prosedur meliputi daftar bahan dan komponen standar, untuk dinilai. urutan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan termasuk waktu yang diperlukan, alur kerja yang digambarkan dalam diagram, pembagian kerja dan nama-nama penanggung jawab, dan indikator keberhasilan. Pada beberapa pelaksanaan prosedur dalam industri juga termasuk pengisian formulir dan laporan. SOP diperlukan khususnya untuk kerja yang rumit, membutuhkan ketepatan hasil, membutuhkan tanggung jawab yang besar, memiliki risiko kecelakaan atau kerusakan. 56 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 182 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prakarya dan Kewirausahaan 183 Penilaian Guru menilai pemahaman siswa tentang SOP dan K3 melalui isi laporan atau tulisan yang dibuat siswa dari Latihan 1 dan Latihan 2. Informasi untuk Guru Gerak mekanik dapat dikembangkan menjadi berbagai produk rekayasa yang inovatif. Ide peran- cangan dapat muncul melalui eksplorasi gerak mekanik, dari permasalah- an yang ada di sekitar kita, dari peluang pasar yang ada dan lain-lain. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meng- gali ide adalah curah pendapat atau brain- storming. Proses curah pendapat akan meng- hasilkan ide produk yang akan dibuat dan mekanik yang akan digunakan. Tahap selanjutnya adalah rasionalisasi, yaitu menguji ide-ide yang muncul pada proses curah pendapat tersebut dengan pertimbangan teknis untuk detai rang- kaian mekanik dan bentuk casingnya. Rasionalisasi dapat dilakukan dengan studi model untuk mengetahui dengan pasti apakah rangkaian mekanik berfungsi dengan baik. Studi model juga dapat dilakukan pada pengembangan bentuk casing hingga ditemukan bentuk yang estetis dan ergomonis. Konsep Umum Pencarian ide tidak dapat dilakukan dengan cara berpikir yang linier atau berurutan, misalnya pertama pikirkan fungsinya dulu, mekaniknya, baru selanjutnya casing. Ide dapat muncul secara tidak beraturan, misal saat muncul ide fungsi, tiba-tiba muncul ide tentang casing, lalu kemudian ide mekanik, dan kembali ke ide pengembangan casing. Ide bisa juga dimuai dengan munculnya ide mekanik, lalu muncul ide fungsi yang dapat memanfaatkan mekanik tersebut, lalu casing menyesuaikan dengan mekanik dan fungsinya. Prakarya dan Kewirausahaan 59 D. Cara Merancang Alat Pengatur Gerak Sederhana 1. Mencari Ide Produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana merupakan produk tepat guna yang dibeli konsumen terutama karena fungsinya. Ide perancangan produk rekayasa dengan gerak sederhana harus dimulai dengan pengamatan terhadap kebutuhan yang ada pada kehidupan sehari-hari, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri seperti industri pengolahan dan budidaya. Contohnya apabila di daerah sekitarmu terdapat industri pengolahan keripik buah yang membutuhkan pemanas, ide yang muncul adalah membuat mesin pemanas yang dapat bergerak untuk membalik buah secara berkala sehingga tidak terjadi pemanasan yang berlebih pada salah satu sisinya. Tentu saja kemunculan ide tidak begitu saja, melainkan harus disertai dengan beberapa riset. Pertanyaan menyangkut kebutuhan fungsi produk rekayasa antara lain seperti berikut. - Produk rekayasa bergerak apa yang dibutuhkan? - Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut? - Di mana akan digunakan? Pertanyaan untuk memahami proses yang sudah ada antara lain seperti berikut. - Bagaimana prinsip kerja suatu proses yang sudah ada? - Pengembangan fungsi apa yang dibutuhkan pada proses tersebut? Pertanyaan untuk pengembangan desain produk rekayasa mekanik antara lain seperti berikut. - Bagaimana cara kerja mekanik dan rangkaian mekanik yang dibutuhkan? - Bahan/material apa yang akan dipakai untuk bagian mekanik? - Proses produksi dan alat apa yang dibutuhkan untuk memproduksi rang- kaian mekanik tersebut? - Bagaimana bentuk casing yang tepat untuk melindungi pengguna dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh gerakan mekanik dan sumber arus AC? - Bahan/material apa yang akan dipakai untuk bagian casing? - Proses produksi dan alat apa yang dibutuhkan untuk memproduksi casing tersebut? R ek a yasa Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah dengan paparan guru dan diskusi. Informasi untuk Guru Ide yang sudah didapatkan kemudian dituangkan ke 2. Membuat Gambar/Sketsa dalam beberapa gambar Susunlah beberapa rencana atau rancangan dari produk rekayasa yang akan dibuat. Rancangan terbagi atas rancangan rangkaian mekanik dan rancangan dan sketsa alternatif desain, casing. Gambarkan idemu sebanyak-banyaknya dan detail untuk setiap bagian dari produk rekayasa mekanik tersebut. lalu dipilih desain yang 3. Pilih Ide Terbaik paling baik sebagai desain Setelah kalian menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan, dan akhir. Proses selanjutnya memungkinkan untuk dibuat. adalah persiapan produksi 4. Perencanaan Produksi Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau dan produksi. proses pembuatan produk rekayasa mekanik tersebut. Tuliskan prosedur dan langkah-langkah kerja secara jelas dan detail. ek R a 5. Pembuatan Produk Rekayasa yasa Pembuatan produk mekanik terbagi atas produksi rangkaian mekanik dan produksi casing. Kedua proses produksi tersebut dimulai dengan tahap per- Proses Pembelajaran siapan tempat kerja, bahan, dan alat. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat Proses pembelajaran dila- sebelumnya. Pembuatan produk rekayasa mekanik diakhiri dengan evaluasi terhadap produk yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi kukan melalui pemaparan dengan baik? Apakah sudah sesuai dengan ide, bayangan, dan harapan kita? Apabila belum, perbaikan apa yang harus kita lakukan agar produk rekayasa dan diskusi. Pada diskusi, yang dihasilkan lebih berkualitas? siswa dapat diajak untuk E. Pengemasan dan Perawatan mengingat kembali dan Alat Pengatur Gerak Sederhana menceritakan pengalaman- nya dalam membuat Kemasan produk rekayasa pengatur gerak memiliki fungsi utama untuk melin- dungi produk dari benturan. Benturan dapat menyebabkan sistem mekanik dan proyek rekayasa semester 1. elektronik di dalamnya terganggu dan dapat membuat produk tidak berfungsi. Berbeda dengan produk konsumsi (consumer goods) yang dapat dibeli oleh Diskusikan apa persamaan konsumen setiap saat, produk rekayasa pada umumnya dibeli saat pengguna membutuhkannya dan hanya satu kali. Kemasan produk rekayasa harus memiliki dan perbedaan cara meran- estetika lebih untuk meyakinkan calon pembeli bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Kesan tersebut dapat diperoleh dengan menginformasikan keunggulan dari produk alat rekayasa tersebut. cang produk rekayasa dengan elektronika dengan produk rekayasa dengan Semester 2 mekanika. 60 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Evaluasi Evaluasi tentang pemahaman siswa tentang materi ini dapat dilakukan setelah proses pengajaran pada bagian ini atau dapat pula dilakukan setelah siswa melak- sanakan Proyek Perancangan Alat Pengatur Gerak dengan Sumber Arus AC, pada akhir semester 2. 184 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Produk rekayasa yang telah siap didistribusikan membutuhkan kemasan yang memiliki dua fungsi, fungsi teknis untuk melindungi produk dan fungsi komunikasi untuk memberikan informasi dan mempersuasi secara visual agar pembeli tertarik. Produk rekayasa yang manfaatkan mekanik bergerak membutuhkan kemasan yang dapat melindungi bagian mekanik di dalamnya agar aman dari benturan atau goncangan. Proses Pembelajaran Proses pengajaran diberi- kan melalui paparan guru dan diskusi. Siswa diberi- Buatlah beberapa rencana kan kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menceritakan penga- lamannya dengan kemasan produk elektronik atau mekanik. Ajak siswa untuk berdiskusi tentang bagian luar kemasan. Pernahkah yasa a siswa mengamati, kete- ek R rangan apa saja yang Gambar 2.24 tidak mengeluarkan suara (silent) Kemasan kipas angin yang memiliki keunggulan produk terdapat pada kemasan tersebut? Tanyakan penga- laman yang berukuran besar. Bagaimana cara membawa kemasan produk berukuran besar? Kemu- dian ajak siswa untuk membicarakan tentang bagian dalam kemasan. Apa yang mereka pernah Gambar 2.25 Sumber: http://www.gilesandposner.com/american-originals-ice-cream-maker.html Kemasan produk alat pembuat es krim yang amati tentang bagian menggambarkan cita rasa es krim yang akan dihasilkan dalam kemasan? Jika ada Prakarya dan Kewirausahaan 61 peredam benturan, seperti apakah bentuknya? Berikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya tentang bagian dalam kemasan yang berfungsi sebagai pelindung produk dari benturan. Guru dapat membawakan beberapa buah peredam benturan kemasan, dan berikan kesempatan siswa untuk melakukan evaluasi atau penilaian. Mintalah siswa untuk mencatat penilaian mereka dan memberikan pendapat tentang solusi atau ide pengembangan/perbaikan untuk kemasan tersebut. Prakarya dan Kewirausahaan 185 Informasi untuk Guru Motivasi dan wawasan siswa dalam bidang wirausaha dapat dimunculkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersinggungan langsung dengan wirausahawan atau mengenal profil wirausahawan secara mendalam. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dapat diberikan dengan mengajak ) a. Percaya diri ( Lembar Pengamatan dan Wawancara (contoh) siswa mengunjungi tempat Nama Industri wirausaha di bidang me- : Jenis Produk Tanggal wawancara dan kanik, memberikan siswa observasi Sejarah industri tugas untuk mencari referensi atau membaca Produk Rekayasa: Bahan utama tentang biografi wira- Bahan pendukung usahawan di bidang me- Alat kanik. Pembelajaran juga yasa a R ek dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua : Teknik dan prosedur produksi secara umum siswa yang merupakan Teknik khusus wirausahawan dalam bidang Perusahaan/industri mekanik. Siswa diminta Sejarah atau motivasi perusahaan untuk melakukan wawan- Jumlah pekerja cara atau membuat Sistem/pola kerja catatan dari referensi dan Pasar sasaran : buku. Siswa dapat diminta Keberhasilan mempresentasikan hasil Kegagalan wawancara atau menceri- : Catatan lain takan kembali tentang buku atau referensi yang dibacanya di depan kelas. Prakarya dan Kewirausahaan 67 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap beberapa hal berikut. 1. Kesungguhan siswa dalam melakukan persiapan pengamatan dan wawancara 2. Kesungguhan siswa dalam melakukan pengamatan dan wawancara 3. Kesungguhan siswa dalam membuat presentasi 4. Tata cara siswa berpresentasi 5. Lembar Hasil Pengamatan dan Wawancara 186 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Bagian ini merupakan bagian yang paling menarik sekaligus menantang. Para siswa secara kelompok akan menghasilkan sebuah produk rekayasa yang memiliki gerak sederhana dengan memanfaatkan tenaga listrik AC. Siswa diberikan bimbin- gan untuk langkah-langkah yang dilalui. Produk yang akan dibuat merupakan kesepakatan di kelas, bergantung pada situasi, kondisi di daerah tempat tinggal tentang produk apa yang tepat untuk dikembangkan. Pada proyek ini tidak dijelas- kan secara detail tentang produk yang akan dibuat melainkan lebih kepada cara pencarian ide untuk produk rekayasa yang akan dibuat Brainstorming (Curah Pendapat atau Curah Ide) Tujuan dari brainstorming adalah mendapatkan ide-ide untuk konsep, sistem atau produk. Untuk menghasilkan brainstorming yang produktif, ada beberapa aturan dasar yang patut dipenuhi. 1. Menunda penilaian (Defer Judgment). Jangan mematahkan sebuah ide yang tidak disukai. Tempelkan ide tersebut pada papan tulis, mungkin suatu saat kamu dapat menemukan ide lain berdasarkan ide tersebut. 2. Lebih banyak lebih baik (Go for volume). Mendapatkan 100 ide lebih baik daripada hanya mendapatkan 10, jangan pikirkan 'kualitas' ide tersebut. Cobalah untuk menetapkan target jumlah ide dalam jangka waktu tertentu. 3. Satu pembicaraan dalam satu waktu (One conversation at a time). Berbicaralah secara bergantian, jangan berbicara beberapa hal dalam waktu bersamaan karena anggota tim akan kehilangan fokus. 4. Berpikir dan berbuat visual (Be visual). Ungkapkan idemu dalam bentuk sketsa atau gambar. Berkomunikasi dengan gambar dapat mengungkapkan ide secara lebih jelas daripada tulisan, dam membuka peluang untuk ide baru yang unik. 5. Ungkapkan ide seperti sebuah judul (Headline your idea). Hal tersebut membuatnya menjadi cepat dan 'tajam', setelah itu lalu bergerak ke ide berikutnya. 6. Membangun ide di atas ide lainnya (Build on the Ideas of others). Hal ini berpengaruh untuk memperluas pandangan dalam kelompok dan akan sangat berguna saat anggota kelompok mulai merasa kehabisan ide. 7. Tetap pada topik (Stay on topic). Tetaplah fokus pada topik pembicaraan, dan tidak perlu mengeluarkan ide unik yang tidak berhubungan dengan topik yang sedang didiskusikan. 8. doronglah untuk munculnya ide liar (Encourage wild ideas). Ide yang dimunculkan lebih unik (atau tidak biasa) akan lebih baik, dan perhatikan aturan brainstorming nomor dan 1 dan 6. Prakarya dan Kewirausahaan 187 Tips penting lainnya adalah melakukan pemanasan atau ice breaking sebelum melakukan brainstorming. Pemanasan dapat berupa permainan, tari-tarian atau apa pun yang dapat membuat anggota tim relaks dan bergembira. Penerapan aturan-aturan brainstorming dapat dilihat pada video dari John Shinozaki dan Jaki Clark, mahasiswa PhD Leticia Britos, pengajar d.school Adam Royalty, dan guru East Palo Alto Phoenix Academy Melissa Pelochino di http://www.youtube.com/watch?v=W1h5L_0rFz8 Sumber: http://dschool.stanford.edu/blog/2009/10/12/rules-for-brainstorming/ Proses Pembelajaran Guru membimbing lang- kah demi langkah proses brainstorming atau curah 2. Membuat laporan hasil pengamatan Buatlah laporan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan. ide. Siswa mengikuti pan- Laporan ditulis dengan rapi, boleh dilengkapi dengan skema dan gambar. Pada bagian akhir tuliskan kesan dan pendapatmu tentang produk rekaya- duan yang diberikan guru sa ataupun perusahaan/industri di bidang alat pengatur gerak sederhana. Buatlah laporan seteliti dan semenarik mungkin. dan melakukan setiap kerja dengan penuh antusias. G. Membuat Produk Rekayasa Bergerak Persiapkan bahan dan alat Sederhana dengan Sumber Arus AC R ek sesuai dengan kondisi ay asa Produk rekayasa membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia siswa dan sekolah. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita sudah memahami prinsip sumber arus listrik AC, prinsip rangkaian mekanik yang dapat menghasilkan gerak sederhana. Sekarang mari kita pikirkan bersama, persoalan sehari-hari apa yang dapat disele- saikan dengan memanfaatkan gerak sederhana dengan sumber energi listrik AC. Untuk setiap siswa: Mulailah dengan memikirkan kebutuhan yang ada di sekitar kita, di rumah, di seko- lah, di rumah tetangga, di warung langganan, di pasar, dan di tempat lain di sekitar - Beberapa kertas ber- kita. Jangan lupa, kali ini kita akan menggunakan sumber tenaga listrik AC sehingga produk rekayasa yang akan dibuat harus memiliki akses ke sumber arus AC. ukuran + 10 x 7 cm2 + _ Kegiatan 1. Curah Ide atau Curah Pendapat selotip (atau dapat pula Untuk mendapatkan ide yang tepat kita akan menggunakan metode curah ide atau curah pendapat, di dalam kelompok atau di dalam kelas dipimpin Bapak/Ibu digantikan dengan kertas Guru. berperekat); Pertanyaan: produk apa yang dibutuhkan dengan memanfaatkan gerak sederhana dengan sumber energi listrik AC? - Alat tulis (lebih baik Bahan dan alat: spidol yang agak tebal) - Kertas berukuran + 10 x 7 cm + selotip (atau dapat pula digantikan dengan kertas berperekat) - Alat tulis (lebih baik spidol yang agak tebal) - Papan tulis atau dinding atau lantai (bidang luas) Untuk bersama di kelas: - Papan tulis atau din- ding atau lantai (bidang 68 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 luas) Tahapan yang dilakukan 1. Guru memberikan pertanyaan: produk apa yang dibutuhkan dengan meman- faatkan gerak sederhana dengan sumber energi listrik AC? Produk yang dibu- tuhkan, boleh produk yang sudah ada atau produk yang belum ada sama sekali. Lalu berikan waktu bagi siswa untuk memikirkannya selama 5-10 menit, bergantung dari kondisi siswa. 