Jelaskan pengaruh organisme dalam proses pembentukan tanah Mas Dayat

Memangnya ada proses dulu untuk pembentukan tanah? Tentu ada. Yuk, bahas!

Sobat Zenius, elo paling suka sayuran atau buah apa nih buat dimakan? Kangkung, sawi, pisang, atau yang lain? 

Tapi elo sebenarnya pernah nyadar gak, kalau misalkan nggak ada buah atau sayur lagi? Masa iya setiap hari bakal makan daging sama telur terus? Pasti bakal bosen banget kan. Nah, makanya salah satu peran di balik “kesuksesan” buah dan sayur yang elo makan tiap hari itu tuh sebenarnya tanah. 

Tanah ada dari mana sih? Udah dari sananya? Eits, enggak dong! Tanah tuh ada asal-muasal atau proses pembentukannya nih. Dan sebenarnya, tanah itu berlapis-lapis lho. Nah, lapisan tanah yang paling atas itulah bernama pedosfer. 

Faktor Pembentuk Tanah

Ilustrasi tanah [Dok. Unsplash]

Di atas sebelumnya sudah pernah dibilang kalau tanah punya asal-muasal alias nggak terbentuk dengan begitu aja. Terus, gimana dong? 

Nah, tanah ini terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang dinamakan genesa tanah. Ini dia faktor-faktornya:

Bahan Induk

Salah satu faktor paling kuat untuk pembentukan tanah ini yaitu bahan induk. Ibaratnya gini, kalau di sinetron “Ikatan Cinta” kan pemeran utamanya ada Mas Al sama Mbak Andin. Kalau di pembentukan tanah, ya pemeran utamanya itu si bahan induk ini. Apa aja?

Pertama, ada batuan dan jenis-jenisnya. Elo bisa ngeliat penjelasan lebih rinci mengenai jenisnya di sini. 

Kedua yaitu mineral. Dia bisa bikin si batu jadi mudah atau malah susah mengalami pelapukan soalnya memang ada jenis mineral yang keras banget. 

Lalu yang terakhir yaitu bahan organik berupa tumbuhan dari akar sampai daunnya. Elo tahu nggak, kalau tumbuhan layu dan mati, itu jadi apa? Yap! Dia bakal jadi tanah lho. 

Jadi, campuran ketiga bahan induk dari batuan, mineral, dan bahan organik ini punya peran penting banget dalam pembentukan tanah.

Organisme

Bakteri di dalam tanah [Arsip Zenius]

Organisme juga jadi salah satu faktor pembentukan tanah yang gak kalah penting, lho. Jenisnya ada dua yang elo harus tahu. 

Pertama, yaitu akar tumbuhan. Meskipun hidupnya di dalam tanah, sebenarnya akar ini kuat banget tahu, soalnya dia bisa menghancurkan batuan didalam tanah. Selain itu, akar juga mengandung zat kimia yang mana bisa banget ngebentuk tanah itu sendiri. Keren, kan?

Kedua, yaitu mikroba yang biasa disebut dengan bakteri pembusuk. Jadi, mikroba ini punya jam kerja lho. Kalau cuaca lagi di angka 25ºC, maka dia bakal langsung membantu pembusukan organisme yang sudah mati seperti tumbuhan sampai akhirnya ngebentuk tanah, deh.

Iklim

Ilustrasi curah hujan [dok. Unsplash]

Yap! Iklim yang terdiri dari temperatur dan curah hujan ini juga ikut membentuk tanah. 

Sederhananya gini, kalau cuaca siang hari lagi panas banget nih, batu-batuan tuh sebenarnya bisa memuai dan ukurannya membesar. Sedangkan kalau cuaca dingin waktu malam, batuan itu pada menyusut. 

Jadi, mereka setiap hari ukurannya membesar dan mengecil juga tergantung cuaca. Nah, lama kelamaan si bebatuan area luarnya bisa retak dan pecah sampai ke bentuk tanah.

Nah, curah hujan juga gitu. Di tempat yang lebih sering kena air hujan, kesempatan terbentuk jadi tanahnya juga semakin besar. Soalnya, air hujan kan mengandung zat kimia, eh ketemu sama tanah bagian dalam yang punya zat kimia. Jadi, makin cepet deh kebentuknya itu tanah.

Relief atau Kenampakan Alam

Ayo, siapa yang suka naik gunung? Atau jalan-jalan ketemu alam? Kalau iya, mungkin elo udah nggak asing sama dataran tanah yang tinggi atau curam dan datar. Nah, bentuk dataran ini juga jadi faktor pembentukan tanah.

Kalau tanahnya datar, maka pelapukan juga akan semakin cepat dan bisa ngebentuk tanah. Sedangkan dataran yang curam, pelapukannya itu semakin lama atau tipis nih.

Waktu 

Dengan semua faktor-faktor di atas, berapa lama sih kira-kira sampai bisa ngebentuk jadi tanah? Semalam? Eh, itu mah cerita Roro Jonggrang yang minta Bandung Bondowoso bikin candi semalaman.

Kalau terbentuknya tanah, itu tergantung jenis batunya. Kalau batu sedimen yang mempunyai mineral tidak keras, cepet tuh kebentuk jadi tanahnya. Beda kalau sama batuan beku dan metamorf yang punya mineral keras, ngebentuk tanahnya butuh waktu yang cukup lama. 

Selain itu, daerah dengan iklim tropis juga ngebantu lebih cepat biar tanah bisa kebentuk.

Baca Juga: Mengenal Sifat Tanah dan Manfaatnya 

Proses Pembentukan Tanah

Semua faktor yang membantu tanah menjadi terbentuk sudah dibahas di atas. Terus, proses terbentuknya gimana sih? 

Awalnya, tentu dimulai dari faktor iklim yang berganti-ganti dari suhu panas ke dingin. Lalu, karena perubahan suhu tersebut, bagian luar batuan menjadi pecah dan lapuk secara fisik. 

Tidak pecah secara keseluruhan, hanya bagian batu luarnya saja yang pecah ke tanah dan dibantu pembusukannya oleh mikroba. Jika suhu mencapai 25ºC, maka proses pembusukan batu akan semakin cepat dan terbentuklah tanah.

Kalau dilansir dari laman resmi Kemdikbud, waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan tanah bisa sampai ratusan tahun, lho! Wah, menarik ya?

Baca Juga: Proses Siklus Batuan, Pengertian Batuan Beku dan Contohnya! – Materi Geografi Kelas 10 

Contoh Soal dan Pembahasannya

Gimana, Sobat Zenius? Seru banget, kan? Ternyata tanah itu punya proses panjang juga supaya bisa dibentuk kayak yang sering kita lihat. Nah, biar elo semakin paham, coba jawab soal latihannya yuk!

Contoh Soal 1

Manakah di bawah ini yang tidak mempengaruhi proses pembentukan tanah?

a. Teknologi

b. Bahan induk

c. Waktu

d. Iklim

Pembahasan:

Faktor-faktor yang mendukung proses pembentukan tanah ada lima, yaitu; bahan induk, iklim, organisme, relief, dan juga waktu. Jadi, teknologi tidak termasuk ke faktor tersebut. Jawabannya adalah a.

Contoh Soal 2

Daerah tropis cenderung lebih cepat dalam proses pembentukan tanah dibandingkan dengan daerah sub-tropis. Hal tersebut dapat terjadi akibat…

a. Aktivitas vulkanik

b. Pemanasan matahari yang kurang maksimal

c. Curah hujan tinggi

d. Pergerakan angin yang cepat

Pembahasan:

Daerah tropis cenderung lebih cepat membentuk tanah karena iklim pada daerah tropis didominasi oleh musim penghujan dan kemarau. Semakin besar intensitas hujan pada suatu wilayah, maka semakin cepat pula batuan mengalami pelapukan sehingga tanah menjadi lebih cepat terbentuk. Jadi, jawabannya yaitu c.

Nah, itu dia materi dan contoh soal tentang pembentukan tanah yang bisa banget elo pelajari nih. Oh iya, tutornya Zenius juga pernah bahas ujian Try Out Geografi juga lho! Bisa banget ditonton buat menambah pengetahuan pas elo ujian.

Atau elo mau belajar lebih lanjut tentang materi pembentukan tanah versi video? Boleh banget! Langsung aja di klik banner-nya ini ya!

Tanah yang berada pada lapisan litosfer atau lapisan bumi paling atas terbentuk melalui proses yang panjang. Proses pembentukan tanah ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor penting yang berbeda. Masing -masing faktor pembentuk tanah ini memiliki pengaruh yang berbeda terhadap prosesnya.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses terbentuknya tanah ini antara lain meliputi : iklim, bahan induk, organisme, waktu dan topografi. Beberapa faktor ini dapat pula dirumuskan dalam rangkaian formula, sebagai berikut.

T = f [i, o, b, t, w]

Keterangan:

T = tanahf = faktori = iklimo = organismeb = bahan indukt = topografi

w = waktu

Agar lebih jelas, faktor-faktor pembentuk tanah tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, dalam penjabaran berikut ini.

a. Iklim

Iklim memiliki unsur -unsur yang memengaruhi proses pembentukan tanah. Unsur iklim tersebut terutama adalah suhu dan curah hujan. Suhu mempengaruhi proses pelapukan [lebih jelas mengenai pelapukan Pengertian Pelapukan, Jenis dan Faktor Penyebabnya] yang terjadi bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan dapat berlangsung dengan lebih cepat sehingga pembentukan tanah juga akan semakin cepat.

Sementara itu, curah hujan sangat mempengaruhi kekuatan erosi serta pencucian tanah. Padahal, pencucian tanah yang berlangsung cepat dapat mengakibatkan tanah menjadi asam atau pH tanah semakin rendah sehingga proses pembentukan tanah pun juga semakin cepat.

b. Organisme [Vegetasi dan Jasad Renik]

Organisme seperti vegetasi dan jasad renik memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembentukan tanah. Pengaruh tersebut, antara lain :

  • Membantu proses pelapukan, khususnya proses pelapukan organik
  • Membantu proses pembentukan humus.  Sebab, tumbuh -tumbuhan akan menghasilkan dedaunan serta ranting -ranting yang menumpuk pada permukaan tanah. Dedaunan dan ranting yang menumpuk ini akan membusuk dengan bantuan jasad renik atau mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
  • Jenis vegetasi sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Misalnya, pada vegetasi hutan, dapat membentuk tanah hutan yang memiliki warna merah. Sementara untuk vegetasi rumput, dapat mengakibatkan pembentukan tanah yang berwarna hitam karena banyak mengandung bahan organik.
  • Kandungan unsur-unsur kimia yang ada pada tanaman dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah. Hal ini dapat terjadi contohnya, bila ada tanaman jenis cemara, maka tanaman ini akan memberikan unsur-unsur kimia, seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah. Akibatnya, tanah yang ada di bawah pohon cemara akan memiliki derajat keasaman yang lebih tinggi daripada tanah yang ada di bawah pohon jati.

c. Bahan Induk

Bahan induk tanah adalah bahan pembentuk utama atau asal dari tanah tersebut. bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, serta batuan metamorf. Batuan induk ini akan hancur menjadi bahan induk, lalu mengalami pelapukan, dan menjadi tanah.

Umumnya,  tanah yang ada di permukaan bumi, akan memperlihatkan adanya sifat yang sama dengan bahan induknya, terutama dalam sifat kimianya. Bahan induk yang masih terlihat ini umumnya seperti tanah dengan struktur pasir yang berasal dari bahan induk dengan kandungan pasir tinggi.

Selain itu, susunan kimia dan mineral dari bahan induk dapat memengaruhi intensitas dari tingkat pelapukan dan vegetasi yang ada di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah yang juga memiliki kadar ion Ca yang banyak.

Hal ini dapat menghindarkan tanah dari penyucian asam silikat yang dapt menyebabkan tanah berwarna kelabu. Sebaliknya, apabila bahan induk memiliki kandungan kapur yang kurang, maka hasilnya dapat terbentuk tanah yang warnanya lebih merah.

d. Topografi atau Relief

Keadaan relief dari suatu daerah dapat memengaruhi pembentukan tanah. Pengaruh topografi ini seperti:

  • Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Dalam hal ini, untuk daerah dengan topografi yang miring dan berbukit, maka lapisan tanah di atasnya menjadi lebih tipis akibat erosi. Sementara pada daerah yang datar, lapisan tanah cenderung lebih tebal karena terjadi proses sedimentasi.
  • Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang memiliki sistem drainase yang cukup jelek biasanya akan lebih sering tergenang air. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan tanah menjadi cendeng asam.

e. Waktu

Tanah merupakan suatuu benda yang ada di alam, yang terus menerus mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi ini diakibatkan oleh pelapukan dan penyucian yang terjadi secara terus menerus pula. Proses yang terus berlangsung inilah yang menyebabkan tanah akan menjadi semakin tua dan kurus.

Jika ini terjadi, mineral tanah yang banyak mengandung unsur hara akan habis akibat adanya proses pelapukan. Kemudian yang tertinggal hanyalah mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa.

Akibat adanya proses pembentukan tanah yang terus berjalan ini, maka induk tanah pun juga ikut mengalami perubahan berturut-turut menjadi : muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

Tanah muda adalah tanah yang ditandai dengan adanya proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran dari bahan organik serta bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda misalnya tanah aluvial, regosol, danlitosol.

Tanah dewasa adalah jenis tanah yang dapat dikenal dengan adanya proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa. Proses yang dimaksud adalah pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah tanah andosol, latosol, dan grumosol.

Tanah tua adalah jenis tanah yang ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih berlangsung terus-menerus sehingga terjadilah proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon - horizon A dan B. Contoh tanah tua adalah jenis tanah podsolikdan latosol tua [laterit].

Semua proses ini tentu memakan waktu, sehingga waktu pun juga dianggap sebagai faktor pembentuk tanah yang cukup utama. Sedangkan untuk lamanya waktu pembentukan tanah ini dapat berbeda-beda.

Bahan induk vulkanik yang terlepas-lepas seperti abu vulkanik misalnya, akan membutuhkan waktu hingga 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan hingga 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.

Referensi :

Hartono. 2009. Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

*Penulis: Hasna Wijayati

Materi lain:

Video yang berhubungan