Jelaskan kemajuan peradaban Islam daulah Mamluk di bidang seni bangunan

Jelaskan kemajuan peradaban Islam daulah Mamluk di bidang seni bangunan

Daulah Mamluk bangun pada ketika pemerintahan Dinasti Ayyubiah mulai mengalami kejatuhannya alasannya aneka macam macam terpaan yang mengguncang pemerintahan Ayyubiah. Karena kuatnya arus kehidupan menimbulkan para khalifah yang memimpin di tamat-final pemerintahan dinasti Ayyubiah tidak mampu lagi membendung aneka macam macam dilema yang dihadapi para pemimpinnya.

Daulah mamluk sebagai salah satu pemerintahan pelanjut dari pemerintahan dinasti Ayyubiah turut serta menorehkan prestasi diberbagai bidang dimasa kejayaannya. Baik itu dibidang ekonomi, seni, arsitektur, ilmu wawasan, politik dan militer dan juga metode pemerintahan.

Berikut adalah perkembangan-perkembangan peradaban Islam Masa Daulah Mamluk

1. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, dinasti Mamluk membuka kekerabatan dagang dengan Perancis dan Itali melalui ekspansi jalur jual beli yang telah dirintis oleh daulah Fatimiyyah di Mesir sebelumnya. Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. 

Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini disokong oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi antara kota, baik laut mahupun darat. Keteguhan angkatan bahari daulah Mamluk sungguh menolong pengembangan ekonominya.

2. Bidang Seni Bangunan

Dinasti Mamluk juga banyak mengalami kemajuan di bidang seni bangunan. Banyak arsitek dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang diresmikan pada era ini di antaranya yaitu, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara masjid.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

Dalam ilmu wawasan, negara Mesir menjadi daerah pelarian ilmuan-ilmuan asal Baghdad (irak) dari serangan prajurit Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak meningkat di Mesir, seperti ilmu sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti : Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun.

Di bidang astronomi diketahui nama Nasir Al-Din Al-tusi. Di bidang kedokteran pula, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al-`Asqalani.

Baca Juga:  Sejarah Pertumbuhan Islam Di Jerman

4. Budaya Politik dan Militer

Kekhalifahan Daulah Mamluk menjinjing warna dan arah gres dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat saat Qallawun 1280-1290 Masehi menerapkan pergantian sultan secara turun temurun. Anak Qallawun berkuasa cuma empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha pada tahun 1295- 1297 Masehi.

Diterapkannya sistem pemerintahan oligarki ini banyak menghadirkan perkembangan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir bersaing dalam prestasi, sebab mereka ialah calon sultan. Kemajuan-pertumbuhan itu diraih dalam bebagai bidang, mirip konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu wawasan.

Daulah Mamluk juga mempunyai efek besar dalam bidang militer. Para tentara yang dididik haruslah dengan tujuan untuk menjadi pasukan pendukung akal pemimpin. Sultan akan diangkat di antara pemimpin prajurit yang terbaik, yang paling berprestasi, dan memiliki kemampuan untuk mengumpulkan kekuatan. 

Walaupun mereka yakni pendatang di kawasan Mesir, mereka sukses menciptakan ikatan yang besar lengan berkuasa menurut tempat asal mereka.

Daulah Mamluk juga menciptakan buku ilmu dalam bidang kemiliteran. Minat para penulis kian terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu.

5. Sistem Pemerintahan

Bentuk pemerintahan oligarki yakni sebuah bentuk pemerintahan yang menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan imbas, bukan lewat garis keturunan. Sistem pemerintahan oligarki ini ialah kreatifitas tokoh-tokoh militer daulah Mamluk yang belum pernah berlaku sebelumnya dalam perkembangan politik di pemerintahan Islam.

Jika daripada sistim pemerintahan yang dilaksanakan sebelumnya, ialah Sistem Monarki dan Sistem Aristokrasi atau pemerintahan para aristokrat, maka sistem pemerintahan Oligarki mampu dibilang lebih demokratis. Sistem Oligarki lebih mementingkan kecakapan, kecerdasan, dan keterampilan dalam pertempuran.

Baca Juga:  Syaikh Nawawi Al-Bantani : Biografi Dan Karyanya

Seorang sultan yang lemah mampu saja disingkirkan atau diturunkan dari dingklik jabatannya oleh seorang prajurit yang lebih berpengaruh dan memiliki pengaruh besar di tengah-tengah penduduk . Kelebihan lain dari sistim oligarki ini adalah tidak adanya perumpamaan senioritas yang berhak atas juniornya untuk menduduki jabatan sultan, melainkan lebih menurut kemampuan dan kepiawaian seorang prajurit tersebut.