188 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prakarya dan Kewirausahaan 189 2. Setiap siswa menuliskan ide produk atau masalah yang ada pada selembar kertas. Satu ide dituliskan dalam satu kertas. Setiap siswa boleh menuliskan sebanyak-banyaknya ide. 3. Mintalah setiap siswa untuk menempatkan kertas yang berisi ide di papan tulis/dinding/lantai. Untuk mengawalinya, pilih satu siswa menempelkan setiap kertas idenya secara berjarak satu kertas dan kertas lainnya. Siswa berikutnya akan menempatkan kertas yang berisi ide serupa atau mirip secara berdekatan. Demikian seterusnya sehingga akan terbentuk ‘pulau-pulau ide’. 4. Guru memimpin untuk mendiskusikan setiap ide yang muncul. Tentukan kriteria pemilihan ide yang akan diwujudkan sebagai tugas kelas Prakarya Rekayasa, misalnya: 1) Dapat menggunakan sumber tenaga listrik AC 2) Memanfaatkan gerak sederhana 3) Bahan dan alat tersedia di daerah setempat 4) Memungkinkan untuk diwujudkan dalam waktu yang ada 5) Memiliki potensi untuk menjadi unik dan menarik 5. Guru memimpin pilihan ide yang paling sesuai dengan kriteria dan disepakati oleh anggota kelas. Jika curah pendapat ini kurang berjalan lancar dan siswa tidak dapat menyepakati satu ide, guru dapat memberikan usulan produk rekayasa yang memiliki gerak sederhana dengan me- manfaatkan tenaga listrik AC, misalnya kipas angin, alat pengusir lalat untuk di tempat pajangan makanan. Informasi untuk Guru Kelas telah menyepakati produk yang akan dibuat dalam proyek akhir semes- ter. Selanjutnya, siswa akan bekerja dalam kelompok untuk merancang dan membuat produk tersebut. Pengerjaan proyek akan dibuat sebagai simulasi perancangan pada industri 70 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Kegiatan 2. Perancangan Unsur Mekanik, Estetik, dan Ergonomi Perancangan unsur mekanik, estetik, dan ergonomi dilakukan secara berkelompok. Tugas perancangan akan dipisahkan antara perancangan unsur mekanik dengan unsur estetika dan ergonomi. Pengelompokan tugas semacam ini merupakan simulasi dari pembagian kerja antara ahli teknik (engineer) dan desainer (designer). Buatlah kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang, terbagi atas 5 orang Tim Mekanik dan 5 orang Tim Desainer. Tim Mekanik bertugas untuk membuat rangkaian mekanik yang menghasilkan gerakan sederhana dengan menggunakan sumber tenaga listrik AC. Tim Desainer bertugas membuat rancangan produk yang estetis dan ergonomis. Kedua Tim harus bekerja sama dengan baik dalam meran- cang produk rekayasa yang akan dibuat. Tahap 1. Bahan: Kertas dan Alat Tulis Perancangan dimulai dengan proses sketsa ide bentuk dan fungsinya yang dilaku- kan bersama-sama antara Tim Mekanik dan Tim Desainer. Jangan lupa memper- timbangkan faktor-faktor yang berada di dalam produk dan faktor-faktor apa yang terdapat di luar produk (ingat proses perancangan yang pernah dilakukan sebe- lumnya, pada Bab 2 Semester 1). Sepakati bentuk dan ukuran secara umum dari produk yang akan dibuat. Tahap 2. Tim Mekanik dan Tim Desainer akan bekerja secara terpisah. Tim Mekanik: - Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan - Membuat rangkaian mekanik, sambungan dengan motor listrik, dan sambungan dengan sumber listrik AC - Bersama dengan Tim Desainer melakukan perakitan (memasangkan casing pada rangkaian mekanik) Engineer Designer Produk Karya Rekayasa Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 2.2 Kerja sama engineer dan designer menghasilkan produk karya rekayasa R ek ay asa 190 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK yang membagi kerja antara perancangan mekanik dan perancangan casing, pem- buatan mekanik dan pembuatan casing, perakitan serta pembuatan kemasan. Proses Pembelajaran Guru menjelaskan dahulu tentang pembagian kerja di dalam sebuah industri elektronik yang membagi kerja berdasarkan kompetensinya, dalam hal ini ahli teknik (engineer) dengan desainer (designer). Pada perancangan sebuah produk rekayasa yang memiliki gerak sederhana dengan memanfaatkan tenaga listrik AC yang telah disepakati pada sesi sebelumnya, siswa akan bekerja dalam kelompok. Dalam satu kelompok siswa akan dibagi sesuai kompetensinya, sebagian bertugas sebagai ahli teknik dan sebagian sebagai desainer. Langkah kerja yang harus dilakukan dipaparkan pada buku siswa. Bahan dan alat bergantung pada produk rekayasa yang akan dibuat. Penyediaan bahan dan alat dapat dilakukan oleh seko- lah ataupun siswa bergan- tung dari kondisi siswa dan sekolah. Penilaian Penilaian yang digunakan untuk proyek akhir semester adalah penilaian proyek. Penilaian dapat juga di- lengkapi dengan penilaian: - proses kerja individual - interaksi dalam kelompok - presentasi siswa dan pameran karya Remedial Remedial dapat dilakukan untuk setiap kegiatan sehingga siswa dapat memahami semua tahapan dalam pembuatan produk rekayasa sederhana. Remedial memiliki waktu yang terbatas. Oleh karena itu, siswa dapat diberi tugas berupa salah satu kegiatan, misalnya merancang mekanik saja atau casing saja. Siswa juga diminta menjelaskan posisi tugasnya dalam kerangka keseluruhan proyek. Melalui tugas tersebut, siswa tetap dapat berkesempatan untuk memahami tahapan proses dan pemikiran dasarnya dengan baik. 70 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Kegiatan 2. Perancangan Unsur Mekanik, Estetik, dan Ergonomi Perancangan unsur mekanik, estetik, dan ergonomi dilakukan secara berkelompok. Tugas perancangan akan dipisahkan antara perancangan unsur mekanik dengan unsur estetika dan ergonomi. Pengelompokan tugas semacam ini merupakan simulasi dari pembagian kerja antara ahli teknik (engineer) dan desainer (designer). Buatlah kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang, terbagi atas 5 orang Tim Mekanik dan 5 orang Tim Desainer. Tim Mekanik bertugas untuk membuat rangkaian mekanik yang menghasilkan gerakan sederhana dengan menggunakan sumber tenaga listrik AC. Tim Desainer bertugas membuat rancangan produk yang estetis dan ergonomis. Kedua Tim harus bekerja sama dengan baik dalam meran- cang produk rekayasa yang akan dibuat. Tahap 1. Bahan: Kertas dan Alat Tulis Perancangan dimulai dengan proses sketsa ide bentuk dan fungsinya yang dilaku- kan bersama-sama antara Tim Mekanik dan Tim Desainer. Jangan lupa memper- timbangkan faktor-faktor yang berada di dalam produk dan faktor-faktor apa yang terdapat di luar produk (ingat proses perancangan yang pernah dilakukan sebe- lumnya, pada Bab 2 Semester 1). Sepakati bentuk dan ukuran secara umum dari produk yang akan dibuat. Tahap 2. Tim Mekanik dan Tim Desainer akan bekerja secara terpisah. Tim Mekanik: - Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan - Membuat rangkaian mekanik, sambungan dengan motor listrik, dan sambungan dengan sumber listrik AC - Bersama dengan Tim Desainer melakukan perakitan (memasangkan casing pada rangkaian mekanik) Engineer Designer Produk Karya Rekayasa Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 2.2 Kerja sama engineer dan designer menghasilkan produk karya rekayasa R ek ay asa G. Budidaya dan Wirausaha Tanaman Hias Informasi untuk guru Peta materi merupakan rancangan mengenai pokok pikiran yang terkandung dalam bab ini. Pembahasan budidaya dan wirausaha tanaman hias dibagi menjadi tujuh, yaitu mengenal tanaman hias dan produk hasil budidayanya, sarana, teknik dan alat budidaya tanaman hias, cara merancang budidaya tanaman hias, penge- masan dan wirausaha di bidang budidaya tanaman hias serta praktik budidaya tanaman hias. Pokok pikiran mengenai tanaman hias meliputi jenis–jenis tanaman hias, Budidaya standar budidaya dan produk budidaya tanaman hias serta sarana dan Budidaya tanaman adalah kegiatan untuk memproduksi tanaman atau bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pengelolaan tanaman dan lingkungan tumbuhnya, seperti tanah, air, udara, dan teknik budidaya tanaman cahaya matahari. Dalam budidaya tanaman, hasil yang maksimal dapat dicapai jika tanaman dipelihara dan lingkungan tumbuh tanaman dapat dikendalikan dengan hias meliputi sarana baik. Hasil budidaya tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau sebagian dipasarkan sehingga usaha budidaya tanaman dapat menja- produksi dan teknik budi- di mata pencaharian masyarakat. daya tanaman hias. Sa- Materi tentang budidaya akan mengajak siswa mengenal jenis tanaman pangan dan tanaman hias, produk hasil budidayanya serta cara budidayanya. Di akhir rana produksi membahas pembelajaran siswa diajak untuk melakukan praktik budidaya tanaman serta diperkenalkan juga dengan wirausaha di bidang budidaya. Budidaya tanaman bahan dan alat yang di- harus dilakukan dengan cara yang baik agar menghasilkan produk budidaya bermutu sehingga dapat diterima oleh konsumen. perlukan dalam budidaya tanaman hias, teknik budi- Budida daya membahas tentang ya pengolahan lahan, per- siapan bibit atau benih, penanaman, pemupukan, penyulaman, pemelihara- an, penyiraman, pengen- dalian organisme peng- ganggu tanaman, panen dan pascapanen. Pokok pikiran dalam praktik budidaya tanaman hias 72 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK meliputi perencanaan, Semester 2 persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya kedelai di lahan kering. Prakarya dan Kewirausahaan 191 Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik dapat mengenal jenis dan produk hasil budidaya tanaman hias, melakukan budidaya tanaman hias serta peserta didik memiliki sikap disiplin, bertanggung jawab, mampu bekerja sama dan memiliki toleransi ketika melakukan setiap tahapan dalam budidaya tanaman hias sehingga tumbuh rasa syukur atas segala karunia dari Yang Mahakuasa. Peta materi adalah sebuah rancangan penjabaran dari kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi akhir yang diharapkan setelah siswa mengikuti pembelaja- ran dalam bab ini adalah siswa dapat mempraktekkan budidaya tanaman hias dan menemukan ide-ide wirausaha dalam bidang budidaya tanaman hias. Proses Pembelajaran Guru memancing siswa untuk mengemukakan PETA MATERI pendapat tentang tanaman hias. Guru dapat menggu- Budidaya dan Wirausaha nakan metode tanya-jawab Tanaman Hias untuk menggali informasi Mengenal Budidaya dari peserta didik antara Tanaman Hias lain dengan cara menanya- kan pada peserta didik Pengemasan Sarana Budidaya Tanaman Hias dan hal-hal di bawah ini. Perawatan Proses dan Alat Budidaya Hasil 1. Cara membaca peta Tanaman Hias Cara Tanaman Hias Budidaya materi. Merancang Membuat Budidaya di Bidang 2. Hal yang tidak dipahami Budidaya Hias Tanaman Hias dari peta materi. ya Tanaman Hias 3. Hal yang diketahui Budida Tujuan pembelajaran: siswa tentang budidaya Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu: 1. Mengungkapkan rasa bangga dan mewujudkan rasa syukur tentang kera- tanaman hias. gaman jenis tanaman hias sebagai anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia. tanaman hias yang ada di wilayah setempat berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan. Interaksi dengan 3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan budidaya tanaman hias. 4. Mempresentasi hasil kegiatan budidaya yang telah dilaksanakan. Orang Tua 5. Memahami sikap dan perilaku dalam berwirausaha untuk keberhasilan suatu usaha dalam bidang budidaya tanaman hias. Guru hendaknya mengin- formasikan pada orangtua siswa tentang kompetensi mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang 73 harus dicapai oleh siswa. Prakarya dan Kewirausahaan 192 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Tanaman hias adalah salah satu jenis tanaman hortikultura penting di Indonesia. Tanaman hias adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk dekorasi. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga. Tanaman hias dapat juga berfungsi sebagai tanaman pelindung atau penutup tanah. Proses Pembelajaran Pembelajaran yang digu- nakan dalam bagian ini adalah model diskusi dan BAB 3 tanya jawab. Guru dapat Budidaya dan Wirausaha menanyakan kepada siswa Tanaman Hias tentang hal-hal sebagai berikut. 1. Hal-hal yang diketahui A. Mengenal Produk Budidaya Tanaman Hias siswa tentang tanaman hias. 1. Jenis Tanaman Hias Gambar tanaman yang terdapat di bawah ini merupakan tanaman hias 2. Siapa yang menghasil- yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman hias adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk dekorasi. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, kan produk budidaya baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, tanaman hias . upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga. Tanaman hias dapat juga berfungsi sebagai tanaman pelindung atau penutup 3. Alasan tanaman hias tanah. menjadi komoditi horti- Indonesia sebagai negara tropis yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman Budida ya hias. Berdasarkan bagian-bagian tanaman, tanaman hias dikelompokkan men- kultura yang penting jadi tanaman hias daun, tanaman hias bunga, tanaman hias buah, dan tanaman hias akar. Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki bentuk daun yang indah dan unik. Tanaman hias bunga adalah tanaman hias yang memiliki bagi bangsa Indonesia. bentuk, warna, dan aroma bunga yang menarik. Keragaman tanaman hias yang tumbuh di negeri kita adalah karunia Yang Maha Kuasa kepada bangsa Indone- sia. Kita sudah seharusnya mensyukuri anugerah-Nya. Guru menyampaikan ke- Usaha budidaya tanaman hias telah berkembang sangat pesat karena mem- berikan keuntungan ekonomi kepada pelaku usaha budidayanya. Hasil budi- pada siswa bahwa produk daya tanaman hias tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negri, tapi juga diekspor sehingga mendatangkan devisa bagi negara Indonesia. Beberapa budidaya tanaman hias jenis tanaman hias yang berpotensi ekspor adalah anggrek dan mawar. merupakan hasil kerja petani. Guru juga harus menekan siswa agar men- syukuri keanekaragaman 74 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK jenis tanaman hias yang Semester 2 dianugerahkan kepada bangsa Indonesia. Prakarya dan Kewirausahaan 193 Informasi untuk Guru Indonesia sebagai negara tropis yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman hias. Berdasarkan bagian-bagian tanaman, tanaman hias dikelompokan menjadi tanaman hias daun, tanaman hias bunga, tanaman hias buah, dan tanaman hias akar. Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki bentuk daun yang indah dan unik, Tanaman hias bunga adalah tanaman hias yang memiliki bentuk, warna, dan aroma bunga yang menarik. Keragaman tanaman hias yang tumbuh di negeri kita adalah karunia Yang Mahakuasa kepada bangsa Indonesia. Kita sudah seharusnya mensyukuri anugerah-Nya. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran diawali dengan penayangan gambar Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu: berbagai jenis tanaman hias. Tugas 1 Siswa diminta untuk Individu Perhatikanlah tanaman hias yang ada sekitarmu! Sangat banyak, bukan? menyebutkan nama-nama Tanaman hias bermacam-macam bentuk dan warnanya. Amati Gambar 3.1. Adakah tanaman hias tersebut di lingkunganmu? Apa yang kamu ketahui tanaman hias yang ditam- tentang nama dan ciri-ciri tanaman yang ada pada Gambar 3.1? Ungkapkan- lah pendapatmu dengan bangga dan percaya diri! pilkan dan produk budi- dayanya. Guru menekan- kan kepada siswa agar mensyukuri karunia-Nya atas keanekaragaman tanaman hias yang dilimpahkan ke- Sumber: http://kalbar.litbang.deptan.go.id Sumber:http://yogya.litbang.deptan.go.id pada bangsa Indonesia. ya Budida Guru menanyakan kepada siswa hal-hal sebagai berikut. 1. Adakah tanaman hias ter- sebut di lingkunganmu? Sumber:http://biogen.litbang.deptan.go.id 2. Hal-hal diketahui tentang tanaman yang ada pada Sumber:http://philodendron.org/ gambar? 3. Adakah tanaman hias Sumber: http://balithi.litbang.deptan.go.id yang lain selain yang Contoh beberapa jenis tanaman hias ada di Gambar di Prakarya dan Kewirausahaan 75 Gambar 3.1 wilayah setempat. 