Jelaskan jangka waktu dan titik berat pembangunan dari setiap pelita di masa orde baru

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 17 are not shown in this preview.

KOMPAS.com - Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita adalah program pembangunan yang dibuat oleh Soeharto selama menjabat sebagai Presiden Indonesia. 

Repelita terdapat enam periode, sebagai berikut:

  • Repelita I (1969-1974)
  • Repelita II (1969-1979)
  • Repelita III (1979-1984)
  • Repelita IV (1984-1989)
  • Repelita V (1989-1994)
  • Repelita VI (1994-tidak selesai)

Masing-masing Repelita memiliki tujuannya masing-masing. Akan tetapi, pada dasarnya tujuan Repelita yaitu untuk membangun infrastruktur Indonesia. 

Oleh sebab itu, program ini membuat Soeharto disebut sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. 

Baca juga: Mengapa Soeharto Disebut Bapak Pembangunan?

Repelita I (1969-1974)

Semasa Soeharto memimpin sebagai Presiden Indonesia, ia membentuk Kabinet Pembangunan, setelah Kabinet Ampera berakhir.

Kabinet Ampera sendiri adalah kabinet yang dibentuk oleh Presiden Soekarno namun dijalankan oleh Soeharto.

Program kerja yang dicanangkan Kabinet Ampera disebut Caturkarya Kabinet Ampera.

Progra ini bertujuan untuk memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan. 

Setelah Kabinet Ampera berakhir, dibentuklah Kabinet Pembangunan yang berlangsung selama tujuh periode.

Pada periode pertama, program kerja yang dicanangkan disebut Repelita I. 

Repelita I mulai dilaksanakan tanggal 1 April 1969. 

Tujuan Repelita I adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya. 

Kemudian, sasaran yang hendak dicapai dalam Repelita I ialah sandang, pangan, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

Selama program ini berjalan sampai 31 Maret 1974, secara keseluruhan Repelita I berhasil dilaksanakan sesuai dengan target yang ingin dicapai. 

Baca juga: Kabinet Pembangunan I-VII: Susunan, Program Kerja, dan Kejatuhan

Repelita II

Repelita II dimulai tanggal 1 April 1974. 

Target utama yang ingin dicapai dalam Repelita II adalah:

  1. Tersedianya pangan dan sandang yang serba cukup dengan mutu yang bertambah baik dan terbeli oleh masyarakat umum
  2. Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, terutama untuk kepentingan rakyat banyak
  3. Keadaan prasarana yang makin meluas dan sempurna
  4. Keadaan kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan lebih merata
  5. Meluasnya kesempatan kerja

Guna mencapai sasaran-sasaran tersebut, produksi sektor pertanian harus meningkat sekitar 4,6 persen setahun. 

Kemudian, sektor industri sekitar 13 persen, pertambangan 10,1 persen, perhubungan 10 persen, bangunan sekitar 9,2 persen, dan sektor-sektor lain sekitar 7,7 persen.

Dengan laju pertumbuhan seperti itu, akan tercapai perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akan menjadi landasan kuat bagi pelaksanaan pembangunan.

Secara keseluruhan, Repelita II berhasil dilaksanakan, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah inflasi. 

Kemajuan yang paling pesat terlihat dalam Repelita II ada di bidang pendidikan, baik dalam hal pembangunan sekolah, pengangkatan guru, penyediaan buku belajar, dan peningkatan mutu pendidikan. 

Baca juga: Penyimpangan Konstitusi pada Era Orde Lama

Repelita III

Repelita III dimulai tanggal 1 April 1979.

Masih sama seperti Repelita I dan II, dalam Repelita III pembangunan yang dilakukan berlandaskan pada Trilogi Pembangunan dengan tekanan pada segi pemerataan.

Asas pemerataan ini dituangkan dalam 8 jalur pemerataan, yaitu:

  1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang, dan perumahan
  2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
  3. Pemerataan pembagian pendapatan
  4. Pemerataan kesempatan kerja
  5. Pemerataan kesempatan berusaha
  6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan
  7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
  8. Pemerataan memperoleh keadilan

Selama program berjalan sampai 31 Maret 1984, Repelita III secara keseluruhan berhasil mencapai tujuannya.

Pemasaran komoditas perdagangan yang semula ke Eropa dan Amerika Serikat dapat diperluas hingga ke kawasan Asia dan Asia Pasifik.

Baca juga: Kebijakan Perdagangan Internasional Bidang Ekspor dan Impor

Repelita IV

Pada Repelita IV, Presiden Soeharto berfokus pada sektor pertanian untuk menetapkan swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin sendiri.

Guna menunjang pembangunan inudstri, disusunlah Standar Industri Indonesia (SII), sebagai sarana perlindungan konsumen serta peningkatan efisiensi industri.

Selama Repelita IV, industri logam dasar dan mesin yang merupakan industri berskala besar dikembangkan untuk menyiapkan pembangunan sektor industri.

Repelita V

Pada Repelita V, Presiden Soeharto masih berfokus pada usaha sektor pertanian, seperti:

  1. Memantapkan swasembada pangan
  2. Meningkatkan produksi pertanian
  3. Menyerap tenaga kerja yang ada
  4. Mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri

Dalam Repelita V, kondisi ekonomi di Indonesia sudah sangat membaik, di mana pertumbuhan ekonomi mencapai 6,8 persen.

Baca juga: Krisis Moneter: Pengertian dan Dampaknya

Repelita VI

Dimulai tanggal 1 April 1994, Repelita VI berfokus pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian.

Selain itu, Presiden Soeharto juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.

Sayangnya, pada Repelita VI, terjadi krisis moneter, tahun 1998, sehingga mengganggu perekonomian Indonesia. 

Referensi: 

  • Kesowo, Bambang. Wirawan Martoredjo dan Soenarto Soedarno. (1995). 40 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia
  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jelaskan jangka waktu dan titik berat pembangunan dari setiap pelita di masa orde baru
Orde Baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto melakukan banyak pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Permasalahan ekonomi yang carut marut pada masa Demokrasi Terpimpin, tertata rapi pada masa Orde Baru. Orde Baru menetapkan tujuang pembangunan nasional yakni untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Pembangunan nasional sendiri pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh bangsa Indonesia berlandasakan Pancasila dan UUD 1945.

Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap, setiap tahap berlangsung selama lima tahun yang disebut Pelita. Setiap Pelita memiliki titik berat dibidang-bidang tertentu. Rincian prioritas dan sasaran yang hendak dicapai dalam Pelita adalah sebagai berikut:

Pelita I

Pelita I dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan awal pembangunan masa Orde Baru. Tujuan Pelita I adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan tahap berikutnya. Sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.

Pelita II

Pelita II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974 sampai 31 Maret 1979. Sasaran utama Pelita II ini adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja. Titik berat dari pelaksanaan Pelita II adalah pada sector pertanian dan industry yakni mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil. Pada awal pemerintahan Orde Baru inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I inflasi berhasil ditekan menjadi 47%. Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun menjadi 9,5%.

Pelita III

Pelita III dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984. Pelita III menitikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pengan dan meningkatkan industry yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Pelaksanaan Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan. Delapan Jalur Pemerataan meliputi:

  1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan.
  2. Pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
  3. Pemerataan pembagian pendapatan.
  4. Pemerataan kesempatan kerja
  5. Pemerataan kesempatan berusaha
  6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
  7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air
  8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pelita IV

Pelita IV dilaksanakan tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1989. Titik berat Pelita IV ini adalah sektor pertanian untuk menuju swasembada pangan, dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Dan di tengah berlangsung pembangunan pada Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980 terjadi resesi. Untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal. Dan pembangunan nasional dapat berlangsung terus. Prestasi yang diperoleh Orde Baru adalah berhasil dalam swasembada pangan.

Pelita V

Pelita V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994. Pada Pelita ini pembangunan ditekankan pada sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya dan meningkatkan produksi khususnya yang menghasilkan untuk ekspor, banyak menyerap tenaga kerja, dan industry yang bisa menghasilkan mesin-mesin sendiri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia berada pada posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.

Pelita VI

Pelita VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999. Program pembangunan pada Pelita VI ini ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak pembangunan. Namun pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan terhambat, dan juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.

Jelaskan jangka waktu dan titik berat pembangunan dari setiap pelita di masa orde baru

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih