Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan kesudahannya pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Show

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda didiami oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan hadirnya siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi chōsa-kai?) dalam bahasa Jepang. Badan ini bekerja membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan dialihkan oleh PPKI yang bekerja menyiapkan kemerdekaan.

Latar Belakangan

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sbg Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai kesudahan tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber kekuatan dunia di Asia Tenggara. Lagi pula setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk kebutuhan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi mulia. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta semakin dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang diberi tugas menyerang Pearl Harbor.

Hari hari pertama pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang mulia serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Semakin dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan semakin dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat mencetuskan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh mulia terhadap sikap yang dibuat kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menempati Hindia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber dunia, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sbg pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sbg sumber minyak utama.

Organisasi yang diprakarsai oleh Jepang

Sosial Hukum budaya istiadat

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Jepang

Sistem stratifikasi sosial pada seratus tahun Jepang menaruh golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh Jepang ingin yang mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Industri Modern

Saat ini, industrialisasi modern tentu membawa akhir suatu peristiwa yang jauh semakin luas daripada industrialisasi pada masa Kolonial Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu absen, yaitu afal yang bermanfaat konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hukum. Angkatan kerja juga merasakan pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun saat ini, kaum perempuan telah memerankan di segala bidang pekerjaan.

Berlandaskan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang mampu memberi nilai tambah dalam pekerjaan. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah diletakkan pada strata bawah.

Perlawanan rakyat terhadap Jepang

Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang memperagakan penyerangan negara mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berupaya menahan penyerangan negara dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan penyerangan negara kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada penyerangan negara terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun kesudahannya tertembak saat sedang salat.

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Dia menolak dengan tegas nasihat yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk memperagakan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk afal syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akhir suatu peristiwa tanam paksa.

Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang kesudahannya mundur ke Tasikmalaya.Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sbg upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit selang rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah diterapkan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya akhir dibawa ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan hadirnya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu.Pasukan Jepang sengaja memerankan kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) supaya daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang diterapkan pada setiap pemberontakan.Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk memperagakan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang memperagakan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga kesudahannya dapat ditumpas.Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun seluruh kesudahannya dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.Pemberontakan Peta
  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang diterapkan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sbg putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu akal Jepang melewati Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

  • Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakangan perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco), Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Perlawanan Pang Suma

Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yang mulia pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.

Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di selang sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini akhir memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah penyerangan negara balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.Perlawanan Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Sikap yang dibuat Koreri yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sbg budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Kesudahannya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

Perlawanan di Pulau Yapen Selatan

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare.

Perlawanan di Tanah Mulia Papua

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama selang gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat memperoleh modal senjata dari Sekutu.

Sikap yang dibuat bawah tanah

Sebenarnya wujud perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang diterapkan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada wujud perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang diterapkan oleh:

  • Golongan Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sbg pedagang nanas di Sindanglaya.
  • Golongan Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sbg pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
  • Golongan Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka adalah golongan mahasiswa dan pelajar.
  • Golongan Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka adalah golongan sikap yang dibuat Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam golongan di bawah tanah, berupaya untuk mencari informasi dan peluang untuk bisa melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat akibatnya pada saat Jepang telah kalah dari Sekutu, golongan pemudalah yang semakin cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang kesudahannya mendesak golongan tua untuk secepatnya melakukn proklamasi.Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang diterapkan oleh golongan organisasi maupun sikap yang dibuat sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan semakin memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat ganas/kejam.

Garis saat

1941

  • 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari akhir. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
  • 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan semakin sifat menyerang di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
  • Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" dihalau Van Mook.
  • 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut supaya pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
  • 6 Juni - Perundingan selang Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan hadir konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa seluruh produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
  • 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
  • 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
  • 26 Juli - Seluruh asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
  • 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
  • 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
  • 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
  • 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di selang bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
  • 10 Desember - Kapal-kapal perang Inggris, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
  • 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
  • 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
  • 17 Desember - Jepang memperagakan penyerangan negara udara atas Ternate.
  • Jepang mendarat di Sarawak.
  • 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
  • Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan supaya bangsa Indonesia melawan Jepang.
  • 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Inggris di Kuching, Sarawak.

1942

Januari

  • 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
  • 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
  • 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
  • 6 Januari – Penyerangan negara udara Jepang pertama atas Ambon.
  • 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
  • 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
  • 12 Januari - Van Mook memperagakan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, berharapan tambahan pasukan, dan supaya Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
  • 13 Januari - Jepang merebut Manado.
  • 15 Januari - Jen. Wavell dari Inggris mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Inggris, Belanda, Amerika) di dalam perang.
  • 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
  • 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat penyerangan negara balasan dari Belanda dan A.S.
  • 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
  • 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan supaya tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di selangnya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
    • Pasukan Inggris mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.

Februari

  • 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
  • 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai penyerangan negara udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
  • 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut selang Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
  • 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
  • 8 Februari - Jepang mulai memperagakan penyerangan negara utama atas Singapura.
  • 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
  • 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
  • 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
  • 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Inggris ditawan sbg tawanan perang.
  • 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon supaya pasukan Sekutu memperagakan penyerangan negara. Bali didiami Jepang.
  • 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut selang Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Penyerangan negara udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
  • 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
  • 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatera Utara, dengan dukungan Jepang.
    • Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda memperagakan evakuasi.
    • Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
    • Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus memperagakan perang gerilya.
  • 27 Februari

Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa tidak jauh Surabaya yang berlanjut selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship) De Ruyter.

Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, tidak jauh Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.

Maret

Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh banyak itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari argumen mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.

  • 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
    • Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
    • Penyerangan negara udara Jepang atas Medan.
  • 5 Maret - Penyerangan negara udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
  • 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
  • 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
  • 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
  • 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan selang Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura mencetuskan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa lainnya, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berfaedah berhasil menempati Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira dan disambut baik karena akan menjadikan merdeka bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.

  • 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
  • 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
  • 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
  • 18 Maret - Jepang merebut Padang.
  • 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
    • Jepang melarang seluruh cara politik dan seluruh organisasi yang hadir. Volksraad dihentikan. Bendera merah-putih dilarang.
    • Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas mulia di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas mulia di Makassar).

April

Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus bertempur, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan diisi ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api membuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan berbuat salah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.

  • 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memperagakan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
  • 7 April - Jepang merebut Ternate.
    • Jepang mencoba untuk membentuk sikap yang dibuat Tiga A; memulai kampanye propaganda.
    • ABDACOM dicerai-beraikan. Inggris dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Inggris akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
  • 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).

Mei

Juni

  • 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.

Juli

Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan kesudahannya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk memperoleh kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba untuk menuduh Soekarno sbg kolaborator Jepang guna memperoleh dukungan Inggris dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.

Sjahrir memimpin sikap yang dibuat di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, tidak jauh Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang memperolehnya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.

  • Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
  • Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
  • Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
  • Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
  • 30 Juli - Jepang menempati Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
  • 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.

Agustus, September, Oktober

  • 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
  • September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun akhir berhasil ditumpas dan dia dihukum mati di Ancol. Sbg penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
  • Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
  • 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.

Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.

Militer Jepang membuat tiga kekeliruan mulia terhadap bangsa Indonesia:

  1. kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk memperagakan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
  2. pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
  3. perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur" bagi tentara-tentara Jepang.

Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam hadirnya yang buruk pula.

Namun, kejahatan-kejahatan perang di tempat yang sangat serius pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang diterapkan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara membuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu lunak. Bahkan hadir sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.

November, Desember

  • November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
  • Jenderal Imamura dialihkan oleh Jenderal Harada.
  • 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan yang dijajah setelah perang selesai.
  • 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.

1943

  • Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan sikap yang dibuat perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Beliau seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung perlawanan terhadap Jepang.
  • 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
  • 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun bertempur di dalam hutan.
  • 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu bagiannya.
  • Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi selang sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
  • Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
  • 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
  • 13 Agustus - Amerika melancarkan penyerangan negara bom dari Australi terhadap Balikpapan.
  • Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar saat ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
  • September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
  • 8 September - Perintah dari Markas Mulia Militer Jepang di Saigon untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada kesudahan peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
  • 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Cairan). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, hadir 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Golongan ini yang akhir akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
  • 24 Oktober, payung organisasi MIAI berproses dan berubah nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
  • Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
  • Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan kesudahan merebut kembali Hindia Belanda.
  • 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan PETA.
  • 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
  • Desember, Barisan Hizbullah diwujudkan oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berkomunikasi dengan Masyumi.

1944

  • Januari, Putera dialihkan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
  • 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
  • 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
  • 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
  • 17 Mei - Penyerangan negara udara Sekutu di Surabaya.
  • 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
  • 4 Juni - Jepang melancarkan penyerangan negara balik ke Biak.
  • Agustus, Barisan Pelopor yang diwujudkan oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berproses dan berubah nama menjadi Barisan Benteng).
  • 11 Agustus - Penyerangan negara udara Sekutu di Palembang.
  • 28 Agustus - Ambon luluh lantak akhir suatu peristiwa penyerangan negara udara Sekutu.
  • 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam saat yang tidak lama lagi.
  • 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
  • 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sbg penasehat saja).
  • Oktober, tentara Australia mulai melancarkan penyerangan negara bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
  • November, Gubernur Militer Kumashaki Harada dialihkan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.

1945

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran Jepang.

Januari-April

Mei

  • 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
  • 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlanjut sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan seluruh area samudra selang pulau-pulau sbg perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di selang peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Juni

  • Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk berpidato.
  • 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
  • 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatera Utara.
  • 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno diwujudkan untuk memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang akhir dikenal sbg Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum Islam.
  • 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

Juli

  • Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
  • 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
  • 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta saat Penyerangan negara Militer Belanda ke-II)
  • 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta memperagakan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak diisi ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan supaya rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas bagian memilih bahwa Indonesia harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
  • 11 Juli - Amerika melancarkan penyerangan negara udara di Sabang.

Periode menjelang Kemerdekaan RI

  • Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
  • 7 Agustus - BPUPKI berproses dan berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
  • Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sbg hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang mulia, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
  • 15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
  • Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam sikap yang dibuat bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang akhir terkenal sbg peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Admiral Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi selang Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan absen wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

  • Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan bagian PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akhir dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Cairan, golongan muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran akhir dibagi-bagikan hadir intinya tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

Pasca-Kemerdekaan

18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sbg Presiden dan Hatta sbg Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan mencerai-beraikan PETA Dan Heiho. Banyak bagian golongan ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.

23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai diwujudkan dari bekas bagian PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk mencerai-beraikan diri.

29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sbg UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi dinaikkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI akhir berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bekerja sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bekerja pada 31 Agustus.

Sekutu

Berlandaskan dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang didiami Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil tidak diterima dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sbg pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sbg Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.

Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, beliau didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.

Akhir suatu peristiwa Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

Aspek Politik

Kebijakan pertama yang diterapkan Dai Nippon (大日本?)(pemerintah militer Jepang) adalah melarang seluruh rapat dan cara politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang mencerai-beraikan seluruh organisasi politik dan seluruh wujud perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Selain itu, Jepangpun memperagakan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:

  • Menganggap Jepang sbg saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
  • Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
  • Melancarkan simpati lewat pendidikan berwujud beasiswa pelajar.
  • Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
  • Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
  • Melancarkan politik dumping
  • Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara menjadikan merdeka tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga memperagakan berbagai sikap yang dibuat nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual supaya menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
  • Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai jenis profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga memperagakan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, ditengahnya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan diwujudkan tiga pemerintahan militer yakni:

  • Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sbg pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
  • Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
  • Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Admiral Maeda.

Untuk posisi pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang diterapkan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan akhir suatu peristiwa ekonomi dan sosial dengan akhir suatu peristiwa politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sbg berikut:

  • Cara ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber kekuatan dunia dan bahan mentah dipergunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akhir suatu peristiwa titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
  • Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara sempit dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan benda/barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga benda/barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
  • Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang cara perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta seluruh kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan benda/barang secara besar-besaran melewati Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Akhir suatu peristiwa dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda nyaris di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Aspek Kehidupan Militer

Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang diproduksi Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).

Situasi di atas membuat Jepang memperagakan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sbg tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Akhir suatu peristiwa Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu nyaris absennya tantangan yang berfaedah kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa akhir suatu peristiwa yang positif dan juga membawa akhir suatu peristiwa yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak seluruhnya itu jadi, hadir beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan akhir suatu peristiwa positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.

Akhir suatu peristiwa Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang mengetahui tentang akhir suatu peristiwa positifnya Jepang menempati Indonesia. Hadir pun akhir suatu peristiwa positif yang dapat dihadirkan selang lain :

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sbg bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Ditengahnya menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
  • Untuk memperoleh dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan supaya Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
  • Diwujudkannya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk bertempur yang dikemudian hari dipergunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya cara upacara dalam sekolah.

Akhir suatu peristiwa Negatif Pendudukan Jepang

Selain akhir suatu peristiwa positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa akhir suatu peristiwa negatif yang luar biasa selang lain :

  • Penghapusan seluruh organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak ditengahnya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
  • Penghimpunan segala sumber kekuatan seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Kesudahannya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
  • Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang tidak terikat melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sbg mata-mata atau anti-Jepang tanpa bagian pegadilan.
  • Pembatasan pers sehingga absen pers yang independen, seluruhnya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang semakin tinggi terasa absurd.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sbg pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Referensi

Pranala luar

  • (Inggris) Sidang dengan Bung Karno @ YouTube.com
  • (Jepang) The Heroes of Indonesia @ YouTube.com
  • (Jepang) Japanese Samurai in Indonesia @ YouTube.com

edunitas.com


Page 2

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan kesudahannya pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda didiami oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor sebagai Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan sebagai mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang sebagai mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang diasumsikan penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi chōsa-kai?) dalam bahasa Jepang. Badan ini bekerja membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan dialihkan oleh PPKI yang bekerja menyiapkan kemerdekaan.

Latar Belakangan

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sbg Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai kesudahan tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda mesti dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber kekuatan dunia di Asia Tenggara. Lebih-lebih setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik sebagai industri di Jepang, maupun sebagai kebutuhan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya sebagai dua operasi mulia. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta semakin dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara yaitu 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang diberi tugas menyerang Pearl Harbor.

Hari hari pertama pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang mulia serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Semakin dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan semakin dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada masa itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat mencetuskan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh mulia terhadap sikap yang dibuat kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menempati Hindia-Belanda yaitu sebagai menguasai sumber-sumber dunia, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sbg pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sbg sumber minyak utama.

Organisasi yang diprakarsai oleh Jepang

Sosial Hukum budaya istiadat

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Jepang

Sistem stratifikasi sosial pada seratus tahun Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh Jepang ingin yang mengambil hati rakyat Indonesia sebagai membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Industri Modern

Masa ini, industrialisasi modern tentu membawa akhir suatu peristiwa yang jauh semakin luas daripada industrialisasi pada masa Kolonial Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu absen, yaitu afal yang berguna konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hukum. Angkatan kerja juga merasakan pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun masa ini, kaum perempuan telah berperan di segala bidang pekerjaan.

Berlandaskan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang mampu memberi nilai tambah dalam pekerjaan. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah.

Perlawanan rakyat terhadap Jepang

Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang sebagai membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang memperagakan penyerangan negara mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berupaya menahan penyerangan negara dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang sebagai kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan penyerangan negara kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada penyerangan negara terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun kesudahannya tertembak masa sedang salat.

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Dia menolak dengan tegas nasihat yang berbau Jepang, khususnya kewajiban sebagai memperagakan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk afal syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akhir suatu peristiwa tanam paksa.

Masa utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri sebagai mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang kesudahannya mundur ke Tasikmalaya.Jepang memutuskan sebagai menggunakan kekerasan sbg upaya sebagai mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit selang rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilaksanakan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya akhir dibawa ke Jakarta sebagai menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan hadirnya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu.Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) supaya daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilaksanakan pada setiap pemberontakan.Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid yaitu seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan sebagai memperagakan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang memperagakan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga kesudahannya dapat ditumpas.Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun seluruh kesudahannya dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.Pemberontakan Peta
  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilaksanakan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sbg putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu akal Jepang melewati Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

  • Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakangan perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco), Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Perlawanan Pang Suma

Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma yaitu pemimpin suku Dayak yang mulia pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya sebagai mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.

Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di selang sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini akhir memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah penyerangan negara balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.Perlawanan Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Sikap yang dibuat Koreri yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sbg budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Kesudahannya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

Perlawanan di Pulau Yapen Selatan

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang sebagai menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare.

Perlawanan di Tanah Mulia Papua

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama selang gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapat modal senjata dari Sekutu.

Sikap yang dibuat bawah tanah

Sebenarnya wujud perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang dilaksanakan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada wujud perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilaksanakan oleh:

  • Golongan Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sbg pedagang nanas di Sindanglaya.
  • Golongan Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sbg pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
  • Golongan Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka yaitu golongan mahasiswa dan pelajar.
  • Golongan Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka yaitu golongan sikap yang dibuat Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam golongan di bawah tanah, berupaya sebagai mencari informasi dan peluang sebagai bisa melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat akibatnya pada masa Jepang telah kalah dari Sekutu, golongan pemudalah yang semakin cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang kesudahannya mendesak golongan tua sebagai secepatnya melakukn proklamasi.Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang dilaksanakan oleh golongan organisasi maupun sikap yang dibuat sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan semakin memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat ganas/kejam.

Garis masa

1941

  • 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari akhir. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
  • 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan semakin sifat menyerang di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
  • Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda sebagai "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" dihalau Van Mook.
  • 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut supaya pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
  • 6 Juni - Perundingan selang Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan hadir konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa seluruh produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan sebagai dikapalkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
  • 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
  • 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
  • 26 Juli - Seluruh asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
  • 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan sebagai mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
  • 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
  • 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia sebagai mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
  • 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di selang bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
  • 10 Desember - Kapal-kapal perang Inggris, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
  • 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
  • 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
  • 17 Desember - Jepang memperagakan penyerangan negara udara atas Ternate.
  • Jepang mendarat di Sarawak.
  • 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
  • Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan supaya bangsa Indonesia melawan Jepang.
  • 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Inggris di Kuching, Sarawak.

1942

Januari

  • 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
  • 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
  • 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
  • 6 Januari – Penyerangan negara udara Jepang pertama atas Ambon.
  • 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
  • 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
  • 12 Januari - Van Mook memperagakan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, berharapan tambahan pasukan, dan supaya Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
  • 13 Januari - Jepang merebut Manado.
  • 15 Januari - Jen. Wavell dari Inggris mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Inggris, Belanda, Amerika) di dalam perang.
  • 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
  • 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat penyerangan negara balasan dari Belanda dan A.S.
  • 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
  • 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan supaya tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di selangnya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
    • Pasukan Inggris mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.

