Jelaskan cara untuk pembersihan energi psikis yang tertahan karena emosi

Endah Wijayanti19 Agu 2019, 10:36 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat sedang marah, memang sulit bagi kita untuk mengendalikan diri. Kita bisa langsung meledak-ledak dan malah membuat emosi makin sulit diredam. Melampiaskan amarah tak selalu menyelesaikan masalah. Bila cara meredakan amarah tidak dilakukan dengan tepat, dampaknya bisa membuat kondisi jadi makin sulit dikendalikan

Kita perlu memahami dulu apa yang sebenarnya memicu amarah. Dolf Zillmann, ahli psikologi dari University of Alabama seperti yang dikutip dari buku Emotional Intelligence mengungkapkan bahwa pemicu amarah yang universal adalah perasaan terancam bahaya. Ancaman tersebut dapat dipicu bukan saja oleh ancaman fisik langsung melainkan, sebagaimana lebih sering terjadi, juga oleh ancaman simbolis terhadap harga diri atau martabat: diperlakukan tidak adil atau dikasari, dicaci maki atau diremehkan, frustrasi sewaktu mengejar sasaran penting.

Seringkali saat marah kita merasakan hadirnya lonjakan emosi yang cukup intens. Hal ini terjadi karena perasaan terancam bahaya yang muncul menjadi pemicu awak bagi lonjakan limbik yang berakibat ganda terhadap otak. Salah satu bagian lonjakan tersebut adalah dikeluarkannya zat katekolamin, yang membangkitkan gelombang energi cepat sesaat, cukup untuk melakukan "serangkaian tindakan dahsyat", sebagaimana dirumuskan Zillman, "semacam dalam bertempur atau kabur". Lonjakan energi ini berlangsung beberapa menit, dalam jangka waktu sekian itu lonjakan tersebut menyiapsiagakan tubuh untuk siap tempur atau segera kabur, bergantung pada bagaimana otak emosional menanggapi pertentangan keduanya.

TERKAIT: Tips Adonan yang Pas untuk Menghasilkan Tempe Mendoan Garing

Untuk meredakan amarah, sangat disarankan untuk menunggu habisnya lonjakan adrenal dalam kondisi yang besar kemungkinannya tidak akan ada pemicu-pemicu amarah lebih lanjut. Misalnya, dalam suatu pertikaian, kita perlu menjauhi lawan untuk sementara waktu saat sedang merasakan amarah. Dalam periode pendinginan tersebut, orang yang marah dapat mengerem siklus meningkatnya pikiran jahat dengan mencari selingan yang menyenangkan. Menurut Zillman, selingan merupakan alat yang amat hebat untuk mengubah suasana hati, dengan alasan sederhana: sulit untuk tetap marah bila kita menikamti saat yang menyenangkan.

Trik yang bisa dilakukan adalah mendinginkan amarah itu sampai tahap ketika seseorang bisa menikmati saat yang menyenangkan itu terlebih dahulu. Dalam temuan Diane Tice, ada strategi-strategi yang cukup efektif untuk meredakan amarah. Salah satu yang paling efektif adalah pergi menyendiri sembari mendinginkan amarah tersebut. Bisa dengan bentuk pergi berjalan-jalan sendiri hingga olahraga. Olahraga bisa jadi cara cukup ampuh untuk meredakan amarah sebaba setelah tubuh mengalami peningkatan fisiologi tingkat tinggi selama berolahraga, tubuh kembali ke fisiologi tingkat rendah setelah olahraga.

Lalu, bagaimana jika pemicu amarah adalah karena kesal pada seseorang? Berdasarkan strategi yang dianjurkan Tice, kita perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah itu, barulah kita menghadapi orang yang bersangkutan untuk menyelesaikan perbantahan. Meski mungkin teori ini lebih mudah daripada praktiknya sebab sifat amarah yang mudah meledak, tapi kita bisa berlatih melakukannya agar amarah bisa reda dengan cara yang lebih sehat.

#GrowFearless with FIMELA

TERKAIT: Tips dan Cara Membuat Saus Alfredo untuk Pasta

Jangan pendam amarah, sedih, dan kecewa. Lampiaskan dengan cara yang tepat, yaitu katarsis. Intip tips cara tepat untuk melampiaskan emosi tersebut.

Jelaskan cara untuk pembersihan energi psikis yang tertahan karena emosi

Klikdokter.com, Jakarta Terkadang, beberapa situasi bisa membuat Anda sedih, emosi, kesal, bahkan frustrasi. Dalam kondisi tersebut sering kali seseorang melampiaskan perasaan dengan cara yang salah. Alih-alih menghilangkan amarah, Anda malah menimbulkan masalah lain.

Nah, daripada melampiaskan perasaan dengan cara tidak tepat, Anda mungkin perlu mencoba katarsis emosi. 

Yakni, cara melampiaskan segala bentuk perasaan melalui aktivitas fisik atau kegiatan penghilang stres lainnya.

Jelaskan cara untuk pembersihan energi psikis yang tertahan karena emosi

Dikutip dari Very well, istilah katarsis dalam psikologi pertama kali digunakan oleh Josef Breuer. Menurutnya, katarsis adalah ketika seseorang dengan sadar mengekspresikan emosi yang telah lama dipendam. 

Dengan melampiaskan emosi yang lama dipendam, seseorang akan merasakan kelegaan. Hal ini sekaligus menghindarkannya dari gangguan histeria atau masalah kejiwaan yang dapat meletupkan emosi berlebihan. 

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menjelaskan, dalam psikologi, katarsis disebut juga penyaluran atas emosi yang dirasakan oleh seseorang.

Bentuk emosi itu biasanya berupa rasa marah, frustrasi, ataupun sedih yang dilampiaskan pada aktivitas fisik atau kegiatan lain yang bisa melepaskan stres.

“Jadi dengan katarsis, kita bisa menyalurkannya ke arah yang lebih positif. Umumnya, tindakan ini bisa diterima supaya dapat menurunkan tingkat stres ataupun emosi negatif yang dirasakan,” jelas Ikhsan.

Artikel Lainnya: Bingung, Perlukah Anak Tahu Emosi Negatif yang Dialami Orang Tua?

Ikhsan menjelaskan, ketika seseorang memendam perasaan dalam bentuk negatif dapat berdampak buruk juga ke diri sendiri. Hal tersebut tentunya juga dapat berdampak pada hubungan dengan orang lain. 

“Jadinya Anda menyalahkan diri sendiri, cemas, atau bahkan depresi. Bisa juga akhirnya malah saking seringnya memendam dan tidak melampiaskan.” 

“Dalam kondisi tertentu, emosinya akhirnya malah bisa meledak-ledak dan cenderung merugikan diri sendiri atau orang sekitar, seperti memarahi orang atau bertindak agresif,” ucap Ikhsan.

Oleh karena itu, penting untuk dapat mengelola emosi dengan baik dan menyalurkannya ke aktivitas yang lebih positif. 

Nah, katarsis membantu Anda seseorang untuk mengarahkan perasaan emosi ke arah yang positif. 

Artikel Lainnya: Alasan Lagu Sedih Cocok Didengarkan saat Patah Hati

Jelaskan cara untuk pembersihan energi psikis yang tertahan karena emosi

Ketika Anda sedang merasakan perasaan sedih, kesal, emosi, dan lain-lainnya, Anda bisa mencoba melampiaskan dengan cara-cara di bawah ini:

Ketika sedang menghadapi perasaan yang tidak menyenangkan, cobalah untuk menyalurkannya dengan cara mengobrol atau bercerita dengan teman. 

Dengan membagikan perasaan kepada orang lain, Anda akan melihat permasalahan itu dari perspektif yang berbeda.

“Sharing dengan orang yang Anda percaya mengenai masalah dan stres yang dialami. Dengan cerita ke teman itu bisa juga bentuk katarsis karena ada pelepasan emosi negatif,” kata Ikhsan.

Namun, Anda perlu memastikan untuk membagikan perasaan dengan orang yang dipercaya dan mendukung keadaan Anda. 

Cobalah lebih selektif dalam memilih teman untuk bercerita, karena tidak semua orang bisa dijadikan tempat bercerita.

Menurut Ikhsan, bagi sebagian orang, mendengarkan lagu bisa menjadi katarsis yang baik. Saat Anda punya perasaan yang tidak bisa dikontrol, musik bisa menjadi motivasi sekaligus penghilang stres.

Putar lagu yang bisa membuat Anda tenang. Atau putar beberapa lagu yang dapat memicu perasaan atau mengingatkan kembali pada momen-momen yang membuat Anda sedih. 

Saat momen itu terjadi, tidak perlu melawan, nikmatilah sampai Anda merasa lebih baik.

Artikel Lainnya: Cara Jitu untuk Mengendalikan Emosi Berlebih

Dalam psikologi, menulis jurnal harian disebut juga dengan journaling. Sesungguhnya, journaling tak berbeda dengan menulis diary yang mungkin sering Anda lakukan saat kecil.

Banyak psikolog yang menyarankan seseorang untuk menulis jurnal, untuk melampiaskan perasaan ke dalam kalimat yang hanya bisa dibaca sendiri.

Jika Anda mengalami perasaan yang tidak menyenangkan selama satu hari, Anda bisa menceritakannya melalui tulisan. Tulis semua perasaan yang dirasakan sampai Anda merasa lebih baik.

Saat dihadapkan pada perasaan yang tidak terkontrol, Anda bisa melampiaskannya dengan melakukan hobi atau hal yang disukai.

Misalnya, membaca buku atau menonton film. Meski tidak menyelesaikan masalah, setidaknya perasaan Anda akan jauh lebih baik. 

Dijelaskan psikolog Ikhsan, olahraga dapat menurunkan tingkat stres seseorang. Saat berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin, yaitu hormon yang dapat melawan stres. 

“Jika dihadapkan dengan stres pekerjaan misalnya, ketimbang stres sendiri atau malah memarahi  rekan kerjanya, lebih baik memilih katarsis dengan cara berolahraga fisik. Misalnya, joging atau olahraga tinju (yang memukul-mukul objek),” ucap Ikhsan. 

Itu dia penjelasan soal katarsis alias melampiaskan emosi yang baik dari kacamata psikolog. 

Baca Juga

Daripada memendam emosi atau melampiaskan dengan cara yang salah, mungkin Anda dapat mengikuti salah satu cara yang sudah dijelaskan tadi.

Namun, jika Anda memiliki kendala dalam menangani emosi, manfaatkan layanan LiveChat dari Klikdokter untuk dapat berkonsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater. 

(HNS/AYU)