194 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Guru meminta siswa untuk mengamati lingkungan tempat tinggal dan mengamati tanaman hias lainnya. Guru mengajak siswa untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Mahakuasa tentang keanekaragaman tanaman hias yang dilimpah- kan kepada bangsa Indonesia dengan percaya diri Informasi untuk Guru Tanaman hias sangat banyak macamnya, antara lain tanaman hias daun, tanaman hias bunga, tanaman hias buah, dan tanaman hias akar. Setiap jenis tanaman hias punya penggemar yang berbeda-beda di masyarakat. Proses Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bagian Tugas Individu ini adalah diskusi. Guru menunjukkan gambar Cari info: 1. Carilah informasi dari berbagai media (majalah, koran, buku dan internet) tanaman hias, lalu guru tentang deskripsi tanaman hias lainnya, masing-masing untuk jenis tanaman hias bunga dan tanaman hias daun! merangsang siswa untuk 2. Presentasikanlah hasil penelusuranmu! menyebutkan nama ta- Tanaman hias daun Tanaman hias buah naman hias yang ditun- 1. Suplir (Adiantus sp.) 2. Keladi (Caladium bicolour) 1. Cabai hias (Capsicum anum) 2. Jeruk (Citrus mitis) jukkan dan menyebutkan 3. Aglonema (Aglaonema sp.) 3. Pisang hias (Musa acuminata) nama kelompok tanaman 5. Kuping gajah (Anthurium sp.) Tanaman hias bunga hias (daun, bunga, buah, 1. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 2. Gerbera (Garbera jamesonii) atau akar). 3. Alamanda (Allamanda cathartica) 4. Anyelir (Dianthus caryphillus) Budida 5. Adenium (Adenium obesum) Pengayaan ya Tanaman hias dapat tumbuh baik di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan dan Guru mendorong siswa perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, misalnya suhu. Di daerah tropis suhu udara berhubungan dengan elevasi atau untuk menyebutkan ta- ketinggian suatu wilayah dari permukaan laut. Daerah pantai atau dataran rendah memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan dengan suhu di daerah naman hias lainnya yang pegunungan. Indonesia memiliki tanaman hias yang sesuai untuk daerah pantai atau pegunungan, atau bahkan terdapat tanaman hias yang tumbuh baik dataran ada di wilayah setempat dan dataran rendah. berdasarkan kelompok Berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut (dpl), tergolong apakah wilayah tempat tinggalmu? Tanaman hias apa saja yang tumbuh di wilayahmu? Berdasar- tanaman hias daun, bunga, kan ketinggian dari permukaan laut, suatu wilayah dikelompokkan menjadi wilayah dataran rendah (<400 m dpl), dataran sedang (400-700 dpl), dan dataran buah atau akar yang ada tinggi (>700 dpl). Berikut ini adalah deskripsi beberapa tanaman hias daun atau bunga. di wilayah setempat. 76 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Prakarya dan Kewirausahaan 195 Informasi untuk Guru Tanaman hias merupakan spesies yang berbeda-beda sehingga memiliki ciri-ciri yang berbeda pula. Antara satu tanaman hias dengan tanaman hias lainnya dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri morfologisnya. Proses Pembelajaran Peserta didik mengamati gambar yang disajikan pada buku peserta didik. Guru bisa menambah gambar lain atau membawa tanaman hias lainnya. Model pembe- lajaran yang digunakan adalah pembelajaran kolaborasi. 1. Peserta didik diminta membentuk kelompok diskusi. 1. Anggrek 2. Berdasarkan gambar Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang banyak dibudi- dayakan. Beberapa jenis anggrek yang sering dibudidayakan adalah Dendrobium, aneka tanaman hias dan Phalaenopsis, Cattleya dan Vanda. Salah satu jenis anggrek yang banyak dimi- nati oleh konsumen adalah anggrek Dendrobium karena memiliki warna bunga produk budidaya yang yang menarik, jumlah kuntum bunga yang banyak dalam satu tangkai, dan vase hidup yang lama. Bunga anggrek dapat dinikmati keindahan bunganya sebagai disajikan oleh guru, bunga potong maupun tanaman pot berbunga. Anggrek Dendrobium seba- peserta didik diminta pertumbuhan simpodial, yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung batang merugikan pohon yang ditumpanginya. Anggrek Den- drobium memiliki pola mengamati dan meng- berhenti. Pertumbuhan dilanjutkan oleh anakan berikutnya. Anggrek ini memi- terbatas, setelah mencapai panjang tertentu, pertumbuhan batang akan liki batang berbentuk menggelembung, berdaging, dan memiliki nodus identifikasi jenis, ciri-ciri sebagai tempat menempelnya daun. Anggrek Dendrobium berkembang biak dengan menggunakan biji atau anakan. dan bagian yang diman- faatkan dari setiap jenis tanaman hias tersebut. Kegiatan dilakukan ber- ya kelompok. Sumber: http://eproduk.litbang.deptan.go.id/category.php?id_category=28 Budida 3. Pada bagian ini, terdapat Gambar 3.2 Anggrek sebagai tanaman hias pot lembar kerja. Peserta 2. Adenium (Adenium sp.) Tanaman hias adenium sangat cocok ditanam di didik diminta menu- dataran rendah, namun masih dapat ditanam di daerah dengan ketinggian 700 m di atas permu- liskan hasil kegiatan kaan laut. Tanaman ini sangat menyukai lingkungan yang panas, kering dan bersuhu tinggi. Adenium identifikasi tanaman memiliki batang sukulen. Tanaman yang populer dengan sebutan kamboja jepang ini memiliki hias dan produk budi- variasi warna bunga misalnya merah, ungu, pink dan putih, serta variasi motif bunga berupa garis dayanya pada lembar atau strip dan bercak-bercak. Keindahan lainnya terletak pada bentuk bonggol dan percabangan kerja. yang dapat dibentuk bonsai. 4. Peserta didik diminta Sumber: http://artaplantelor.com/2010/03/03/adenium/ Gambar 3.3 Keindahan bunga dan bonggol tanaman adenium mempresentasikan hasil pengamatannya. 77 Prakarya dan Kewirausahaan 5. Kegiatan dirancang da- lam bentuk diskusi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, kerja sama, toleransi, disiplin, dan tanggung jawab. Peserta didik diberi motivasi agar aktif dalam berdiskusi serta berusaha menjadi pendengar yang baik sebagai bentuk pengembangan prilaku sosial. 196 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 6. Peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya saat bekerja berkelompok serta perasaannya terhadap keragaman jenis tanaman hias. 7. Guru menjadi fasilitator. Guru mengondisikan peserta didik untuk melakukan diskusi dengan baik serta memotivasi peserta didik yang pasif dalam berdiskusi agar berani mengemukakan pendapat serta menerima pendapat orang lain. Penilaian Guru menyiapkan catatan untuk penilaian aktivitas diskusi dari peserta didik. Penilaian dilakukan terhadap ketiga hal berikut. 1. Sikap, yaitu keaktifan saat berdiskusi, kerja- sama dan sikap tole- ransi 2. Pengetahuan, yaitu Tugas 3 kerincian dan ketepat- Diskusi Kelompok 1. Apa saja tanaman hias yang ada di sekitarmu? Tuliskan ciri-cirinya! an pengetahuan. 2. Ungkapkan perasaanmu terhadap karunia Tuhan dengan adanya kera- gaman tanaman hias yang tumbuh di Negara kita! 3. Keterampilan, yaitu Tugas kelompok kemampuan menge- Lembar Kerja 1 (LK 1) Nama kelompok Nama anggota mukakan pendapat. Kelas : No. Nama tanaman Jenis tanaman hias Ciri-ciri tanaman hias Informasi untuk Guru Saat ini tanaman hias telah menjadi komoditas perdagangan internasional. Ungkapkan perasaan syukurmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas anugerah Budida keragaman tanaman pangan dilimpahkan kepada bangsa Indonesia! Berbagai negara seperti ya Belanda, Columbia dan 2. Standar Budidaya Tanaman Hias Italia memanfaatkan ta- Saat ini tanaman hias telah menjadi komoditas perdagangan internasional. Berbagai negara seperti Belanda, Columbia, dan Italia memanfaatkan tanaman naman hias sebagai komo- hias sebagai komoditas penghasil devisa. Kendati masih berskala kecil, Indone- sia telah mengekspor tanaman hias ke berbagai negara di Asia, Eropa, Amerika, ditas penghasil devisa. dan Kanada. Peningkatan volume dan nilai ekspor perlu dilakukan. Adanya tuntutan konsumen yang mempersyaratkan produk harus aman, ramah Kendati masih berskala lingkungan, dan bermutu tinggi, menyebabkan dibutuhkan suatu standar budidaya sehingga tuntutan konsumen dapat dipenuhi, terutama kosumen di kecil, Indonesia telah negara-negara tujuan ekspor. Kamu telah mengetahui teknik budidaya yang baik untuk menghasilkan mengekspor tanaman hias pangan hasil pertanian yang aman dan bermutu. Standar budidaya yang kamu pelajari pada bab sebelumnya juga berlaku untuk budidaya tanaman hias. ke berbagai negara di Kamu dapat membaca kembali tentang standar budidaya yang telah dibahas dalam budidaya tanaman pangan. Asia, Eropa, Amerika dan Kanada. Peningkatan 80 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 volume dan nilai ekspor perlu dilakukan. Tuntutan konsumen mempersyaratkan produk hasil budidaya tanaman harus aman, ramah lingkungan dan bermutu tinggi. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu standar budidaya sehingga tuntutan konsumen dapat dipenuhi, terutama kosumen di negara-negara tujuan ekspor. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah menerbitan dokumen norma budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural Practices = GAP) untuk tanaman hias di berbagai negara sehingga diharapkan produk budidaya tanaman hias Indonesia dapat diterima konsumen. Prakarya dan Kewirausahaan 197 Proses Pembelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang perlunya mengikuti standar budidaya tanaman, terutama jika produk budidaya yang dihasilkan akan diperdagangkan. Guru meminta peserta didik untuk mencari infor- masi dari berbagai media (majalah, koran, buku dan internet) tentang standar operasional prosedur budidaya tanaman hias yang biasa dibudidayakan di wilayah tempat tinggal mereka serta mempresentasikan hasil penelusurannya. Pengayaan Guru dapat menanyakan kepada peserta didik alasan kenapa produk hias hasil pertanian harus aman dan bermutu. Remedial Guru dapat menanyakan pada peserta didik tentang kesesuaian proses budidaya tanaman hias yang dilakukan di wilayah tempat tinggal mereka dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. 198 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Agar budidaya tanaman hias terlaksana dengan baik, harus tersedia sarana produksi tanaman. Secara umum, sarana budidaya tanaman hias sama dengan sarana produksi tanaman lainnya. Sarana produksi terdiri atas bahan dan alat. Bahan terdiri atas media tanam, benih, pupuk, pestisida, dan hormon pertumbuhan. Alat terdiri atas alat untuk mengolah tanah, pemeliharaan, panen, dan pascapanen. B. Sarana Budidaya Tanaman Hias Kamu sudah mengetahui tentang sarana produksi dan teknik budidaya tanaman pada Bab 3 semester 1. Secara umum teknik budidaya tanaman pangan hampir sama dengan teknik budidaya tanaman hias. Teknik budidaya yang baik menentu- kan kualitas produk tanaman hias yang dihasilkan. Berikut dijelaskan sarana produksi dan teknik budidaya tanaman hias. Sarana produksi yang diperlukan dalam budidaya tanaman hias hampir sama dengan tanaman pangan. Tanaman pangan umumnya dibudidayakan dalam lahan yang terhampar, sedangkan tanaman hias dapat juga dibudidayakan dalam pot atau polibag di tempat terbuka atau ternaungi di pekarangan. Media tanam pot dapat berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang atau berbagai media tanam siap pakai yang tersedia di toko sarana produksi pertanian. Berikut adalah bahan untuk budidaya tanaman hias. 1. Benih atau bibit 2. Media tanam 3. Pupuk 4. Zat pengatur tumbuh 5. Pestisida 6. Mulsa plastik (plastik penutup media tanam) Budida 7. Sungkup (plastik penutup bunga/daun) 8. Polybag atau pot ya Gambar 3.6 Sumber: http://pupukmediaorganik.blogspot.com/ Salah satu media tanam siap pakai Sumber: http://vhaazishal.blogspot.com/2010/11/blog-post.html Gambar 3.7 Berbagai ukuran dan bentuk pot 82 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Proses Pembelajaran Pada bagian ini, disajikan contoh persiapan budidaya tanaman hias. Hal ini mem- berikan gambaran kepada peserta didik bahan dan alat yang diperlukan. Tanya- kan pada peserta didik hal berikut ini. 1. Bahan dan alat apa yang diperlukan untuk budidaya? 2. Bagaimanakah budidaya tanaman hias? 2. Apakah benih merupakan bahan penting yang perlu diprioritaskan? Mengapa demikian? Prakarya dan Kewirausahaan 199 Informasi untuk Guru Salah satu tahapan dalam budidaya tanaman hias adalah persiapan bibit. Tanaman hias dapat diperbanyak secara vegetatif atau generatif. Proses Pembelajaran 1. Pada pembelajaran kali ini, peserta didik diper- 2. Perundukan kenalkan berbagai jenis Perbanyakan dengan cara merundukkan bagian tanaman ke tanah sehingga menginduksi munculnya akar. Perundukan dapat dilakukan misalnya pada tanaman hias dan cara tanaman melati dan alamanda. perbanyakannya. 2. Peserta didik diminta mengamati beberapa tanaman hias yang ada di wilayah setempat, lalu menentukan cara perbanyakannya 3. Guru menyiapkan infor- masi teknik perbanyakan Sumber: Dokumen Kemdikbud Budida Gambar 3.12 Ilustrasi teknik perundukan tanaman. ya 3. Penyambungan (grafting) 4. Peserta didik melakukan Penyambungan (grafting), merupakan penggabungan dua tanaman yang berlainan sehingga tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman hias praktik perbanyakan yang diperbanyak dengan penyambungan adalah mawar dan adenium. dengan kelompok. 5. Secara individu, peserta didik membuat laporan hasil praktik. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.13 Ilustrasi teknik 6. Peserta didik meng- penyambungan (grafting) gambarkan proses per- banyakan yang telah dipraktikkan secara ber- kelompok. Semester 2 86 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Penilaian Penilaian yang dapat diamati dari hasil pencarian informasi dan presentasi yaitu. 1. Sikap percaya diri dan kerja sama 2. Pengetahuan, yaitu kerincian, ketepatan pengetahuan, 3. Keterampilan, yaitu kemampuan melakukan perbanyakan tanaman. 200 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Teknik budidaya tanaman hias meliputi persiapan lahan/media tanam, persiapan benih dan bibit, penanaman, pemeliharaan, pengendalian OPT serta panen dan pascapanen. Guru menjelaskan tahapan ini satu per satu. Proses Pembelajaran 1. Kegiatan diawali dengan tanya jawab. Guru dapat menggali informasi tentang budidaya tanaman hias yang mereka ketahui. 2. Guru dapat menanyakan kepada peserta didik tentang pengalaman budidaya yang pernah mereka lakukan. 3. Guru memberikan informasi tentang keselamatan kerja dalam budidaya tanaman hias. 4. Penanaman Penanaman dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering, lahan dapat disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jika diperbanyak dengan benih, benih dapat di- tanam langsung atau disemai terlebih dahulu sehingga tumbuh menjadi bibit siap tanam. Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk setiap jenis tanaman hias. 5. Pemupukan Pemupukan adalah penambahan unsur hara untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Pupuk dapat diberikan ke media atau disemprot langsung ke tanaman. Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk organik atau anorganik. 6. Pemeliharaan a. Penyulaman, yaitu menanam kembali tanaman yang mati, rusak atau pertumbuhannya tidak normal. b. Penyiraman, disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika cuaca panas, maka penyiraman dilakukan setiap hari. c. Pembumbunan, dilakukan untuk memperbaiki aerasi tanah (udara dalam tanam bergantian dengan udara di atmosfer) serta menutup Budida pangkal tanaman atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah. d. Penyiangan, membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman. ya 7. Pengendalian OPT Pengendalian organisme pengganggu (OPT) dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan organisme yang mengganggu pertumbuhan, produksi, dan kualitas hasil tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan meng- gunakan pestisida atau secara manual dengan mencabut atau membuang tanaman yang terserang serta memungut hama pengganggu tanaman. Saat ini sudah banyak tersedia pestisida alami. 8. Panen dan pascapanen Panen dan pasca panen, disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman. Panen dan pascapanen harus dilakukan dengan hati-hati agar kehilangan hasil dan penurunan kualitas hasil panen dapat dihindari. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari. Pascapanen tanaman hias disesuaikan dengan produk budidayanya. a. Tanaman hias daun b. Bunga potong c. Tanaman dalam pot 88 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Pengayaan Peserta didik diminta menguraikan setiap tahapan dalam budidaya tanaman hias sesuai dengan pengetahuan mereka. Prakarya dan Kewirausahaan 201 Informasi untuk Guru Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keteran- gan atau pendapat tentang suatu hal. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengamati dan peduli terha- dap ber- bagai hal yang ada di sekitar mereka. Tujuan melakukan wawancara dalam pembelajaran ini adalah melatih peserta didik agar mampu menggali infor- masi dari narasumber tentang kegiatan budidaya tanaman. Proses Pembelajaran Pembelajaran dilakukan Tugas 6 4. Penanaman Penanaman dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering secara berkelompok. Kelompok dapat disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi Observasi dan wawancara hari atau sore hari. Jika diperbanyak dengan benih maka benih dapat ditanam langsung atau disemai terlebih dahulu sehingga tumbuh menjadi 1. Kegiatan dilakukan bibit sehingga siap tanam. Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan 1. Kunjungilah tempat budidaya tanaman hias! ukuran yang sesuai untuk masing jenis tanaman hias melalui observasi dan 2. Lakukan wawancara dengan petani untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal berikut: wawancara. a. Jenis tanaman hias yang mereka tanam b. Sarana produksi yang mereka gunakan 2. Observasi dilakukan c. Teknik budidaya yang mereka gunakan d. Kesulitan dalam budidaya tanaman hias dengan mengunjungi e. Alasan mereka memilih jenis tanaman hias yang biasa mereka tanam 3. Perhatikan sikapmu pada saat melakukan wawancara. Hendaknya petani di lahan pertani- bersikap ramah, sopan serta bekerja sama dan bertoleransi dengan teman sekelompokmu! an atau mendatangkan 4. Tulislah laporan hasil wawancaramu dan presentasi di depan kelas dengan percaya diri. petani. Lembar Kerja 4 (LK 4) 3. Peserta didik diminta : Nama kelompok Nama anggota : menyiapkan pertanyaan Kelas : Budida Jenis tanaman yang dibudidayakan Nama petani : 4. Guru memberi penje- ya Lokasi : Laporan hasil observasi lasan tentang cara Alat: bertanya yang santun serta meminta peserta Bahan: Teknik Budidaya 1. Pengolahan lahan mendengarkan dan 2. Penanaman memperhatikan nara- 5. Panen 4. Pengendalian hama dan penyakit 3. Pemeliharaan sumber pada saat 6. Pascapanen wawancara. Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu apakah budidaya yang dilaku- kan sudah sesuai dengan standar untuk menghasilkan tanaman hias hasil 5. Peserta didik membuat hasil pertanian yang baik? laporan hasil wawan- cara dan observasi. 90 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Penilaian Penilaian yang dapat dilakukan dalam kegiatan wawancara dan observasi meliputi ketiga hal berikut. 1. Sikap, yaitu keaktifan, kesopanan, kerjasama dan toleransi saat waawancara 2. Pengetahuan, ketepatan, dan kerincian pengetahuan 3. Keterampilan dan kemampuan bertanya untuk menggali informasi 202 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Siswa telah mengetahui tentang jenis-jenis tanaman hias, sarana, proses dan alat budidaya tanaman hias. Selanjutnya, siswa akan diperkenalkan dengan cara merancang budidaya tanaman hias. D. Cara Merancang Budidaya Tanamn Hias 1. Memilih Jenis Tanaman Budidaya Sekarang kamu sudah memahami teknik budidaya tanaman hias. Selanjutnya, kamu dapat mempraktikkan budidaya tanaman hias. Lakukan mulai dari mem- buat perencanaan, menyiapkan sarana produksi, pengolahan lahan, penana- man, pemeliharaan, panen dan pascapanen. Sebelum memulai kegiatan budi- daya, perlu diperhatikan kesesuaian wilayah untuk tanaman yang akan dibudi- dayakan. Misalnya, jika kamu memilih adenium, ketahuilah bahwa adenium sesuai ditanam untuk wilayah dengan ketinggian maksimal 700 m dpl dengan suhu 25-30 C. Adenium lebih senang hidup di lingkungan panas, kering, dan bersuhu tinggi. Adenium memerlukan sinar matahari langsung sekitar 5-12 jam per hari untuk pertumbuhan batang, memunculkan bunga, dan memicu pertumbuhan akar serta membuat cabang menjadi besar dan kokoh. Pertim- bangan lain dalam merancang budidaya tanaman hias adalah lamanya masa tanam, dari tahap persiapan lahan/medium hingga panen, pasar sasaran ke mana produk hasil panen tersebut akan dijual, atau peluang trend produk hasil budidaya tanaman hias. Adanya trend pasar yang meningkat terhadap tanaman hias jenis daun, akan membuka peluang budidaya tanaman hias daun. 2. Perencanaan Proses Budidaya Keputusan pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidaya dibuat setelah dilakukan penelitian tentang kondisi tanah, iklim, potensi tanaman hias di ya daerah tersebut, peluang pasar dan peluang pengolahannya. Tahap selanjut- nya adalah membuat rancangan proses budidaya yang akan dilakukan, dimulai Budida dengan persiapan lahan hingga panen. Buatlah perancangan secara mendetail meliputi waktu, sarana, dan proses yang harus dilakukan. 3. Pelaksanaan dan Evaluasi Budidaya Tanaman Hias Pelaksanaan budidaya tanaman hias dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Lakukan pengamatan dan pencatatan secara berkala tentang proses pertumbuhan tanaman. Lakukan pula evaluasi pada setiap tahapan hingga panen. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan perancangan budidaya berikutnya. Prakarya dan Kewirausahaan Proses Pembelajaran Proses pembelajaran melalui paparan dan diskusi. Tanyakan kepada siswa pengalaman mereka atau keluarga mereka dalam merencanakan dan melak- sanakan budidaya tanaman hias. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menge- mukakan pendapatnya tentang cara merancang budidaya tanaman hias. Prakarya dan Kewirausahaan 203 Informasi untuk Guru Produk hasil budidaya tanaman hias dapat dikelompokkan sebagai tanaman hias pot (pot plant) dan tanaman hias potong (cut flower). Produknya berupa daun dan bunga, tanaman hias taman, serta bunga tabur dan bunga ronce, hias daun dan tanaman hias bunga. Pengemasan produk hasil budidaya tanaman hias dapat mempe- ngaruhi kehilangan hasil dan stabilitas produk selama pengangkutan maupun dalam pemasaran. Pengemasan juga memiliki tujuan untuk meningkat- kan nilai tambah prosuk hasil budidaya tanaman hias. Pemilihan kemasan yang sesuai dengan produk budidaya tanaman hias menjadi sangat penting. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang digunakan dalam bagian ini adalah diskusi dan tanya-jawab. Guru dapat Pelaksanaan budidaya tanaman hias dilakukan sesuai dengan rencana yang melakukan hal-hal sebagai telah dibuat. Lakukan pengamatan dan pencatatan secara berkala tentang proses pertumbuhan tanaman. Lakukan pula evaluasi pada setiap tahapan berikut. hingga panen. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan perancangan budidaya berikutnya. 1. Meminta peserta didik mengamati jenis-jenis Bunga anggrek dalam pot Sumber: http://www.antarafoto.com tanaman hias yang ada Bunga mawar dalam kemasan Sumber: http://www.trubus-online.co.id di wilayah setempat. Contoh pengemasan tanaman hias Gambar 3.15 2. Menyebutkan produk budidaya dari setiap tanaman hias. ya 3. Kemasan dari setiap Budida tanaman hias. Sumber: http://jmaisyara.blogspot.com/2013/03/panen-dan-pasca-panen-anggrek.html Gambar 3.16 Pengemasan bunga potong untuk pengiriman jarak jauh Sumber: http://melativanjava.wordpress.com/ Gambar 3.17 ekspor dengan kotak styrofoam, setelah disortir, Pengemasan bunga melati untuk direndam di dalam air es agar keras, tampak bersih dan segar. Prakarya dan Kewirausahaan 93 204 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses pembelajaran selain melalui paparan, juga dapat diberikan melalui banyak diskusi agar peserta didik memahami alasan bentuk atau cara pengemasan terhadap hasil budidaya tanaman hias tertentu. Proses pembelajaran juga dapat dilengkapi dengan tugas perancangan kemasan untuk produk hasil budidaya tertentu agar tetap utuh dan segar sampai pada tempat tujuan dengan memanfaatkan teknologi atau alat bantu sederhana. Informasi untuk Guru Siswa telah mengetahui tentang budidaya tanaman Sekarang kamu sudah mengetahui bahwa produk budidaya tanaman hias sangat bervariasi sehingga pelaku usaha budidaya tanaman hias jeli melihat peluang hias secara utuh. Pengeta- usaha budidaya yang akan menguntung. Penetapan desain budidaya tanaman hias dapat disesuaikan dengan target produk budidaya yang akan dihasilkan dan huan kewirausahaan di- peluang pasar yang menguntungkan. berikan agar siswa dapat F. Wirausaha di Bidang Budidaya Tanaman Hias memanfaatkan pengeta- huannya di bidang budi- 1. Stimulus dan Motivasi Berwirausaha di Bidang daya tanaman hias menjadi Budidaya Tanaman Hias bentuk usaha atau wira- Permintaan masyarakat terhadap produk budidaya tanaman pangan lebih stabil karena pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Tidak demikian usaha dalam bidang halnya dengan permintaan masyarakat terhadap tanaman hias yang sangat tanaman hias, jika jenis Selain itu, sifat tanaman hias merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat. usaha ini potensial untuk Peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup masyarakat menye- babkan peningkatan permintaan terhadap tanaman hias. Secara umum, di di kembangkan di daerah Indonesia permintaan akan tanaman hias lebih tinggi pada bulan Juli-Desem- Budida ber, namun di luar bulan-bulan tersebut permintaan tanaman hias tetap ada. setempat. ya Dalam wirausaha di bidang budidaya hias, kamu harus jeli dalam mendesain budidaya yang akan kamu lakukan, terutama ketika memilih jenis tanaman yang akan dibudidayakan serta merencanakan waktu panen. Dalam memilih jenis tanaman hias yang akan dibudidayakan, perlu dipertimbangkan selera konsumen karena konsumen akan menyenangi tanaman hias yang saat itu menjadi primadona. Perencanaan waktu panen yang tepat berhubungan Proses Pembelajaran dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Permintaan tanaman hias akan meningkat pada waktu-waktu tertentu, misal pada perayaan hari keagamaan. Model pembelajaran yang Hobi dalam budidaya tanaman dapat dijadikan peluang wirausaha yang digunakan adalah ceramah menguntungkan. Wirausaha budidaya tanaman dapat dimulai dari skala rumah- an dengan modal kecil. Wirausaha di bidang budidaya tanaman hias dapat juga dengan materi buku siswa dikombinasikan dengan usaha penyewaan dan pemeliharaan tanaman hias. dan tanya-jawab. Guru Banyak pilihan wirausaha di bidang tanaman hias. Hal penting lainnya yang harus dipertimbangkan dalam memilih jenis tanaman yang dibudidaya adalah menjelaskan tentang ke- kesesuaian tanaman hias yang kamu dengan kondisi lingkungan budidaya akan dilakukan. Cobalah perhatikan lingkungan tempat tinggalmu dan pilihlah wirausahaan kepada pe- tanaman hias yang sesuai untuk dibudidayakan. serta didik. Guru juga 94 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK dapat melakukan hal-hal Semester 2 sebagai berikut. 1. Menanyakan kepada peserta tentang pentingnya wirausaha di bidang tanaman pangan. 2. Peluang-peluang wirausaha yang terdapat di wilayah setempat. Prakarya dan Kewirausahaan 205 Peserta didik diminta untuk mengemukakan ide tentang berbagai jenis usaha budidaya tanaman hias yang dapat menjadi pilihan bidang wirausaha sesuai dengan potensi wilayah tempat tinggal. Guru dan peserta didik mendiskusikan kiat keberhasilan dalam berwirausaha serta sikap dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pembelajaran pada bagian ini dapat dilakukan dengan menghadirkan tokoh yang sukses berwirausaha. Guru juga dapat meminta siswa mencari tokoh yang sukses berwirausaha melalui berbagai sumber dan mempelajari sikap-sikap wirausaha. Informasi untuk Guru Pembelajaran ini akan membahas pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman hias yang dimulai dengan menyusun perencanaan, membuat jadwal kegiatan, dan mempraktekkan kegiatan budidaya. Perencanaan adalah serangkaian tahapan yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan suatu kegiatan. Jadwal kegiatan adalah urutan pelaksanaan setiap tahapan dari waktu ke waktu dalam suatu kegiatan. Jadwal kegiatan budidaya waktu pelaksanaan setiap tahapan sesuai dengan perkembangan tanaman. Jadwal kegiatan sangat penting agar setiap tahapan dapat dilaksanakan sesuai pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga memudahkan dalam mengontrol kegiatan. Selain itu, juga melatih kedisiplinan dalam melakukan suatu kegiatan. Proses Pembelajaran Guru dapat menyajikan contoh kegiatan budidaya tanaman hias adenium dalam pot untuk memberikan gambaran kepada peserta didik tentang tahapan kegiatan budidaya tanaman hias. Dalam praktik budidaya tanaman hias, guru perlu menekankan kepada siswa agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat agar pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu, guru dapat menanyakan kepada peserta didik hal di bawah ini. 1. Perlunya membuat perencanaan dalam melakukan suatu kegiatan 2. Perlunya membuat jadwal kegiatan 3. Perlunya penjadwalan setiap tahapan dalam suatu kegiatan 4. Hal yang akan terjadi jika tahapan dalam kegiatan tidak dilaksanakan sesuai jadwal 206 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Budidaya tanaman adenium dapat dilakukan di dalam pot. Membuat jadwal kegiatan budidaya sangat penting agar kegiatan budidaya tanaman terlaksana dengan baik dan sesuai dengan rencana. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang G. Membuat Budidaya Tanaman Hias dilakukan dalam bagian ini adalah pembelajaran Proyek 1 kolaboratif. Guru meminta Budidaya Adenium Lakukanlah budidaya Adenium dengan langkah-langkah seperti di bawah ini! siswa melakukan hal-hal sebagai berikut. 1. Kegiatan dilakukan secara berkelompok. 2. Setiap kelompok me- nentukan ketua kelom- pok. 3. Menyusun jadwal ke- Budida Sumber: http://www.siamadenium.com giatan dalam setiap Gambar 3.18. Benih Adenium tahapan budidaya. ya a. Persiapan bibit 4. Menyusun jadwal ke- Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang berasal dari biji. Terlebih dahulu biji disemai. Berikut ini adalah cara menyemai biji dan memelihara bibit Adeni- giatan secara bersama- um hasil persemaian. 1. Persiapan media semai. Media semai benih adenium dapat berupa bak atau sama dengan rasa tray plastik yang diisi dengan serbuk sabut kelapa : pupuk kandang : pecah- an arang dengan perbandingan 2:1:1. Media semai kemudian disiram tanggung jawab. secukupnya. 2. Sebelum disemai benih terlebih dahulu direndam dengan air kira-kira 5. Ketua kelompok mem- selama 1 jam. Jika diperlukan dapat direndam dalam larutan fungisida. 3. Buatlah lubang di atas media semai sedalam sekitar 1 cm, letakkan benih di bagi tugas di antara dalam lubang, lalu ditutup dengan media semai. 4. Simpanlah persemaian di tempat yang teduh! Dua minggu kemudian benih sudah berkecambah. anggota kelompok. 5. Berilah pupuk N, P, K seimbang yang dilarutkan dalam air dengan konsen- trasi 5 gr/L. 6. Mencatat jadwal yang 6. Bibit dapat dipindah ke pot pada saat dua bulan setelah semai. dibuat pada lembar kerja dan membuat 98 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 laporannya. Selanjutnya guru meminta siswa melakukan proses berikutnya. 1. Menyiapkan alat dan bahan sesuai rencana. 2. Mempraktikkan setiap tahapan budidaya. 3. Melakukan pengamatan pada pertumbuhan tanaman dan mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja. 4. Membuat foto setiap tahap kegiatan. 5. Sebelum memulai kegiatan budidaya, presentasikan terlebih dahulu rencana kegiatan. 6. Buatlah laporan kegiatan budidaya yang telah dilakukan dari membuat peren- canaan sampai akhir kegiatan. Prakarya dan Kewirausahaan 207 Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang sikap yang harus dimuncul- kan saat melaksanakan semua tahapan dalam budidaya tanaman hias, yaitu sikap teliti, sabar, tekun, disiplin, dan bertanggung jawab. Remedial Peserta didik diminta menyusun kembali tahapan dalam kegiatan budidaya tanaman hias. Pengayaan Peserta didik diminta menjelaskan kegiatan budidaya tanaman hias dengan kata-kata mereka sendiri. Sumber: http://adenium.blogsome.com/ Penyemaian benih adenium dalam tray plastik pages/seedlings.htm Bibit adenium hasil persemaian Gambar 3.19 Penyemaian dan pembibitan adenium b. Persiapan media tanam Adenium membutuhkan media yang poros sehingga tidak mengikat air terlalu lama. Media yang kurang poros akan menyebabkan air tertahan dan mening- katkan kelembaban. Akibatnya, menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit dan akar mudah membusuk. Beberapa media yang dapat digunakan antara lain pasir kasar, sekam bakar dan cocopeat. Salah satu contoh media tanam yang sesuai adalah campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau campuran arang sekam, cocopeat, dan pasir dengan perbandingan 37:30:30. Penggantian media tanam dapat dilakukan ya setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali. Budida c. Penanaman Adenium biasanya ditanam di dalam pot plastik atau pot keramik. Di dasar atau samping pot sebaiknya diberi lubang sebagai tempat keluar air agar media tidak kelebihan air. Lubang di dasar pot berguna pula sebagai jalan keluar masuk udara. Di bagian dasar pot biasanya ditambahkan potongan gen- ting atau styrofoam yang disusun sede- mikian rupa sehingga tidak mengha- langi jalan air. Ukuran pot disesuaikan dengan ukuran tanaman sehingga pertumbuhan tanaman tidak terham- bat terutama pertumbuhan akar dan bonggol. Jangan menggunakan pot yang terlalu kecil dan ceper karena pot gerabah akan menghambat pertumbuhan akar. Budidaya adenium dalam Sumber: http://gemawirausaha.blogspot.com Gambar 3.12 Prakarya dan Kewirausahaan Informasi untuk Guru Setiap daerah memiliki tanaman khas daerahnya atau karakter tanah serta iklim di suatu daerah bisa jadi sangat cocok untuk suatu tanamn tertentu. Pada proyek praktik budidaya ini, siswa bersama-sama melakukan perencanaan hingga pelak- sanaan budidaya tanaman hias yang cocok dan khas daerah setempat. 208 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses Pembelajaran Peserta didik akan merancang kegiatan budidaya tanaman hias secara berkelompok. 1. Kegiatan dilakukan dengan metode diskusi. 2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diminta memilih ketua kelompok. 3. Setiap kelompok berdiskusi untuk merencanakan kegiatan budidaya yang dimulai dengan menentukan jenis tanaman dan lokasi, analisis kebutuhan bahan dan alat, membuat jadwal kegiatan, serta pembagian tugas dalam kelompok. 4. Guru memantau untuk memastikan diskusi berjalan baik. 5. Guru mengajak semua peserta didik untuk berdiskusi dan meminta peserta didik mencatat hasil diskusi. 6. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan terlebih dahulu rencana kegiatan budidaya tanaman yang dibuat sebelum dilaksanakan. 7. Pada saat presentasi, peserta didik diminta mengemukakan alasan tentang pemilihan jenis tanaman. 8. Peserta didik yang lain diminta memberikan masukan untuk penyempurnaan kegiatan. Penilaian Penilaian yang dapat dilakukan dalam kegiatan diskusi dan presentasi meliputi ketiga hal berikut. 1. Sikap, yaitu keaktifan, kesopanan, kerja sama dan toleransi Pengetahuan, kete- patan dan kerincian pengetahuan. 2. Ketrampilan, kemampuan presentasi, bahan presentasi serta kemampuan mengemukakan pendapat. 3. Setelah presentasi peserta didik melakukan refleksi diri, sedangkan peserta didik lain memberikan penilaian antar teman. Prakarya dan Kewirausahaan 209 Proses Pembelajaran Peserta didik akan melakukan praktik kegiatan budidaya tanaman hias. Kegiatan yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menyiapkan alat dan bahan sesuai rencana 2. Melakukan setiap tahapan dalam kegiatan budidaya tanaman hias (LK 5) 3. Memelihara tanaman 4. Mengamati perkembangan tanaman 5. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang disediakan 6. Mendokumentasi setiap kegiatan 7. Memperhatikan keselamatan kerja dalam praktik budidaya tanaman 8. Melakukan semua kegiatan dengan penuh percaya diri, teliti, disiplin, bertang- gung jawab, dan bekerja sama. Pengamatan diperlukan untuk mengetahui pertum- buhan dan perkembangan d. Pemumpukan Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosis agar pertumbuhan tanaman tanaman. Hasil pengamat- sempurna. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk slow release seperti Growmore, Hyponex, dan Dekastar. Pemupukan bisa dilakukan tiga bulan sekali an dapat digunakan untuk dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan pupuk. Bisa juga digunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah takaran dari yang tertera mengantisipasi serangan di label. Pemupukan dilakukan dengan cara disiramkan langsung pada media dan bukan pada daun karena adanya lapisan lilin di daun yang akan mengha- OPT. langi penyerapan pupuk. Selain pupuk kimia, bisa juga digunakan pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk merangsang pertumbuhan akar, batang, daun (tanaman kecil dan vegetatif), bisa digunakan pupuk dengan kandungan nitro- Model pembelajaran kola- gen, fosfor dan kalium (NPK) seimbang. Untuk merangsang pembungaan digu- nakan pupuk yang kandungan phosfornya lebih tinggi seperti gaviota 67 atau borasi digunakan dalam gandasil B setiap seminggu sekali dengan menyemprotkannya ke seluruh permukaan daun. kegiatan praktik budidaya e. Pengairan Adenium tidak menyukai kondisi media yang lembab. Penyiraman adenium tanaman hias. Setiap pe- dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Adenium merupakan tanaman serta didik melakukan hal- yang menyukai lingkungan yang kering dan panas sehingga jangan dibiarkan tanaman adenium terguyur hujan terus-menerus. hal berikut. Budida 1. Menyiapkan lembar ya pengamatan masing- masing. 2. Mengamati pertumbuh- an dan perkembangan tanaman dengan sak- Gambar 3.21 Sumber: http://gresik.co/tag/petani-adenium-gresik Pemeliharaan tanaman adenium sama. f. Pengendalian OPT 3. Membuat laporan prak- Pengendalian organisme pengganggu tanaman dapat dilakukan dengan men- jaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman, misalnya membersihkan gulma tik budidaya tanaman dan rumput liar yang tumbuh dalam pot atau di sekitar pertanaman. Penyiangan harus rutin dilakukan agar media tetap bersih. Penggunaan pestisida/insektisida hias. untuk hama dan fungisida menjadi langkah terakhir setelah tindakan pencegahan. 4. Mengumpulkan semua 100 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK data dan gambar se- Semester 2 bagai bahan penulisan laporan. 5. Membuat laporan sesuai praktik yang dilakukan dengan melibatkan semua anggota kelompok. 6. Menggunakan berbagai referensi untuk memperkaya laporan kelompok. 210 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman dengan saksama dengan beberapa tanaman sebagai tanaman contoh. Selain itu, lakukan juga pengamatan terhadap OPT yang menyerang tanaman. Pengamatan dilakukan secara individu. Catat hasil pengamatanmu dengan teliti (LK 6) Pengayaaan Peserta didik membandingkan tanaman yang dalam kegiatan praktik dengan tanaman yang ditanam oleh petani. Interaksi dengan Orang Tua Peserta didik melakukan kegiatan budidaya bersama orang tua di rumah. Penilaian Penilaian yang dapat dilakukan dalam praktek budidaya tanaman meliputi dua hal berikut. 1. Proses budidaya, penilaian sikap (sungguh-sungguh, teliti, tekun, disiplin, bertanggung jawab, mandiri, dan kerja sama); penilaian pengetahuan (kese- suaian materi, teknik dan prosedur); penilaian keterampilan (praktik teknik budidaya). 2. Produk berdasarkan: hasil budidaya, laporan kegiatan budidaya, dan presentasi. Informasi untuk Guru Self assessment adalah proses di mana seseorang memiliki tanggung jawab untuk menilai hasil belajarnya sendiri. Hal ini diperlukan supaya peserta didik tahu sejauh mana materi yang dipelajarinya bedasarkan penilaian sendiri. Prakarya dan Kewirausahaan 211 Proses Pembelajaran Model pembelajaran sikap dapat diterapkan pada kegiatan ini. 1. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan praktik budidaya, peserta didik mem- berikan penilaiannya (self assessment) terhadap: a. kegiatan kelompoknya, b. pengalaman yang dialami dan ungkapan pendapatnya. 2. Peserta didik membuat kesimpulan berdasarkan hasil penilaian di kelompok. 3. Guru menanyakan pada peserta didik tentang minat mereka untuk memprak- tikan kembali budidaya tanaman pangan. 4. Peserta didik diminta menuliskan ide-ide tentang pengembangan tanaman pangan agar bisa bersaing di pasaran. Kamu telah melaksanakan kegiatan budidaya tanaman hias. Bagaimana hasilnya? Evaluasilah kegiatan budidaya yang telah kamu lakukan. Isilah lembar kerja di bawah ini dengan memberi tanda cheklist pada bagian yang sesuai serta lengkap dengan alasannya! Lembar Kerja 7 Kelompok Nama anggota Kelas : Laporan praktik budidaya tanaman hias 1. Perencanaan, meliputi pemilihan jenis tanaman dan varietas, penjadwalan kegiatan budidaya, penyusunan kebutuhan sarana produksi, dan pembagian tugas individu. 2. Persiapan sarana produksi. 3. Kegiatan budidaya, meliputi pelaksanaan mulai dari pengolahan lahan sampai panen dan pascapanen. 4. Evaluasi kegiatan budidaya tanaman hias. Nama kelompok Nama siswa Perencanaan Persiapan ya Pelaksanaan Pengamatan Budida Pelaporan Kerja sama Disiplin Tanggung jawab Renungkan dan ungkapkan pada selembar kertas! Setelah mempelajari dan mem- praktikkan budidaya tanaman hias, ungkapkan apa yang kamu rasakan tentang hal-hal di bawah ini. 1. Keragaman jenis tanaman hias dan produk budidaya yang ada di wilayah tempat tinggalmu. 2. Kunjungan ke lokasi budidaya tanaman hias. 3. Kendala yang dihadapi dalam melakukan pengamatan. 4. Pengalaman melaksanakan praktek budidaya tanaman hias secara berkelompok. 5. Pembelajaran yang kamu dapatkan sebagai individu sosial dari kegiatan budi- daya tanaman hias. Prakarya dan Kewirausahaan 212 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK H. Pengolahan dan Wirausaha Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Informasi untuk Guru Peta materi memberikan gambaran kepada peserta didik tentang materi apa saja yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan membangkitkan semangat peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembela- jaran ini. Sampaikan dengan semenarik mungkin sehingga peserta didik dengan bersemangat akan bersama-sama untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Konsep Umum Peta materi menggambar- Peta Materi kan urutan dan hubungan antar materi yang akan Pengolahan dan Wirausaha Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani dipelajari. Pada bagian pertama, siswa akan Mengenal Produk Pembersih dari Bahan mengenali produk-produk Nabati dan Hewani Pengemasan dan pembersih dalam kehi- Perawatan Bahan Nabati, Hewani dupan sehari-hari, melalui Pembersih dan Bahan Pendukung Produk Proses dan Alat Pengolahan dari Bahan pengamatan dan diskusi. Nabati dan Cara Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Hewani Produk tersebut terban- Merancang Pengolahan Wirausaha di gun atas bahan nabati, Bidang Pembersih dari Bahan Nabati dan Membuat Produk bahan hewani dan bahan Pembersih dari Pembersih dari Bahan Pengolahan Hewani Nabati dan Hewani Bahan Nabati pendukung, akan dipa- dan Hewani parkan pada bagian selanjutnya. Setelah me- Tujuan Pembelajaran: Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu: ngenali bahan dari produk anugerah Tuhan YME pembersih, siswa akan Pengolahan 2. Menghayati sikap kerja sama, gotong royong, toleransi dan disiplin, bertang- gung jawab, kreatif, dan inovatif dalam pengolahan produk pembersih dari mempelajari proses dan bahan nabati dan hewani 3. Memahami cara-cara membuat pembersih dari bahan nabati dan hewani alat produksi yang dibu- 4. Membuat pembersih dari bahan nabati dan hewani yang sesuai dengan poten- si daerah setempat tuhkan untuk membuat 5. Membuat pengemasan produk yang unik dan khas daerah setempat 6. Memahami konsep kewirausahaan, motivasi wirausaha serta faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha di bidang pembersih dari bahan nabati produk pembersih dari dan hewani bahan nabati dan hewani. Setelah siswa memiliki Prakarya dan Kewirausahaan 105 gambaran tentang produk secara utuh, siswa akan belajar bagaimana cara merancang produk pembersih, diberikan wawasan cara pengemasan dan wirausaha di bidang produk pembersih. Pada bagian akhir pem- belajaran, siswa akan melakukan praktik perancangan hingga pembuatan produk pembersih dari bahan nabati. Prakarya dan Kewirausahaan 213 Informasi untuk Guru Materi pada bab Pengolahan dan Wirausaha Produk Pembersih dari bahan Nabati dan Hewani, akan banyak mengajak siswa untuk melakukan praktik sekaligus memikirkan peluang-peluang berwirausaha dengan memanfaatkan keterampilan mengolah produk pembersih. Sebagai awalan, siswa diminta untuk mengidentifi- kasi produk-produk pembersih yang sehari-hari digunakan di rumah maupun di sekolah. Produk pembersih yang umum digunakan saat ini adalah produk pem- bersih hasil dari industri besar atau industri massal. Berikan kesempatan siswa mengidentifikasi berbagai jenis pembersih baik yang diproduksi oleh industri besar, produk hasil industri kecil maupun produk tradisional. Konsep Umum Produk pembersih modern yang umumnya terbuat dari bahan kimia sintetis BAB 4 dan ada pula produk pem- Pengolahan dan Wirausaha bersih tradisional yang Produk Pembersih dari Bahan umumnya menggunakan Nabati dan Hewani bahan-bahan alami. Produk pembersih modern yang A. Mengenal Produk Pembersih dari Bahan diproduksi oleh industri Nabati dan Hewani besar diolah agar tahan Produk pembersih adalah produk yang fungsinya melepaskan kotoran dari lama karena industri besar permukaan benda maupun tubuh manusia. Terdapat berbagai jenis produk pem- bersih yang biasa digunakan di rumah tangga. Produk rumah tangga dapat dibagi menghasilkan produk da- menjadi produk yang digunakan untuk tubuh seperti sabun, sampo serta pasta gigi dan pembersih untuk perabot rumah tangga seperti sabun cuci pakaian, lam jumlah sangat banyak sabun cuci piring, pembersih kamar mandi, pembersih kaca dan lain-lainnya. Perhatikan produk pembersih apa saja yang ada di rumahmu? untuk jangka waktu pen- Produk jualan yang cukup lama. Pembersih Produk pembersih tra- Perabot Alat Makan Manusia disional memanfaatkan P engolahan bahan-bahan alami yang Pakaian memiliki ketahanan bahan Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 4.1 Pengelompokan pembersih berdasar fungsinya Lain-lain Mebel terbatas sehingga umum- Produk pembersih yang digunakan untuk tubuh secara umum adalah: 1. sabun nya harus digunakan 2. sampo 3. pasta gigi segera karena daya tahan Produk pembersih yang digunakan untuk perabot di antaranya: produk yang terbatas. 1. sabun cuci piring 2. sabun cuci pakaian Selain produk pembersih 3. bubuk pembersih, yang sifatnya menggerus (contoh: abu gosok) modern dan tradisional, 106 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 saat ini berkembang pula produk-produk yang me- manfaatkan kembali bahan-bahan alami yang digabungkan dengan bahan kimia nonalami. 