Februari

  • 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
  • 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai penyerangan negara udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
  • 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut selang Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu sebagai mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
  • 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
  • 8 Februari - Jepang mulai memperagakan penyerangan negara utama atas Singapura.
  • 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
  • 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
  • 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
  • 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Inggris ditawan sbg tawanan perang.
  • 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon supaya pasukan Sekutu memperagakan penyerangan negara. Bali didiami Jepang.
  • 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut selang Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Penyerangan negara udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
  • 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
  • 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatera Utara, dengan dukungan Jepang.
    • Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda memperagakan evakuasi.
    • Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
    • Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus memperagakan perang gerilya.
  • 27 Februari

Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa tidak jauh Surabaya yang berlanjut selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship) De Ruyter.

Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama yaitu pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua yaitu Resimen ke-230 di Eretan Wetan, tidak jauh Indramayu dan yang ketiga yaitu Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.

Maret

Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh banyak itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari argumen mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.

  • 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
    • Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
    • Penyerangan negara udara Jepang atas Medan.
  • 5 Maret - Penyerangan negara udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
  • 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
  • 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
  • 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
  • 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan selang Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura mencetuskan, bahwa Belanda mesti menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia Belanda sebagai juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa lainnya, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal sebagai Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berfaedah berhasil menempati Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira dan disambut baik karena akan menjadikan merdeka bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.

  • 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
  • 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
  • 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
  • 18 Maret - Jepang merebut Padang.
  • 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
    • Jepang melarang seluruh cara politik dan seluruh organisasi yang hadir. Volksraad dihentikan. Bendera merah-putih dilarang.
    • Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas mulia di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas mulia di Makassar).

April

Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus bertempur, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api membuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan berbuat salah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.

  • 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memperagakan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
  • 7 April - Jepang merebut Ternate.
    • Jepang mencoba sebagai membentuk sikap yang dibuat Tiga A; memulai kampanye propaganda.
    • ABDACOM dicerai-beraikan. Inggris dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Inggris akan mencoba sebagai merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
  • 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).

Mei

Juni

  • 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif sebagai urusan-urusan Hindia Belanda.

Juli

Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta yaitu pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan kesudahannya, sudah tentu, bukanlah sebagai mendukung Jepang, melainkan sebagai mendapat kemerdekaan sebagai Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba sebagai menuduh Soekarno sbg kolaborator Jepang guna mendapat dukungan Inggris dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.

Sjahrir memimpin sikap yang dibuat di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, tidak jauh Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatnya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.

  • Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
  • Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
  • Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno sebagai mengumpulkan massa sebagai kemerdekaan, Hatta sebagai menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir sebagai mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
  • Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
  • 30 Juli - Jepang menempati Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
  • 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.

Agustus, September, Oktober

  • 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
  • September, orang-orang Muslim Indonesia menolak sebagai memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun akhir berhasil ditumpas dan dia dihukum mati di Ancol. Sbg penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
  • Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
  • 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.

Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang sebagai dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.

Militer Jepang membuat tiga kekeliruan mulia terhadap bangsa Indonesia:

  1. kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma sebagai memperagakan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
  2. pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini mengakibatkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
  3. perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur" bagi tentara-tentara Jepang.

Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam kondisi yang buruk pula.

Namun, kejahatan-kejahatan perang di tempat yang sangat serius pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilaksanakan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara membuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu lunak. Bahkan hadir sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.

November, Desember

  • November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
  • Jenderal Imamura dialihkan oleh Jenderal Harada.
  • 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan yang dijajah setelah perang selesai.
  • 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama sebagai perempuan Belanda di Ambarawa.

1943

  • Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin sebagai mematahkan sikap yang dibuat perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Beliau seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda sebagai mendukung perlawanan terhadap Jepang.
  • 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
  • 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun bertempur di dalam hutan.
  • 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu bagiannya.
  • Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho sebagai menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia yaitu kombinasi selang sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
  • Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
  • 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
  • 13 Agustus - Amerika melancarkan penyerangan negara bom dari Australi terhadap Balikpapan.
  • Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula sebagai menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar masa ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
  • September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
  • 8 September - Perintah dari Markas Mulia Militer Jepang di Saigon sebagai membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada kesudahan peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut sebagai menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal sebagai pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik sebagai perang dengan Sekutu di Pasifik.
  • 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Cairan). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan sebagai kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, hadir 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Golongan ini yang akhir akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
  • 24 Oktober, payung organisasi MIAI berproses dan berubah nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
  • Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
  • Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan kesudahan merebut kembali Hindia Belanda.
  • 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia sebagai bergabung dengan PETA.
  • 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo sebagai bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini yaitu pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
  • Desember, Barisan Hizbullah diwujudkan oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berkomunikasi dengan Masyumi.

1944

  • Januari, Putera dialihkan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
  • 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
  • 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
  • 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
  • 17 Mei - Penyerangan negara udara Sekutu di Surabaya.
  • 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
  • 4 Juni - Jepang melancarkan penyerangan negara balik ke Biak.
  • Agustus, Barisan Pelopor yang diwujudkan oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berproses dan berubah nama menjadi Barisan Benteng).
  • 11 Agustus - Penyerangan negara udara Sekutu di Palembang.
  • 28 Agustus - Ambon luluh lantak akhir suatu peristiwa penyerangan negara udara Sekutu.
  • 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam masa yang tidak lama lagi.
  • 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
  • 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sbg penasehat saja).
  • Oktober, tentara Australia mulai melancarkan penyerangan negara bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
  • November, Gubernur Militer Kumashaki Harada dialihkan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.

1945

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran Jepang.

Januari-April

Mei

  • 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
  • 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlanjut sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru mesti mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan seluruh area samudra selang pulau-pulau sbg perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di selang peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Juni

  • Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin sebagai berpidato.
  • 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
  • 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatera Utara.
  • 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno diwujudkan sebagai memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang akhir dikenal sbg Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan sebagai mengikuti Hukum Islam.
  • 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

Juli

  • Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
  • 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
  • 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta masa Penyerangan negara Militer Belanda ke-II)
  • 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI sebagai membicarakan rancangan undang-undang dasar sebagai Indonesia. Hatta memperagakan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan supaya rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas bagian memilih bahwa Indonesia mesti memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
  • 11 Juli - Amerika melancarkan penyerangan negara udara di Sabang.

Periode menjelang Kemerdekaan RI

  • Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini mengakibatkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai memproklamasikan kemerdekaannya.
  • 7 Agustus - BPUPKI berproses dan berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam sebagai bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
  • Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sbg hadiah Jepang. Masa Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI masa itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang mulia, dan dapat hadir akhir suatu peristiwa sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
  • 15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
  • Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam sikap yang dibuat bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang akhir terkenal sbg peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap sebagai melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Admiral Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi selang Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan absen wewenang lagi sebagai memberikan kemerdekaan.

  • Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan bagian PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akhir dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Cairan, golongan muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran akhir dibagi-bagikan hadir isinya tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

Pasca-Kemerdekaan

18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sbg Presiden dan Hatta sbg Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan mencerai-beraikan PETA Dan Heiho. Banyak bagian golongan ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.

23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai diwujudkan dari bekas bagian PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu sebagai mencerai-beraikan diri.

29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sbg UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi dinaikkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI akhir berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini yaitu lembaga sementara yang bekerja sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bekerja pada 31 Agustus.

Sekutu

Berlandaskan dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat sebagai mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang didiami Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sbg pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sbg Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara yaitu orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.

Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, beliau didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.

Akhir suatu peristiwa Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

Aspek Politik

Kebijakan pertama yang dilaksanakan Dai Nippon (大日本?)(pemerintah militer Jepang) yaitu melarang seluruh rapat dan cara politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang mencerai-beraikan seluruh organisasi politik dan seluruh wujud perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Selain itu, Jepangpun memperagakan propaganda sebagai menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:

  • Menganggap Jepang sbg saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
  • Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
  • Melancarkan simpati lewat pendidikan hadir wujud beasiswa pelajar.
  • Menarik simpati umat Islam sebagai pergi Haji
  • Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
  • Melancarkan politik dumping
  • Mengajak sebagai bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara menjadikan merdeka tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga memperagakan berbagai sikap yang dibuat nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual supaya menyerahkan tenaga dan pikirannya sebagai mengabdi kepada Jepang.
  • Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai jenis profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Pelaksanaan sistem Autarki (daerah yang mesti memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini dilaksanakan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga memperagakan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, ditengahnya yaitu pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Sebagai mempermudah pengawasan diwujudkan tiga pemerintahan militer yakni:

  • Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sbg pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
  • Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
  • Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Admiral Maeda.

Sebagai posisi pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilaksanakan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan akhir suatu peristiwa ekonomi dan sosial dengan akhir suatu peristiwa politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang yaitu sbg berikut:

  • Cara ekonomi diarahkan sebagai kepentingan perang maka seluruh potensi sumber kekuatan dunia dan bahan mentah dipergunakan sebagai industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak area pertanian yang terbengkelai akhir suatu peristiwa titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut mengakibatkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
  • Jepang memperagakan sistem pengawasan ekonomi secara sempit dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut dilaksanakan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan benda/barang. Pengendalian harga sebagai mencegah meningkatnya harga benda/barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada area pertanian dan perkebunan merusak tanah.
  • Memperagakan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang cara perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta seluruh kekayaan dikorbankan sebagai kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Sebagai mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan benda/barang secara besar-besaran melewati Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Akhir suatu peristiwa dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% sebagai pemerintah, 30% sebagai lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini mengakibatkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda nyaris di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan sebagai Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Aspek Kehidupan Militer

Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).

Situasi di atas membuat Jepang memperagakan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sbg tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Akhir suatu peristiwa Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia yaitu masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu nyaris absennya tantangan yang berfaedah kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa akhir suatu peristiwa yang positif dan juga membawa akhir suatu peristiwa yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang yaitu masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak seluruhnya itu jadi, hadir beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan akhir suatu peristiwa positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.

Akhir suatu peristiwa Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang mengetahui tentang akhir suatu peristiwa positifnya Jepang menempati Indonesia. Hadir pun akhir suatu peristiwa positif yang dapat dihadirkan selang lain :

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia sebagai menjadi bahasa komunikasi nasional dan mengakibatkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sbg bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Ditengahnya menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
  • Sebagai mendapat dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan supaya Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan sebagai kepentingan bersama.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan sebagai meningkatkan produksi pangan.
  • Diwujudkannya BPUPKI dan PPKI sebagai mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal sebagai bertempur yang dikemudian hari dipergunakan sebagai menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya cara upacara dalam sekolah.

Akhir suatu peristiwa Negatif Pendudukan Jepang

Selain akhir suatu peristiwa positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa akhir suatu peristiwa negatif yang luar biasa selang lain :

  • Penghapusan seluruh organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak ditengahnya yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) sebagai kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
  • Penghimpunan segala sumber kekuatan seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Kesudahannya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang mengakibatkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
  • Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang tidak terikat melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sbg mata-mata atau anti-Jepang tanpa bagian pegadilan.
  • Pembatasan pers sehingga absen pers yang independen, seluruhnya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang mengakibatkan pendidikan yang semakin tinggi terasa absurd.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sbg pejabat-pejabat pada masa itu yang mengakibatkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Referensi

Tautan luar

  • (Inggris) Sidang dengan Bung Karno @ YouTube.com
  • (Jepang) The Heroes of Indonesia @ YouTube.com
  • (Jepang) Japanese Samurai in Indonesia @ YouTube.com

edunitas.com


Page 3

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan kesudahannya pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda didiami oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor sebagai Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan sebagai mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang sebagai mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang diasumsikan penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi chōsa-kai?) dalam bahasa Jepang. Badan ini bekerja membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan dialihkan oleh PPKI yang bekerja menyiapkan kemerdekaan.

Latar Belakangan

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sbg Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai kesudahan tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda mesti dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber kekuatan dunia di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik sebagai industri di Jepang, maupun sebagai kebutuhan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya sebagai dua operasi mulia. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta semakin dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara yaitu 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang diberi tugas menyerang Pearl Harbor.

Hari hari pertama pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang mulia serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Semakin dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan semakin dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada masa itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat mencetuskan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh mulia terhadap sikap yang dibuat kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menempati Hindia-Belanda yaitu sebagai menguasai sumber-sumber dunia, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sbg pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sbg sumber minyak utama.

Organisasi yang diprakarsai oleh Jepang

Sosial Hukum budaya istiadat

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Jepang

Sistem stratifikasi sosial pada seratus tahun Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini diakibatkan oleh Jepang ingin yang mengambil hati rakyat Indonesia sebagai membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Industri Modern

Masa ini, industrialisasi modern tentu membawa akhir suatu peristiwa yang jauh semakin luas daripada industrialisasi pada masa Kolonial Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu absen, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hukum. Angkatan kerja juga merasakan pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun masa ini, kaum perempuan telah berperan di segala bidang pekerjaan.

Berlandaskan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini diakibatkan oleh masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang bisa memberi nilai tambah dalam pekerjaan. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah.

Perlawanan rakyat terhadap Jepang

Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang sebagai membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang memperagakan penyerangan negara mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berupaya menahan penyerangan negara dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang sebagai kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan penyerangan negara kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada penyerangan negara terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pimpinan pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun kesudahannya tertembak masa sedang salat.

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Dia menolak dengan tegas nasihat yang berbau Jepang, khususnya kewajiban sebagai memperagakan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk afal syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akhir suatu peristiwa tanam paksa.

Masa utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri sebagai mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang kesudahannya mundur ke Tasikmalaya.Jepang memutuskan sebagai menggunakan kekerasan sbg upaya sebagai mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit selang rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Walaupun beragam upaya perlawanan telah dilaksanakan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya akhir dibawa ke Jakarta sebagai menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 diakibatkan hadirnya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu.Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) supaya daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilaksanakan pada setiap pemberontakan.Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid yaitu seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan sebagai memperagakan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang memperagakan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga kesudahannya dapat ditumpas.Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun seluruh kesudahannya dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.Pemberontakan Peta
  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini diakibatkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilaksanakan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sbg putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu akal Jepang melewati Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

  • Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakangan perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan regu (Bundanco), Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Perlawanan Pang Suma

Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma yaitu pimpinan suku Dayak yang mulia pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya sebagai mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.

Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di selang sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini akhir memulai sebuah rangkaian perlawanan yang sampai puncak dalam sebuah penyerangan negara balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.Perlawanan Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Sikap yang dibuat Koreri yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sbg budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Kesudahannya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

Perlawanan di Pulau Yapen Selatan

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang sebagai menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pimpinan gerilya yakni S. Papare.

Perlawanan di Tanah Mulia Papua

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama selang gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapat modal senjata dari Sekutu.

Sikap yang dibuat bawah tanah

Sebenarnya wujud perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang dilaksanakan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada wujud perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilaksanakan oleh:

  • Golongan Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sbg pedagang nanas di Sindanglaya.
  • Golongan Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sbg pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
  • Golongan Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka yaitu golongan mahasiswa dan pelajar.
  • Golongan Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka yaitu golongan sikap yang dibuat Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam golongan di bawah tanah, berupaya sebagai mencari informasi dan peluang sebagai dapat melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat akibatnya pada masa Jepang telah kalah dari Sekutu, golongan pemudalah yang semakin cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang kesudahannya mendesak golongan tua sebagai secepatnya melakukn proklamasi.Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang dilaksanakan oleh golongan organisasi maupun sikap yang dibuat sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan semakin memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat ganas/kejam.

Garis masa

1941

  • 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari akhir. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
  • 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan semakin sifat menyerang di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
  • Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda sebagai "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" dihalau Van Mook.
  • 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut supaya pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
  • 6 Juni - Perundingan selang Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan hadir konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa seluruh produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan sebagai dikapalkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
  • 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
  • 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
  • 26 Juli - Seluruh asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
  • 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan sebagai mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
  • 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
  • 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia sebagai mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
  • 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di selang bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
  • 10 Desember - Kapal-kapal perang Inggris, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
  • 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
  • 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
  • 17 Desember - Jepang memperagakan penyerangan negara udara atas Ternate.
  • Jepang mendarat di Sarawak.
  • 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
  • Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan supaya bangsa Indonesia melawan Jepang.
  • 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Inggris di Kuching, Sarawak.

1942

Januari

  • 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
  • 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
  • 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
  • 6 Januari – Penyerangan negara udara Jepang pertama atas Ambon.
  • 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
  • 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
  • 12 Januari - Van Mook memperagakan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, berharapan tambahan pasukan, dan supaya Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
  • 13 Januari - Jepang merebut Manado.
  • 15 Januari - Jen. Wavell dari Inggris mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Inggris, Belanda, Amerika) di dalam perang.
  • 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
  • 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan walaupun terdapat penyerangan negara balasan dari Belanda dan A.S.
  • 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
  • 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan supaya tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di selangnya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
    • Pasukan Inggris mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.

Februari

  • 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
  • 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai penyerangan negara udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
  • 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut selang Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu sebagai mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
  • 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
  • 8 Februari - Jepang mulai memperagakan penyerangan negara utama atas Singapura.
  • 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
  • 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
  • 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
  • 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Inggris ditawan sbg tawanan perang.
  • 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon supaya pasukan Sekutu memperagakan penyerangan negara. Bali didiami Jepang.
  • 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut selang Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Penyerangan negara udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
  • 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
  • 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatera Utara, dengan dukungan Jepang.
    • Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda memperagakan evakuasi.
    • Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
    • Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus memperagakan perang gerilya.
  • 27 Februari

Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa tidak jauh Surabaya yang berlanjut selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship) De Ruyter.

Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama yaitu pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua yaitu Resimen ke-230 di Eretan Wetan, tidak jauh Indramayu dan yang ketiga yaitu Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.

Maret

Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh banyak itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari argumen mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.

  • 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
    • Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
    • Penyerangan negara udara Jepang atas Medan.
  • 5 Maret - Penyerangan negara udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
  • 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
  • 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
  • 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
  • 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan selang Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura mencetuskan, bahwa Belanda mesti menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia Belanda sebagai juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa lainnya, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal sebagai Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berfaedah berhasil menempati Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira dan disambut baik karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.

  • 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
  • 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
  • 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
  • 18 Maret - Jepang merebut Padang.
  • 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
    • Jepang melarang seluruh cara politik dan seluruh organisasi yang hadir. Volksraad dihentikan. Bendera merah-putih dilarang.
    • Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas mulia di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas mulia di Makassar).

April

Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus bertempur, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api membuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan berbuat salah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.

  • 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memperagakan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
  • 7 April - Jepang merebut Ternate.
    • Jepang mencoba sebagai membentuk sikap yang dibuat Tiga A; memulai kampanye propaganda.
    • ABDACOM dicerai-beraikan. Inggris dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Inggris akan mencoba sebagai merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
  • 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).

Mei

Juni

  • 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif sebagai urusan-urusan Hindia Belanda.

Juli

Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta yaitu pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan kesudahannya, sudah tentu, bukanlah sebagai mendukung Jepang, melainkan sebagai mendapat kemerdekaan sebagai Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba sebagai menuduh Soekarno sbg kolaborator Jepang guna mendapat dukungan Inggris dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.

Sjahrir memimpin sikap yang dibuat di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, tidak jauh Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatnya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.

  • Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
  • Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
  • Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno sebagai mengumpulkan massa sebagai kemerdekaan, Hatta sebagai menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir sebagai mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
  • Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai menjadi pimpinan pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
  • 30 Juli - Jepang menempati Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
  • 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.

Agustus, September, Oktober

  • 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
  • September, orang-orang Muslim Indonesia menolak sebagai memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun akhir berhasil ditumpas dan dia dihukum mati di Ancol. Sbg penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
  • Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
  • 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.

Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang sebagai dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.

Militer Jepang membuat tiga kekeliruan mulia terhadap bangsa Indonesia:

  1. kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma sebagai memperagakan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
  2. pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan beragam pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini mengakibatkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
  3. perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur" bagi tentara-tentara Jepang.

Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam kondisi yang buruk pula.

Namun, kejahatan-kejahatan perang di tempat yang sangat serius pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilaksanakan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara membuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu lunak. Bahkan hadir sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.

November, Desember

  • November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
  • Jenderal Imamura dialihkan oleh Jenderal Harada.
  • 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan yang dijajah setelah perang selesai.
  • 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama sebagai perempuan Belanda di Ambarawa.

1943

  • Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin sebagai mematahkan sikap yang dibuat perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Beliau seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda sebagai mendukung perlawanan terhadap Jepang.
  • 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
  • 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun bertempur di dalam hutan.
  • 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu bagiannya.
  • Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho sebagai menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia yaitu kombinasi selang sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
  • Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
  • 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
  • 13 Agustus - Amerika melancarkan penyerangan negara bom dari Australi terhadap Balikpapan.
  • Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula sebagai menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar masa ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
  • September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
  • 8 September - Perintah dari Markas Mulia Militer Jepang di Saigon sebagai membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada kesudahan peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut sebagai menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal sebagai pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik sebagai perang dengan Sekutu di Pasifik.
  • 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Cairan). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan sebagai kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, hadir 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Golongan ini yang akhir akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
  • 24 Oktober, payung organisasi MIAI berproses dan berubah nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
  • Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
  • Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan kesudahan merebut kembali Hindia Belanda.
  • 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia sebagai bergabung dengan PETA.
  • 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo sebagai bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini yaitu pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
  • Desember, Barisan Hizbullah diwujudkan oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berkomunikasi dengan Masyumi.

1944

  • Januari, Putera dialihkan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pimpinannya.
  • 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
  • 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
  • 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
  • 17 Mei - Penyerangan negara udara Sekutu di Surabaya.
  • 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
  • 4 Juni - Jepang melancarkan penyerangan negara balik ke Biak.
  • Agustus, Barisan Pelopor yang diwujudkan oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berproses dan berubah nama menjadi Barisan Benteng).
  • 11 Agustus - Penyerangan negara udara Sekutu di Palembang.
  • 28 Agustus - Ambon luluh lantak akhir suatu peristiwa penyerangan negara udara Sekutu.
  • 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam masa yang tidak lama lagi.
  • 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
  • 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sbg penasehat saja).
  • Oktober, tentara Australia mulai melancarkan penyerangan negara bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
  • November, Gubernur Militer Kumashaki Harada dialihkan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.

1945

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran Jepang.

Januari-April

Mei

  • 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
  • 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlanjut sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru mesti mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan seluruh area samudra selang pulau-pulau sbg perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di selang peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Juni

  • Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin sebagai berpidato.
  • 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
  • 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatera Utara.
  • 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno diwujudkan sebagai memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang akhir dikenal sbg Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan sebagai mengikuti Hukum Islam.
  • 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

Juli

  • Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
  • 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
  • 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta masa Penyerangan negara Militer Belanda ke-II)
  • 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI sebagai membicarakan rancangan undang-undang dasar sebagai Indonesia. Hatta memperagakan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan supaya rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas bagian memilih bahwa Indonesia mesti memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
  • 11 Juli - Amerika melancarkan penyerangan negara udara di Sabang.

Periode menjelang Kemerdekaan RI

  • Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini mengakibatkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai memproklamasikan kemerdekaannya.
  • 7 Agustus - BPUPKI berproses dan berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam sebagai bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
  • Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sbg hadiah Jepang. Masa Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI masa itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang mulia, dan dapat hadir akhir suatu peristiwa sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
  • 15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
  • Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam sikap yang dibuat bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang akhir terkenal sbg peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap sebagai melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Admiral Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi selang Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan absen wewenang lagi sebagai memberikan kemerdekaan.

  • Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan bagian PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akhir dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Cairan, golongan muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran akhir dibagi-bagikan hadir isinya tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

Pasca-Kemerdekaan

18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sbg Presiden dan Hatta sbg Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan mencerai-beraikan PETA Dan Heiho. Banyak bagian golongan ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.

23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai diwujudkan dari bekas bagian PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu sebagai mencerai-beraikan diri.

29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sbg UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi dinaikkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI akhir berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini yaitu lembaga sementara yang bekerja sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bekerja pada 31 Agustus.

Sekutu

Berlandaskan dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat sebagai mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang didiami Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sbg pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sbg Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara yaitu orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.

Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, beliau didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.

Akhir suatu peristiwa Pendudukan Jepang Dalam Beragam Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

Aspek Politik

Kebijakan pertama yang dilaksanakan Dai Nippon (大日本?)(pemerintah militer Jepang) yaitu melarang seluruh rapat dan cara politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang mencerai-beraikan seluruh organisasi politik dan seluruh wujud perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Selain itu, Jepangpun memperagakan propaganda sebagai menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:

  • Menganggap Jepang sbg saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
  • Melancarkan semboyan 3A (Jepang pimpinan, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
  • Melancarkan simpati lewat pendidikan hadir wujud beasiswa pelajar.
  • Menarik simpati umat Islam sebagai pergi Haji
  • Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
  • Melancarkan politik dumping
  • Mengajak sebagai bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga memperagakan beragam sikap yang dibuat nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual supaya menyerahkan tenaga dan pikirannya sebagai mengabdi kepada Jepang.
  • Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari beragam macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Pelaksanaan sistem Autarki (daerah yang mesti memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini dilaksanakan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga memperagakan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, ditengahnya yaitu pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Sebagai mempermudah pengawasan diwujudkan tiga pemerintahan militer yakni:

  • Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sbg pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
  • Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
  • Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Admiral Maeda.

Sebagai kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilaksanakan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda dapat membandingkan akhir suatu peristiwa ekonomi dan sosial dengan akhir suatu peristiwa politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang yaitu sbg berikut:

  • Cara ekonomi diarahkan sebagai kepentingan perang maka seluruh potensi sumber kekuatan dunia dan bahan mentah dipergunakan sebagai industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak area pertanian yang terbengkelai akhir suatu peristiwa titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut mengakibatkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
  • Jepang memperagakan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut dilaksanakan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan benda/barang. Pengendalian harga sebagai mencegah meningkatnya harga benda/barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada area pertanian dan perkebunan merusak tanah.
  • Memperagakan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang cara perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta seluruh kekayaan dikorbankan sebagai kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Sebagai mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan benda/barang secara besar-besaran melewati Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Akhir suatu peristiwa dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% sebagai pemerintah, 30% sebagai lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini mengakibatkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda nyaris di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan sebagai Purworejo (Jateng) angka kematian sampai 224,7%. Dapat Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Aspek Kehidupan Militer

Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini diakibatkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).

Situasi di atas membuat Jepang memperagakan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sbg tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Akhir suatu peristiwa Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia yaitu masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu nyaris absennya tantangan yang berfaedah kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa akhir suatu peristiwa yang positif dan juga membawa akhir suatu peristiwa yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang yaitu masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak seluruhnya itu jadi, hadir beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan akhir suatu peristiwa positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.

Akhir suatu peristiwa Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang mengetahui tentang akhir suatu peristiwa positifnya Jepang menempati Indonesia. Hadir pun akhir suatu peristiwa positif yang dapat dihadirkan selang lain :

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia sebagai menjadi bahasa komunikasi nasional dan mengakibatkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sbg bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Ditengahnya menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
  • Sebagai mendapat dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pimpinan nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan supaya Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pimpinan nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan sebagai kepentingan bersama.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan sebagai meningkatkan produksi pangan.
  • Diwujudkannya BPUPKI dan PPKI sebagai mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awal mulanya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal sebagai bertempur yang dikemudian hari dipergunakan sebagai menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya cara upacara dalam sekolah.

Akhir suatu peristiwa Negatif Pendudukan Jepang

Selain akhir suatu peristiwa positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa akhir suatu peristiwa negatif yang luar biasa selang lain :

  • Penghapusan seluruh organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak ditengahnya yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) sebagai kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
  • Penghimpunan segala sumber kekuatan seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Kesudahannya beras dan beragam bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang mengakibatkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
  • Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang tidak terikat melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sbg mata-mata atau anti-Jepang tanpa bagian pegadilan.
  • Pembatasan pers sehingga absen pers yang independen, seluruhnya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang mengakibatkan pendidikan yang semakin tinggi terasa absurd.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sbg pejabat-pejabat pada masa itu yang mengakibatkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Referensi

Tautan luar

  • (Inggris) Sidang dengan Bung Karno @ YouTube.com
  • (Jepang) The Heroes of Indonesia @ YouTube.com
  • (Jepang) Japanese Samurai in Indonesia @ YouTube.com

edunitas.com


Page 4

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan kesudahannya pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda didiami oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor sebagai Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan sebagai mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang sebagai mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang diasumsikan penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi chōsa-kai?) dalam bahasa Jepang. Badan ini bekerja membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan dialihkan oleh PPKI yang bekerja menyiapkan kemerdekaan.

Latar Belakangan

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sbg Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai kesudahan tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda mesti dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber kekuatan dunia di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik sebagai industri di Jepang, maupun sebagai kebutuhan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya sebagai dua operasi mulia. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta semakin dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara yaitu 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang diberi tugas menyerang Pearl Harbor.

Hari hari pertama pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang mulia serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Semakin dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan semakin dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada masa itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat mencetuskan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh mulia terhadap sikap yang dibuat kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menempati Hindia-Belanda yaitu sebagai menguasai sumber-sumber dunia, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sbg pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sbg sumber minyak utama.

Organisasi yang diprakarsai oleh Jepang

Sosial Hukum budaya istiadat

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Jepang

Sistem stratifikasi sosial pada seratus tahun Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini diakibatkan oleh Jepang ingin yang mengambil hati rakyat Indonesia sebagai membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Seratus tahun Industri Modern

Masa ini, industrialisasi modern tentu membawa akhir suatu peristiwa yang jauh semakin luas daripada industrialisasi pada masa Kolonial Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu absen, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hukum. Angkatan kerja juga merasakan pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun masa ini, kaum perempuan telah berperan di segala bidang pekerjaan.

Berlandaskan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini diakibatkan oleh masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang bisa memberi nilai tambah dalam pekerjaan. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah.

Perlawanan rakyat terhadap Jepang

Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang sebagai membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang memperagakan penyerangan negara mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berupaya menahan penyerangan negara dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang sebagai kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan penyerangan negara kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada penyerangan negara terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pimpinan pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun kesudahannya tertembak masa sedang salat.

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Dia menolak dengan tegas nasihat yang berbau Jepang, khususnya kewajiban sebagai memperagakan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk afal syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akhir suatu peristiwa tanam paksa.

Masa utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri sebagai mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang kesudahannya mundur ke Tasikmalaya.Jepang memutuskan sebagai menggunakan kekerasan sbg upaya sebagai mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit selang rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Walaupun beragam upaya perlawanan telah dilaksanakan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya akhir dibawa ke Jakarta sebagai menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 diakibatkan hadirnya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu.Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) supaya daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilaksanakan pada setiap pemberontakan.Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid yaitu seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan sebagai memperagakan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang memperagakan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga kesudahannya dapat ditumpas.Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun seluruh kesudahannya dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.Pemberontakan Peta
  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini diakibatkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilaksanakan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sbg putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu akal Jepang melewati Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

  • Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakangan perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan regu (Bundanco), Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Perlawanan Pang Suma

Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma yaitu pimpinan suku Dayak yang mulia pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya sebagai mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.

Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di selang sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini akhir memulai sebuah rangkaian perlawanan yang sampai puncak dalam sebuah penyerangan negara balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.Perlawanan Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Sikap yang dibuat Koreri yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sbg budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Kesudahannya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

Perlawanan di Pulau Yapen Selatan

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang sebagai menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pimpinan gerilya yakni S. Papare.

Perlawanan di Tanah Mulia Papua

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama selang gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapat modal senjata dari Sekutu.

Sikap yang dibuat bawah tanah

Sebenarnya wujud perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang dilaksanakan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada wujud perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilaksanakan oleh:

  • Golongan Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sbg pedagang nanas di Sindanglaya.
  • Golongan Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sbg pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
  • Golongan Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka yaitu golongan mahasiswa dan pelajar.
  • Golongan Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka yaitu golongan sikap yang dibuat Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam golongan di bawah tanah, berupaya sebagai mencari informasi dan peluang sebagai dapat melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat akibatnya pada masa Jepang telah kalah dari Sekutu, golongan pemudalah yang semakin cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang kesudahannya mendesak golongan tua sebagai secepatnya melakukn proklamasi.Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang dilaksanakan oleh golongan organisasi maupun sikap yang dibuat sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan semakin memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat ganas/kejam.

Garis masa

1941

  • 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari akhir. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
  • 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan semakin sifat menyerang di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
  • Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda sebagai "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" dihalau Van Mook.
  • 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut supaya pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
  • 6 Juni - Perundingan selang Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan hadir konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa seluruh produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan sebagai dikapalkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
  • 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
  • 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
  • 26 Juli - Seluruh asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
  • 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan sebagai mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
  • 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
  • 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia sebagai mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
  • 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di selang bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
  • 10 Desember - Kapal-kapal perang Inggris, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
  • 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
  • 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
  • 17 Desember - Jepang memperagakan penyerangan negara udara atas Ternate.
  • Jepang mendarat di Sarawak.
  • 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
  • Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan supaya bangsa Indonesia melawan Jepang.
  • 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Inggris di Kuching, Sarawak.

1942

Januari

  • 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
  • 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
  • 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
  • 6 Januari – Penyerangan negara udara Jepang pertama atas Ambon.
  • 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
  • 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
  • 12 Januari - Van Mook memperagakan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, berharapan tambahan pasukan, dan supaya Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
  • 13 Januari - Jepang merebut Manado.
  • 15 Januari - Jen. Wavell dari Inggris mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Inggris, Belanda, Amerika) di dalam perang.
  • 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
  • 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan walaupun terdapat penyerangan negara balasan dari Belanda dan A.S.
  • 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
  • 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan supaya tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di selangnya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
    • Pasukan Inggris mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.

Februari

  • 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
  • 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai penyerangan negara udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
  • 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut selang Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu sebagai mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
  • 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
  • 8 Februari - Jepang mulai memperagakan penyerangan negara utama atas Singapura.
  • 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
  • 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
  • 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
  • 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Inggris ditawan sbg tawanan perang.
  • 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon supaya pasukan Sekutu memperagakan penyerangan negara. Bali didiami Jepang.
  • 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut selang Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Penyerangan negara udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
  • 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
  • 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatera Utara, dengan dukungan Jepang.
    • Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda memperagakan evakuasi.
    • Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
    • Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus memperagakan perang gerilya.
  • 27 Februari

Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa tidak jauh Surabaya yang berlanjut selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship) De Ruyter.

Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama yaitu pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua yaitu Resimen ke-230 di Eretan Wetan, tidak jauh Indramayu dan yang ketiga yaitu Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.

Maret

Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh banyak itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari argumen mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.

  • 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
    • Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
    • Penyerangan negara udara Jepang atas Medan.
  • 5 Maret - Penyerangan negara udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
  • 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
  • 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
  • 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
  • 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan selang Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura mencetuskan, bahwa Belanda mesti menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia Belanda sebagai juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa lainnya, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal sebagai Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berfaedah berhasil menempati Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira dan disambut baik karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.

  • 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
  • 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
  • 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
  • 18 Maret - Jepang merebut Padang.
  • 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
    • Jepang melarang seluruh cara politik dan seluruh organisasi yang hadir. Volksraad dihentikan. Bendera merah-putih dilarang.
    • Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas mulia di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas mulia di Makassar).

April

Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus bertempur, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api membuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan berbuat salah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.

  • 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memperagakan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
  • 7 April - Jepang merebut Ternate.
    • Jepang mencoba sebagai membentuk sikap yang dibuat Tiga A; memulai kampanye propaganda.
    • ABDACOM dicerai-beraikan. Inggris dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Inggris akan mencoba sebagai merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
  • 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).

Mei

Juni

  • 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif sebagai urusan-urusan Hindia Belanda.

Juli

Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta yaitu pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan kesudahannya, sudah tentu, bukanlah sebagai mendukung Jepang, melainkan sebagai mendapat kemerdekaan sebagai Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba sebagai menuduh Soekarno sbg kolaborator Jepang guna mendapat dukungan Inggris dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.

Sjahrir memimpin sikap yang dibuat di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, tidak jauh Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatnya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.

  • Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
  • Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
  • Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno sebagai mengumpulkan massa sebagai kemerdekaan, Hatta sebagai menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir sebagai mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
  • Soekarno menerima tawaran Jepang sebagai menjadi pimpinan pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
  • 30 Juli - Jepang menempati Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
  • 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.

Agustus, September, Oktober

  • 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
  • September, orang-orang Muslim Indonesia menolak sebagai memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun akhir berhasil ditumpas dan dia dihukum mati di Ancol. Sbg penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
  • Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
  • 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.

Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang sebagai dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.

Militer Jepang membuat tiga kekeliruan mulia terhadap bangsa Indonesia:

  1. kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma sebagai memperagakan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
  2. pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan beragam pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini mengakibatkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
  3. perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur" bagi tentara-tentara Jepang.

Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam kondisi yang buruk pula.

Namun, kejahatan-kejahatan perang di tempat yang sangat serius pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilaksanakan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara membuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu lunak. Bahkan hadir sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.

November, Desember

  • November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
  • Jenderal Imamura dialihkan oleh Jenderal Harada.
  • 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan yang dijajah setelah perang selesai.
  • 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama sebagai perempuan Belanda di Ambarawa.

1943

  • Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin sebagai mematahkan sikap yang dibuat perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Beliau seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda sebagai mendukung perlawanan terhadap Jepang.
  • 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
  • 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun bertempur di dalam hutan.
  • 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu bagiannya.
  • Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho sebagai menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia yaitu kombinasi selang sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
  • Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
  • 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
  • 13 Agustus - Amerika melancarkan penyerangan negara bom dari Australi terhadap Balikpapan.
  • Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula sebagai menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar masa ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
  • September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
  • 8 September - Perintah dari Markas Mulia Militer Jepang di Saigon sebagai membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada kesudahan peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut sebagai menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal sebagai pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik sebagai perang dengan Sekutu di Pasifik.
  • 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Cairan). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan sebagai kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, hadir 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Golongan ini yang akhir akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
  • 24 Oktober, payung organisasi MIAI berproses dan berubah nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
  • Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
  • Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan kesudahan merebut kembali Hindia Belanda.
  • 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia sebagai bergabung dengan PETA.
  • 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo sebagai bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini yaitu pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
  • Desember, Barisan Hizbullah diwujudkan oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berkomunikasi dengan Masyumi.

1944

  • Januari, Putera dialihkan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pimpinannya.
  • 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
  • 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
  • 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
  • 17 Mei - Penyerangan negara udara Sekutu di Surabaya.
  • 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
  • 4 Juni - Jepang melancarkan penyerangan negara balik ke Biak.
  • Agustus, Barisan Pelopor yang diwujudkan oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berproses dan berubah nama menjadi Barisan Benteng).
  • 11 Agustus - Penyerangan negara udara Sekutu di Palembang.
  • 28 Agustus - Ambon luluh lantak akhir suatu peristiwa penyerangan negara udara Sekutu.
  • 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam masa yang tidak lama lagi.
  • 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
  • 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sbg penasehat saja).
  • Oktober, tentara Australia mulai melancarkan penyerangan negara bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
  • November, Gubernur Militer Kumashaki Harada dialihkan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.

1945

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran Jepang.

Januari-April

Mei

  • 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
  • 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlanjut sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru mesti mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan seluruh area samudra selang pulau-pulau sbg perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di selang peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Juni

  • Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin sebagai berpidato.
  • 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
  • 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatera Utara.
  • 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno diwujudkan sebagai memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang akhir dikenal sbg Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan sebagai mengikuti Hukum Islam.
  • 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

Juli

  • Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
  • 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
  • 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta masa Penyerangan negara Militer Belanda ke-II)
  • 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI sebagai membicarakan rancangan undang-undang dasar sebagai Indonesia. Hatta memperagakan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan supaya rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas bagian memilih bahwa Indonesia mesti memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
  • 11 Juli - Amerika melancarkan penyerangan negara udara di Sabang.

Periode menjelang Kemerdekaan RI

  • Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini mengakibatkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai memproklamasikan kemerdekaannya.
  • 7 Agustus - BPUPKI berproses dan berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam sebagai bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
  • Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sbg hadiah Jepang. Masa Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI masa itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang mulia, dan dapat hadir akhir suatu peristiwa sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
  • 15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
  • Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam sikap yang dibuat bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang akhir terkenal sbg peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap sebagai melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Admiral Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi selang Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan absen wewenang lagi sebagai memberikan kemerdekaan.

  • Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan bagian PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akhir dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Cairan, golongan muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran akhir dibagi-bagikan hadir isinya tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

Pasca-Kemerdekaan

18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sbg Presiden dan Hatta sbg Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan mencerai-beraikan PETA Dan Heiho. Banyak bagian golongan ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.

23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai diwujudkan dari bekas bagian PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu sebagai mencerai-beraikan diri.

29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sbg UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi dinaikkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI akhir berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini yaitu lembaga sementara yang bekerja sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bekerja pada 31 Agustus.

Sekutu

Berlandaskan dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat sebagai mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang didiami Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sbg pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sbg Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara yaitu orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.

Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, beliau didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.

Akhir suatu peristiwa Pendudukan Jepang Dalam Beragam Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

Aspek Politik

Kebijakan pertama yang dilaksanakan Dai Nippon (大日本?)(pemerintah militer Jepang) yaitu melarang seluruh rapat dan cara politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang mencerai-beraikan seluruh organisasi politik dan seluruh wujud perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Selain itu, Jepangpun memperagakan propaganda sebagai menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:

  • Menganggap Jepang sbg saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
  • Melancarkan semboyan 3A (Jepang pimpinan, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
  • Melancarkan simpati lewat pendidikan hadir wujud beasiswa pelajar.
  • Menarik simpati umat Islam sebagai pergi Haji
  • Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
  • Melancarkan politik dumping
  • Mengajak sebagai bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga memperagakan beragam sikap yang dibuat nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual supaya menyerahkan tenaga dan pikirannya sebagai mengabdi kepada Jepang.
  • Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari beragam macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Pelaksanaan sistem Autarki (daerah yang mesti memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini dilaksanakan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga memperagakan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, ditengahnya yaitu pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Sebagai mempermudah pengawasan diwujudkan tiga pemerintahan militer yakni:

  • Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sbg pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
  • Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
  • Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Admiral Maeda.

Sebagai kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilaksanakan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda dapat membandingkan akhir suatu peristiwa ekonomi dan sosial dengan akhir suatu peristiwa politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang yaitu sbg berikut:

  • Cara ekonomi diarahkan sebagai kepentingan perang maka seluruh potensi sumber kekuatan dunia dan bahan mentah dipergunakan sebagai industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak area pertanian yang terbengkelai akhir suatu peristiwa titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut mengakibatkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
  • Jepang memperagakan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut dilaksanakan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan benda/barang. Pengendalian harga sebagai mencegah meningkatnya harga benda/barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada area pertanian dan perkebunan merusak tanah.
  • Memperagakan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang cara perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta seluruh kekayaan dikorbankan sebagai kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Sebagai mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan benda/barang secara besar-besaran melewati Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Akhir suatu peristiwa dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% sebagai pemerintah, 30% sebagai lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini mengakibatkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda nyaris di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan sebagai Purworejo (Jateng) angka kematian sampai 224,7%. Dapat Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Aspek Kehidupan Militer

Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini diakibatkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).

Situasi di atas membuat Jepang memperagakan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sbg tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Akhir suatu peristiwa Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia yaitu masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu nyaris absennya tantangan yang berfaedah kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa akhir suatu peristiwa yang positif dan juga membawa akhir suatu peristiwa yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang yaitu masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak seluruhnya itu jadi, hadir beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan akhir suatu peristiwa positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.

Akhir suatu peristiwa Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang mengetahui tentang akhir suatu peristiwa positifnya Jepang menempati Indonesia. Hadir pun akhir suatu peristiwa positif yang dapat dihadirkan selang lain :

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia sebagai menjadi bahasa komunikasi nasional dan mengakibatkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sbg bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Ditengahnya menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
  • Sebagai mendapat dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pimpinan nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan supaya Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pimpinan nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan sebagai kepentingan bersama.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan sebagai meningkatkan produksi pangan.
  • Diwujudkannya BPUPKI dan PPKI sebagai mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awal mulanya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal sebagai bertempur yang dikemudian hari dipergunakan sebagai menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya cara upacara dalam sekolah.

Akhir suatu peristiwa Negatif Pendudukan Jepang

Selain akhir suatu peristiwa positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa akhir suatu peristiwa negatif yang luar biasa selang lain :

  • Penghapusan seluruh organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak ditengahnya yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) sebagai kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
  • Penghimpunan segala sumber kekuatan seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Kesudahannya beras dan beragam bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang mengakibatkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
  • Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang tidak terikat melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sbg mata-mata atau anti-Jepang tanpa bagian pegadilan.
  • Pembatasan pers sehingga absen pers yang independen, seluruhnya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang mengakibatkan pendidikan yang semakin tinggi terasa absurd.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sbg pejabat-pejabat pada masa itu yang mengakibatkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Referensi

Tautan luar

  • (Inggris) Sidang dengan Bung Karno @ YouTube.com
  • (Jepang) The Heroes of Indonesia @ YouTube.com
  • (Jepang) Japanese Samurai in Indonesia @ YouTube.com

edunitas.com


Page 5

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, hindu buddhist kingdom, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of hindu buddhist, kingdom, unkris, aceh, 1496 1903 kesultanan, banten 1527, 1813, kesultanan, demak jawa, munculnya kerajaan, kerajaan, secara, ke sriwijaya, ia tinggal, selama, empat tahun, ibn, battuta melewati, samudra, dalam perjalanannya ke, demokrasi terpimpin gerakan, 30 september, orde baru history, of nusantara, in, the era of, hindu buddhist, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, hindu buddhist kingdom, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of hindu buddhist, kingdom, unkris, 1222, 1292 majapahit 1293, 15 malayapura, abad, ke 14 sampai, jawa tengah, kamboja, abad ke 14, menjadi saksi, budha, fa shien gunavarman, hubungan dagang, telah, jawa timur maharaja, jawa telah, menghadiahkan, center of studies, sumpah palapa, menyatakan, bahwa gajah mada, history of, nusantara, in the era, of hindu, buddhist, nusantara in, the, era of hindu, buddhist kingdom, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, the islamic empire, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of the islamic, empire, unkris, kesultanan, samudera pasai 1267, 1521 kesultanan, ternate, 1257, antara abad, ke 13, sampai, abad ke 16, timbulnya, jelas, berdirinya, kerajaan kerajaan, 50, kesultanan sambas, 1671, kesultanan kutai, center, of studies, catatan, kaki sejarah masuknya, islam ke, papua, islam papua history, of nusantara, in, the era of, the islamic, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 8

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, the islamic empire, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of the islamic, empire, unkris, 1221, dharmasraya abad ke, 12 sampai, ke, 14 singhasari 1222, arab india, persia, tiongkok dll kerajaan, kerajaan islam, sulawesi, kesultanan gowa awal, abad, islam, papua, sejarah terlupakan islam, center, studies pariwisata transportasi, pasar modal, bank, bumn bei bbj, history of, nusantara, in the era, of the, islamic, nusantara in, the, era of the, islamic empire, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 9

Tags (tagged): sejarah, nusantara pada era, kerajaan islam, pusat, ilmu pengetahuan, nusantara pada, era, unkris, 1221 dharmasraya, abad, ke 12 sampai, ke 14, singhasari, 1222, arab india, persia tiongkok, dll, kerajaan, sulawesi kesultanan, gowa, awal abad, islam, papua sejarah, terlupakan, islam papua, pariwisata, transportasi pasar modal, bank bumn, bei, bbj sejarah nusantara, pada era, sejarah nusantara, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, pusat ilmu, pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 10

Tags (tagged): sejarah, nusantara pada era, kerajaan islam, pusat, ilmu pengetahuan, nusantara pada, era, unkris, kesultanan samudera, pasai, 1267 1521 kesultanan, ternate 1257, antara, abad ke 13, sampai abad, ke, 16 timbulnya, jelas, berdirinya kerajaan, kerajaan, 50 kesultanan sambas, 1671 kesultanan, kutai, pusat ilmu pengetahuan, catatan kaki, masuknya islam ke, papua islam, papua, sejarah nusantara pada, era kerajaan, islam, sejarah nusantara, pada era, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 11

Tags (tagged): sejarah, nusantara pada era, kerajaan hindu, buddha, pusat ilmu pengetahuan, sejarah nusantara, pada, era kerajaan hindu, unkris, 1222, 1292 majapahit 1293, 15 malayapura, abad, ke 14 sampai, jawa tengah, kamboja, abad ke 14, menjadi saksi, budha, fa shien gunavarman, hubungan dagang, telah, jawa timur maharaja, jawa telah, menghadiahkan, sumpah palapa, menyatakan, bahwa gajah mada, nusantara, pada era kerajaan, hindu buddha, sejarah nusantara pada, era kerajaan, hindu, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, pusat ilmu, pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 12

Indonesia mulai mengembang pada abad kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang semakin jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada abad ke-4 di Jawa Barat ada kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan agung, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 sampai abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai kawasan sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga diproduksi menjadi saksi bangunnya suatu kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang sekarang beberapa agungnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai kesudahan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang menggunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara sudah melakukan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada abad ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam agung, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang agung dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Sudah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melalui Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini sudah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha sudah mengembang di Indonesia diamati dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang berasal dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh agresi Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing berangkat dari Kanton ke India. Beliau singgah di Sriwijaya untuk berupaya bisa atur bahasa Sanskerta, kemudian beliau singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini beliau tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan mengembang diproduksi menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus membikin kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari suatu laporan tertulis dikenal seorang musafir Tiongkok sudah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa sudah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul melewati Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia melewati laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan suatu kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik diproduksi menjadi permukiman yang dinamakan Majapahit. Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya menggunakan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu beliau naik takhta sebagai raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit diproduksi menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan beragam jenis pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran kebiasaan Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta melewati Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenal juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu ajaran dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya berdasarkan dengan "Sumpah Palapa" yang menyalakan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh dampak agresi Demak. Kota ini berangsur-angsur dilepaskan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan diproduksi menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Pustaka

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com


Page 13

Tags (tagged): sejarah, nusantara pada era, kerajaan islam, pusat, ilmu pengetahuan, nusantara pada, era, unkris, 1221 dharmasraya, abad, ke 12 sampai, ke 14, singhasari, 1222, arab india, persia tiongkok, dll, kerajaan, sulawesi kesultanan, gowa, awal abad, islam, papua sejarah, terlupakan, islam papua, pariwisata, transportasi pasar modal, bank bumn, bei, bbj sejarah nusantara, pada era, sejarah nusantara, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, pusat ilmu, pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 14

Tags (tagged): sejarah, nusantara pada era, kerajaan islam, pusat, ilmu pengetahuan, nusantara pada, era, unkris, kesultanan samudera, pasai, 1267 1521 kesultanan, ternate 1257, antara, abad ke 13, sampai abad, ke, 16 timbulnya, jelas, berdirinya kerajaan, kerajaan, 50 kesultanan sambas, 1671 kesultanan, kutai, pusat ilmu pengetahuan, catatan kaki, masuknya islam ke, papua islam, papua, sejarah nusantara pada, era kerajaan, islam, sejarah nusantara, pada era, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 15

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, the islamic empire, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of the islamic, empire, unkris, kesultanan, samudera pasai 1267, 1521 kesultanan, ternate, 1257, antara abad, ke 13, sampai, abad ke 16, timbulnya, jelas, berdirinya, kerajaan kerajaan, 50, kesultanan sambas, 1671, kesultanan kutai, center, of studies, catatan, kaki sejarah masuknya, islam ke, papua, islam papua history, of nusantara, in, the era of, the islamic, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 16

Tags (tagged): history, of nusantara in, the era, of, the islamic empire, center of, studies, history of nusantara, in the, era, of the islamic, empire, unkris, 1221, dharmasraya abad ke, 12 sampai, ke, 14 singhasari 1222, arab india, persia, tiongkok dll kerajaan, kerajaan islam, sulawesi, kesultanan gowa awal, abad, islam, papua, sejarah terlupakan islam, center, studies pariwisata transportasi, pasar modal, bank, bumn bei bbj, history of, nusantara, in the era, of the, islamic, nusantara in, the, era of the, islamic empire, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 17

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai semenjak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi dijadikan lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 zaman selang awal zaman ke-17 hingga pertengahan zaman ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) hingga jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlangsung hingga sekarang.

Prasejarah

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk keadaan mudah, yang belakang sekali dikata Nusantara) merupakan pertemuan selang tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang berada ketika ini terbentuk pada ketika melelehnya es setelah habisnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa Pleistosen, ketika sedang terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal merupakan fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka probabilitas sedang bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.[2]

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara semenjak 100.000 tahun yang lalu melalui jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 hingga 70 000 tahun yang lalu sudah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, dijadikan nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang semenjak 3000 SM dari Cina Selatan melintasi Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Bagian migrasi ini merupakan anggota dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan dijadikan ciri fisik penduduk Aibku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat semenjak zaman ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada zaman pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India dampak hubungan perniagaan.

Era pra kolonial

Sejarah awal

Para cendekiawan India sudah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai beradanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada zaman ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha sudah mencapai wilayah tersebut.

Di ketika Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara sudah memiliki warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan luhur yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali dijadikan vazal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Aibku).

Kerajaan Hindu-Buddha

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada zaman ke-4 hingga zaman ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda hingga zaman ke-16. Pada masa zaman ke-7 hingga zaman ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Zaman ke-14 juga dijadikan saksi memainkan usahanya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini beberapa luhurnya merupakan Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai sebuah pemerintahan ada di Indonesia sekitar zaman ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada zaman 7 Masehi. Ketika itu sudah berada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melintasi Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat semenjak zaman 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang kesudahan perempatan ketiga zaman 7, seorang pedagang Arab dijadikan pimpinan pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang berada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah berkeinginan dikirimkan da'i yang mampu menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang merupakan keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang hewannya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Aku sudah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Aku bersedia Anda mengirimkan kepada aku seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada aku dan menjelaskan kepada aku tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun yang belakang sekali, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang sedang menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh dijadikan institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain merupakan Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Aibku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam yang belakang sekali semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melintasi pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada kesudahan zaman ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam dikenal sudah aktif pada zaman ke-16 dan 17, dan ketika ini berada mayoritas yang luhur dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan melintasi hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, maka bagi menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini memainkan pekerjaan melintasi prosedur berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk yang lain, karena umumnya pedagang dan pakar kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Aibku.

Era kolonial

Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang menciptakan daerah Nusantara waktu itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tejo yang bermuara ke Lautan Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Lautan Atlantik, yang mungkin memakan waktu sebulan hingga tiga bulan, melalui Tanjung Kehendak Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Aibku bagi mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada zaman 16 ketika petualangan itu dimulai pada umumnya para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melintasi Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat ketika Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 bagi menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga dijadikan koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan daya laut sebagai daya sentral kerajaan”. Beragam barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Berada sejumlah motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Pakar sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sejumlah pakar sejarah, menyebutkan tidak hanya berada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin dapat diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Guna harfiahnya merupakan emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, ia memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal luhur dan kecil serta 600 tentara. Ia dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Semenjak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Setelah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu mencapai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara dijadikan pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler dijadikan rute maritim bagi menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda bagi menandatangani kontrak dagang, terutama lada. Kontrak dagang tersebut yang belakang sekali diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan bagi raja Sunda dan satu lagi bagi raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang dikata Prasasti Kontrak Sunda-Portugal di suatu tempat yang ketika ini dijadikan sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Luhur Timur I, Jakarta Barat. Dengan kontrak ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao bagi memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Aibku Utara hingga tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu sudah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang hingga hari ini sedang dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di anggota Utara Jakarta, selang Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Aibku merupakan Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin bagi membangun benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus memainkan penyebaran agama Kristen.

Salah seorang misionaris terkenal merupakan Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, yang belakang sekali melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah memainkan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Aibku bagi memainkan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate habis pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), menciptakan Portugis wajib ambil kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Aibku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda bagi menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis bagi menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Semenjak ketika itu Belanda berhasil menguasai beberapa luhur wilayah Maluku.

Kedudukan Belanda di Aibku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan semenjak ketika itu Belanda dijadikan penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Aibku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Bagi kepentingan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Aibku dijadikan korban kebrutalan VOC.

yang belakang sekali mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, yang belakang sekali tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol maka daerah Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660). Kerajaan Portugis yang belakang sekali dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Zaman 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang yang belakang sekali berhasil mengusir Portugis dari Ternate, sehingga yang belakang sekali Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar zaman ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, bagi mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Aibku merupakan perintah dari negaranya bagi berdagang.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis sudah berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa diantaranya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Bagi menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena daya dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan ia yang belakang sekali mengganti nama Sunda Kelapa dijadikan Jayakarta yang gunanya kemenangan luhur, yang yang belakang sekali dijadikan Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Aibku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Aibku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis yang belakang sekali pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melintasi usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Aibku bagi mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali memainkan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga habis tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Yang belakang sekali dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang yang belakang sekali bermukim di Pulau Timor.

Garis waktu kolonialisasi

Kolonialisasi Spanyol

  • 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara
    • 1560 Spanyol membangun pos di Manado.
    • 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara bagi mengusir kolonial Spanyol.
    • 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun yang belakang sekali Spanyol sedang mencoba memengaruhi kerajaan sekitar bagi merebut kembali Minahasa tetapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang habis tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis

1509 - 1520

  • 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
    • Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya membangun sebuah pos Portugis di Ternate.
  • 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan bagi membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa kesan kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tetapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.

1521 – 1530

  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng Portugis.
    • Kerajaan Sunda, yang sedang beragama Hindu, berkeinginan bantuan Portugis bagi menghadapi probabilitas serangan Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan sebuah padrao didirikan di Sunda Kalapa
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) memainkan dakwah secara membuka dan rahasia di Jawa Barat bagi memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
    • Aceh merebut Pasai dan Pedir di Sumatera Utara.
  • 1525
    • Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), memainkan dakwah di Lampung.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demak merebut Tuban.
    • Cirebon, dibantu Demak, menguasai Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahillah mengganti namanya dijadikan Jayakarta. (Berhasil ini disebutkan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini merupakan nama yang diberikan kepada Sunan Gunungjati dari Cirebon) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda ditampik mundur meninggalkan daerah pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng sesuai kontrak dagang selang Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), dijadikan Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Aibku wajib dijadikan milik Portugal, dan Filipina dijadikan milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin dijadikan Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai bertambah luas dari dari Makassar.
    • Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540

  • 1536
    • Serangan luhur Portugis terhadap Johor.
    • Antonio da Galvão dijadikan gubernur di pos Portugis di Ternate; membangun pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya memainkan kegiatan-kegiatan anti Portugis, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis berkomunikasi dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang. Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1547
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560

  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate bagi menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1560
    • Portugis membangun pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol membangun pos di Manado.

1561 – 1570

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak meninggal dunia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
  • 1565
    • Aceh menyerang Johor.
    • Kutai di Kalimantan dijadikan Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.
  • 1568
    • Serangan yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johor lagi, namun gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani sebuah kontrak damai dengan Portugis, tetapi besok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai memainkannya. Baabullah dijadikan Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah bagi mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusuf dijadikan Sultan Banten.

1571 – 1580

  • 1571
    • Alaudin Riyat Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.
  • 1574
    • Jepara memimpin serangan yang gagal di Melaka.
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan membangun Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran merebut sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di daerah Banten.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan kontrak persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad dijadikan Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar ketika ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang sudah dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya dijadikan Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim bagi membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam tepat di bebas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan berubah kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johor.
    • Portugis menandatangani kontrak perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya dijadikan Senopati; merebut Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Medan didirikan.

1591 – 1659

  • 1591
    • Senopati merebut Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.

Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan dijadikan penguasa wilayah yang kini merupakan Indonesia, dengan menggunakan perpecahan di selang kerajaan-kerajaan kecil yang sudah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh merupakan Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi dijadikan provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali bagi suatu masa pendek di mana beberapa kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda dijadikan salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi beberapa orang merupakan mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan yang belakang sekali setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Pada zaman ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC sudah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan cara kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC merupakan mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melintasi penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan yang belakang sekali mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang memainkan pekerjaan di perkebunan pala.

VOC dijadikan terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan berperang dalam beberapa peperangan yang melibatkan pimpinan Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Era Napoleon (1800-1811)

Setelah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan ditiadakan pada kesudahan zaman ke-18, tepatnya merupakan pada tahun 1 Januari 1800 dan setelah Belanda kalah Perang Eropa dan dikuasai Perancis, maka Hindia-Belanda jatuh ke tangan Perancis, walaupun secara pemerintahan sedang di bawah negara kesatuan Republik Belanda (hingga 1806), yang belakang sekali dilanjutkan Kerajaan Hollandia (hingga 1810). Semenjak ketika itu dimulailah perang perebutan kekuasaan selang Perancis (Belanda) dan Britania Raya, yang ditandai dengan peralihan kekuasaan beberapa wilayah Hindia-Belanda dan kontrak, selang lain Persetujuan Amiens hingga Kapitulasi Tuntang.

Dalam masa ini Hindia-Belanda bersambung diperintah oleh Gubernur Jenderal Overstraten, Wiese, Daendels, dan yang terakhir merupakan Janssens. Pada masa Daendels dibangunlah Jalan Raya Pos (jalur Pantura sekarang), yang belakang sekali meluaskan daerah jajahan hingga ke Lampung, namun kehilangan Ambon, Ternate dan Tidore yang diduduki Britania. Tahun 1810 ketika Perancis menganeksasi Belanda, maka bendera Perancis dikibarkan di Batavia, dan Daendels kembali ke Eropa bagi berperang di bawah Napoleon. Janssens, penggantinya, tidak memerintah lama, karena Britania di bawah Lord Minto datang dan merebut Jawa dari Belanda-Perancis.

Interregnum Britania (1811-1816)

Setelah Britania menguasai Jawa, pemerintahan berubah sementara dari Belanda ke Britania, hingga kesudahan perang Napoleon pada 1816 ketika Britania wajib mengembalikan Hindia-Belanda kepada Kerajaan Belanda. Lord Minto dijadikan Gubernur Jenderal pertama yang mempunyai kedudukan di India, sedangkan Raffles diangkatkan dijadikan Letnan Gubernur yang memimpin Jawa. Raffles yang belakang sekali membenahi pemerintahan di Jawa sesuai sistem pemerintahan Britania.

Salah satu penemuan penting pada pemerintahan Raffles merupakan penemuan kembali Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, dan Gunung Tambora di Sumbawa meletus, dengan korban langsung dan tidak langsung mencapai puluhan ribu jiwa

Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816)

Setelah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, semenjak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda, hingga 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan luhur di Jawa dan Sumatera, yang terkenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa, pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang yang lain. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang dijadikan permintaan pasar dunia pada ketika itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil tanaman itu yang belakang sekali diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang luhur kepada para pelaksananya - adun yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini merupakan monopoli pemerintah dan ditiadakan pada masa yang lebih bebas sama sekali setelah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih luhur dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu membangun fondasi bagi negara Indonesia ketika ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam dibuat dan yang belakang sekali didampingi pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis yang belakang sekali, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pimpinan nasionalis berasal dari golongan kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di selangnya sudah dibimbing di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena cara politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor bagi Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang berhaluan bagi mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang bagi mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang bagi mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kepentingan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang yang lain. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target tujuan dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam bagi bersua Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi memiliki daya bagi menciptakan keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari yang belakang sekali. Kabar mengenai proklamasi menyebar melintasi radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Cairan (PETA), para pemuda, dan yang lain langsung beranjak mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Yang belakang sekali dibuat Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilakukan. Golongan ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Aibku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Teks Proklamasi

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini supaya Belanda tidak memiliki dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan bagi membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda bagi kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, dampaknya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia dijadikan anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia dijadikan hal yang melilit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa golongan Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang mempunyai pokoknya sebuah anggota yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.Demokrasi Parlementer, merupakan suatu demokrasi yang mendudukkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkatkan dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau yang lain yang dimulai semenjak 1958, ditambah kegagalan MPR bagi mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Dampaknya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan daya presidensil yang luhur, ia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah etiket "Demokrasi Terpimpin". Ia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pimpinan penting negara-negara kesan jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pimpinan tersebut bersama-sama dijadikan satu golongan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika bagi membangun fondasi yang kelak dijadikan Gerakan Non-Blok.

Pada kesudahan 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno memainkan usaha lebih tidak jauh kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara yang lain.

Nasib Irian Barat

Pada ketika kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum yang belakang sekali terjadi pertempuran selang pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda supaya setuju memainkan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang memproduksi Kontrak New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut merupakan sebuah "rencana neo-kolonial" bagi mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di daerah Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia bagi memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB bagi mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota selalu berubah Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan membangun Konferensi Daya Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini yang belakang sekali mengakibatkan pertempuran selang pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

Gerakan 30 September

Hingga 1965, PKI sudah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibuat Soekarno bagi memperkuat dukungan bagi rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye bagi membentuk "Tingkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang yang lain dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Tingkatan Darat ketika itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini bagi mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis yang belakang sekali dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Setelah Soeharto dijadikan Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya merupakan mendaftarkan Indonesia dijadikan anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud bagi melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan dijadikan anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto bagi masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan ia yang belakang sekali dilantik kembali secara bersambung pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada kesudahan masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan melintasi kebijakannya melintasi susunan administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari pakar ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya dunia secara besar-besaran memproduksi pertumbuhan ekonomi yang luhur namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan diturunkan dengan luhur pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Irian Jaya

Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Tingkah laku yang dibuat Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan yang belakang sekali diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus habis memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB yang belakang sekali memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun yang belakang sekali setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih membuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia sudah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur merupakan sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Dampak kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin beberapa oleh orang-orang yang membawa segala sesuatu yang diajarkan Marxisme, dan UDT, dijadikan partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi bagi mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam sebuah operasi militer yang dikata Operasi Seroja. Indonesia, yang memiliki dukungan materiil dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disiapkan Amerika Serikat dan Australia, menanti dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas dunia, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 penduduk Timor Timur — melintasi pembunuhan, pemaksaan kelaparan dsb-nya. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi ketika Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih bagi memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih ikut serta; 3/4-nya memilih bagi merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab bagi memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya ditemani B.J. Habibie.

Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), didampingi kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor yang lain yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, berkeinginan pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang bertambah luas, serta ribuan mahasiswa yang menguasai gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya bagi masa bakti ketujuh. Soeharto yang belakang sekali memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, bagi dijadikan presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi

Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya merupakan kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor bagi program pemulihan ekonomi. Ia juga memerdekakan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan cara organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu bagi MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar dijadikan pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu dijadikan pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden bagi masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan memainkan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan bagian demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Aibku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak memiliki tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang luhur. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan berkeinginan Presiden supaya mengundurkan diri dengan argumen keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR bagi memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, ia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama yang belakang sekali.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati dikata dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya sudah menerima beragam cobaan dan tantangan luhur, seperti gempa bumi luhur di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan beberapa dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai selang pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang berhaluan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Catatan kaki

  1. ^ Sedang diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
  2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan hingga 25.000 tahun yang lalu.
  3. ^ Roberts 1990.
  4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Mengembangnya Islam di Indonesia: Golongan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia zaman ke 9. Berada juga yang menyebutkan zaman ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia zaman 7M, lalu mengembang dijadikan institusi politik semenjak zaman 9M, dan pada zaman 13M daya politik Islam dijadikan amat kuat.
  5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

Lihat pula

Sumber dan bacaan lebih lanjut

  • (Inggris) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
  • (Inggris) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
  • (Inggris) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
  • (Inggris) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
  • (Inggris) Beberapa pokok artikel ini berasal dari Library of Congress.
  • (Indonesia) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
  • (Indonesia) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
  • (Indonesia) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi

Pranala luar


edunitas.com


Page 18

Internet yaitu jaringan komputer yang diproduksi oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melewati proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa memainkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon. Proyek ARPANET merancang bangun-bangun jaringan, kehandalan, seberapa akbar informasi mampu dialihkan, dan hasilnya seluruh standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sbg TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu untuk kepentingan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membikin sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi penyerangan negara nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu gampang dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama belakang proyek ini mengembang pesat di seluruh kawasan, dan seluruh universitas di negara tersebut mau bergabung, sehingga membikin ARPANET kesukaran untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk kepentingan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil untuk kepentingan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan hasilnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang belakang disederhanakan menjadi Internet.

Daftar perihal jadinya penting

TahunPerihal jadinya
1957Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
1958Sbg buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang hadir tujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu ilmu dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya yaitu teknologi komputer.
1962J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer mampu saling dihubungkan sela satu dengan berlainannya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Pada tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-anTeori mengenai packet-switching mampu diimplementasikan dalam alam nyata.
Pertengahan 1960-anARPA memperkembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang mampu dihubungkan sampai tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
1968Jaringan Tymnet diproduksi.
1971Bagian jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri dari komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
1972Sebuah kumpulan kerja yang dinamakan dengan International Network Working Group (INWG) diproduksi untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membikin standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di selanya yaitu Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini yaitu Vint Cerf, yang belakang dinamakan sbg "Bapak Internet"
1972-1974Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan berlainannya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melewati jaringan dial-up.
1973ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, bagian ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.
1974Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
1974Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, buka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sbg Telenet, yang yaitu layanan paket data publik pertama.
1977Sudah telah tersedia 111 buah komputer yang sudah terhubung ke ARPANET.
1978Protokol TCP dipecah menjadi dua ronde, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
1979Grup diskusi Usenet pertama diproduksi oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Pada tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-anKomputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi ronde dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET sudah memiliki bagian sampai 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun didirikan pada tahun ini oleh para ilmuwan dan mahir pada ronde ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan berlainannya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982Istilah "Internet" pertama kali dipergunakan, dan TCP/IP diadopsi sbg protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar mampu terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat telah tersedia semakin dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer. 

Perihal jadinya penting berlainannya

Tahun 1971, Ray Tomlinson sukses menyempurnakan program e-mail yang beliau ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu gampang sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sbg simbol penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.

Komputer University College di London yaitu komputer pertama yang telah tersedia di luar Amerika yang menjadi bagian jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang mahir komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang semakin akbar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya yaitu tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris sukses mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun belakang, sudah semakin dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, membikin newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom membikin gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil bertalian dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui oleh seluruh jaringan. Pada tahun 1982 diproduksi Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal seluruh. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan budi pekerti yang berguna jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan budi pekerti yang berguna e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang telah tersedia, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang telah tersedia sudah melebihi 1000 komputer semakin. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 semakin.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun belakang, jumlah komputer yang saling bertalian kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 yaitu tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah sela satu komputer dengan komputer yang berlainannya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang dinamakan www, atau World Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet sudah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Alam langsung berganti. Pada tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.


edunitas.com


Page 19

Internet yaitu jaringan komputer yang diproduksi oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melewati proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa memainkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon. Proyek ARPANET merancang bangun-bangun jaringan, kehandalan, seberapa akbar informasi mampu dialihkan, dan hasilnya seluruh standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sbg TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu untuk kepentingan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membikin sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi penyerangan negara nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu gampang dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama belakang proyek ini mengembang pesat di seluruh kawasan, dan seluruh universitas di negara tersebut mau bergabung, sehingga membikin ARPANET kesukaran untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk kepentingan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil untuk kepentingan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan hasilnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang belakang disederhanakan menjadi Internet.

Daftar perihal jadinya penting

TahunPerihal jadinya
1957Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
1958Sbg buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang hadir tujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu ilmu dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya yaitu teknologi komputer.
1962J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer mampu saling dihubungkan sela satu dengan berlainannya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Pada tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-anTeori mengenai packet-switching mampu diimplementasikan dalam alam nyata.
Pertengahan 1960-anARPA memperkembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang mampu dihubungkan sampai tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
1968Jaringan Tymnet diproduksi.
1971Bagian jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri dari komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
1972Sebuah kumpulan kerja yang dinamakan dengan International Network Working Group (INWG) diproduksi untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membikin standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di selanya yaitu Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini yaitu Vint Cerf, yang belakang dinamakan sbg "Bapak Internet"
1972-1974Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan berlainannya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melewati jaringan dial-up.
1973ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, bagian ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.
1974Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
1974Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, buka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sbg Telenet, yang yaitu layanan paket data publik pertama.
1977Sudah telah tersedia 111 buah komputer yang sudah terhubung ke ARPANET.
1978Protokol TCP dipecah menjadi dua ronde, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
1979Grup diskusi Usenet pertama diproduksi oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Pada tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-anKomputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi ronde dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET sudah memiliki bagian sampai 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun didirikan pada tahun ini oleh para ilmuwan dan mahir pada ronde ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan berlainannya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982Istilah "Internet" pertama kali dipergunakan, dan TCP/IP diadopsi sbg protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar mampu terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat telah tersedia semakin dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer. 

Perihal jadinya penting berlainannya

Tahun 1971, Ray Tomlinson sukses menyempurnakan program e-mail yang beliau ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu gampang sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sbg simbol penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.

Komputer University College di London yaitu komputer pertama yang telah tersedia di luar Amerika yang menjadi bagian jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang mahir komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang semakin akbar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya yaitu tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris sukses mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun belakang, sudah semakin dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, membikin newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom membikin gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil bertalian dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui oleh seluruh jaringan. Pada tahun 1982 diproduksi Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal seluruh. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan budi pekerti yang berguna jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan budi pekerti yang berguna e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang telah tersedia, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang telah tersedia sudah melebihi 1000 komputer semakin. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 semakin.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun belakang, jumlah komputer yang saling bertalian kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 yaitu tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah sela satu komputer dengan komputer yang berlainannya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang dinamakan www, atau World Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet sudah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Alam langsung berganti. Pada tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.


edunitas.com


Page 20

Internet yaitu jaringan komputer yang diproduksi oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melewati proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa memainkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon. Proyek ARPANET merancang bangun-bangun jaringan, kehandalan, seberapa akbar informasi mampu dialihkan, dan hasilnya seluruh standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sbg TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu untuk kepentingan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membikin sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi penyerangan negara nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu gampang dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama belakang proyek ini mengembang pesat di seluruh kawasan, dan seluruh universitas di negara tersebut mau bergabung, sehingga membikin ARPANET kesukaran untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk kepentingan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil untuk kepentingan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan hasilnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang belakang disederhanakan menjadi Internet.

Daftar perihal jadinya penting

TahunPerihal jadinya
1957Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
1958Sbg buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang hadir tujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu ilmu dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya yaitu teknologi komputer.
1962J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer mampu saling dihubungkan sela satu dengan berlainannya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Pada tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-anTeori mengenai packet-switching mampu diimplementasikan dalam alam nyata.
Pertengahan 1960-anARPA memperkembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang mampu dihubungkan sampai tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
1968Jaringan Tymnet diproduksi.
1971Bagian jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri dari komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
1972Sebuah kumpulan kerja yang dinamakan dengan International Network Working Group (INWG) diproduksi untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membikin standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di selanya yaitu Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini yaitu Vint Cerf, yang belakang dinamakan sbg "Bapak Internet"
1972-1974Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan berlainannya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melewati jaringan dial-up.
1973ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, bagian ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.
1974Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
1974Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, buka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sbg Telenet, yang yaitu layanan paket data publik pertama.
1977Sudah telah tersedia 111 buah komputer yang sudah terhubung ke ARPANET.
1978Protokol TCP dipecah menjadi dua ronde, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
1979Grup diskusi Usenet pertama diproduksi oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Pada tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-anKomputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi ronde dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET sudah memiliki bagian sampai 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun didirikan pada tahun ini oleh para ilmuwan dan mahir pada ronde ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan berlainannya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982Istilah "Internet" pertama kali dipergunakan, dan TCP/IP diadopsi sbg protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar mampu terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat telah tersedia semakin dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer. 

Perihal jadinya penting berlainannya

Tahun 1971, Ray Tomlinson sukses menyempurnakan program e-mail yang beliau ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu gampang sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sbg simbol penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.

Komputer University College di London yaitu komputer pertama yang telah tersedia di luar Amerika yang menjadi bagian jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang mahir komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang semakin akbar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya yaitu tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris sukses mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun belakang, sudah semakin dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, membikin newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom membikin gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil bertalian dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui oleh seluruh jaringan. Pada tahun 1982 diproduksi Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal seluruh. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan budi pekerti yang berguna jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan budi pekerti yang berguna e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang telah tersedia, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang telah tersedia sudah melebihi 1000 komputer semakin. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 semakin.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun belakang, jumlah komputer yang saling bertalian kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 yaitu tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah sela satu komputer dengan komputer yang berlainannya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang dinamakan www, atau World Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet sudah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Alam langsung berganti. Pada tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.


edunitas.com


Page 21

Internet yaitu jaringan komputer yang diproduksi oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melewati proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa memainkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon. Proyek ARPANET merancang bangun-bangun jaringan, kehandalan, seberapa akbar informasi mampu dialihkan, dan hasilnya seluruh standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sbg TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu untuk kepentingan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membikin sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi penyerangan negara nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu gampang dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama belakang proyek ini mengembang pesat di seluruh kawasan, dan seluruh universitas di negara tersebut mau bergabung, sehingga membikin ARPANET kesukaran untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk kepentingan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil untuk kepentingan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan hasilnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang belakang disederhanakan menjadi Internet.

Daftar perihal jadinya penting

TahunPerihal jadinya
1957Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.
1958Sbg buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang hadir tujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu ilmu dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya yaitu teknologi komputer.
1962J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer mampu saling dihubungkan sela satu dengan berlainannya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Pada tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-anTeori mengenai packet-switching mampu diimplementasikan dalam alam nyata.
Pertengahan 1960-anARPA memperkembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang mampu dihubungkan sampai tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.
1965Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
1968Jaringan Tymnet diproduksi.
1971Bagian jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri dari komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
1972Sebuah kumpulan kerja yang dinamakan dengan International Network Working Group (INWG) diproduksi untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membikin standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di selanya yaitu Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini yaitu Vint Cerf, yang belakang dinamakan sbg "Bapak Internet"
1972-1974Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan berlainannya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melewati jaringan dial-up.
1973ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, bagian ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.
1974Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
1974Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, buka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sbg Telenet, yang yaitu layanan paket data publik pertama.
1977Sudah telah tersedia 111 buah komputer yang sudah terhubung ke ARPANET.
1978Protokol TCP dipecah menjadi dua ronde, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).
1979Grup diskusi Usenet pertama diproduksi oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Pada tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-anKomputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi ronde dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET sudah memiliki bagian sampai 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun didirikan pada tahun ini oleh para ilmuwan dan mahir pada ronde ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan berlainannya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982Istilah "Internet" pertama kali dipergunakan, dan TCP/IP diadopsi sbg protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar mampu terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat telah tersedia semakin dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer. 

Perihal jadinya penting berlainannya

Tahun 1971, Ray Tomlinson sukses menyempurnakan program e-mail yang beliau ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu gampang sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sbg simbol penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.

Komputer University College di London yaitu komputer pertama yang telah tersedia di luar Amerika yang menjadi bagian jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang mahir komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang semakin akbar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya yaitu tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris sukses mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun belakang, sudah semakin dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, membikin newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom membikin gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil bertalian dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui oleh seluruh jaringan. Pada tahun 1982 diproduksi Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal seluruh. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan budi pekerti yang berguna jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan budi pekerti yang berguna e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang telah tersedia, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang telah tersedia sudah melebihi 1000 komputer semakin. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 semakin.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun belakang, jumlah komputer yang saling bertalian kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 yaitu tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah sela satu komputer dengan komputer yang berlainannya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang dinamakan www, atau World Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet sudah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Alam langsung berganti. Pada tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.


edunitas.com


Page 22

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang ketika yang sangat panjang yang dimulai semenjak abad prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia bisa dibagi diproduksi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad selang awal abad ke-17 sampai menengah abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlaku sampai sekarang.

Prasejarah

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya dinamakan Nusantara) merupakan pertemuan selang tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada ketika ini terbentuk pada ketika melelehnya es sesudah akibatnyanya Abad Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa Pleistosen, ketika sedang terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta sampai 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka probabilitas sedang bertahannya H. erectus sampai masa Abad Es terakhir.[2]

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara semenjak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu sudah sampai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, diproduksi menjadi nenek moyang masyarakat asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang semenjak 3000 SM dari Cina Selatan melewati Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (aturan sejak dahulu kala istiadat Dongson). Proses migrasi ini merupakan anggota dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang masyarakat berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak masyarakat awal ke arah timur atau berkawin campur dengan masyarakat setempat dan diproduksi menjadi ciri fisik masyarakat Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat semenjak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh keyakinan dari India dampak hubungan perniagaan.

Era pra kolonial

Sejarah awal

Para cendekiawan India sudah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tentang hal ada dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha sudah sampai wilayah tersebut.

Di ketika Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara sudah ada warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan agung yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali diproduksi menjadi vazal tetangganya yang semakin kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada abad ke-4 sampai abad ke-7 di wilayah Jawa Barat ada kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 sampai abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai kawasan sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga diproduksi menjadi saksi bangunnya suatu kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang sekarang beberapa agungnya adalah Indonesia beserta nyaris seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai suatu pemerintahan ada di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Ketika itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melewati Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat semenjak abad 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang kesudahan perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab diproduksi menjadi pimpinan pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh untuk institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah menginginkan dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam untuknya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya ada seribu gajah, yang di wilayahnya ada dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya sampai menjangkau jarak 12 mil, untuk Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Aku sudah mengirimkan untuk anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tapi sekedar tanda persahabatan. Aku berhasrat Anda mengirimkan untuk aku seseorang yang bisa mengajarkan Islam untuk aku dan menjelaskan untuk aku tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang sedang menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh diproduksi menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, suatu kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke masyarakat dan melewati pembauran, menggantikan Hindu sebagai keyakinan utama pada kesudahan abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam dikenal sudah giat pada abad ke-16 dan 17, dan ketika ini ada mayoritas yang agung dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam diterapkan melewati hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, karenanya untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melewati cara barang-barang yang dijual, para mubaligh inipun menyebarkan Islam untuk para pedagang dari masyarakat asli, sampai para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke masyarakat lainnya, karena umumnya pedagang dan berbakat kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

Era kolonial

Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membikin kawasan Nusantara ketika itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tejo yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, yang mungkin memakan ketika sebulan sampai tiga bulan, melewati Tanjung Keinginan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada abad 16 ketika petualangan itu dimulai kebanyakan para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melewati Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat ketika Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga diproduksi menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak landasan Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai kekuatan sentral kerajaan”. Beragam benda/barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Ada sebanyak motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Berbakat sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sebanyak berbakat sejarah, menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin bisa diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Guna harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, beliau memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal agung dan kecil serta 600 tentara. Beliau dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Semenjak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Sesudah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu sampai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara diproduksi menjadi pelabuhan maritim penting untuk Kerajaan Portugis, yang secara reguler diproduksi menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bangun dokumen kontrak yang diproduksi rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun suatu prasasti yang dinamakan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang ketika ini diproduksi menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Agung Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini karenanya Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara sampai tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu sudah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini sedang dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di anggota Utara Jakarta, selang Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada ketika itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Sesudah mereka menjalin persahabatan dengan masyarakat dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk membangun benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlaku lama, karena Portugis memainkan sistem monopoli sekaligus memainkan penyebaran agama Kristen.

Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah memainkan lawatan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk memainkan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate belakangnya pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membikin Portugis harus bawa kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda sukses memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon untuk Steven van der Hagen dan di Tidore untuk Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Semenjak ketika itu Belanda sukses menguasai beberapa agung wilayah Maluku.

Posisi Belanda di Maluku makin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan semenjak ketika itu Belanda diproduksi menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama nyaris 350 tahun. Untuk kebutuhan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku diproduksi menjadi korban kebrutalan VOC.

kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol karenanya kawasan Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 sampai 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian sukses mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis sudah berlaku dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa karenanya mereka bisa mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa ditengahnya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 merasakan kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis semakin kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan bisa menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis bisa dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan beliau kemudian mengganti nama Sunda Kelapa diproduksi menjadi Jayakarta yang berfaedah kemenangan agung, yang kemudian diproduksi menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 sampai tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam mendapat keuntungan melewati usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan untuk seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun bisa kembali memainkan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun bisa diperdaya oleh Portugis sampai belakangnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Garis ketika kolonialisasi

Kolonialisasi Spanyol

  • 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara
    • 1560 Spanyol membangun pos di Manado.
    • 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk mengusir kolonial Spanyol.
    • 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol sedang mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk menduduki kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang belakangnya tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis

1509 - 1520

  • 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
    • Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão menjadikan semakin adil kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan untuk Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya membangun suatu pos Portugis di Ternate.
  • 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tapi sukses dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun suatu benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.

1521 – 1530

  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung suatu benteng Portugis.
    • Kerajaan Sunda, yang sedang beragama Hindu, menginginkan bantuan Portugis untuk menghadapi probabilitas agresi Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan suatu padrao didirikan di Sunda Kalapa
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) memainkan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
    • Aceh menduduki Pasai dan Pedir di Sumatera Utara.
  • 1525
    • Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), memainkan dakwah di Lampung.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demak menduduki Tuban.
    • Cirebon, ditolong Demak, menduduki Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahillah mengganti namanya diproduksi menjadi Jayakarta. (Sukses ini diceritakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, berdasarkan dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan untuk Sunan Gunungjati dari Cirebon) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda ditolak mundur meninggalkan kawasan pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng berdasarkan perjanjian dagang selang Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), diproduksi menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berupaya mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus diproduksi menjadi milik Portugal, dan Filipina diproduksi menjadi milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin diproduksi menjadi Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk untuk Demak. Demak menduduki Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai meluas dari dari Makassar.
    • Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540

  • 1536
    • Agresi agung Portugis terhadap Johor.
    • Antonio da Galvão diproduksi menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; membangun pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya memainkan kegiatan-kegiatan anti Portugis, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis mengadakan komunikasi dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang. Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1547
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560

  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1560
    • Portugis membangun pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol membangun pos di Manado.

1561 – 1570

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak tutup usia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
  • 1565
    • Aceh menyerang Johor.
    • Kutai di Kalimantan diproduksi menjadi Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun suatu benteng batu.
  • 1568
    • Agresi yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johor lagi, namun gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani suatu perjanjian damai dengan Portugis, tapi esok harinya ternyata beliau diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai memainkannya. Baabullah diproduksi menjadi Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusuf diproduksi menjadi Sultan Banten.

1571 – 1580

  • 1571
    • Alaudin Riyat Shah meninggal, kekacauan di Aceh sampai 1607.
  • 1574
    • Jepara memimpin agresi yang gagal di Melaka.
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karenanya Portugis membangun suatu benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan membangun Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran menduduki sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di kawasan Banten.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, sesudah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad diproduksi menjadi Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar ketika ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang sudah dijanjikan untuknya oleh Joko Tingkir, yang menundanya sampai Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya diproduksi menjadi Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat untuk Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun suatu benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan berpindah untuk Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johor.
    • Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya diproduksi menjadi Senopati; menduduki Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Area didirikan.

1591 – 1659

  • 1591
    • Senopati menduduki Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.

Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan diproduksi menjadi penguasa wilayah yang sekarang adalah Indonesia, dengan menggunakan perpecahan di selang kerajaan-kerajaan kecil yang sudah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap didiami Portugal sampai 1975 ketika berintegrasi diproduksi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama nyaris 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana beberapa kecil dari Indonesia didiami Britania sesudah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda diproduksi menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda untuk beberapa orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian sesudah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak didiami secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC sudah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan acara kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya ada di Batavia, yang sekarang bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini diterapkan melewati penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap masyarakat di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba barang-barang yang dijual dengan para masyarakat tersebut. Contohnya, ketika masyarakat Kepulauan Banda terus menjual biji pala untuk pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi nyaris seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

VOC diproduksi menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pimpinan Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Era Napoleon (1800-1811)

Sesudah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan dihentikan pada kesudahan abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1 Januari 1800 dan sesudah Belanda kalah Perang Eropa dan didiami Perancis, karenanya Hindia-Belanda jatuh ke tangan Perancis, walaupun secara pemerintahan sedang di bawah negara kesatuan Republik Belanda (hingga 1806), kemudian dilanjutkan Kerajaan Hollandia (hingga 1810). Semenjak ketika itu dimulailah perang perebutan kekuasaan selang Perancis (Belanda) dan Britania Raya, yang ditandai dengan peralihan kekuasaan beberapa wilayah Hindia-Belanda dan perjanjian, selang lain Persetujuan Amiens sampai Kapitulasi Tuntang.

Dalam masa ini Hindia-Belanda bertubi-tubi diperintah oleh Gubernur Jenderal Overstraten, Wiese, Daendels, dan yang terakhir adalah Janssens. Pada masa Daendels dibangunlah Jalan Raya Pos (jalur Pantura sekarang), kemudian menambah luas kawasan yang dijajah sampai ke Lampung, namun kehilangan Ambon, Ternate dan Tidore yang direbut Britania. Tahun 1810 ketika Perancis menganeksasi Belanda, karenanya bendera Perancis dikibarkan di Batavia, dan Daendels kembali ke Eropa untuk bertempur di bawah Napoleon. Janssens, penggantinya, tidak memerintah lama, karena Britania di bawah Lord Minto datang dan menduduki Jawa dari Belanda-Perancis.

Interregnum Britania (1811-1816)

Sesudah Britania menguasai Jawa, pemerintahan berpindah sementara dari Belanda ke Britania, sampai kesudahan perang Napoleon pada 1816 ketika Britania harus mengembalikan Hindia-Belanda untuk Kerajaan Belanda. Lord Minto diproduksi menjadi Gubernur Jenderal pertama yang bermarkas di India, sedangkan Raffles dinaikkan diproduksi menjadi Letnan Gubernur yang memimpin Jawa. Raffles kemudian membenahi pemerintahan di Jawa berdasarkan sistem pemerintahan Britania.

Salah satu penemuan penting pada pemerintahan Raffles adalah penemuan kembali Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, dan Gunung Tambora di Sumbawa meletus, dengan korban langsung dan tidak langsung sampai puluhan ribu jiwa

Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816)

Sesudah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, semenjak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda, sampai 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan agung di Jawa dan Sumatera, yang terkenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa, pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang lainnya. Sesudah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai dilaksanakan. Dalam sistem ini, para masyarakat dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang diproduksi menjadi permintaan pasar dunia pada ketika itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang agung untuk para pelaksananya - adil yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihentikan pada masa yang semakin lepas sesudah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang semakin agung dalam pendidikan untuk orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu membangun fondasi untuk negara Indonesia ketika ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam diproduksi dan kemudian didampingi pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut sesudah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pimpinan nasionalis berasal dari kumpulan kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di selangnya sudah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena acara politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda direbut oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang ada tujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk berkampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga bisa memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai mendapat penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Untuk yang tinggal di kawasan yang dianggap penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi ada kekuatan untuk membikin keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar tentang proklamasi menyebar melewati radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Cairan (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian diproduksi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara sampai pemilu bisa diterapkan. Kumpulan ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Teks Proklamasi

Dari 1945 sampai 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini supaya Belanda tidak ada dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Sesudah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera menduduki kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), sesudah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan untuk pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia diproduksi menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama sesudah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab untuk parlemen atau MPR. MPR terbagi untuk partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia diproduksi menjadi hal yang bertali-tali. Soekarno semakin menentukan negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kumpulan Muslim semakin menginginkan negara Islam atau undang-undang yang mengandung suatu anggota yang menyaratkan umat Islam takluk untuk hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menaruh posisi badan legislatif semakin tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet dinaikkan dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai semenjak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang agung, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 sampai 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pimpinan penting negara-negara bekas yang dijajah yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pimpinan tersebut bersama-sama menjadi satu kumpulan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk membangun fondasi yang kelak diproduksi menjadi Gerakan Non-Blok.

Pada kesudahan 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno memainkan usaha semakin dekat untuk negara-negara komunis Asia dan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis untuk partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Nasib Irian Barat

Pada ketika kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda tentang penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran selang pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda supaya setuju memainkan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah suatu "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah untuk negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan membangun Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran selang pasukan Indonesia dan Malaysia (yang ditolong oleh Inggris).

Gerakan 30 September

Sampai 1965, PKI sudah menguasai banyak dari organisasi massa yang diproduksi Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Tingkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang dipersalahkan untuk para pengawal istana yang loyal untuk PKI. Panglima Komando Strategi Tingkatan Darat ketika itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Semakin dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Banyak korban jiwa pada 1966 sampai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Sesudah Soeharto diproduksi menjadi Presiden, salah satu pertama yang diterapkannya adalah mendaftarkan Indonesia diproduksi menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan diproduksi menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sesudah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa letak 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara bertubi-tubi pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada kesudahan masa letaknya. Orde Baru menentukan perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melewati bangun administratif yang didominasi militer namun dengan ajaran dari berbakat ekonomi bimbingan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber kekuatan dunia secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang agung namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, banyak orang yang kelaparan diturunkan dengan agung pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Irian Jaya

Sesudah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia memainkan "Act of Free Choice" (Gerakan Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala kawasan Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus belakangnya menentukan bergabung dengan Indonesia. Suatu resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan untuk Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya sesudah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang semakin terbuka sesudah 1998, pernyataan-pernyataan yang semakin eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia sudah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 sampai 1975, Timor Timur adalah suatu yang dijajah Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Dampak perihal jadinya politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, suatu partai yang dipimpin beberapa oleh orang-orang yang membawa memahami Marxisme, dan UDT, diproduksi menjadi partai-partai terbesar, sesudah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam suatu operasi militer yang dinamakan Operasi Seroja. Indonesia, yang ada dukungan material dan diplomatik, ditolong alat persenjataan yang tersedia Amerika Serikat dan Australia, meminta dengan ada Timor Timur mereka akan mendapat tambahan cadangan minyak dan gas dunia, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh nyaris 200.000 warga Timor Timur — melewati pembunuhan, pemaksaan kelaparan dsb-nya. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi ketika Timor Timur ada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur menentukan untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam suatu pemungutan suara yang dipersiapkan PBB. Sekitar 99% masyarakat yang berhak menentukan ikut serta; 3/4-nya menentukan untuk merdeka. Segera sesudah akibatnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di kawasan tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya ditemani B.J. Habibie.

