Jelaskan hubungan antara perintah patuh kepada orang tua dan rasa syukur

Jakarta -

Perintah untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain) telah diatur dalam Al Quran. Salah satunya pada Surat Luqman ayat 14.

Q.S Luqman ayat 14,

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Arab-latin: wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Tafsir Menurut Muhammad Quraish Shihab

Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah, ayat tersebut menunjukkan penghormatan dan kebaktian kepada orang tua menempati posisi kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT.

Dalam tafsir tersebut mengatakan, ayat ini bukan nasihat Luqman kepada anaknya. Walaupun demikian, bukan berarti Luqman tidak menasehati anaknya.

Pada konteks ini Ibnu Asyur mengemukakan riwayat bahwa Luqman menyampaikan nasehat kepada anaknya, "Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku rela padamu, sehingga Dia tidak mewasiatkan aku terhadapmu, tetapi Dia belum menjadikan engkau rela kepadaku, maka Dia mewasiatkanmu berbakti kepadaku."

Ayat ini mengandung pesan kepada semua manusia menyangkut kedua orang tua, yakni ibu dan bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelembahan yang berganda dan bertambah-tambah. Lalu ia melahirkannya dengan susah payah.

Ibu juga merawatnya dan menyusuinya setiap saat. Bahkan saat yang lain tertidur pulas ibu harus berjaga. Hal ini dilakukan hingga tiba masa penyapihannya, yakni ketika anak berusia dua tahun.

Setelah itu, anak wajib bersyukur atas apa yang sudah diberikan Allah SWT. Dia yang menciptakan dan menyediakan semua sarana kebahagiaan. Selanjutnya, diperintahkan untuk bersyukur kepada kedua orang tua karena Allah SWT telah menjadikan mereka sebagai perantara kelahiran anak di bumi.

Dalam tafsir Al Mishbah lebih menekankan pada jasa ibu. Hal ini disebabkan ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahannya, berbeda dengan bapak.

Walaupun peran bapak tidak sebesar peranan ibu dalam konteks kelahiran, namun jasa bapak tidak bisa diabaikan. Hal itu sudah menjadi kewajiban anak untuk berdoa kepada ayahnya sebagaimana kepada ibunya.

Tafsir Menurut Kemenag

Menurut Kementerian Agama (Kemenag), Surat Luqman ayat 14 merupakan perintah Allah SWT kepada manusia untuk berbakti kepada kedua orangtuanya. Berbakti yang dimaksudkan adalah berusaha melaksanakan perintahnya dan mewujudkan keinginannya.

Perintah ini juga difirmankan dalam ayat lain, firman-Nya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak." (Q.S al-Isra: 23).

Hal-hal yang menyebabkan anak diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu antara lain,

1. Ibu mengandung anak sampai ia dilahirkan.

Selama mengandung, Ibu menahan dengan sabar
segala penderitaan yang cukup berat. Mulai dari bulan pertama hingga kandungan itu semakin berat dan ibu semakin lemah hingga melahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah habis masa nifas.

2. Ibu menyusui anaknya hingga usia dua tahun. Tidak sedikit penderitaan dan kesukaran yang dialami dalam masa menyusui. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya.

Ayat ini hanya menyebutkan alasan seorang anak untuk taat kepada ibunya. Tidak disebutkan apa alasan anak berbuat baik kepada bapak.

Sementara itu, Kemenag juga menafsirkan sebab-sebab seorang anak harus berbuat baik kepada keduanya, sebagai berikut:

1. Ibu dan bapak telah mencurahkan kasih sayangnya dalam berbagai bentuk kepada anak-anaknya. Membesarkan, mendidik, menjaga, dan memenuhi keinginan anak-anaknya.

2. Anak adalah buah hati dan jantung ibu bapaknya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw kepada anaknya, "Fatimah adalah buah hatiku"

3. Ibu dan bapak menanggung seluruh kebutuhan anak-anaknya. Mulai dari makan, minum, pakaian, dan keperluan lain.

Dari tafsir Kemenag ini menyimpulkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima seorang manusia adalah nikmat dari Allah SWT, kemudian nikmat yang diterima dari ibu bapaknya.

Segala perbuatan akan mendapatkan balasannya masing-masing. Perbuatan baik akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda berupa surga, sementara perbuatan jahat akan dibalas dengan azab neraka.

Itu tadi makna atau kandungan yang terdapat dalam Surat Luqman ayat 14. Semoga artikel di atas dapat menambah kasih sayang kepada kedua orang tua. Apalagi saat bulan Ramadhan ini, perbanyak berbuat kebaikan terutama kepada orang tua.

Simak Video "Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/nwy)

Jakarta -

Ada sebuah kisah tentang Uwais al Qarni yang kerap dijadikan contoh bagaimana seorang anak harus berbakti kepada orang tua. Di dalam Al Quran dan hadits pun juga banyak disebutkan berbagai cara berbakti kepada orang tua dalam Islam. Berbakti kepada orang tua sudah semestinya dilakukan seorang anak. Keutamaan berbakti kepada orang tua dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir (2/298). Di situ disebutkan bahwa menghormati orang tua merupakan hal yang penting dilakukan. Sebab, anak bisa lahir ke dunia karena kedua orang tua.

Allah SWT juga menempatkan kalimat kedua orang tua (walidain) setelah kata perintah keesaan kepada Allah, seperti Quran surat Luqman ayat 14Arab: وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُLatin: wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīrArtinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.Lalu, bagaimana cara berbakti kepada orang tua?Dalam Quran Surat An Nisa ayat 36, Allah SWT berfirman tentang cara berbakti kepada orang tuaArab: وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙLatin: wa'budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrāArtinya: Dan sembah lah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

Cara berbakti kepada orang tua lainnya dengan bertutur kata sopan. Seorang anak harus memberikan manfaat kepada orang tuanya bila mana ditakdirkan menjumpai orang tua dalam keadaan tua renta, pikun, atau daya kecerdasan otaknya menurun.

Dalam Quran surat Al Isra ayat 23, Allah SWT berfirman mengenai larangan anak berkata kasar, melainkan harus bertutur kata mulia kepada orang tua.Arab: عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًاLatin: wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmāArtinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.Terakhir, cara berbakti kepada orang tua dengan mendoakan kebaikan-kebaikan yang melimpah. Pasalnya, hal itu akan bermanfaat kepada orang tua kelak setelah meninggal dunia.Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Nabi Muhammad bersabda bahwa ada tiga amal yang tak akan terputus setelah meninggal, yakni sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.

Nah, semoga kita selalu mengamalkan cara berbakti kepada orang tua ya!

(pay/erd)

Birrul Waalidain

(Berbakti Kepada Orang Tua)

Anang Susilo – <[email protected]

Bapak dan ibu, ayah dan bunda, abi dan umi, papa dan mama merupakan kedua orang tua yang sangat berjasa dan berperan atas diri kita.  Ditangan mereka, dari sebelum lahir sampai saat ini, kita selalu dirawat, diperhatikan, dilindungi dan bahagiakan. Tanpa mengharap balas budi dari kita, mereka dengan tulus dan ikhlas membesarkan kita, mendidik kita agar menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Do’a selalu mereka panjatkan untuk kita. Kerja keras mereka lakukan agar dapat memberikan makan dan kebutuhan kepada kita. Tiada keluh kesah. Mereka melakukan itu semua dengan bahagia.Jika berkaca pada perjuangan kedua orang tua dalam membesarkan kita, sudah selayaknya kita berbuat baik dan berbakti terhadap kedua orang tua atau dalam Islam sering disebut birrul walidain. Mereka sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya.

Mengenai hal tersebut Islam sangat perhatian, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali”. (Q.S. Luqman [31]: 15)

Ada beberapa kewajiban yang dilakukan oleh anak semasa kedua orang tua masih hidup, yaitu mentaati semua perintahnya. Dengan catatan perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. Hukum mentaati kedua orangtua adalah wajib atas setiap muslim dan haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai dan menyakiti mereka berdua. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orangtua. Allah SWT berfirman

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا ۖ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya”. (Q.S. Al-Ahqaf [46]: 15)

Kita juga diwajibkan menghindari perkataan kasar dan nada tinggi agar tidak menyakiti hati orang tua. Sebab ridho Allah adalah ridho orangtua, dan murka Allah adalah murka orang tua. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW. bersabda:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Selain berbuat baik, seorang anak bisa berbakti kepada orang tua dengan cara mendoakannya dengan kebaikan-kebaikan yang melimpah. Dalam satu hadits, Rasulullah bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)

Perintah berbakti kepada orang tua tersebut tentu diikuti dengan banyak keutamaan bagi muslim yang melaksanakannya karena dalam Islam berbakti kepada kedua orang tua memiliki kedudukan yang mulia. Banyak keterangan dari Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, diantaranya adalah:

  1. Amalan paling dicintai Allah SWT

Dalam suatu hadits shahih yang diriwayatkan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua sebagai salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT.

سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Rasul menjawab, “Shalat pada (awal) waktunya.” “Kemudian apa lagi?” Nabi Menjawab lagi, “Berbakti kepada kedua orang tua.”Aku bertanya kembali.” “Kemudian apa lagi?” “Kemudian jihad fi Sabilillah.” Ibnu Mas’ud mengatakan, “Beliau terus menyampaikan kepadaku (amalan yang paling dicintai oleh Allah), andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai).

  1. Umur panjang dan kemudahan rizki bagi anak yang berbakti kepada kedua orang tua Anak yang senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya akan memperoleh keberkahan hidup berupa umur panjang dan kemudahan rezki.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).

1. Pintu surga yang pertengahan

Kedua orang tua merupakan salah satu pintu surga, bahkan pintu surga yang paling pertengahan. Abu Abdurrahman As-Sulami meriwayatkan dari Abu Darda, Seorang pria mendatangi beliau mengatakan, “Saya memiliki seorang istri, namun ibuku menyuruhku untuk mentalaknya. Abu Darda mengatakan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

«الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْهُ»

“Orang tua merupakan pintu syurga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan Syekh Al-Albani dan syekh Al-Arnauth).

2. Ridha Allah SWT tergantung ridha kedua orang tua

Bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya akan mengundang ridha kedua orang tua kepada anak. Sementara ridha kedua orang tua terhadap anak merupakan penentun seorang anak mendapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu meriwatakan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

3. Do’a yang Mustajab Bagi Anak yang Berbakti

Anak yang berbakti akan senantiasa didokan oleh orang tuanya, dan do’a orang tua untuk kebaikan anaknya meruapakan salah satu do’a yang musatajab (memiliki peluang besar dikabulkan oleh Allah). Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

” ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ “

“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; do’a orang yang terdzalimi, do’a musafir, dan do’a orang tua untuk (kebaikan) anaknya”. (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Al-Arnauth).

4. Sebab Dikabulkannya Taubat

Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua atau kepada salah satu dari keduanya merupakan salah satu sebab dikabulkannya taubat. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa;

 أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَجُلٌ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟، فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَكَ وَالِدَانِ؟ »، قَالَ: لَا، قَالَ: «فَلَكَ خَالَةٌ»؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَبِرَّهَا إِذًا».

“Seorang pria datang kepada Rasululla shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat utukku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan olejh Syekh Al-Albani).

5. Amalan di jalan Allah SWT (Fi Sabilillah)

Berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan mulia, bahkan termasuk amalan di jalan Allah SWT. Saking agungnya kedudukan orang tua dan besarnya hak mereka untuk mendapatkan bakti dari anak-anaknya, kewajiban berbakti tidak gugur meskipun orang tua berbeda keyakinan dengan anaknya, selama tidak mengajak mengingkari Allah SWT.  Sebagaimana firman Allah SWT,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Oleh karena itu, mari manfaatkan kesempatan meraih kebaikan dan kemuliaan dengan berbakti kepada orang tua kita.

Wallahu a’lam bishawab

(Anang Susilo / 971002113 / FTSP UII)

Referensi :