214 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses Pembelajaran Pada awal pembelajaran, siswa diminta untuk mengidentifikasi atau mengenali berbagai jenis pembersih baik yang diproduksi oleh industri besar, produk hasil industri kecil maupun produk tradisional. Beri kesempatan siswa untuk menemu- kan sebanyak-banyaknya produk pembersih yang mereka kenal secara bebas. Setelah para siswa mengemukakan berbagai pendapatnya, materi paparan tentang contoh pembersih: sabun, deterjen, pasta, sampo, dan pasta gigi dapat disampaikan guru. Pada paparan materi, mulai dijelaskan adanya produk pem- bersih modern dan pembersih tradisional dapat ditekankan potensi produk pem- bersih tradisional yang tidak berbahaya bagi lingkungan, untuk memunculkan kepedulian siswa pada kelestarian alam. Penilaian Siswa dapat memaparkan keragaman produk pem- 4. cairan pembersih lantai dan kamar mandi, mengandung zat pembunuh kuman bersih dan penggolong- (seperti lisol) 5. pembersih kaca/glass cleaner annya berdasarkan ke- 6. wood polish, untuk membersihkan sekaligus mengkilapkan pernis mebel kayu 7. sampo untuk karpet pada fungsi dan jenisnya, Produk pembersih juga dapat digolongkan menjadi pembersih tradisional dan dengan percaya diri. pembersih modern. Pembersih tradisional memanfaatkan zat kimia alami secara langsung tanpa diolah dahulu. Contohnya susu kambing yang digunakan untuk mandi, dapat melepaskan sel kulit mati dan melembabkan kulit. Pembersih tradisional lain yang sangat terkenal adalah batang siwak untuk membersihkan gigi dan buah lerak untuk mencuci pakaian. Pembersih modern menggunakan bahan kimia alami maupun sintetis untuk diolah menjadi produk pembersih. Remedial Produk Pembersih Remedial dapat diberikan kepada siswa untuk Modern Tradisional memastikan siswa menge- tahui keragaman produk Alami pembersih yang ada di Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 4.2 Pengelompokan Pembersih Tradisional dan Modern Alami Sintetis sekitarnya, dan adanya produk pembersih modern dan tradisional. Remedial engolahan P dapat dilakukan berupa tugas untuk siswa menu- liskan atau menggambar- kan produk-produk pem- bersih di sekitarnya, dan mengelompokkannya men- Sumber: http://www.tamilnet.com/art.html?catid=98&artid=35345 Gambar 4.1 Pohon Siwak (Salvadore Persica) jadi pembersih modern Prakarya dan Kewirausahaan 107 dan tradisional. Prakarya dan Kewirausahaan 215 216 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Siswa diarahkan untuk dapat mengenali potensi daerah tempat tinggalnya, untuk dapat mengembangkan potensi tersebut di masa mendatang. Proses Pembelajaran Siswa diminta untuk mencari informasi tentang produk atau cara membersihkan di daerah tempat tinggalnya. Produk dan cara membersihkan dapat berupa pem- bersih tubuh ataupun pembersih perabot, pembersih lantai, pembersih perhiasan dan lain-lain. Siswa diminta untuk mewawancarai orang tua, nenek kakek, kerabat dan tetangga tentang pembersih dan cara membersihkan secara tradisional atau khas daerah. Hasil penelitian dicatat dalam sebuah buku. Siswa boleh mengkreas- ikan buku catatannya secara bebas dan ekspresif. Siswa juga diminta untuk men- ceritakan tentang temuannya kepada guru dan teman di kelas. Informasi untuk Guru Setelah mengenal produk- produk pembersih, siswa akan diberikan pengeta- huan tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk pem- bersih tersebut. Konsep Umum Bahan secara umum dibagi menjadi material utama, pewarna, pengha- rum, dan bahan pendu- kung. Fungsi pewangi, pewarna, dan bahan pen- dukung ditambahkan sesuai selera konsumen atau dengan kata lain untuk memuaskan keingi- nan konsumen daripada fungsinya sebagai pem- bersih. Tidak semua produk pembersih menggunakan tambahan pewangi dan pewarna karena ada bahan- bahan pembersih, terutama bahan natural atau alami yang sudah memiliki warna serta aroma yang khas. Prakarya dan Kewirausahaan 109 Produk pembersih juga dapat digolongkan menjadi pembersih tradisional dan pembersih modern. Pembersih tradisional memanfaatkan zat kimia alami secara langsung tanpa diolah dahulu contohnya susu kambing yang digunakan untuk mandi, dapat melepaskan sel kulit mati dan melembabkan kulit. Pembersih tradisional lain yang sangat terkenal adalah batang siwak untuk membersihkan gigi dan buah lerak untuk mencuci pakaian. Pembersih modern menggunakan bahan kimia alami maupun sintetis untuk diolah menjadi produk pembersih. Kegiatan 2 Diskusikan di kelas bersama guru dan teman sekelasmu. Bila ada teman yang mendapatkan data tentang produk atau cara pembersih tradisional yang serupa, kalian dapat saling melengkapi catatan masing-masing untuk meng- hasilkan laporan yang lebih lengkap dan menyeluruh. Pikirkan potensi apa yang dapat dikembangkan dari proses pembuatan pembersih, kemasan maupun cara penjualannya. Kegiatan 3 Bentuklah beberapa kelompok dalam kelas. Buatlah buku tempel (scrapbook) tentang produk atau cara pembersih tradisional tersebut. Buku disusun dengan runut dan menarik, tanyakan kepada guru bila ada kesulitan penyusunan. Lengkapi buku dengan teks, gambar, foto, bahan, atau material lain seperti daun atau bunga kering sesuai dengan materi, ide, dan kreativitas kelompok. Bagilah tugas sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing anggota kelompok. Kegiatan 4 Pamerkan buku-buku tersebut pada pameran akhir semester di sekolahmu. Mintalah kritik dan saran dari guru dan siswa yang mengunjungi pameran, catatat setiap kritik dan saran dengan rapi. Kritik dan saran yang membangun, dapat dimanfaatkan untuk mengambangkan hasil karya kalian di masa men- datang. Pengolahan Proses Pembelajaran Siswa diberi penjelasan tentang bahan baku pembersih melalui penjelasan awal berupa bagan Material Pembersih. Pada bagan tampak bahwa ada keragaman jenis bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembersih. Pada paparan selanjutnya tentang material sabun, deterjen, sampo, dan pasta gigi, siswa akan mengenali lebih detail tentang karakter bahan dan material sesuai dengan fungsi pembersih. Pengayaan Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas siswa untuk mengamati kemasan produk pembersih yang ada di rumah dan mencatat ingridient atau kom- posisi yang tercantum pada kemasan produk pembersih. Siswa juga dapat diminta untuk mencari informasi tentang bahan-bahan yang tertera pada kemasan (fungsi, bentuk, karakter, dan lain-lain). Biarkan siswa mencari sejauh kemampuan masing- masing melalui berbagai media yang ada; bertanya kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, dari buku, majalah, atau internet. Interaksi Orang Tua Produk pembersih banyak digunakan di rumah B. Bahan Nabati, Bahan Hewani dan tangga. Berikan motivasi Bahan Pendukung kepada siswa untuk berin- Produk pembersih dapat dibuat dari bahan kimia alami dan bahan kimia sintetis. teraksi dengan orang tua di Bahan alami terdiri atas nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan hewani adalah bahan yang berasal dari hewan. rumah, membicarakan Bahan kimia sintetis diproduksi melalui proses kimia oleh industri produk kimia. Material yang dengan fungsi pembersih dapat dibagi menjadi sabun, deterjen, tentang produk-produk dan material abrasif (bersifat seperti amplas). Bahan Baku pembersih yang mereka Pembersih gunakan di rumah. Material Utama Bahan Kimia Bahan Kimia Lemak Nabati Lemak Hewani Sumber: Dokumen Kemdikbud Bagan 4.3 Material pembersih 1. Material Sabun Bahan pembuat sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak (asam lemak) dan bahan kimia basa kuat, yaitu natrium hidroskida (NaOH) dan kalium hidrok- sida (KOH) dengan air murni. Basa kuat yang sudah dilarutkan pada air akan menghasilkan alkalin. Asam lemak dan alkalin (dari NaOh atau KOH dengan H yang berfungsi sebagai pembersih. Untuk memberikan kenyamanan penggu- naan, sabun diberi warna dan pengharum. Sabun juga dapat dicampur dengan material pendukung untuk menghasilkan fungsi tambahan (misalnya antiseptik dan pengawet). Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Prakarya dan Kewirausahaan 217 Informasi untuk Guru Siswa telah mengetahui jenis-jenis pembersih dan material pembentuknya. Pada bagian ini, siswa akan diperkenalkan pada proses yang dibutuhkan agar material tersebut menjadi produk pembersih. Sebagian besar materi akan memaparkan tentang proses pembuatan sabun yang merupakan dasar dari variasi produk pem- bersih lainnya. Konsep Umum Produk pembersih pada umumnya adalah sabun atau bahan hasil saponifikasi. Proses saponifikasi adalah reaksi atas pencampuran lemak dengan basa kuat (NaOH atau KOH). Proses pembuatan sabun dapat dengan hot process atau cold process. Proses Pembelajaran Paparan pada buku siswa menjelaskan langkah- langkah proses pembuatan pembersih secara detail. Penjelasan proses dileng- kapi pula dengan penjelas- an tentang alat yang akan digunakan. Diskusi akan membantu siswa untuk mengamati detail yang Sumber: http://sapinduslerak.wordpress.com/jual-stock-lerak/ Gambar 4.12 Buah lerak terdapat pada materi pembelajaran. C. Proses dan Alat Pengolahan Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani Pentingnya penggunaan 1. Proses Pembuatan Produk Pembersih Sabun alat keselamatan kerja Proses pengolahan produk pembersih adalah proses kimia yang terjadi pada bahan-bahan pembentuknya. Sabun merupakan hasil reaksi kimia dari harus ditekankan karena pencampuan minyak dan larutan alkali dari basa yang dilarutkan ke dalam air murni. Pembuatan sabun dapat dibagi menjadi proses dingin (cold process), terdapat reaksi kimia yang proses panas (hot process), larut-tuang (melt and pour), dan Rebatching/Triple milled. Larut-tuang adalah proses pembuatan sabun adalah dengan melarut- berbahaya terutama saat kan bahan sabun dasar (yang sudah jadi), menambahkan esense pewangi dan P pencampuran air dengan engolahan warna serta penghias lain seperti kelopak bunga mawar, parutan kelapa yang sudah dikeringkan dan lain-lain. Perbedaan proses dingin dan proses panas adalah pada proses pencampuran larutan NaOH atau KOH (alkalin) dengan NaOH/KOH yang menge- minyak. Pencampuran tersebut dapat dilakukan dengan atau tanpa pemana- san. Rebatcing adalah membuat sabun mulai dari proses pencampuran minyak luarkan panas, proses dengan alkali hingga pewarnaan, pemberian pengharum, dan bahan lainnya. saponifikasi dan penggu- Proses pengolahan dengan bahan kimia membutuhkan ketepatan pengukuran material/bahan yang akan digunakan, ketepatan penggunaan alat, dan harus naan kompor. Siswa juga menggunakan pelindung untuk memastikan tubuh kita aman dari kemung- kinan terjadiknya kecelakaan yang disebabkan oleh bahan dan reaksi kimia dibimbing untuk melaku- yang terjadi. kan pengukuran material dan pengukuran suhu 117 pada proses, secara teliti Prakarya dan Kewirausahaan dan presisi. 218 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Penilaian Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa paham tentang proses, prosedur, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan produk pembersih. Siswa juga harus memahami sikap kerja apa yang dibutuhkan dalam pembuatan produk pembersih. Informasi untuk Guru Pada akhir materi ini terdapat cara pembuatan pembersih dari lerak. Tugas ini dimaksudkan Tugas 2 sebagai pengenalan awal Membuat Pembersih dari Lerak Bahan: dari pemanfaatan prosedur - 20 butir lerak kering yang telah dipotong-potong dan dibuang bijinya - 2 liter air kerja pembuatan produk - Minyak Atsiri (tambahan) pembersih untuk persiapan Alat: - Panci proyek pembuatan pem- - Kompor - Batang pengaduk bersih di akhir semester. - Kain halus - Wadah Bila buah lerak dapat - Corong - Botol diperoleh, guru dan siswa Cara: A. Membuat Larutan Inti dapat bersama-sama mem- 1. Siapkan semua bahan, alat, dan tempat kerja. 2. Rebus 20 butir lerak kering yang telah dibuang bijinya di dalam 2 liter praktikkan pembuatan air. 3. Biarkan mendidih selama 20 menit dengan api kecil. pembersih lerak ini di 4. Matikan kompor. 5. Saring air hasil rebusan dengan kain halus. sekolah. Namun, jika bahan 6. Masukkan ke dalam wadah. Larutan Inti Lerak dapat bertahan selama 7 hari . dan alat tidak tersedia, B. Larutan Pembersih kegiatan praktik membuat - setengah liter (500 m) larutan inti lerak dicampur dengan 15 liter air, untuk mencuci pakaian. - Campuran larutan inti dengan air, 1 : 10 ditambahkan dengan 2 tetes Pengolahan pembersih dapat digantikan minyak atsiri, untuk pembersih perabot. dengan bahan lain yang - Larutan inti 50 ml dicampur dengan 1 liter air untuk mengepel lantai. tersedia di lingkungan sekitar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, misalnya membuat pasta gigi dari kayu manis, jeruk Prakarya dan Kewirausahaan 123 atau strawberry. 1. Bubuk Pembersih Gigi Rasa Kayu Manis Bahan yang diperlukan adalah setengah cangkir kalsium karbonat, setengah cangkir soda bikarbonat, sepuluh tetes minyak peppermint, lima tetes minyak kayu manis, satu sendok teh bubuk kayu manis halus. Cara membuatnya: cam- purkan semua bahan yang kering di dalam sebuah mangkuk. Tambahkan minyak lalu aduk sampai merata. Simpan dalam wadah kedap udara. Pasta gigi siap digunakan. Prakarya dan Kewirausahaan 219 2. Bubuk Pembersih Gigi Rasa Jeruk Bahan yang diperlukan adalah satu cangkir soda bikarbonat, dua sendok makan garam laut yang dihaluskan, 1 sendok makan kulit jeruk kering yang ditumbuk halus, dan 5 tetes minyak peppermint. Cara membuatnya campurkan dan aduk semua bahan menjadi satu. Simpan ramuan ini ke dalam wadah kedap udara. Pasta gigi siap digunakan. Diadaptasi dari: http://www.hasbihtc.com/resep-cara-membuat-pasta-gigi-alami.html#ixzz2mTSbqBje Pengayaan Pengayaan dapat diberikan apabila peserta didik masih membutuhkan materi pembelajaran untuk memahami materi-materi yang terkandung dalam produk-produk pembersih. Membuat Shampoo Lidah Buaya Bahan-bahan - 50 gram Ultra SLES - 5 gr PVD Salt - 10cc Lexaine C - 20cc Juice lidah buaya (daun lidah buaya, dikupas, lalu dijuice & diambil sarinya) - 3 cc air perasan jeruk nipis - pewarna makanan secukupnya - 300 cc air mineral - 2cc Lexgard P - 2 cc bibit minyak wangi – parfum/fragrance Peralatan: - Pengaduk atau - Mixer low speed (untuk produksi sebanyak 50 ltr) - Wadah plastik - Wadah - Botol untuk kemasan akhir Proses Pembuatan: a. Masukkan Ultra SLES, PVD Salt ke dalam wadah plastik b. Aduk rata kedua bahan tersebut, sambil dimasukkan air sedikit demi sedikit. c. Tambahkan Lexaine C, Juice lidah buaya, air perasan jeruk nipis, pewarna makanan & Lexgard P, sambil terus diaduk d. Terakhir, masukkan parfum/bibit minyak wangi Diadaptasi dari: http://bina-usaha-mandiri.com/node/101 220 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pengetahun dasar tentang pembuatan produk pembersih dapat dikembangkan menjadi produk pembersih dengan beragam variasi. Ide produk baru dapat muncul dari potensi khas daerah setempat. Percobaan atau eksperimen dapat dilakukan untuk mencari resep baru dari produk pembersih. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di- berikan melalui paparan 4. Pembuatan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani dan diskusi. Siswa diajak Pembuatan produk pembersih dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Lakukan setiap tahapan proses dengan hati-hati dan teliti. Kesalahan untuk mengungkapkan pada salah satu tahapan akan memengaruhi kualitas produk akhir. Lakukan pula evaluasi pada setiap produk yang dihasilkan untuk memastikan kualitas ide-idenya tentang produk produk. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan proses pembuatan produk pembersih berikutnya. Ingatlah selalu untuk memperhatikan kesela- pembersih dengan variasi matan kerja dan kebersihan agar menghasilkan produk pembersih yang higienis, menarik, dan berkualitas. baru, atau ide untuk me- ngembangkan potensi bahan yang ada di daerah setempat. Ide dapat meli- puti, bahan baru, aroma khas, khasiat baru, bentuk Sumber: http://teachsoap.com/2012/04/02/ Bentuk Sabun yang Menarik dream-catcher-swirl-soap/ Sumber: http://wanelo.com Gambar 4.18 Gambar 4.19 yang Menarik Motif dan Warna Sabun dan warna baru. Pada paparan juga dite- Kemasan Sabun Khas Daerah kankan akan pentingnya Gambar 4.20 eksperimen untuk mene- mukan resep yang tepat Pengolahan E. Pengemasan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani untuk produk pembersih baru, dan pentingnya me- Fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk, memberikan informasi, lakukan pencatatan secara dan memberikan daya jual. Saat ini kemasan tidak hanya dituntut untuk me- menuhi fungsi tersebut, namun kemasan juga harus ramah lingkungan. Kemasan yang ramah lingkungan adalah yang penggunaan bahannya sedikit (reduce), mendetail. Siswa diberikan berasal dari bahan yang dapat didaur ulang (recycle), dapat digunakan ulang (reuse), dan sedapat mungkin menggunakan material yang dapat terurai di tanah, motivasi bahwa dalam seperti kertas atau bahan alami lainnya. melakukan eksperimen Prakarya dan Kewirausahaan 125 tidak perlu takut untuk gagal atau belum berhasil. Eksperimen dapat dilakukan beberapa kali untuk menemukan resep yang tepat. Siswa ditekankan pentingnya ketekunan, presistensi (ketahanan) dan ketelitian. Prakarya dan Kewirausahaan 221 Informasi untuk Guru Pada praktikum yang dilakukan sebelumnya setiap siswa memiliki satu atau lebih bahan pembersih hasil karyanya masing-masing. Pada bagian akhir materi ini, siswa akan diminta untuk membuat rancangan kemasan untuk produk pem- bersihnya agar menarik dan laku dijual. Sebelum siswa ditugasi untuk membuat kemasan untuk produk pembersihnya masing-masing, guru memberikan wawasan tentang pentingnya kemasan dan memberikan contoh-contoh kemasan yang kreatif untuk membangkitkan ide-ide siswa tentang kemasan yang memiliki keunikan dan daya jual. Bentuk kemasan bergantung pada produk pembersih yang diwadahinya. Pem- bersih yang bentuknya solid seperti sabun batang, dapat dikemas dengan pem- bungkus seperti kertas atau plastik lembaran. Pembersih yang berbentuk bubuk biasanya dikemas dalam kardus atau toples. Pembersih yang berupa cairan dapat dikemas dengan botol kaca, botol plastik maupun pouch. Selain bentuk, kemasan juga dapat dibuat dengan material yang unik, dengan warna dan gambar yang menarik seperti contoh-contoh berikut ini. Sumber: http://lovelypackage.com/french-paper-pop-ink-soap/ Gambar 4.21 Kemasan karton dengan penataan gambar yang menarik Pengolahan love-of-packaging-compagnie-de-provence-limited-edition-liquid-soap Gambar 4.22 Kemasan botol dan karton dengan penataan gambar yang menarik packaging-design-for-bodyshine-from- Sumber: http://www.noformulae.com/work/ the-house-of-mg/ Gambar 4.23 seperti batu alam Kemasan sabun 126 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Konsep Umum Kemasan selain berfungsi untuk melindungi produk dan memberikan informasi tentang produk juga untuk membuat daya tarik bagi calon pembeli. Kemasan sedapat mungkin memiliki konsep yang sejalan dengan produk yang dikemasnya. Jika produk pembersih yang dibuat memiliki konsep alami, kemasannya sedapat mungkin menggunakan bahan-bahan alami atau yang tidak membahayakan lingkungan hidup. Apabila produk yang dikemas adalah sabun yang beraroma maskulin, kemasan sedapat mungkin memberikan kesan maskulin. 