Pada menengah 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk semakin jelas lihat: Krisis finansial Asia), didampingi kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang makin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, menginginkan pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan sesudah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian menentukan sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk diproduksi menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi

Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk suatu kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali memperoleh dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga melepaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan acara organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD dipersiapkan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar diproduksi menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan memperoleh 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu diproduksi menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) mendapat 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan memainkan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlangsung, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak ada tempat tinggal dan kekacauan yang diterapkan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang agung. MPR yang makin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan menginginkan Presiden supaya mengundurkan diri dengan pendapat keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk menjadikan semakin adil manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari untuk wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih letak presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati dinamakan dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia dipersiapkan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya sudah menerima beragam cobaan dan tantangan agung, seperti gempa bumi agung di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan beberapa dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, suatu kesepakatan bersejarah sukses dicapai selang pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang ada tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Catatan kaki

  1. ^ Sedang diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
  2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan sampai 25.000 tahun yang lalu.
  3. ^ Roberts 1990.
  4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Mengembangnya Islam di Indonesia: Himpunan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain diceritakan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia abad 7M, lalu mengembang diproduksi menjadi institusi politik semenjak abad 9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam diproduksi menjadi amat kuat.
  5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

Lihat pula

Sumber dan bacaan semakin lanjut

  • (Inggris) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
  • (Inggris) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
  • (Inggris) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
  • (Inggris) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
  • (Inggris) Beberapa pokok artikel ini berasal dari Library of Congress.
  • (Indonesia) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
  • (Indonesia) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
  • (Indonesia) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi

Pranala luar


edunitas.com


Page 23

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang ketika yang sangat panjang yang dimulai semenjak abad prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia mampu dibagi diproduksi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad selang awal abad ke-17 sampai menengah abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlaku sampai sekarang.

Prasejarah

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya dinamakan Nusantara) merupakan pertemuan selang tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada ketika ini terbentuk pada ketika melelehnya es sesudah akibatnyanya Abad Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa Pleistosen, ketika sedang terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta sampai 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka probabilitas sedang bertahannya H. erectus sampai masa Abad Es terakhir.[2]

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara semenjak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu telah sampai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, diproduksi menjadi nenek moyang masyarakat asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang semenjak 3000 SM dari Cina Selatan melewati Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (aturan sejak dahulu kala istiadat Dongson). Proses migrasi ini merupakan anggota dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang masyarakat berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak masyarakat awal ke arah timur atau berkawin campur dengan masyarakat setempat dan diproduksi menjadi ciri fisik masyarakat Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat semenjak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh keyakinan dari India dampak hubungan perniagaan.

Era pra kolonial

Sejarah awal

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai hal ada dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah sampai wilayah tersebut.

Di ketika Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah ada warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan agung yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali diproduksi menjadi vazal tetangganya yang semakin kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada abad ke-4 sampai abad ke-7 di wilayah Jawa Barat ada kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 sampai abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai kawasan sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga diproduksi menjadi saksi bangunnya suatu kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini beberapa agungnya adalah Indonesia beserta nyaris seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai suatu pemerintahan ada di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Ketika itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melewati Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat semenjak abad 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang kesudahan perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab diproduksi menjadi pimpinan pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh untuk institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah menginginkan dikirimkan da'i yang mampu menjelaskan Islam untuknya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya ada seribu gajah, yang di wilayahnya ada dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya sampai menjangkau jarak 12 mil, untuk Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Aku telah mengirimkan untuk anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tapi sekedar tanda persahabatan. Aku berhasrat Anda mengirimkan untuk aku seseorang yang mampu mengajarkan Islam untuk aku dan menjelaskan untuk aku tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang sedang menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh diproduksi menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, suatu kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke masyarakat dan melewati pembauran, menggantikan Hindu sebagai keyakinan utama pada kesudahan abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam dikenal sudah giat pada abad ke-16 dan 17, dan ketika ini ada mayoritas yang agung dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan melewati hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, karenanya untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melewati cara barang-barang yang dijual, para mubaligh inipun menyebarkan Islam untuk para pedagang dari masyarakat asli, sampai para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke masyarakat lainnya, karena umumnya pedagang dan berbakat kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

Era kolonial

Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membikin kawasan Nusantara ketika itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tejo yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, yang mungkin memakan ketika sebulan sampai tiga bulan, melewati Tanjung Keinginan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada abad 16 ketika petualangan itu dimulai kebanyakan para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melewati Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat ketika Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga diproduksi menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai kekuatan sentral kerajaan”. Berbagai benda/barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Ada sebanyak motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Berbakat sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sebanyak berbakat sejarah, menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin mampu diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Guna harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, beliau memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal agung dan kecil serta 600 tentara. Beliau dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Semenjak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Sesudah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu sampai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara diproduksi menjadi pelabuhan maritim penting untuk Kerajaan Portugis, yang secara reguler diproduksi menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bangun dokumen kontrak yang diproduksi rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun suatu prasasti yang dinamakan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang ketika ini diproduksi menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Agung Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini karenanya Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara sampai tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini sedang dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di anggota Utara Jakarta, selang Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada ketika itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Sesudah mereka menjalin persahabatan dengan masyarakat dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk membangun benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlaku lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus menerapkan penyebaran agama Kristen.

Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah menerapkan lawatan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk menerapkan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate belakangnya pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membikin Portugis harus bawa kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda sukses memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon untuk Steven van der Hagen dan di Tidore untuk Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Semenjak ketika itu Belanda sukses menguasai beberapa agung wilayah Maluku.

Posisi Belanda di Maluku makin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan semenjak ketika itu Belanda diproduksi menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama nyaris 350 tahun. Untuk kebutuhan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku diproduksi menjadi korban kebrutalan VOC.

kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol karenanya kawasan Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 sampai 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian sukses mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlaku dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa karenanya mereka mampu mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa ditengahnya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 merasakan kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis semakin kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan mampu menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis mampu dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan beliau kemudian mengganti nama Sunda Kelapa diproduksi menjadi Jayakarta yang berfaedah kemenangan agung, yang kemudian diproduksi menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 sampai tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam mendapat keuntungan melewati usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan untuk seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun mampu kembali menerapkan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun mampu diperdaya oleh Portugis sampai belakangnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis ditolak yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Garis ketika kolonialisasi

Kolonialisasi Spanyol

  • 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara
    • 1560 Spanyol membangun pos di Manado.
    • 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk mengusir kolonial Spanyol.
    • 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol sedang mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk menguasai kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang belakangnya tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis

1509 - 1520

  • 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
    • Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão menjadikan semakin adil kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan untuk Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya membangun suatu pos Portugis di Ternate.
  • 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tapi sukses dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun suatu benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.

1521 – 1530

  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung suatu benteng Portugis.
    • Kerajaan Sunda, yang sedang beragama Hindu, menginginkan bantuan Portugis untuk menghadapi probabilitas agresi Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan suatu padrao didirikan di Sunda Kalapa
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) menerapkan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
    • Aceh menguasai Pasai dan Pedir di Sumatera Utara.
  • 1525
    • Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), menerapkan dakwah di Lampung.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demak menguasai Tuban.
    • Cirebon, ditolong Demak, menguasai Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahillah mengganti namanya diproduksi menjadi Jayakarta. (Sukses ini diceritakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan untuk Sunan Gunungjati dari Cirebon) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda tidak diterima mundur meninggalkan kawasan pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng sesuai perjanjian dagang selang Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), diproduksi menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berupaya mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus diproduksi menjadi milik Portugal, dan Filipina diproduksi menjadi milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin diproduksi menjadi Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk untuk Demak. Demak menguasai Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai bertambah luas dari dari Makassar.
    • Banten meluaskan pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540

  • 1536
    • Agresi agung Portugis terhadap Johor.
    • Antonio da Galvão diproduksi menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; membangun pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya menerapkan kegiatan-kegiatan anti Portugis, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis mengadakan komunikasi dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang. Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1547
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560

  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1560
    • Portugis membangun pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol membangun pos di Manado.

1561 – 1570

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak tutup usia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
  • 1565
    • Aceh menyerang Johor.
    • Kutai di Kalimantan diproduksi menjadi Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun suatu benteng batu.
  • 1568
    • Agresi yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johor lagi, namun gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani suatu perjanjian damai dengan Portugis, tapi esok harinya ternyata beliau diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai menerapkannya. Baabullah diproduksi menjadi Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusuf diproduksi menjadi Sultan Banten.

1571 – 1580

  • 1571
    • Alaudin Riyat Shah meninggal, kekacauan di Aceh sampai 1607.
  • 1574
    • Jepara memimpin agresi yang gagal di Melaka.
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karenanya Portugis membangun suatu benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan membangun Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran menguasai sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di kawasan Banten.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, sesudah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad diproduksi menjadi Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar ketika ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah dijanjikan untuknya oleh Joko Tingkir, yang menundanya sampai Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya diproduksi menjadi Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat untuk Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun suatu benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan berpindah untuk Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johor.
    • Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya diproduksi menjadi Senopati; menguasai Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Area didirikan.

1591 – 1659

  • 1591
    • Senopati menguasai Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.

Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan diproduksi menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan menggunakan perpecahan di selang kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap didiami Portugal sampai 1975 ketika berintegrasi diproduksi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama nyaris 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana beberapa kecil dari Indonesia didiami Britania sesudah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda diproduksi menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda untuk beberapa orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian sesudah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak didiami secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan acara kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya ada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melewati penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap masyarakat di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba barang-barang yang dijual dengan para masyarakat tersebut. Contohnya, ketika masyarakat Kepulauan Banda terus menjual biji pala untuk pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi nyaris seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

VOC diproduksi menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pimpinan Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Era Napoleon (1800-1811)

Sesudah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan dihentikan pada kesudahan abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1 Januari 1800 dan sesudah Belanda kalah Perang Eropa dan didiami Perancis, karenanya Hindia-Belanda jatuh ke tangan Perancis, walaupun secara pemerintahan sedang di bawah negara kesatuan Republik Belanda (hingga 1806), kemudian dilanjutkan Kerajaan Hollandia (hingga 1810). Semenjak ketika itu dimulailah perang perebutan kekuasaan selang Perancis (Belanda) dan Britania Raya, yang ditandai dengan peralihan kekuasaan beberapa wilayah Hindia-Belanda dan perjanjian, selang lain Persetujuan Amiens sampai Kapitulasi Tuntang.

Dalam masa ini Hindia-Belanda bertubi-tubi diperintah oleh Gubernur Jenderal Overstraten, Wiese, Daendels, dan yang terakhir adalah Janssens. Pada masa Daendels dibangunlah Jalan Raya Pos (jalur Pantura sekarang), kemudian menambah luas kawasan yang dijajah sampai ke Lampung, namun kehilangan Ambon, Ternate dan Tidore yang direbut Britania. Tahun 1810 ketika Perancis menganeksasi Belanda, karenanya bendera Perancis dikibarkan di Batavia, dan Daendels kembali ke Eropa untuk bertempur di bawah Napoleon. Janssens, penggantinya, tidak memerintah lama, karena Britania di bawah Lord Minto datang dan menguasai Jawa dari Belanda-Perancis.

Interregnum Britania (1811-1816)

Sesudah Britania menguasai Jawa, pemerintahan berpindah sementara dari Belanda ke Britania, sampai kesudahan perang Napoleon pada 1816 ketika Britania harus mengembalikan Hindia-Belanda untuk Kerajaan Belanda. Lord Minto diproduksi menjadi Gubernur Jenderal pertama yang bermarkas di India, sedangkan Raffles dinaikkan diproduksi menjadi Letnan Gubernur yang memimpin Jawa. Raffles kemudian membenahi pemerintahan di Jawa sesuai sistem pemerintahan Britania.

Salah satu penemuan penting pada pemerintahan Raffles adalah penemuan kembali Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, dan Gunung Tambora di Sumbawa meletus, dengan korban langsung dan tidak langsung sampai puluhan ribu jiwa

Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816)

Sesudah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, semenjak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda, sampai 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan agung di Jawa dan Sumatera, yang terkenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa, pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang lainnya. Sesudah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai dilaksanakan. Dalam sistem ini, para masyarakat dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang diproduksi menjadi permintaan pasar dunia pada ketika itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang agung untuk para pelaksananya - adil yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihentikan pada masa yang semakin lepas sesudah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang semakin agung dalam pendidikan untuk orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu membangun fondasi untuk negara Indonesia ketika ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam diproduksi dan kemudian didampingi pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut sesudah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pimpinan nasionalis berasal dari kumpulan kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di selangnya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena acara politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda direbut oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang ada tujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk berkampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga mampu memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai mendapat penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Untuk yang tinggal di kawasan yang dianggap penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi ada kekuatan untuk membikin keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melewati radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Cairan (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian diproduksi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara sampai pemilu mampu dilakukan. Kumpulan ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Teks Proklamasi

Dari 1945 sampai 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini supaya Belanda tidak ada dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Sesudah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera menguasai kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), sesudah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan untuk pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia diproduksi menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama sesudah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab untuk parlemen atau MPR. MPR terbagi untuk partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia diproduksi menjadi hal yang bertali-tali. Soekarno semakin menentukan negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kumpulan Muslim semakin menginginkan negara Islam atau undang-undang yang mengandung suatu anggota yang menyaratkan umat Islam takluk untuk hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menaruh posisi badan legislatif semakin tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet dinaikkan dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai semenjak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang agung, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 sampai 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pimpinan penting negara-negara bekas yang dijajah yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pimpinan tersebut bersama-sama menjadi satu kumpulan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk membangun fondasi yang kelak diproduksi menjadi Gerakan Non-Blok.

Pada kesudahan 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno memainkan usaha semakin tidak jauh untuk negara-negara komunis Asia dan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis untuk partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Nasib Irian Barat

Pada ketika kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran selang pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda supaya setuju menerapkan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah suatu "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan meluaskan pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah untuk negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan membangun Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran selang pasukan Indonesia dan Malaysia (yang ditolong oleh Inggris).

Gerakan 30 September

Sampai 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang diproduksi Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Tingkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang dipersalahkan untuk para pengawal istana yang loyal untuk PKI. Panglima Komando Strategi Tingkatan Darat ketika itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Semakin dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Banyak korban jiwa pada 1966 sampai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Sesudah Soeharto diproduksi menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia diproduksi menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan diproduksi menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sesudah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa letak 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara bertubi-tubi pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada kesudahan masa letaknya. Orde Baru menentukan perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melewati bangun administratif yang didominasi militer namun dengan ajaran dari berbakat ekonomi bimbingan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber kekuatan dunia secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang agung namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, banyak orang yang kelaparan diturunkan dengan agung pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Irian Jaya

Sesudah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia menerapkan "Act of Free Choice" (Gerakan Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala kawasan Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus belakangnya menentukan bergabung dengan Indonesia. Suatu resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan untuk Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya sesudah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang semakin terbuka sesudah 1998, pernyataan-pernyataan yang semakin eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 sampai 1975, Timor Timur adalah suatu yang dijajah Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Dampak perihal jadinya politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, suatu partai yang dipimpin beberapa oleh orang-orang yang membawa memahami Marxisme, dan UDT, diproduksi menjadi partai-partai terbesar, sesudah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam suatu operasi militer yang dinamakan Operasi Seroja. Indonesia, yang ada dukungan material dan diplomatik, ditolong peralatan persenjataan yang tersedia Amerika Serikat dan Australia, meminta dengan memiliki Timor Timur mereka akan mendapat tambahan cadangan minyak dan gas dunia, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh nyaris 200.000 warga Timor Timur — melewati pembunuhan, pemaksaan kelaparan dsb-nya. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi ketika Timor Timur ada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur menentukan untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam suatu pemungutan suara yang dipersiapkan PBB. Sekitar 99% masyarakat yang berhak menentukan ikut serta; 3/4-nya menentukan untuk merdeka. Segera sesudah akibatnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di kawasan tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya ditemani B.J. Habibie.

Pada menengah 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk semakin jelas lihat: Krisis finansial Asia), didampingi kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang makin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, menginginkan pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang bertambah luas, serta ribuan mahasiswa yang menguasai gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan sesudah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian menentukan sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk diproduksi menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi

Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk suatu kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali memperoleh dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga melepaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan acara organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD dipersiapkan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar diproduksi menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan memperoleh 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu diproduksi menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) mendapat 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan menerapkan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlangsung, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak ada tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang agung. MPR yang makin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan menginginkan Presiden supaya mengundurkan diri dengan pendapat keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk menjadikan semakin adil manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari untuk wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih letak presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati dinamakan dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia dipersiapkan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan agung, seperti gempa bumi agung di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan beberapa dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, suatu kesepakatan bersejarah sukses dicapai selang pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang ada tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Catatan kaki

  1. ^ Sedang diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
  2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan sampai 25.000 tahun yang lalu.
  3. ^ Roberts 1990.
  4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Mengembangnya Islam di Indonesia: Himpunan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain diceritakan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia abad 7M, lalu mengembang diproduksi menjadi institusi politik semenjak abad 9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam diproduksi menjadi amat kuat.
  5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

Lihat pula

Sumber dan bacaan semakin lanjut

  • (Inggris) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
  • (Inggris) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
  • (Inggris) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
  • (Inggris) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
  • (Inggris) Beberapa pokok artikel ini berasal dari Library of Congress.
  • (Indonesia) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
  • (Indonesia) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
  • (Indonesia) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi

Pranala luar


edunitas.com


Page 24

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang ketika yang sangat panjang yang dimulai semenjak abad prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia mampu dibagi diproduksi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad selang awal abad ke-17 sampai menengah abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlaku sampai sekarang.

Prasejarah

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya dinamakan Nusantara) merupakan pertemuan selang tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada ketika ini terbentuk pada ketika melelehnya es sesudah akibatnyanya Abad Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa Pleistosen, ketika sedang terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta sampai 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka probabilitas sedang bertahannya H. erectus sampai masa Abad Es terakhir.[2]

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara semenjak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu telah sampai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, diproduksi menjadi nenek moyang masyarakat asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang semenjak 3000 SM dari Cina Selatan melewati Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (aturan sejak dahulu kala istiadat Dongson). Proses migrasi ini merupakan anggota dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang masyarakat berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak masyarakat awal ke arah timur atau berkawin campur dengan masyarakat setempat dan diproduksi menjadi ciri fisik masyarakat Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat semenjak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh keyakinan dari India dampak hubungan perniagaan.

