Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Luther pada tahun 1533 oleh Lucas Cranach yang Tua
Lahir10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PekerjaanBiarawan, pendeta, teolog
KaryaSembilan Puluh Lima Tesis, Katekisma Akbar Luther,
Katekisma Kecil Luther, Kebebasan Seorang Kristen
PasanganKatharina von Bora
AnakHans (Johannes), Elisabeth, Magdalena, Martin, Paul, Margarethe
DipengaruhiRasul Paulus, Augustinus dari Hippo
MempengaruhiPhilipp Melanchthon, Lutheranisme, John Calvin, Karl Barth
Tanda tangan
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther (lahir di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan kebiasaan Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther untuk Gereja supaya kembali untuk ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Show

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berupaya bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya mesti menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan untuk keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berupaya bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapatkan gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berubah ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, waktu terjadi agresi badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika dia sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, dia berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya akan menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya untuk Martin, karena ayahnya menginginkan dia menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk mendapatkan kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di waktu menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berupaya memainkan segala perbuatan patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melalui doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Dia mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bersambung memainkan pengakuan dosa. Semakin dia berupaya untuk Allah rupa-rupanya dia semakin sadar akan keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Dia memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 dia mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapatkan gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajar teologi yang terutama pada Zaman Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, dia "diterima menjadi anggota senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat ketat untuk mendapatkan gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapatkan makna yang baru untuk Luther. Dia menjadi yakin bahwa Gereja telah malu dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selangnya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melalui Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya selang Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan berbagai dampak yang timbul ketika orang biasa mesti mendapatkan indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih hadir untuk dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dibubarkan melalui absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Waktu itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia dapat dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang berada di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Akbar Albert dari Mainz untuk memasarkan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Dia menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang menanti di api penyucian pun akan terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang dapat menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan membuka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan dianggap sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang dapat dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara luas. Dalam waktu dua minggu, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam waktu dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin gampang dan bertambah luas.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita dapat melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila dia kembali sadar, dia akan berubah pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan pendapat dengan bula kepausan. Karena itu dia menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang dianggap sebagai nasihat sesat. Luther menjawab dalam kegiatan yang dipekerjakan yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana dia menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian mengenai indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah untuk Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus akan menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima akad ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat untuk Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu untuk Paus yang mestinya semakin tahu" dan kemudian (28 November) untuk konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah anggota dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak dapat berubah.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati untuk Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya untuk Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan untuk orang-orang kudus, menolak seluruh guna indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk debat di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara tukar kelicikan berlaku Luther menyangkal hak ilahi kedudukan dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan untuk Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Dia menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa dia telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya nasihat Gereja barat mengenai asas membubarkan dosa, kuasa Paus dan sebagainya.

Kajian mengenai Surat Paulus, terutamanya surat untuk jemaat di Roma memberikan bekas untuk Luther akan asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang dapat menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) untuk manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang nasihat gereja pada waktu itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan kegiatan yang dipekerjakan menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia akan dapat memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap pendapatnya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak akan taat untuk Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan nasihatnya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Kemudian dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan nasihatnya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapatkan enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berupaya bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berupaya bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai dia meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Dia benar enam orang anak sampai dia meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlaku melalui dia untuk John Ernest, yang kesudahannya pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlaku sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 dia dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang kemudian secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus memainkan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai kesudahan hidupnya.[4]

Terjemahan Luther memakai varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah supaya Alkitab dengan gampang diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain dapat membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab bicara Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas tidak diterima oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah nasihat gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa waktu imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , karenanya substansi roti dan anggur secara otomatis berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini dinamakan transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan nasihat transsubstansiasi yang mesti dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Pranala luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Kini
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Arti tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.andrafarm.com, dan sebagainya.


Page 2

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) yaitu seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia adalah tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther untuk Gereja agar kembali untuk ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berusaha bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya mesti menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan untuk keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berusaha bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapat gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, kala terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya untuk Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk mendapat kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di kala menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berusaha melaksanakan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, melaksanakan ziarah, dan bertali-tali melaksanakan pengakuan dosa. Semakin beliau berusaha untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapat gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk mendapat gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapat makna yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya yaitu doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya yaitu pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini adalah titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya mengakibatkan munculnya bermacam kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam melaksanakan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan bermacam dampak yang timbul ketika orang biasa mesti mendapat indulgensia.