222 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Proses Pembelajaran Pada bagian awal, dipapar- kan tentang fungsi utama dan berkualitas. Tugas 3 kemasan, yaitu sebagai pe- lindung produk. Hal tersebut Membuat Wadah Sabun dari Toples dan Botol Bekas Bahan: perpengaruh pada pemilihan - Dispenser sabun (botol sabun cair bekas) - Botol selai bahan kemasan. Kemasan - Lem juga harus memberikan Alat: - Gunting informasi tentang bahan - Bor yang terkandung di dalamnya. Ditekankan kepada siswa untuk menuliskan komposisi Tahap 1: Lubangi/bor tutup Tahap 2: Potong botol plastik bahan yang terkandung di bekas pada bagian atas. dalam produk pembersihnya botol selai. secara detail dan teliti. Pengolahan Pada tahap berikutnya, ajak siswa untuk mengemukakan ide-ide tentang material unik dan khas yang dapat digu- nakan sebagai kemasan. Ajak juga siswa untuk memikirkan nama yang tepat dan menarik untuk produk pembersihnya. Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 Upayakan suasana yang menyenangkan agar setiap siswa tidak ragu untuk mengemukakan pendapat uniknya. Setiap pendapat harus diberikan apresiasi agar proses tumbuhnya ide-ide baru terus terjadi. Pengayaan Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas membuat kemasan yang memanfaatkan barang berkas untuk kemasan cairan pembersih. Penggunaan barang bekas dikenal dengan konsep reuse atau penggunaan ulang atau recycle atau ‘menghidupkan’ kembali barang yang sudah tidak berguna. Pengalaman mengolah barang bekas menjadi barang baru diharapkan dapat memberikan kepercayaan siswa terhadap kemampuan dirinya sekaligus kepercayaan pada potensi barang bekas yang ada di sekitarnya. Penilaian Penilaian dapat diberikan atas penguasaan siswa terhadap materi tentang kemasan. Jika diberikan tugas pembuatan kemasan dari barang bekas, penilaian dapat diberikan terhadap kinerja siswa dalam pengerjaan pembuatan kemasan. Penilaian terhadap penguasaan materi kemasan dapat pula dilakukan pada akhir semester saat siswa membuat proyek kemasan. Prakarya dan Kewirausahaan 223 Informasi untuk Guru Setiap daerah memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang khas, yang di antaranya dapat diolah menjadi bahan pembersih. Motivasi wirausaha diberikan kepada siswa dengan memberikan gambaran tentang potensi hewani dan nabati yang terdapat di lingkungan sekitar, yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pembersih. Kekhasan daerah tidak harus berupa bahan utama produk pembersih, namun dapat juga berupa bahan pendukung seperti aroma bunga atau buah khas daerah, seperti harum melati untuk daerah penghasil melati, harum vanili untuk daerah penghasil vanili. Kekhasan juga dapat ditampilkan dengan memanfaatkan bahan atau material khas daerah untuk kemasan produk pembersih, misalnya kemasan dari kulit kayu atau kemasan dari rotan yang dihasilkan di daerah tersebut. Proses Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dapat diawali dengan mengajak siswa untuk F. Wirausaha di Bidang Pengolahan Produk memikirkan flora dan Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani fauna khas daerah setem- pat, yang dapat diman- 1. Stimuli dan Motivasi Berwirausaha di Bidang Pengolahan Produk Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani faatkan sebagai bahan Indonesia memiliki keragaman hewan dan tumbuhan yang dapat diolah menjadi beragam produk, di antaranya produk pembersih. Perhatikan ling- dari produk pembersih. kungan sekitar tempat tinggalmu. Apabila kamu tinggal di wilayah pantai, amati dan pikirkan keragaman bahan nabati dan hewani yang berasal dari laut. Ajak pula siswa untuk Apabila kamu tinggal di pegunungan, amati dan pikirkan beragam bahan nabati dan hewani yang hidup dan tumbuh di sana. Apabila kamu tinggal di memikirkan flora/tumbuh- padang savana, pikirkan potensi nabati dan hewani apa yang ada di sana. Kekayaan alam Indonesia patut disyukuri dengan menjaga kelestarian dan an khas daerah yang memanfaatkannya dengan bijak. memiliki warna atau produk melalui teknik-teknik pengolahan. Setiap daerah memiliki sumber daya aroma/wangi. Beri kesem- antaranya produk pembersih. Produk pembersih, terutama produk pembersih alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan, saat ini dan di masa datang patan siswa untuk menge- sangat sesuai dengan makin tingginya kepedulian kita terhadap kelestarian bumi. Produk pembersih alami potensial untuk dijadikan wirausaha karena mukakan pendapatnya selain diminati oleh kita sendiri juga diminati oleh orang-orang di daerah lain bahkan negara lain. atau bertukar pikiran Pengolahan produk pembersih alami pada umumnya mudah dan sederha- na, serta dapat dikembangkan menjadi wirausaha dengan kreativitas dan ide inovatif. Produk pembersih memiliki fungsi utama untuk melepaskan noda, dengan teman. Siswa juga namun dengan pengolahan dan pembuatan kemasan yang kreatif, dapat memberikan nilai tambah. Wirausaha juga tidak mengenal usia. Jika, ada yang dapat diminta untuk men- ber- tanya kapan seseorang sebaiknya memulai wirausaha, maka jawabnya adalah: sekarang. engolahan ceritakan pengalaman P 2. Dasar Kewirausahaan yang berkaitan dengan Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur. Arti kata usaha adalah kegiatan yang produk pembersih yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan ada, kelemahan dan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur. Kegiatan yang keunggulan produk pem- bersifat kewirausahaan misalnya: bersih yang ada. Kelemah- an dan kelebihan produk yang ada dapat menjadi 133 dasar dari ide pembuatan Prakarya dan Kewirausahaan produk pembersih baru khas daerah. 224 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prakarya dan Kewirausahaan 225 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap antusiasme/semangat siswa untuk turut terlibat dalam diskusi di kelas tentang bahan pembersih khas daerah. Penilaian juga dapat dilakukan pada cara siswa mengemukakan pendapat. Tinggi rendahnya nilai tidak berdasar pada jumlah pendapat yang dikatakan namun lebih kepada usaha yang dilakukan siswa untuk terlibat dalam diskusi, mengemukakan pendapatnya dan memunculkan ide-ide baru. Remedial Siswa ditugaskan untuk membuat laporan seder- hana berisi pendapat orang tua, saudara atau kerabat tentang kelemah- an dan keunggulan produk pembersih yang ada. Siswa juga diminta menuliskan pendapatnya tentang ke- lemahan dan kekurangan tersebut. Siswa dapat pula menuliskan ide tentang produk pembersih yang lebih baik. Informasi untuk Guru Siswa akan belajar tentang wirausaha dari pengalaman wirausahawan di daerah lingkungan sekitar. Siswa akan melakukan wawan- cara kepada pelaku usaha produk pembersih. Jika di daerah sekitar tidak terdapat pelaku usaha produk pembersih, wawan- cara dapat dilakukan kepada pelaku usaha pemasok material pembersih, seperti lemak, vanili untuk pengharum produk pembersih. Konsep Umum Keberhasilan suatu wirausaha ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari kete- rampilan, kemampuan wirausahawan dalam menghadapi tantangan dan memecahkan masalah, maupun faktor-faktor lain yang ada di luar dirinya. Prakarya dan Kewirausahaan 137 membuat sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada sekarang. Data tentang produk pembersih yang dihasilkan meliputi: sejarah, bahan, alat, teknik dan prosedur pembuatan produk. Usaha/industri pengolahan meliputi; sejarah atau motivasi perusahaan/teknisi membuat produk pembersih, jumlah pekerja, sistem/pola kerja, pasar sasaran dari produk pembersih tersebut, keberhasilan dan kegagalan wirausaha produk pembersih yang pernah dialami. Lembar Pengamatan dan Wawancara (contoh) Nama Industri Jenis Produk Tanggal wawancara dan : observasi Sejarah industri Produk Pembersih: Bahan utama Bahan pendukung Alat : Teknik dan prosedur produksi secara umum Teknik khusus Perusahaan/industri : Sejarah atau motivasi perusahaan Jumlah pekerja : Sistem/pola kerja : Pasar sasaran : Keberhasilan : Kegagalan : Catatan lain Pengolahan Proses Pembelajaran Pembelajaran dilakukan melalui pelaksanaan Tugas Pengamatan Wirausaha Pengolahan Produk Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani sesuai tahap-tahap kegiatan yang ada yaitu pengumpulan data dan pembuatan laporan hasil pengamatan. Selama siswa melakukan wawancara, guru melakukan pendampingan untuk memastikan siswa mendapatkan semua data yang dibutuhkan untuk mengenali secara menyeluruh sehingga mendapat gambaran yang utuh tentang wirausaha tersebut. Siswa diperkenankan untuk berdiskusi dengan sesama siswa dan saling membantu dalam menyampaikan pertanyaan. Penulisan laporan dilakukan secara individual oleh setiap siswa. Penulisan laporan ini berfungsi sebagai proses internalisasi dari setiap siswa. Dengan menuliskan kembali hasil wawancara yang dilakukan, siswa akan lebih mengingat dan mema- haminya. Penulisan merupakan tugas individual untuk mengetahui pandangan pribadi setiap siswa terhadap bentuk wirausaha, proses yang terjadi di dalamnya dan hal-hal lain yang ditemui siswa dalam wawancara yang dilakukan sebelumnya. Remedial Siswa ditugaskan untuk membuat kliping tentang wirausaha produk pembersih dari bahan nabati dan hewani yang ada di majalah, koran, atau internet. Siswa diminta menuliskan komentar, tanggapan atau pemikirannya terhadap isi artikel dalam kliping tersebut. Penilaian Penilaian dilakukan terhadap tingkat keterampilan dan perilaku siswa saat melaku- kan wawancara serta laporan tertulis yang dibuat siswa. Penilaian persepsi diri juga dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa melihat dirinya sebagai calon wirausahawan sukses di masa depan. 226 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Prakarya dan Kewirausahaan 227 Informasi untuk Guru Semua materi tentang pengolahan produk nabati dan hewani sudah didapatkan oleh siswa. Saat ini, siswa akan melakukan praktik pembuatan produk pembersih dengan resep yang sudah disediakan pada buku siswa. Resep pada buku siswa adalah resep dasar untuk dengan cold process. Guru dapat mencoba resep terlebih dahulu sebelum membimbing siswa melakukan praktek pembuatan pembersih. Guru juga dapat memberikan variasi, penyempurnaan dan penyesuaian jika dianggap perlu. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dila- kukan melalui praktik pembuatan pembersih. Siswa dibimbing dan di- berikan tanggung jawab untuk dapat melakukan semua kegiatan dengan tertib dan sesuai dengan prosedur untuk meng- hasilkan produk dengan kualitas yang baik. Meski- pun kegiatan praktikum dilakukan dengan tertib, peluang untuk kreativitas dapat dilakukan pada tahapan pemilihan warna dan aroma serta pemben- tukan produk pembersih. Siswa juga diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan, kerapian dan keutuhan alat dan tempat kerja. Proses pembelajaran ditargetkan agar setiap siswa memiliki setidaknya satu produk pembersih yang siap dikemas pada materi berikutnya, yaitu tentang perancangan kemasan bahan pembersih. Pengayaan Pengayaan dapat dilakukan dengan melakukan praktikum lebih dari satu kali untuk salah satu produk, dengan memberikan perubahan atau variasi pada bahan atau prosesnya. Misalnya, membuat bentuk yang berbeda atau penggunaan bahan pewangi yang berbeda. Kelas X SMA/SMK/MA/MAK Semester 2 G. Membuat Produk Pembersih dari Bahan Nabati khas Daerah Proyek 1 Membuat Sabun Alami dengan Proses Dingin (cold process) Sabun yang kita pakai sehari-hari mengandung bahan kimia buatan. Kita juga dapat membuat sabun alami dengan bahan nabati. Kita dapat membuat sabun alami sendiri dan membentuknya sesuai dengan keinginan. Pada tugas ini kita akan membuat sabun dari bahan-bahan nabati. Sabun yang kita buat nanti dapat kita kemas sesuai dengan keinginan dan ide kreatif masing-masing. Ingatlah untuk menggunakan alat kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebelum proses pembuatan dimulai. Bahan-Bahan: - 74 gr NaOH - 210 g Air murni - 235 gr Minyak zaitun - 150 gr Minyak kelapa - 100 gr Minyak sawit - 10 cc esens pewangi (sesuai selera) Alat: - Cetakan plastik, silikon atau karton bekas kemasan (tanpa lapisan logam) - Pemotong sabun - Batang pengaduk untuk NaOH + air murni - Sendok kayu untuk mengaduk larutan NaOH (alkalin) + minyak - Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang - Gelas ukur berbahan plastik untuk melarutkan NaOH - Alas potong - Alas berjeruji b. Membuat laporan hasil pengamatan Buatlah laporan dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilaku- kan. Laporan ditulis dengan rapi, boleh dilengkapi dengan skema dan gambar. Pada bagian akhir, tuliskan kesan dan pendapatmu tentang produk pembersih ataupun perusahaan/industri produk pembersih tersebut. Buatlah laporan seteliti dan semenarik mungkin. Pengolahan Interaksi dengan Orang Tua Orang tua dapat berperan dengan beberapa cara di antaranya melakukan praktikum serupa bersama siswa di rumah agar siswa makin terampil. Orang tua juga dapat berperan sebagai calon pembeli yang memberikan masukan, kritik dan saran terhadap produk yang dihasilkan, untuk dikembangkan menjadi produk yang lebih baik lagi. - Plastik wrap - Handuk atau selimut bekas - Termometer - Mixer - Panci stainless steel - Panci yang lebih besar (untuk double boilling) - Timbangan (timbangan digital lebih baik agar menghasilkan pengukuran yang tepat) - Kompor Cara Membuat: a. Masukan 74 gr NaOH ke dalam 210 g air murni, sedikit demi sedikit. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan. b. Campurkan 235 gr minyak zaitun, 150 gr minyak kelapa dan 100 gr minyak sawit pada wadah stainless steel, aduk hingga rata. Gunaka sendok kayu untuk mengaduk. c. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH dengan air murni). d. Samakan suhu cairan alkali dengan campuran minyak, dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 C, minyak harus memiliki suhu antara 51-68 C). e. Masukan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata. f. Aduk dengan mixer selama 10-15 menit. g. Masukan esens pewangi (sebagian pewangi akan menguap pada suhu di atas 60 C). h. Aduk rata. i. Tuangkan pada cetakan. j. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk k. Keluarkan sabun dari cetakan. l. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. m. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji. n. Pengolahan (netral) dan sabun menjadi keras. o. Sabun siap dikemas. Prakarya dan Kewirausahaan Penilaian Penilaian dilakukan terhadap tingkat keterampilan siswa dalam membuat produk pembersih. Penilaian meliputi penilaian proses dan hasil akhir. Penilaian juga dapat dilakukan terhadap sikap siswa dalam interaksi dengan sesama siswa selama proses praktikum. Remedial Siswa dapat diberikan kesempatan untuk melakukan praktik pembuatan sabun dengan cold process dengan didampingi guru. 228 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Informasi untuk Guru Pembuatan kemasan produk pembersih, terdiri atas tiga (3) kegiatan berikut. Kegiatan 1. Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati Kegiatan 2. Pengembangan Kemasan Produk Pembersih Kegiatan 3. Membuat Presentasi dan Evaluasi Kemasan yang akan diran- cang adalah kemasan untuk produk pembersih Proyek 2 yang sudah dibuat setiap Membuat Rancangan Kemasan Produk Pembersih Kalian boleh membuat kemasan untuk produk pembersih yang dibuat pada siswa dari proyek sebe- Proyek 1 atau produk pembersih lain yang ada di sekitarmu. lumnya. Kegiatan 1. Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati Catatan pengamatan (contoh) Produk Pembersih: Konsep Umum Catatan (hal yang diperhatikan atau Kemasan yang akan diha- ide yang dimiliki) Dimensi/Volume Sifat: Padat/Cair/Serbuk Pasar sasaran/pengguna Jenis Kelamin silkan harus memperhati- Usia Tingkat Ekonomi kan beberapa hal penting Warna yang disukai di antaranya calon kon- dll sumen, ketersediaan mate- Kegiatan 2. Pengembangan Kemasan Produk Pembersih rial kemasan, dan proses 1. Pikirkan material alami (daun, serat, pelepah dll.) atau buatan (botol kaca, botol plastik, toples dll.) yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. pembuatan kemasan. 2. Ambil beberapa jenis material. 3. Buatlah kemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang ada, sesuai Siswa harus mempertim- dengan idemu. Ingat prinsip-prinsip desain kemasan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. bangkan beberapa hal Pengolahan Bahan: teknis dalam perancangan- - Kertas gambar - Bahan/material nya, Selain itu, siswa juga - Bahan perekat harus berpikir kreatif untuk Alat: - Pensil - Penggaris/meteran menghasilkan kemasan - Alat potong bahan yang baru dan unik. Proses Pembelajaran Pembelajaran dilakukan 140 Kelas X SMA/SMK/MA/MAK melalui pelaksanaan sesuai Semester 2 tahap-tahap kegiatan yang ada. Siswa diingatkan untuk memikirkan hal-hal teknis dan detail, sekaligus pada tahap tertentu juga harus menggunakan pikiran kreatifnya untuk menghasilkan kemasan yang unik dan baru. Proses pembentukan kemasan dilakukan dengan melakukan percobaan dengan beberapa material. Metode yang dilakukan adalah trial and error. Siswa harus mencoba sebanyak-banyaknya dan tidak boleh takut untuk salah. Kesalahan yang terjadi akan menjadi pelajaran untuk mengolah bentuk yang lebih tepat dan lebih baik lagi. Selama proses, siswa diperkenankan berdiskusi dan melihat-lihat hasil proses kerja teman-temannya. Hal tersebut membuka peluang untuk terjadi penyontekan atau pengambilan ide orang lain. Dengan demikian, perlu dibentuk sikap bahwa menyontek atau mengambil ide orang lain adalah tindakan yang tidak terhormat. Prakarya dan Kewirausahaan 229 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap tingkat keterampilan siswa dalam membuat kemasan produk pembersih, dan keunikan serta kebaruan dari kemasan yang dihasilkan. Penilaian meliputi proses dan hasil akhir. Penilaian juga dapat dilakukan terhadap sikap siswa dalam interaksi dengan sesama siswa selama proses pembuatan kemasan produk pembersih. Pengayaan Pengayaan dapat dilaku- kan dengan mempersila- Kegiatan 3. Membuat Presentasi dan Evaluasi Setiap individu membuat presentasi tentang Desain Kemasan Produk Pembersih kan siswa untuk mempro- yang sudah dibuat. Siswa-siswa lain dan guru memberikan apresiasi untuk produk yang dihasilkan. Siswa-siswa lain dan guru dapat mengajukan pertanyaan untuk duksi lebih banyak karya mengetahui lebih jauh proses pembuatan dan hal-hal lain yang terkait dengan desain kemasan yang dihasilkan. Siswa-siswa dan guru juga boleh memberikan produk pembersih dan masukan dan saran untuk pengembangan produk kemasan tersebut. mengemasnya untuk ke- mudian dijual kepada teman-teman, guru atau kerabat di rumah. Remedial Siswa ditugaskan untuk membuat kemasan dari sebuah produk pembersih dengan beberapa material yang tersedia. Kemasan yang dihasilkan harus memenuhi fungsi kemasan, Pengolahan yaitu sebagai pelindung produk, pemberi informasi, dan penarik pembeli. Interaksi dengan Orang Tua Prakarya dan Kewirausahaan 141 Orang tua dapat terlibat dalam menyediaan bera- gam alternatif bahan atau material kemasan. Orang tua juga boleh memberikan usulan penggunaan material kemasan, atau masukan tentang calon pembeli. Biasakan siswa untuk secara jujur menyampaikan kepada guru dan siswa lainnya apabila sebagian ide berasal dari orang tuanya. 230 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Nilai yang dihidupkan melalui Prakarya dan Kewirausahaan Percaya Diri Perasaan positif terhadap diri sendiri, dan keyakinan akan kemampuan diri dalam melakukan suatu hal yang didasari atas kemampuan mengevaluasi dan pengenalan terhadap potensi diri sendiri. Kepercayaan diri dibutuhkan untuk memulai kerja dan usaha. Kreativitas Kemampuan untuk memiliki pemikiran yang baru, berbeda, dan beragam untuk memecahkan suatu masalah. Kreativitas memerlukan kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Kreativitas dapat muncul dari sikap mental yang tidak kaku, penuh toleransi serta ketertarikan kepada hal yang baru dan belum diketahui. Tekun Sikap bersungguh-sungguh, teliti, sabar dan terus-menerus dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketekunan dalam bekerja dibutuhkan untuk menghasilkan karya produk yang baik dan berkualitas tinggi. Jujur Sikap positif yang ditunjukan dengan keselarasan kata dan perbuatan, menga- takan kebenaran dan tidak melakukan kebohongan. Sikap jujur akan mendatangkan ketenangan pikiran dan kepercayaan dari lingkungan. Pantang Menyerah Sikap bertahan untuk mencapai tujuan, meski menghadapi tantangan dan kega- galan. Sikap tersebut didasari oleh motivasi dan keinginan yang kuat, serta keper- cayaan diri. Kerjasama Kemampuan bekerjasama mutlak dimiliki untuk dapat menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Kemampuan bekerjasama dilandasi dengan toleransi yaitu sikap untuk menghargai perbedaan. Prakarya dan Kewirausahaan 231 Daftar Pustaka Kerajinan Daftar Referensi - Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil (cetakan 1). Penerbit Dian Rakyat. - Jusuf, Herman. 2012. Kain-Kain Kita (cetakan 1). Penerbit Dian Rakyat. - Bragdon, Allen Davenport. 1975. Family Creative Workshop. New York: Plenary Publication International, Incorporated. - Wolff, Colette. 1996. The Art Of Manipulating Fabric. Wisconsin: Krause Publica- tion. - Hollen, Norma. 1979. Textiles, New York: Macmillan Publishing Co.Inc. - Sulcan, Ali. 2011. Proses Desain Kerajinan (cetakan 1). Aditya Media Publishing. - Duerr, Sasha. 2010. The Handbook of Natural Plant Dyes. Timber Press. - Anugerah, Yefta. 2010. Membuat Toko Online Sendiri (cetakan 1). Penerbit Bukune. - Priandarini, Lucia. 2008. Panduan Lengkap Memulai Dan Mengelola Usaha di Rumah (cetakan 2). Penerbit TransMedia. Rekayasa Daftar Referensi - Damari, Ari. 2007. Kupas Fisika SMA. Jakarta : Wahyumedia Tim. 2004. Fisika Dasar 1 . Bandung : ITB - Wakhinuddin, Standard Operating Procedures (SOP): Isi, Format, dan Manajemen (2006), makalah, Seminar Pembimbingan Penyusunan SOP Tugas Akhir/Skripsi dan Pembimbingan Akademik Jurusan Otomotif FT UNP - Materi Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja Asing- Bidang Elektronika, Institut of Occupational Savety and Health, versi Bahasa Indonesia - Modul 2 Konsep Dasar Kewirausahaan, Buku 3 Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha, Direktorat Pembinaan Kursus dan kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010 - Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia tentang Pemberlakuan Standar Nasional indonesia (SNI) Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin dan Mesin Cuci secara Wajib,2012 - Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. Konsep Kewirausahaan, Modul 1. KONSEP KEWIRAUSAHAAN - jbptitbpp-gdl-agussoepri-27868-2-pagesfr-2.pdf [5 November 2013] - http://kbbi.web.id/[5 November 2013] - http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/sumber-listrik-arus-searah- dc/[5 November 2013] 232 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK - http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-listrik-ac-dan-dc.html[5 November 2013] - http://www.kelas-sains.com/2013/01/sumber-arus-listrik.html [5 November 2013] - http://www.pustakafisika.com/2013/05/mengenal-tegangan-ac-dan-dc.html [5 November 2013] - http://www.youtube.com/watch?v=s8aWJc-_laI - http://www.youtube.com/watch?v=oRSU4FnUSrA - http://www.youtube.com/watch?v=uanYxImJles - http://elektronika123.com/ac-dan-dc/[5 November 2013] - http://diary.febdian.net/2011/10/10/arus-bolak-balik-apa-itu/ - http://www.johnsonelectric.com/en/resources-for-engineers/motors/ basics-of-motors/ac-motors-theory.html[5 November 2013] - http://www.animations.physics.unsw.edu.au/jw/electricmotors.html #ACmotors[5 November 2013] - http://www.reliance.com/mtr/mtrthrmn.htm[5 November 2013] - http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Henry[5 November 2013] - http://inventors.about.com/library/inventors/blfaraday.htm[5 November 2013] - http://library.thinkquest.org/2763/Electricity/History/Inventions/Motor.html [5 November 2013] - http://www.oldmodels.co.uk/history/[5 November 2013] - http://www.zakapedia.com/2013/01/belajar-fisika-jenis-jenis-gerak.html [5 November 2013] - http://www.scribd.com/doc/40038815/BUKU-AJAR-Sistem-Dan-Prinsip-Teknik [5 November 2013] - http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BI- OLOGI/195904011983032-[5 November 2013]SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/- Media_Pembelajaran_Anfisman/SISTEM_SKELET/Versi_2003/3_Persendian.pdf [5 November 2013] - http://www.doctorcare4u.com/skeleton.aspx[5 November 2013] - http://www.pusatk3.com/[5 November 2013] Sumber Gambar: - http://www.cookingfor.us/catalog/-c-161_167.html [7 November 2013] - http://www.briscoes.co.nz/kitchen/appliances/hand-mixers [7 November 2013] - http://www.starspartaindonesia.com/dproduk.php?id=60 [7 November 2013] - http://www.flixya.com/photo/2136628/Roda-gigi-mechanical[7 November 2013] - http://www.toolsbestellen.nl/katrol-enkel-met-vast-oog/113-katrol-50-mm- vast-oog.html[7 November 2013] - http://dutch.coilwindingwiretensioner.com/china-chrome_ox- ide_rod_ceramic_coated_tower_pulley_for_copper_wire-1159754.html [7 November 2013] Prakarya dan Kewirausahaan 233 - http://nl.made-in-china.com/co_aemekepulley/product_Plastic-Pulley- D-080-390-3225-10IPC-_higssggog.html[7 November 2013] - http://nl.made-in-china.com/co_aemekepulley/product_Plas- tic-Pulley-D-080-390-3225-10IPC-_higssggog.html[7 November 2013] - http://therocketsciencealliance.blogspot.com/2010/07/ird-bicy- cle-defiant-track-crank-arm-set.html[7 November 2013] - http://www.ringgearpinions.com/RackGears.html[7 November 2013] - http://source.theengineer.co.uk/motion-control/gears/da- ta-sheet-ondrives-tooth-bar-stocks/2008322.article[7 November 2013] - http://shop.hpceurope.com/an/produit.asp?prid=3517&lie=0&nav=3 [7 November 2013] - http://www.brickset.com/parts/?part=4275503[7 November 2013] - http://www.mooregoodink.com/news/whats-the-definition-of-a-good- short-track-piston/[7 November 2013] - http://www.sheldonbrown.com/retroraleighs/catalogs/1977-drawings/ - http://bostonbiker.org/tag/bike-parts/[7 November 2013] - http://bismacenter.ning.com/forum/topics/jual-van-belt-di-jakarta [7 November 2013] - http://www.amazon.com/CHEVY-SILVERADO-PICKUP-EXPRESS-SERPEN- TINE/dp/B00C7Y05GQ[7 November 2013] Budidaya - Mattjik, NA. 2010. Budidaya Bunga Potong dan Hanaman Hias. IPB Press. Bogor. 451 hal. - Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Tanaman Hias. Bank Indonesia. Jakarta. 79 hal. - Deptan. 2008. Buku pedoman budidaya tanaman hias yang baik dan Benar (Good Agricultural Practices). Directorat Budidaya Tanaman Hias, Directorat jenderal Hotikultura. 41 hal. - Jessica Mahoney. 2013. Uses of Ornamental Plants. Demand Media. - http://homeguides.sfgate.com/uses-ornamental-plants-22328.html [28 October 2013]. - http://euphorbiaclub.blogspot.com/2011/01/cara-menyemai-bi- ji-adenium.html [28 October 2013]. - Direktorat Budidaya dan Pascapanen, Kementrian Pertanian. Florikultura. 2013. Buku Pintar Seri Pot Lansekap. http//:[florikultura.org/unduhan/- Buku_Pintar_Seri_PotLansekap.pdf [28 October 2013] - http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_hias [28 October 2013] - http://rianiflower.wordpress.com/jenis-tanaman-hias/ [28 October 2013] - Balithi. Panduan karakteriasasi Aglonema. http://balithi.litbang.deptan.go.id/- siplasmaok/referensi/Pand%20Karakter%20Aglaonema.pdf [28 October 2013] - Balithi. 2004. Panduan karakteriasasi Anggrek dan Anthurium. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Komisi Nasional Plasma Nutfah 234 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK - http://indoplasma.or.id/publikasi/pdf/guidebook_hs.pdf [28 October 2013] - http://jakarta.litbang.deptan.go.id [28 October 2013] - Tim PRIMATANI Jakarta Barat. 2010. Budidaya Adenium. BPTP Jakarta, Depar- temen Pertanian. [http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-adeni- um-1451 [1 Desember 2013] Pengolahan Daftar Referensi: - http://digilib.litbang.depkes.go.id [30 November 2013] - http://warling.blogspot.com/2010/06/hidup-organik-bersama-lerak.html[30 November 2013] - http://penanusantara.wordpress.com/2011/02/23/lerak-teknolo- gi-tradisional-indonesia-dalam-mencuci/[30 November 2013] - Rumen Microbial Population in the in Vitro Fermentation of Different Ratios of Forage and Concentrate in the Presence of Whole Lerak (Sapindus Rarak) Fruit Extract (Report) by Asian - Australasian Journal of Animal Sciences - SHOBIRIN, IMAM (2010) PENGARUH BIO-INSEKTISIDA EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak) TERHADAP MORTALITAS LARVA Spodoptera litura SECARA IN VITRO. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang. - http://bina-usaha-mandiri.com/node/101[30 November 2013] - http://www.slideshare.net/BagusGunawanUsyan/shampo-dari-kulit-nanas[30 November 2013] - http://www.mitrakosmetik.com/cara-mudah-membuat-sham- po-dari-telur-untuk-rambut-berkilau.html[30 November 2013] - http://www.hasbihtc.com/resep-cara-membuat-pasta-gigi-ala- mi.html#ixzz2mTSbqBje[30 November 2013] - http://www.akusehatku.com/2013/06/cara-memutihkan-gigi-se- cara-alami-cepat.html[30 November 2013] - http://novaputriherdianti.blogspot.com/2011/12/membuat-shampoo.html[30 November 2013] - Laporan Kimia Teknologi “Pembuatan Shampoo Rambu”, Antonius Yunian Wicaksono, Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang - http://kimia-teknologi.blogspot.com/2013/03/shampoo-rambut.html [30 November 2013] Prakarya dan Kewirausahaan 235 Sumber Gambar: - http://www.noformulae.com/work/packaging-design-for-body- shine-from-the-house-of-mg/[30 November 2013] - http://www.treehugger.com/sustainable-prod- uct-design/new-soap-old-bottle-detergents-now-come-in-a-heineken-coke-or -dr-pepper-bottle.html[30 November 2013] - http://ohjoy.blogs.com/my_weblog/sketchbook/page/6/[30 November 2013] - http://creativecaincabin.com/2011/03/diy-liquid-soap/[30 November 2013] - http://www.yankodesign.com/2010/07/02/automatic-funnel/[30 November 2013] - http://www.shelterrific.com/2010/04/26/love-of-packaging-com- pagnie-de-provence-limited-edition-liquid-soap[30 November 2013 - http://www.behance.net/gallery/SkinClays-by-KAI/3856425[30 November 2013] - http://amomentwithamanda.blogs.gastongazette.com/10068/mak- ing-laundry-soap/[30 November 2013] - http://www.sealspout.com/powdered-soap-packaging.html[30 November 2013] - https://brightnest.com/posts/infographic-make-eco-friend- ly-cleaning-products[30 November 2013] - http://wangiaromatherapy.com/2012/07/30/cara-membuat-sabun-natural/[30 November 2013] - http://www.cooljanedesign.com/?m=201010[30 November 2013] - http://www.soapisbeautiful.com/archives/tag/design[30 November 2013] - http://lovelypackage.com/student[30 November 2013] - http://sapinduslerak.wordpress.com/jual-stock-lerak/[30 November 2013] - http://leraksoapnut.blogspot.com/2011/01/pohon-lerak-sapin- dus-mukorossi-soapnut.html[30 November 2013] - http://budidayalidahbuaya1.word- press.com/2012/04/29/panen-dan-pascapanen/[30 November 2013] - http://pekanpina.blogspot.com/2010/10/buah-nenas-untuk-di-jual-dari- ladang.html[30 November 2013] - http://proinspector.blogspot.com/2013/06/manfaat-dan-efek-sam- ping-nanas-serta.html[30 November 2013] - http://berkerblog.blogspot.com/2013/08/manfaat-jeruk-nipis.html [30 November 2013] - http://tipsgayasehat.blogspot.com/2013/05/manfaat-jeruk-nipis-bagi- kesehatan.html[30 November 2013] - http://www.eeb.utoronto.ca/eebresearch/facilities/ph-rom.htm[30 November 2013] - http://www.allyou.com/budget-home/crafts/capture-summer-vacation- memories-00400000055357/page3.html[30 November 2013] 236 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK |