Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural

AFIF RIFAI, MS., (2008) PENDEKATAN KULTURAL DALAM DAKWAH. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 54 Th. 1994/.

Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural

Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural

Preview

Text
11. AFIF RIFAI - PENDEKATAN KULTURAL DALAM DAKWAH WALISONGO.pdf - Accepted Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

bIslam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau sekitar abad ke VII-VIII Masehi (berdasarkan seminar tahun 1963 di Medan). Islam masuk ke Indonesia mula-mula didakwahkan oleh para pedagang Arab yang datang ke pantai Sumater, selanjutnya membentuk masyarakat Islam, kemudian berdiri kerajaan Samudra Pasai pada tahun 433 H (1042M). Dakwah Islam masuk ke Pulau Jawa sekitar tahun 797 H (1395 M), dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim atas perintah Sultan Zaenal Abidin Bahian Syah dari kerajaan Samudra Pasai. Untuk memperkuat basis dakwah Islam di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim mendirikan pesantreb di Loren (Jawa Timur), kemudian diteruskan oleh Sunan Ampel dengan mendirikan Pesantren di Ampel Denta, hingga melahirkan kader-kader Dai yang tangguh yang kemudian dikenal dengan Walisongo, sehingga Islam menyebar ke seluruh Pulau Jawa bahkan ke luar Pulau Jawa. Bersamaan dengan itu, kerajaan Hindu-Budha (Majapahit) di Pulau Jawa mulai mengalami keruntuhan. Keadaan ini menguntungkan Islam yang sedangberkembang di daerah Pantura Jawa. Atas perintah Sunan Ampel, pada tahun 1475 Raden Fatah membuka pesantren di Glagahwangi, dan akhirnya berkembang menjadi sebuah kerajaan yakni Demak pada tahun 1478. Raden Fatah menjadi Raja pertama kerajaan Demak. Berdirinya kerajaan Demak tidak terlepas dari campur tangan Walisongo, terutama Sunan Ampel. Pada tahun 1479 M Walisongo mendirikan Masjid Demak, sebagai pusat penyiaran Islam dan tempat Walisongo bermusyawarah. Dari Demak Inilah Kemudian Islam menyebar ke penjuru Nusantara. dengan demikian peranan Walisongo menduduki tempat yang penting dalam Sejarah Dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tulisan ini mencoba mengungkapkan cara pendekatan dakwah yang digunakan oleh Walisongo.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural
View Item

Para wali menggunakan metode luhur dakwahkan Islam di Nusantara.

Antara/Yusuf Nugroho

Wisatawan mengunjungi Masjid Menara Kudus peninggalan Sunan Kudus di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2019).

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Para wali telah merumuskan strategi dakwah atau strategi kebudayaan secara lebih sistematis, terutama bagaimana menghadapi kebudayaan Jawa dan Nusantara pada umumnya yang sudah sangat tua, kuat, dan sangat mapan.

Baca Juga

Dalam pengantar buku berjudul “Atlas Wali Songo” karya Agus Sunyoto, Prof  KH Said Aqil Siraj, mengatakan para wali memiliki metode dakwah yang sangat bijak. Mereka memperkenalkan Islam tidak serta merta, tidak ada cara instan, sehingga Wali Songo merumuskan strategi jangka panjang. Tidak masalah bagi mereka jika harus mengenalkan Islam pada anak-anak karena mereka merupakan masa depan bangsa.

Kiai Said mengungkapkan, strategi para wali dalam mengembangkan ajaran Islam di bumi nusantara dimulai dengan beberapa langkah strategis. Pertama, tadrij (bertahap). 

Misalnya, ketika pribumi meminum tuak atau makan daging babi, maka secara bertahap para wali akan meluruskan perilaku mereka tersebut sesuai dengan ajaran Islam.

Kedua, adamul haraj (tidak menyakiti). Menurut Kiai Said, dengan cara ini para wali membawa Islam tidak dengan mengusik tradisi mereka, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka, tapi memperkuatnya dengan cara yang islami.

“Para wali sadar betul bahwa kenusantaraan yang multietnis, multibudaya, dan multibahasa ini bagi mereka adalah anugerah Allah SWT yang tiada tara,” kata Kiai Said.

Ajaran dan strategi dakwah para Wali Songo tersebut bisa teladani dan dikembangkan oleh para pendakwah saat ini sesuai dengan konteks zaman. Buku ini merupakan sumber referensi yang penting untuk dibaca oleh para mubaligh, bahkan oleh para akademisi, budayawan, dan aktivis sosial.

Agus Sunyoto dalam buku ini menjelaskan, gerakan dakwah Wali Songo merujuk pada usaha-usaha penyampaian dakwah Islam melalui cara-cara damai, terutama melalui prinsip mawidzatul hasanah wa mujadalah billati hiya ahsan, yaitu metode penyampaian ajaran Islam melalui cara dan tutur bahasa yang baik.

Pada masa itu, ajaran Islam dikemas oleh para ulama sebagai ajaran yang sederhana dan dikaitkan dengan pemahaman masyarakat setempat. Mereka mmebumikan Islam sesuai adat budaya dan kepercayaan penduduk setempat lewat proses asimilasi dan sinkretisasi.

Menurut penulis, pelaksanaan dakwah dengan cara ini memang membutuhkan waktu lama, tetapi berlangsung secara damai. Menurut Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islam, tumbuh dan berkembangnya agama Islam secara damai ini lebih banyak merupakan hasil usaha para mubaligh dibandingkan dengan hasil usaha para pemimpin negara.

Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Jelaskan kalimat yang menyatakan bahwa ciri dakwah Wali Songo adalah menggunakan pendekatan kultural

Wali Songo memiliki peran yang sangat signifikan dalam sejarah perkembangan Islam di Nusantara, utamanya. Bagaimana tidak, selama tujuh abad lamanya –sejak abad ke-7 hingga ke-14- Islam ‘tertolak’ di wilayah Jawa. Namun pada saat akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15, hampir semua masyarakat di pesisir pantai utara Jawa sudah memeluk Islam. Tidak lain itu diyakini sebagai hasil dakwah dari Wali Songo. 

Oleh sebab itu, ada penilaian kalau dakwah Wali Songo adalah dakwah yang paling sukses dan berhasil karena mampu mengislamkan masyarakat Jawa. Yang tidak kalah menarik, perubahan masyarakat Jawa, dari agama sebelumnya –Hindu, Budha, Kapitayan, dan lainnya, menjadi Muslim, hanya berlangsung sekitar 50 tahunan. Lagi-lagi, itu merupakan hasil dari kecanggihan dan kejeniusan dakwah Wali Songo.

Lantas, bagaimana ada apa strategi dakwah yang dilakukan Wali Songo sehingga membuahkan hasil yang gemilang seperti itu? Dalam buku Islam Indonesia, Islam Paripurna: Pergulatan Islam Pribumi dan Islam Transnasional (Imdadun Rahmat, 2017), setidaknya ada lima pendekatan dakwah yang digunakan Wali Songo. 

Pertama, pendekatan teologis. Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Ampel adalah yang menggunakan pendekatan ini. Mereka berdakwah bahkan hingga ke tingkat lapisan masyarakat paling bawah (waisya dan sudra) saat itu. Masyarakat diajari tentang nilai-nilai Islam, perbedaan antara pandangan hidup Islam dengan yang lainnya, dan menanamkan dasar-dasar Islam.

Kedua, pendekatan ilmiah. Tidak seperti dua sunan sebelumnya, Sunan Giri berdakwah dengan cara menggunakan pendekatan ilmiah. Ia membangun pesantren, membuat pelatihan dan pengkaderan, serta menugaskan muridnya untuk berdakwah di suatu tempat. 

Tidak hanya itu, Sunan Giri juga menggunakan permainan sebagai medium untuk berdakwah. Oleh karena itu, ia menciptakan permainan anak-anak seperti jemblongan, tembang syair seperti ilir-ilir, padang bulan, dan lainnya. Singkatnya, Sunan Giri mengembangkan dakwah secara sistematis dan metodologis.  

Ketiga, pendekatan kelembagaan. Tidak semua anggota Wali Songo berdakwah di masyarakat langsung. Ada juga yang berdawah di pemerintahan. Mereka adalah misalnya Sunan Kudus dalam Kesultanan Demak Bintoro dan Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon. Mereka ikut serta mendirikan kesultanan dan aktif di dalamnya. Mereka memiliki pengaruh yang besar di kalangan bangsawan, birokrat, pedagang, dan kalangan elit lainnya.

Keempat, pendekatan sosial. Sunan Muria dan Sunan Drajat lebih senang hidup jauh dari keramaian. Mereka memilih untuk berdakwah pada masyarakat kecil di desa-desa atau kampung-kampung. Mereka mengajarkan masyarakat kecil untuk meningkatkan pemahaman keagamaannya. Mereka juga membina masyarakat agar kehidupan sosialnya meningkat.

Kelima, pendekatan kultural. Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang lebih menonjol menggunakan pendekatan kultural. Mereka sadar bahwa budaya adalah sesuatu yang sudah mendarah daging di masyarakat. Jika langsung ditolak, maka masyarakat akan emoh mengikutinya. Solusinya, keduanya melakukan islamisasi budaya. Budaya-budaya yang sudah ada dan berkembang disisipi dengan ajaran-ajaran Islam. Tidak hanya itu, mereka juga menciptakan budaya-budaya baru yang mengandung nilai-nilai Islam. Diantara produk budaya yang mereka ciptakan dan masih ada hingga hari ini adalah Gamelan Sekaten (dari kata syahadatain), Gapura Masjid (berasal dari kata ghofura), baju takwo (dari kata takwa), dan lain sebagainya.   

Disadari atau tidak, dakwah merupakan kunci utama untuk memperkenalkan Islam kepada mereka yang tidak atau belum tahu tentangnya. Berhasil atau tidaknya dakwah sangat dipengaruhi oleh orang yang melakukan dakwah itu sendiri. Sejauh mana ia memahami ajaran agama Islam. Sejauh mana ia mengenal sasaran dakwahnya (masyarakat). Dan seberapa lihai ia mentransformasikan ajaran agama Islam kepada masyarakat sehingga diterima dengan baik. 

Melalui lima pendekatan di atas, Wali Songo terbukti mampu mengislamkan hampir seluruh masyarakat di pesisir pantai utara Jawa dalam tempo waktu yang cukup singkat. Diakui atau tidak, itulah dakwah yang sangat gemilang. Dari situ, umat Islam kini bisa saja mencontoh atau meneladani apa yang telah dikerjakan Wali Songo. Tentunya dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian sebagaimana dengan situasi dan kondisi masa kini. (A Muchlishon Rochmat)

Kumpulan Khutbah Menyambut Hari Kemerdekaan