Indulgensia yaitu penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Kala itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk mempromosikan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menempatkan ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan diasumsikan sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara luas. Dalam kala dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam kala dua bulan ke seluruh Eropa. Ini yaitu salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen lebih gampang dan bertambah luas.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat kelahirannya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang diasumsikan sebagai nasihat sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah untuk Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya lebih jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat untuk Gereja, sekarang dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu untuk Paus yang mestinya lebih tahu" dan akhir (28 November) untuk konsili umum. Luther sekarang menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati untuk Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya untuk Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan untuk orang-orang kudus, menolak seluruh arti indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan untuk Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus adalah prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther yaitu "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya nasihat Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat untuk jemaat di Roma memberikan bekas untuk Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) untuk manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang nasihat gereja pada kala itu yang diasumsikannya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat untuk Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini adalah peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya yaitu salah. Namun Luther tetap mempertahankan nasihatnya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Akhir dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan nasihatnya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapat enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berusaha bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya adalah pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berusaha bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia untuk John Ernest, yang akibatnya pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang akhir secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus melakukan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai akhir hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya yaitu agar Alkitab dengan gampang diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas ditolak oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik yaitu nasihat gereja tentang Perjamuan Malam yang menyebut bahwa kala imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , karenanya substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini dinamakan transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting yaitu Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan nasihat transsubstansiasi yang mesti dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Bermacam penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Pustaka

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Sekarang
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 3

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) yaitu seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia adalah tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther untuk Gereja agar kembali untuk ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berusaha bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya mesti menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan untuk keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berusaha bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapat gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, kala terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya untuk Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk mendapat kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di kala menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berusaha melaksanakan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, melaksanakan ziarah, dan bertali-tali melaksanakan pengakuan dosa. Semakin beliau berusaha untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapat gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk mendapat gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapat makna yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya yaitu doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya yaitu pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini adalah titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya mengakibatkan munculnya bermacam kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam melaksanakan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan bermacam dampak yang timbul ketika orang biasa mesti mendapat indulgensia.

Indulgensia yaitu penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Kala itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk mempromosikan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menempatkan ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan diasumsikan sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara luas. Dalam kala dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam kala dua bulan ke seluruh Eropa. Ini yaitu salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen lebih gampang dan bertambah luas.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat kelahirannya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang diasumsikan sebagai nasihat sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah untuk Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya lebih jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat untuk Gereja, sekarang dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu untuk Paus yang mestinya lebih tahu" dan akhir (28 November) untuk konsili umum. Luther sekarang menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati untuk Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya untuk Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan untuk orang-orang kudus, menolak seluruh arti indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan untuk Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus adalah prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther yaitu "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya nasihat Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat untuk jemaat di Roma memberikan bekas untuk Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) untuk manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang nasihat gereja pada kala itu yang diasumsikannya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat untuk Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini adalah peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya yaitu salah. Namun Luther tetap mempertahankan nasihatnya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Akhir dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan nasihatnya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapat enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berusaha bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya adalah pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berusaha bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia untuk John Ernest, yang akibatnya pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang akhir secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus melakukan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai akhir hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya yaitu agar Alkitab dengan gampang diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas ditolak oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik yaitu nasihat gereja tentang Perjamuan Malam yang menyebut bahwa kala imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , karenanya substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini dinamakan transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting yaitu Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan nasihat transsubstansiasi yang mesti dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Bermacam penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Pustaka

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Sekarang
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 4

Martin Luther
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Luther pada tahun 1533 oleh Lucas Cranach yang Tua
Lahir10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PekerjaanBiarawan, pendeta, teolog
KaryaSembilan Puluh Lima Tesis, Katekisma Akbar Luther,
Katekisma Kecil Luther, Kebebasan Seorang Kristen
PasanganKatharina von Bora
AnakHans (Johannes), Elisabeth, Magdalena, Martin, Paul, Margarethe
DipengaruhiRasul Paulus, Augustinus dari Hippo
MempengaruhiPhilipp Melanchthon, Lutheranisme, John Calvin, Karl Barth
Tanda tangan
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan norma budaya istiadat Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berupaya bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berupaya bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapat gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, kala terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk mendapat kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di kala menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berupaya memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berupaya untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapat gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk mendapat gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapat definisi yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya bermacam kekeliruan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan bermacam dampak yang timbul ketika orang biasa harus mendapat indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kekeliruan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Kala itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk memasarkan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan diasumsikan sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam kala dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam kala dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin remeh dan lebih lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang diasumsikan sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, sekarang dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther sekarang menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada kala itu yang diasumsikannya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapat enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berupaya bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berupaya bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang akibatnya pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus memainkan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan remeh diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa kala imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Bermacam penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Sekarang
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 5

