Perlawanan Aceh terhadap Portugis terjadi pada tahun 1623, setelah serangan yang dilancarkan oleh Portugis. Namun sebelum tahun 1623, Kesultanan Aceh telah berkonflik dengan Portugis. Hal tersebut disebabkan oleh perebutan wilayah kekuasaan dalam hal perdagangan. Salah satu tokoh Kesultanan Aceh yang memimpin pasukan untuk melawan Portugis adalah Sultan Iskandar Muda. Pada tahun 1629, Sultan Iskandar Muda melakukan serang terhadap Portugis di Malaka. Namun serangan tersebut mampu ditahan oleh militer Portugis. Dalam perkembangan selanjutnya, Portugis dapat diusir dari Malaka setelah ditaklukkan oleh VOC. Show
Dengan demikian, Sultan Aceh yang memimpin perlawanan terhadap Portugis adalah Sultan Iskandar Muda.
Lihat Foto KOMPAS.com - Pada abad ke-16, Aceh merupakan salah satu bandar perdagangan penting di wilayah Indonesia bagian barat. Kedudukan Aceh ini tidak lepas dari jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511. Sejak saat itu, terjadilah persaingan yang berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh saat itu, Sultan Ali Mughayat Syah, menganggap kedudukan Portugis di Malaka sebagai saingan dalam bidang politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Di saat yang sama, Portugis menganggap Aceh sebagai sumber kekayaan sekaligus ancaman. Oleh karena itu, pada 1523 dan 1524, Portugis mengirim pasukan untuk menyerang Aceh, tetapi menemui kegagalan. Pada 1537, giliran Aceh untuk pertama kalinya mengirim ekspedisi ke Malaka untuk menggempur Portugis. Penyebab perlawanan Aceh terhadap Portugis adalah sebagai berikut.
Baca juga: Mengapa Aceh Menyerang Portugis di Malaka? Persiapan Aceh melawan PortugisSebagai persiapan melawan Portugis, Aceh melakukan langkah-langkah antara lain pada tahun 1567 mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli yang berasal dari Turki. Selain itu, berikut ini persiapan yang dilakukan Aceh untuk melawan Portugis di Malaka.
Akan tetapi, perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis hingga akhir abad ke-17 terus menemui kegagalan.
Lihat Foto KOMPAS.com - Kedatangan bangsa barat di Indonesia memengaruhi adanya berbagai penaklukan yang dilancarkan satu sama lain. Perlawanan tersebut, salah satunya datang dari Aceh yang berperang melawan Portugis dan VOC. Seperti apa jalannya peperangan antaran Aceh versus Portugis dan VOC? Berikut pembahasannya: Dilansir dari Sejarah Indonesia Modern (2005) MC Ricklefs, pada masa tahun 1500-1600 terjadi persaingan bandar perdagangan antara Aceh, Johor dan Malaka yang dikuasai oleh Portugis. Aceh dipimpin oleh seorang pemimpin yang tangguh bernama Sultan Iskandar Muda. Di masa pemerintahannya ia berhasil menakhlukan berbagai wilayah seperti di Aru dan di Johon hingga menyebabkan Aceh menjadi negara yang terkuat di Nusantara bagian barat. Baca juga: Dampak Perang Dunia II bagi Indonesia di Berbagai Bidang Penyerangan di MalakaDalam Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2020) oleh Ahmad Fakhri Hutauruk, dikatakan Aceh ingin menyerang Malaka. Penyerangan Aceh di Malaka mengalami kekalahan yang besar hingga kehilangan seluruh kapalnya dengan 19.000 prajuritnya. Dari peristiwa tersebut, Aceh tidak ingin menyerang Malaka.
Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Perlawanan Aceh Terhadap Portugis“. Berikut dibawah ini penjelasannya: Kronologi Perlawanan Aceh Terhadap PortugisSebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis 1511, maka terjadilah persaingan dagang antara pedagang-pedagang Portugis dengan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai perdagangan, maka terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis. Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu menemui kegagalan. Jalannya Perlawanan Aceh Terhadap PortugisPada Tahun 1523 melancarkan serangan dibawah pimpinan Henrigues dan diteruskan oleh de Sauza pada tahun berikutnya. Namun perlawanan yang dilakukan selalu menemui kegagalan. Maka, untuk melemahkan Aceh, Portugis melancarkan serangan dengan mengganggu kapal-kapal dagang Aceh. Selain mengganggu pedagangan rakyat Aceh, Portugis juga ingin merampas kedaulatan Aceh. Hal itu membuat rakyat Aceh marah dan akhirnya melakukan perlawanan. Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis, antara lain:
Artikel Terkait: Peninggalan Kerajaan Kediri Semangat rakyat Aceh untuk mengusir Portugis dari Aceh sangatlah besar. Puncaknya adalah pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Sultan Iskandar Muda mencoba menambah kekuatan dengan melipatgadakan kekuatan pasukannya, angkatan laut diperkuat dengan kapal-kapal besar yang berisi 600-800 prajurit, pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda Persia, menyiapkan pasukan gajah dan milisi infanteri. Perlawanan terus dilakukan. Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641. VOC bermaksud membuat Malaka menjadi pelabuhan yang ramai dan ingin menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC. Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636–1841). Pada saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya. Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin 91641–1675) Aceh tidak dapat berbuat banyak mempertahankan kebesarannya. Penyebab Perlawanan Aceh Terhadap PortugisDapat diketahui dan disimpulkan bahwa ada dua sebab mengenai mengapa rakyat Aceh melakukan perlawanan kepada Portugis.
Tokoh-Tokoh Perlawanan Aceh Terhadap PortugisDi antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah:
Artikel Terkait: Ringkasan Konstitusi yang Pernah Berlaku Di Indonesia Menyadari bahwa kekuatan Aceh semakin besar dan besar, tidak ada cara lain selain menarik semua pasukan dari tanah Aceh. Portugis akhirnya menyerahkan harta benda yang mereka rampas, yang ternyata juga berhasil dirampas oleh orang Aceh sendiri. Itulah yang akhirnya menjadi pelajaran bagi Portugis, bukan untuk meremehkan kekuatan rakyat Indonesia, yang notabene bisa menjadi kekuatan luar biasa jika mereka berkumpul dan bertarung bersama. (Baca Juga : Sejarah Perang Aceh dengan Belanda (1873-1904) Lengkap) File Download Materi Perlawanan Aceh Terhadap PortugisDownload File Materi |