6. Runtuhnya Kekuasaan Daulah Mamluk

Perkembangan atas pertumbuhan yang di capai daulah Mamluk ini tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, menciptakan militer yang besar lengan berkuasa dan menjaga kesetabilan negara yang kondusif dari gangguan. Akan tetapi, ketika aspek-faktor tersebut menghilang, daulah Mamluk sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.

Demikianlah pembahasan tentang pertumbuhan peradaban Islam kurun Daulah Mamluk.

BAB V Daulah Mamluk

A. Kelahiran Daulah Mamluk

Daulah Mamluk berkuasa di Mesir pada tahun 1250-1517 M. Meskipun Daulah Mamluk terdiri atas berbagai ras yang berbeda-beda, mereka mampu mengapresiasi dengan baik pembangunan arsitektur dan kesenian, sehingga dalam kedua bidang itu, Mesir boleh dibandingkan dengan daulah-daulah yang lain. Bahkan Kairo hingga saat ini masih menjadi tempat yang indah bagi dunia peradaban Islam. Daulah Mamluk berfaham Islam Sunni, serupa dengan pendahulunya Daulah Ayyubiyah. Pondasi kekuasaan Daulah Mamluk diletakkan oleh penguasa pertamanya Sultanah Shajarah Ad-Durr, ia menerbitkan keping mata uang yang menyandang namanya dan pernah memerintahkan agar namanya disebut-sebut dalam khutbah Jum’at. Selama delapan puluh hari Sultanah Shajarah Ad-Durr berkuasa di Mesir. Daulah Mamluk terbagi menjadi dua; Mamluk Bahri dan Mamluk Burji:

1. Mamluk Bahri (1250-1390 M)

Penguasa Mamluk Bahri pertama adalah Sultan Izzudin Aybak yang berkuasa tahun 1250-1257 M. Awalnya ia adalah panglima utama Daulah Mamulk (Atabeg al-Askar). Mamluk Bahri pada awalnya adalah adalah pengawal-pengawal yang dibeli oleh khalifah Al-Shalih Al-Ayyub dari Daulah Ayyubiyah dan menjadi sultan di kemudian hari.

2. Mamluk Burji (1382-1517 M)

Pendiri sekaligus sultan Mamluk Burji (bahasa Arab: burj) pertama adalah Sultan Qallawun (1279-1290 M). Mamluk Burji tidak mengenal konsep kekuasan yang diwariskan, dan tidak menerapkan kebijakan nepotisme. Tahta kekuasaan menjadi milik siapa yang mampu meraihnya.

B. Sultan Daulah Mamluk

Keseluruhan penguasa Daulah Mamluk berjumah 47 orang, 24 berasal dari Mamluk Bahri, tidak termasuk Shajarah Ad-Durr, dan 23 orang dari Mamluk Burji. Rata-rata masa pemerintahan seluruh penguasa Daulah Mamluk tidak lebih dari enam tahun. Pemimpin Terkenal Daulah Mamluk

Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari

Sultan Mamluk yang paling terkenal adalah Sultan Az-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari (1260-1277 M). pada awalnya ia adalah seorang budak dari Turki, nama Al-Bunduqdari diperoleh dari tuan pemiliknya di Hamah sebelum dibeli oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub. Baybar Al-Bunduqdari diangkat menjadi pemimpin pasukan pengawal oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub, bahkan karir militernya berjalan mulus hingga ia berhasil menjabat sebagai komondo militer tertinggi di wilayah itu. Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari menjadi Sultan Daulah Mamluk yang agung, penguasa dan pendiri sejati kekuasaan Daulah Mamluk. Kemenangan pertamanya ia peroleh dalam peperangan melawan tentara Mongol di medan perang Ain Jalut; tetapi puncak ketenarannya didapatkan berkat perjuangannya yang tanpa henti melawan tentara salib.

Kapasitas Sultan Baybar Al-Bunduqdari lebih dari sekedar pemimpin militer. Ia tidak hanya berhasil mengorganisasi angkatan perangnya, membangun kembali angkatan laut, dan memperkuat benteng Suriah, tetapi ia juga menggali sejumlah kanal, memperbaiki pelabuhan, serta menghubungkan Kairo dan Damaskus dengan layanan burung Pos, yang hanya membutuhkan waktu empat hari. Terminal-terminal kuda didirikan di setiap pos pemberhentian yang siap mengangkutnya kapan pun. Daulah Mamluk juga memiliki pelayanan merpati Pos. Berkat mereka, Mesir memiliki daftar burung berkualitas baik untuk memenuhi pelayanan itu, yang asalnya dikembangkan pada periode Fathimiyah. Kualitas-kulitas burung itu didata dalam sebuah daftar khusus. Sultan Baybar Al-Bunduqdari juga membangun banyak fasilitas umum, mempercantik Masjid, menetapkan pajak untuk negara, zakat, dan sedekah. Di antara beberapa monumen arsitekturnya, seperti masjid agung di Kairo dan di Damaskus yang dibangun pada tahun 1269 M, serta sekolah yang menyandang namanya masih bertahan hingga kini.

Latihan soal

1. Apa yang kamu ketahui tentang daulah Mamluk Bahri ?

2. Apa saja keistimewaan dari daulah Mamluk Barji ?

3. Sebutkan hal-hal yang dilakukan Sultan Az-Zahir Ruknuddin Baybar pada saat memerintah !

C. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mamluk

1. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, daulah Mamluk membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Itali melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh daulah Fatimiyyah di Mesir sebelumnya. Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi antara kota, baik laut mahupun darat. Keteguhan angkatan laut daulah Mamluk sangat membantu pengembangan ekonominya.

2. Seni Bangunan

Daulah Mamluk juga banyak mengalami kemajuan di bidang seni bangunan. Banyak arsitek dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjidmasjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan Menara masjid.

3. Ilmu Pengetahuan

Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan-ilmuan asal Baghdad dari serangan tentera Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti ilmu sejarah, kedokteran, astronomi, matematik, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Altusi. Di bidang kedokteran pula, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al`Asqalani.

4. Budaya Politik dan Militer

Daulah Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qallawun (1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun. Anak Qallawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.

Kemajuan-kemajuan itu dicapai dalam bebagai bidang, seperti konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan. Daulah Mamluk juga memilik pengaruh besar dalam bidang militer. Para tentara yang dididik haruslah dengan tujuan untuk menjadi pasukan pendukung kebijaksanaan pemimpin. Sultan akan diangkat di antara pemimpin tentara yang

terbaik, yang paling berprestasi, dan mempunyai kemampuan untuk menghimpun kekuatan. Walaupun mereka adalah pendatang di wilayah Mesir, mereka berhasil menciptakan ikatan yang kuat berdasarkan daerah asal mereka. Daulah Mamluk juga menghasilkan buku ilmu kemiliteran. Minat para penulis semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu.

5. Sistem Pemerintahan

Bentuk pemerintahan oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan melalui garis keturunan. Sistem pemerintahan oligarki ini merupakan kreatifitas tokoh-tokoh militer daulah Mamluk yang belum pernah berlaku sebelumnya dalam perkembangan politik di pemerintahan Islam. Jika dibandingkan dengan sistim pemerintahan yang dijalankan sebelumnya, yaitu Sistem Monarki dan Sistem Aristokrasi atau pemerintahan para bangsawan, maka sistem pemerintahan Oligarki dapat dikatakan lebih demokratis. Sistem Oligarki lebih mementingkan kecakapan, kecerdasan, dan keahlian dalam peperangan. Sultan yang lemah bisa saja disingkirkan atau diturunkan dari kursi jabatannya oleh seorang tentara yang lebih kuat dan memiliki pengaruh besar di tengah-tengah masyarakat. Kelebihan lain dari sistim oligarki ini adalah tidak adanya istilah senioritas yang berhak atas juniornya untuk menduduki jabatan sultan, melainkan lebih berdasarkan keahlian dan kepiawaian seorang tentara tersebut.

6. Runtuhnya Daulah Mamluk

Kemajuan-kemajuan daulah Mamluk ini tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, menciptakan militer yang kuat dan menjaga kesetabilan negara yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, daulah Mamluk sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.

Latihan soal

1. Apa yang dilakukan daulah Mamluk dalam bidang ekonomi ?

2. Jelaskan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa daulah Mamluk berkuasa ?

3. Daulah Mamluk menerapkan system pemerintahan Oligarki, jelaskan maksudnya?