Martin Luther
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Luther pada tahun 1533 oleh Lucas Cranach yang Tua
Lahir10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PekerjaanBiarawan, pendeta, teolog
KaryaSembilan Puluh Lima Tesis, Katekisma Akbar Luther,
Katekisma Kecil Luther, Kebebasan Seorang Kristen
PasanganKatharina von Bora
AnakHans (Johannes), Elisabeth, Magdalena, Martin, Paul, Margarethe
DipengaruhiRasul Paulus, Augustinus dari Hippo
MempengaruhiPhilipp Melanchthon, Lutheranisme, John Calvin, Karl Barth
Tanda tangan
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan norma budaya istiadat Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berupaya bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berupaya bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapat gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, kala terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk mendapat kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di kala menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berupaya memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berupaya untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapat gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk mendapat gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapat definisi yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya bermacam kekeliruan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan bermacam dampak yang timbul ketika orang biasa harus mendapat indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kekeliruan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Kala itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk memasarkan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan diasumsikan sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam kala dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam kala dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin remeh dan lebih lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang diasumsikan sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, sekarang dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther sekarang menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada kala itu yang diasumsikannya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapat enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berupaya bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berupaya bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang akibatnya pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus memainkan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan remeh diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa kala imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Bermacam penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Sekarang
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 6

Martin Luther
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Luther pada tahun 1533 oleh Lucas Cranach yang Tua
Lahir10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PekerjaanBiarawan, pendeta, teolog
KaryaSembilan Puluh Lima Tesis, Katekisma Akbar Luther,
Katekisma Kecil Luther, Kebebasan Seorang Kristen
PasanganKatharina von Bora
AnakHans (Johannes), Elisabeth, Magdalena, Martin, Paul, Margarethe
DipengaruhiRasul Paulus, Augustinus dari Hippo
MempengaruhiPhilipp Melanchthon, Lutheranisme, John Calvin, Karl Barth
Tanda tangan
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berusaha bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berusaha bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini memperoleh gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, saat terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk memperoleh kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di saat menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berusaha memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berusaha untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther memperoleh gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk memperoleh gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran memperoleh definisi yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan berbagai dampak yang timbul ketika orang biasa harus memperoleh indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Saat itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia dapat dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk mempromosikan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang dapat menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan dianggap sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang dapat dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam saat dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam saat dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin gampang dan bertambah lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita dapat melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang dianggap sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak dapat berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang dapat menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada saat itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak dapat memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini memperoleh enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berusaha bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berusaha bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang habis pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus memainkan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan gampang diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain dapat membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa saat imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai sebagian oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Kini
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 7

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan norma budaya istiadat Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di daerah sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berupaya bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berupaya bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini memperoleh gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, saat terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk memperoleh kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di saat menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berupaya memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berupaya untuk Allah kelihatannya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther memperoleh gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk memperoleh gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran memperoleh definisi yang baru bagi Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan berbagai dampak yang timbul ketika orang biasa harus memperoleh indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia bagi dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dibubarkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Saat itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk memasarkan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan dianggap sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam saat dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam saat dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin remeh dan lebih lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berbeda alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang dianggap sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat bagi keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada saat itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini memperoleh enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berupaya bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat bagi Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berupaya bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang habis pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus bekerja memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan remeh diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesulitan sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa saat imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Bagi Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Kini
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 8

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan norma budaya istiadat Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di daerah sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berupaya bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berupaya bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini memperoleh gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, saat terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mampu dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk memperoleh kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di saat menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berupaya memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berupaya untuk Allah kelihatannya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther memperoleh gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk memperoleh gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran memperoleh definisi yang baru bagi Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan berbagai dampak yang timbul ketika orang biasa harus memperoleh indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia bagi dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dibubarkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Saat itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia mampu dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk memasarkan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang mampu menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan dianggap sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang mampu dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diartikan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam saat dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam saat dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin remeh dan lebih lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita mampu melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berbeda alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang dianggap sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak mampu berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat bagi keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang mampu menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada saat itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak mampu memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini memperoleh enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berupaya bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat bagi Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berupaya bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang habis pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus bekerja memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan remeh diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesulitan sehingga orang lain mampu membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa saat imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Bagi Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai beberapa oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Kini
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.


Page 9

Martin Luther
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Luther pada tahun 1533 oleh Lucas Cranach yang Tua
Lahir10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PekerjaanBiarawan, pendeta, teolog
KaryaSembilan Puluh Lima Tesis, Katekisma Akbar Luther,
Katekisma Kecil Luther, Kebebasan Seorang Kristen
PasanganKatharina von Bora
AnakHans (Johannes), Elisabeth, Magdalena, Martin, Paul, Margarethe
DipengaruhiRasul Paulus, Augustinus dari Hippo
MempengaruhiPhilipp Melanchthon, Lutheranisme, John Calvin, Karl Barth
Tanda tangan
Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Martin Luther (kelahiran di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan pandai teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka untuk Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di kawasan sekitar yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dalam wujud Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Masa kecil Luther

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

"Rumah Luther", asrama tempat tinggal Luther dari usia 14-17 tahun ketika berusaha bisa di sekolah swasta di Eisenach.

Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena sukses mengembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan keinginan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk berusaha bisa di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach.

Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini memperoleh gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu.

Semuanya itu berganti ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, saat terjadi serangan badai. Petir menyambar di tidak jauhnya ketika beliau sedang berlaku pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, beliau berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya hendak menjadi biarawan!". Karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan beliau menyelesaikan studi hukumnya.

Pergumulan Luther untuk memperoleh kedamaian bersama Allah

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Lukisan Martin Luther di saat menjadi Pendeta Agustinian.

Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berusaha memainkan segala afal patut untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melewati doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Beliau mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, memainkan ziarah, dan bertali-tali memainkan pengakuan dosa. Semakin beliau berusaha untuk Allah rupa-rupanya beliau semakin sadar hendak keberadaannya yang penuh dengan dosa.

Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan semakin banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang amat sangat. Beliau memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 beliau mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther memperoleh gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajaran yang didapat teologi yang terutama pada Abad Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, beliau "diterima menjadi bagian senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci.

Teologi Luther tentang anugerah

Disiplin yang sangat sempit untuk memperoleh gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran memperoleh definisi yang baru untuk Luther. Beliau menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di selanya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melewati Kristus yang diterima oleh iman.

Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya sela Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara semuanya, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah.

Pertikaian indulgensia

Selain tugas-tugasnya sebagai seorang profesor, Martin Luther melayani sebagai pengkhotbah dan penerima pengakuan dosa di Gereja Kastil, "fondasi" dari Frederick yang Bijak, Pemilih dari Saxony. Gereja ini dinamai "Semua orang Suci" karena di sinilah disimpan koleksi relikui sucinya. Gereja ini berfungsi sebagai biara Augustinian dan universitas. Dalam memainkan tugas-tugas inilah pastor muda itu diperhadapkan dengan berbagai dampak yang timbul ketika orang biasa harus memperoleh indulgensia.

Indulgensia adalah penghapusan (sepenuhnya atau sebagian) dari penghukuman sementara yang masih telah tersedia untuk dosa-dosa setelah kesalahan seseorang dihilangkan melewati absolusi (pernyataan oleh imam bahwa dosa seseorang telah dihapuskan). Saat itu terjadi penyalahgunaan indulgensia oleh oknum-oknum Gereja, yaitu sebuah indulgensia dapat dibeli seorang umat untuk dirinya sendiri ataupun untuk salah seorang sanak keluarga yang sedang telah tersedia di api penyucian. Johann Tetzel, seorang imam Dominikan, ditugasi berkeliling di seluruh wilayah keuskupan Uskup Agung Albert dari Mainz untuk mempromosikan dan menjual indulgensia untuk merenovasi Basilika St. Petrus di Roma. Tetzel sangat sukses dalam hal ini. Beliau menganjurkan: "Begitu mata uang bergemerincing di dalam kotak, jiwa yang sedang berharap di api penyucian pun hendak terlepas" [2].

Luther menganggap penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang dapat menyesatkan umat sehingga mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Luther menyampaikan tiga khotbah menentang indulgensia ini pada 1516 dan 1517. Pada 31 Oktober 1517, menurut laporan tradisional, 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja Kastil sebagai undangan buka untuk memperdebatkannya[3]. Luther sebetulnya tidak menaruh ke-95 dalil itu di pintu Gereja Wittenberg yang sebagaimana dituturkan legenda, tetapi menerbitkan salinannya.

Dalil-dalilnya ini mengutuk keserakahan dan keduniawian di dalam Gereja dan dianggap sebagai kelainan. Luther mengeluarkan bantahan teologis tentang apa yang dapat dihasilkan oleh indulgensia itu. Luther tidak menantang wewenang paus untuk mengeluarkan indulgensia dalam dalil-dalilnya itu. Ke-95 dalil Luther segera diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, disalin dan dicetak secara lapang. Dalam saat dua ahad, dalil-dalilnya telah menyebar ke seluruh Jerman, dan dalam saat dua bulan ke seluruh Eropa. Ini adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah yang dipengaruhi secara mendalam oleh mesin cetak, yang membuat distribusi dokumen semakin gampang dan bertambah lapang.

Jawaban Paus

Jelaskan inti ajaran iman gereja Protestan menurut Martin Luther

Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita dapat melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila beliau kembali sadar, beliau hendak berganti pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat lahirnya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berlainan alasan dengan bula kepausan. Karena itu beliau menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap kelainan daripadanya yang dianggap sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam programa yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana beliau menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian tentang indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus hendak menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya semakin jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima perjanjian ketaatan Luther di Augsburg (Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang ilmu kepada Paus yang mestinya semakin tahu" dan yang belakang sekali (28 November) kepada konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah babak dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak dapat berganti.

Karena mau tetap memelihara hubungan patut dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh definisi indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berbantah di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni–18 Juli 1519). Sementara debat berlaku Luther menyangkal hak ilahi posisi dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Beliau menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat untuk keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa beliau telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat tentang asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dsb-nya.

Kajian tentang Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan bekas kepada Luther hendak asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang dapat menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berlandaskan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang diterangkan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada saat itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan programa menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia hendak dapat memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap alasannya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak hendak taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Yang belakang sekali dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini memperoleh enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, berusaha bisa hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat untuk Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, berusaha bisa teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta sampai beliau meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Beliau mempunyai enam orang anak sampai beliau meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melewati dia kepada John Ernest, yang habis pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Persia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut sampai sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 beliau dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang yang belakang sekali secara semuanya Alkitab diterbitkan. Dia terus memainkan pekerjaan memperbaiki terjemahan sampai yang belakang sekali hidupnya.[4]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dipahami patut di Jerman Utara maupun Selatan.[5] Tujuannya adalah agar Alkitab dengan gampang diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesukaran sehingga orang lain dapat membacanya tanpa hambatan."[6]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual sampai 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas dihalau oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa saat imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku....... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berganti menjadi tubuh dan darah Kristus.[7] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[7] Untuk Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[8]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [1]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [2]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [3])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai sebagian oleh himpunan Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Hans-Peter Grosshans. Luther. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Hlm. 15.
  2. ^ Brecht, vol. 1, p. 182
  3. ^ Brecht, vol. 1, p. 200
  4. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  5. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  6. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  7. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  8. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Tautan luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

  • Project Wittenberg, an archive of Lutheran documents
  • Full text of the 95 Theses
  • Teks lengkap dari Smalcald Articles
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Kecil
  • (Inggris) Teks lengkap dari Katekismus Akbar
  • (Inggris) Cuplikan dari Against the Murderous, Thieving Peasants
  • (Inggris) Martin Luther untuk orang Kristen masa Kini
  • Prelude On the Babylonian Captivity of the Church
  • (Inggris) Artian tentang Magnificat (Lukas 1:46-55), 1521 [4] [5]

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work

  • The Musical Reforms of Martin Luther
  • KDG Wittenberg's Luther site (7 languages)
  • Martin Luther – ReligionFacts.com
  • Memorial Foundation of Saxony Anhalt (German/English)
  • Martin Luther – PBS movie
  • Luther – theatrical release
  • Martin Luther: The Reformer Travelling Exhibition
  • New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge article on "Luther, Martin"
  • Martin Luther - Eine Bibliographie (German)
  • (Inggris) Karya-karya Martin Luther di Proyek Gutenberg
  • Martin Luther
  • Ron Schuler's Parlour Tricks: One Bull-Necked German Priest
  • The "seat" of the Reformation -(BBC News)

Sumber :
indonesia-info.net, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.