Era pra kolonial

Sejarah awal

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai hal ada dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah sampai wilayah tersebut.

Di ketika Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah ada warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan agung yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali diproduksi menjadi vazal tetangganya yang semakin kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada abad ke-4 sampai abad ke-7 di wilayah Jawa Barat ada kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 sampai abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai kawasan sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga diproduksi menjadi saksi bangunnya suatu kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini beberapa agungnya adalah Indonesia beserta nyaris seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai suatu pemerintahan ada di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Ketika itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melewati Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat semenjak abad 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang kesudahan perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab diproduksi menjadi pimpinan pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh untuk institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah menginginkan dikirimkan da'i yang mampu menjelaskan Islam untuknya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya ada seribu gajah, yang di wilayahnya ada dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya sampai menjangkau jarak 12 mil, untuk Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Aku telah mengirimkan untuk anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tapi sekedar tanda persahabatan. Aku berhasrat Anda mengirimkan untuk aku seseorang yang mampu mengajarkan Islam untuk aku dan menjelaskan untuk aku tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang sedang menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh diproduksi menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, suatu kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke masyarakat dan melewati pembauran, menggantikan Hindu sebagai keyakinan utama pada kesudahan abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam dikenal sudah giat pada abad ke-16 dan 17, dan ketika ini ada mayoritas yang agung dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan melewati hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, karenanya untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melewati cara barang-barang yang dijual, para mubaligh inipun menyebarkan Islam untuk para pedagang dari masyarakat asli, sampai para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke masyarakat lainnya, karena umumnya pedagang dan berbakat kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

Era kolonial

Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membikin kawasan Nusantara ketika itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tejo yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, yang mungkin memakan ketika sebulan sampai tiga bulan, melewati Tanjung Keinginan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada abad 16 ketika petualangan itu dimulai kebanyakan para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melewati Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat ketika Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga diproduksi menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai kekuatan sentral kerajaan”. Berbagai benda/barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Ada sebanyak motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Berbakat sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sebanyak berbakat sejarah, menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin mampu diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Guna harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, beliau memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal agung dan kecil serta 600 tentara. Beliau dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Semenjak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Sesudah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu sampai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara diproduksi menjadi pelabuhan maritim penting untuk Kerajaan Portugis, yang secara reguler diproduksi menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bangun dokumen kontrak yang diproduksi rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun suatu prasasti yang dinamakan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang ketika ini diproduksi menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Agung Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini karenanya Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara sampai tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini sedang dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di anggota Utara Jakarta, selang Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada ketika itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Sesudah mereka menjalin persahabatan dengan masyarakat dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk membangun benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlaku lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus menerapkan penyebaran agama Kristen.

Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah menerapkan lawatan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk menerapkan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate belakangnya pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membikin Portugis harus bawa kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda sukses memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon untuk Steven van der Hagen dan di Tidore untuk Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Semenjak ketika itu Belanda sukses menguasai beberapa agung wilayah Maluku.

Posisi Belanda di Maluku makin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan semenjak ketika itu Belanda diproduksi menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama nyaris 350 tahun. Untuk kebutuhan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku diproduksi menjadi korban kebrutalan VOC.

kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol karenanya kawasan Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 sampai 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian sukses mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlaku dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa karenanya mereka mampu mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa ditengahnya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 merasakan kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis semakin kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan mampu menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis mampu dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan beliau kemudian mengganti nama Sunda Kelapa diproduksi menjadi Jayakarta yang berfaedah kemenangan agung, yang kemudian diproduksi menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 sampai tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam mendapat keuntungan melewati usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan untuk seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun mampu kembali menerapkan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun mampu diperdaya oleh Portugis sampai belakangnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis ditolak yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Garis ketika kolonialisasi

Kolonialisasi Spanyol

  • 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara
    • 1560 Spanyol membangun pos di Manado.
    • 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk mengusir kolonial Spanyol.
    • 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol sedang mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk menguasai kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang belakangnya tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis

1509 - 1520

  • 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
    • Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão menjadikan semakin adil kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan untuk Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya membangun suatu pos Portugis di Ternate.
  • 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tapi sukses dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun suatu benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.

1521 – 1530

  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung suatu benteng Portugis.
    • Kerajaan Sunda, yang sedang beragama Hindu, menginginkan bantuan Portugis untuk menghadapi probabilitas agresi Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan suatu padrao didirikan di Sunda Kalapa
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) menerapkan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
    • Aceh menguasai Pasai dan Pedir di Sumatera Utara.
  • 1525
    • Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), menerapkan dakwah di Lampung.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demak menguasai Tuban.
    • Cirebon, ditolong Demak, menguasai Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahillah mengganti namanya diproduksi menjadi Jayakarta. (Sukses ini diceritakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan untuk Sunan Gunungjati dari Cirebon) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda tidak diterima mundur meninggalkan kawasan pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng sesuai perjanjian dagang selang Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), diproduksi menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berupaya mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus diproduksi menjadi milik Portugal, dan Filipina diproduksi menjadi milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin diproduksi menjadi Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk untuk Demak. Demak menguasai Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai bertambah luas dari dari Makassar.
    • Banten meluaskan pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540

  • 1536
    • Agresi agung Portugis terhadap Johor.
    • Antonio da Galvão diproduksi menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; membangun pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya menerapkan kegiatan-kegiatan anti Portugis, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis mengadakan komunikasi dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang. Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1547
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560

  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1560
    • Portugis membangun pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol membangun pos di Manado.

1561 – 1570

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak tutup usia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
  • 1565
    • Aceh menyerang Johor.
    • Kutai di Kalimantan diproduksi menjadi Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun suatu benteng batu.
  • 1568
    • Agresi yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johor lagi, namun gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani suatu perjanjian damai dengan Portugis, tapi esok harinya ternyata beliau diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai menerapkannya. Baabullah diproduksi menjadi Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusuf diproduksi menjadi Sultan Banten.

1571 – 1580

  • 1571
    • Alaudin Riyat Shah meninggal, kekacauan di Aceh sampai 1607.
  • 1574
    • Jepara memimpin agresi yang gagal di Melaka.
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karenanya Portugis membangun suatu benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan membangun Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran menguasai sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di kawasan Banten.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, sesudah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad diproduksi menjadi Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar ketika ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah dijanjikan untuknya oleh Joko Tingkir, yang menundanya sampai Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya diproduksi menjadi Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat untuk Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun suatu benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan berpindah untuk Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johor.
    • Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya diproduksi menjadi Senopati; menguasai Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Area didirikan.

1591 – 1659

  • 1591
    • Senopati menguasai Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.

Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan diproduksi menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan menggunakan perpecahan di selang kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap didiami Portugal sampai 1975 ketika berintegrasi diproduksi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama nyaris 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana beberapa kecil dari Indonesia didiami Britania sesudah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda diproduksi menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda untuk beberapa orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian sesudah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak didiami secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan acara kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya ada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melewati penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap masyarakat di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba barang-barang yang dijual dengan para masyarakat tersebut. Contohnya, ketika masyarakat Kepulauan Banda terus menjual biji pala untuk pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi nyaris seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

VOC diproduksi menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pimpinan Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Era Napoleon (1800-1811)

Sesudah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan dihentikan pada kesudahan abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1 Januari 1800 dan sesudah Belanda kalah Perang Eropa dan didiami Perancis, karenanya Hindia-Belanda jatuh ke tangan Perancis, walaupun secara pemerintahan sedang di bawah negara kesatuan Republik Belanda (hingga 1806), kemudian dilanjutkan Kerajaan Hollandia (hingga 1810). Semenjak ketika itu dimulailah perang perebutan kekuasaan selang Perancis (Belanda) dan Britania Raya, yang ditandai dengan peralihan kekuasaan beberapa wilayah Hindia-Belanda dan perjanjian, selang lain Persetujuan Amiens sampai Kapitulasi Tuntang.

Dalam masa ini Hindia-Belanda bertubi-tubi diperintah oleh Gubernur Jenderal Overstraten, Wiese, Daendels, dan yang terakhir adalah Janssens. Pada masa Daendels dibangunlah Jalan Raya Pos (jalur Pantura sekarang), kemudian menambah luas kawasan yang dijajah sampai ke Lampung, namun kehilangan Ambon, Ternate dan Tidore yang direbut Britania. Tahun 1810 ketika Perancis menganeksasi Belanda, karenanya bendera Perancis dikibarkan di Batavia, dan Daendels kembali ke Eropa untuk bertempur di bawah Napoleon. Janssens, penggantinya, tidak memerintah lama, karena Britania di bawah Lord Minto datang dan menguasai Jawa dari Belanda-Perancis.

Interregnum Britania (1811-1816)

Sesudah Britania menguasai Jawa, pemerintahan berpindah sementara dari Belanda ke Britania, sampai kesudahan perang Napoleon pada 1816 ketika Britania harus mengembalikan Hindia-Belanda untuk Kerajaan Belanda. Lord Minto diproduksi menjadi Gubernur Jenderal pertama yang bermarkas di India, sedangkan Raffles dinaikkan diproduksi menjadi Letnan Gubernur yang memimpin Jawa. Raffles kemudian membenahi pemerintahan di Jawa sesuai sistem pemerintahan Britania.

Salah satu penemuan penting pada pemerintahan Raffles adalah penemuan kembali Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, dan Gunung Tambora di Sumbawa meletus, dengan korban langsung dan tidak langsung sampai puluhan ribu jiwa

Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816)

Sesudah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, semenjak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda, sampai 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan agung di Jawa dan Sumatera, yang terkenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa, pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang lainnya. Sesudah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai dilaksanakan. Dalam sistem ini, para masyarakat dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang diproduksi menjadi permintaan pasar dunia pada ketika itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang agung untuk para pelaksananya - adil yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihentikan pada masa yang semakin lepas sesudah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang semakin agung dalam pendidikan untuk orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu membangun fondasi untuk negara Indonesia ketika ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam diproduksi dan kemudian didampingi pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut sesudah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pimpinan nasionalis berasal dari kumpulan kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di selangnya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena acara politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda direbut oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang ada tujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk berkampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga mampu memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai mendapat penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Untuk yang tinggal di kawasan yang dianggap penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi ada kekuatan untuk membikin keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melewati radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Cairan (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian diproduksi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara sampai pemilu mampu dilakukan. Kumpulan ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Teks Proklamasi

Dari 1945 sampai 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini supaya Belanda tidak ada dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Sesudah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera menguasai kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), sesudah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan untuk pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia diproduksi menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama sesudah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab untuk parlemen atau MPR. MPR terbagi untuk partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia diproduksi menjadi hal yang bertali-tali. Soekarno semakin menentukan negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kumpulan Muslim semakin menginginkan negara Islam atau undang-undang yang mengandung suatu anggota yang menyaratkan umat Islam takluk untuk hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menaruh posisi badan legislatif semakin tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet dinaikkan dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai semenjak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang agung, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 sampai 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pimpinan penting negara-negara bekas yang dijajah yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pimpinan tersebut bersama-sama menjadi satu kumpulan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk membangun fondasi yang kelak diproduksi menjadi Gerakan Non-Blok.

Pada kesudahan 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno memainkan usaha semakin tidak jauh untuk negara-negara komunis Asia dan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis untuk partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Nasib Irian Barat

Pada ketika kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran selang pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda supaya setuju menerapkan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah suatu "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan meluaskan pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah untuk negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan membangun Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran selang pasukan Indonesia dan Malaysia (yang ditolong oleh Inggris).

Gerakan 30 September

Sampai 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang diproduksi Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Tingkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang dipersalahkan untuk para pengawal istana yang loyal untuk PKI. Panglima Komando Strategi Tingkatan Darat ketika itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Semakin dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Banyak korban jiwa pada 1966 sampai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Sesudah Soeharto diproduksi menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia diproduksi menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan diproduksi menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sesudah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa letak 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara bertubi-tubi pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada kesudahan masa letaknya. Orde Baru menentukan perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melewati bangun administratif yang didominasi militer namun dengan ajaran dari berbakat ekonomi bimbingan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber kekuatan dunia secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang agung namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, banyak orang yang kelaparan diturunkan dengan agung pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Irian Jaya

Sesudah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia menerapkan "Act of Free Choice" (Gerakan Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala kawasan Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus belakangnya menentukan bergabung dengan Indonesia. Suatu resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan untuk Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya sesudah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang semakin terbuka sesudah 1998, pernyataan-pernyataan yang semakin eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 sampai 1975, Timor Timur adalah suatu yang dijajah Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Dampak perihal jadinya politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, suatu partai yang dipimpin beberapa oleh orang-orang yang membawa memahami Marxisme, dan UDT, diproduksi menjadi partai-partai terbesar, sesudah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam suatu operasi militer yang dinamakan Operasi Seroja. Indonesia, yang ada dukungan material dan diplomatik, ditolong peralatan persenjataan yang tersedia Amerika Serikat dan Australia, meminta dengan memiliki Timor Timur mereka akan mendapat tambahan cadangan minyak dan gas dunia, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh nyaris 200.000 warga Timor Timur — melewati pembunuhan, pemaksaan kelaparan dsb-nya. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi ketika Timor Timur ada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur menentukan untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam suatu pemungutan suara yang dipersiapkan PBB. Sekitar 99% masyarakat yang berhak menentukan ikut serta; 3/4-nya menentukan untuk merdeka. Segera sesudah akibatnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di kawasan tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya ditemani B.J. Habibie.

Pada menengah 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk semakin jelas lihat: Krisis finansial Asia), didampingi kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang makin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, menginginkan pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang bertambah luas, serta ribuan mahasiswa yang menguasai gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan sesudah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian menentukan sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk diproduksi menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi

Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk suatu kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali memperoleh dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga melepaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan acara organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD dipersiapkan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar diproduksi menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan memperoleh 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu diproduksi menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) mendapat 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan menerapkan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlangsung, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak ada tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang agung. MPR yang makin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan menginginkan Presiden supaya mengundurkan diri dengan pendapat keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk menjadikan semakin adil manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari untuk wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih letak presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati dinamakan dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia dipersiapkan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan agung, seperti gempa bumi agung di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan beberapa dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, suatu kesepakatan bersejarah sukses dicapai selang pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang ada tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Catatan kaki

  1. ^ Sedang diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
  2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan sampai 25.000 tahun yang lalu.
  3. ^ Roberts 1990.
  4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Mengembangnya Islam di Indonesia: Himpunan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain diceritakan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia abad 7M, lalu mengembang diproduksi menjadi institusi politik semenjak abad 9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam diproduksi menjadi amat kuat.
  5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

Lihat pula

Sumber dan bacaan semakin lanjut

  • (Inggris) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
  • (Inggris) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
  • (Inggris) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
  • (Inggris) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
  • (Inggris) Beberapa pokok artikel ini berasal dari Library of Congress.
  • (Indonesia) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
  • (Indonesia) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
  • (Indonesia) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi

Pranala luar


edunitas.com


Page 25

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang ketika yang sangat panjang yang dimulai semenjak abad prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia bisa dibagi diproduksi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad selang awal abad ke-17 sampai menengah abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlaku sampai sekarang.

Prasejarah

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya dinamakan Nusantara) merupakan pertemuan selang tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada ketika ini terbentuk pada ketika melelehnya es sesudah akibatnyanya Abad Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa Pleistosen, ketika sedang terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta sampai 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka probabilitas sedang bertahannya H. erectus sampai masa Abad Es terakhir.[2]

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara semenjak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu sudah sampai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, diproduksi menjadi nenek moyang masyarakat asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang semenjak 3000 SM dari Cina Selatan melewati Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (aturan sejak dahulu kala istiadat Dongson). Proses migrasi ini merupakan anggota dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang masyarakat berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak masyarakat awal ke arah timur atau berkawin campur dengan masyarakat setempat dan diproduksi menjadi ciri fisik masyarakat Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat semenjak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh keyakinan dari India dampak hubungan perniagaan.

Era pra kolonial

Sejarah awal

Para cendekiawan India sudah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tentang hal ada dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha sudah sampai wilayah tersebut.

Di ketika Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara sudah ada warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan agung yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali diproduksi menjadi vazal tetangganya yang semakin kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada abad ke-4 sampai abad ke-7 di wilayah Jawa Barat ada kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 sampai abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai kawasan sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga diproduksi menjadi saksi bangunnya suatu kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang sekarang beberapa agungnya adalah Indonesia beserta nyaris seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai suatu pemerintahan ada di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Ketika itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melewati Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat semenjak abad 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang kesudahan perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab diproduksi menjadi pimpinan pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh untuk institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah menginginkan dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam untuknya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya ada seribu gajah, yang di wilayahnya ada dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya sampai menjangkau jarak 12 mil, untuk Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Aku sudah mengirimkan untuk anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tapi sekedar tanda persahabatan. Aku berhasrat Anda mengirimkan untuk aku seseorang yang bisa mengajarkan Islam untuk aku dan menjelaskan untuk aku tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang sedang menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh diproduksi menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, suatu kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke masyarakat dan melewati pembauran, menggantikan Hindu sebagai keyakinan utama pada kesudahan abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam dikenal sudah giat pada abad ke-16 dan 17, dan ketika ini ada mayoritas yang agung dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam diterapkan melewati hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, karenanya untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melewati cara barang-barang yang dijual, para mubaligh inipun menyebarkan Islam untuk para pedagang dari masyarakat asli, sampai para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke masyarakat lainnya, karena umumnya pedagang dan berbakat kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

Era kolonial

Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membikin kawasan Nusantara ketika itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tejo yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, yang mungkin memakan ketika sebulan sampai tiga bulan, melewati Tanjung Keinginan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada abad 16 ketika petualangan itu dimulai kebanyakan para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melewati Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat ketika Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga diproduksi menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak landasan Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai kekuatan sentral kerajaan”. Beragam benda/barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Ada sebanyak motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Berbakat sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sebanyak berbakat sejarah, menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin bisa diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Guna harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, beliau memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal agung dan kecil serta 600 tentara. Beliau dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Semenjak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Sesudah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu sampai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara diproduksi menjadi pelabuhan maritim penting untuk Kerajaan Portugis, yang secara reguler diproduksi menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bangun dokumen kontrak yang diproduksi rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun suatu prasasti yang dinamakan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang ketika ini diproduksi menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Agung Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini karenanya Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara sampai tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu sudah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini sedang dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di anggota Utara Jakarta, selang Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada ketika itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Sesudah mereka menjalin persahabatan dengan masyarakat dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk membangun benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlaku lama, karena Portugis memainkan sistem monopoli sekaligus memainkan penyebaran agama Kristen.

Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah memainkan lawatan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk memainkan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate belakangnya pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membikin Portugis harus bawa kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda sukses memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon untuk Steven van der Hagen dan di Tidore untuk Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Semenjak ketika itu Belanda sukses menguasai beberapa agung wilayah Maluku.

Posisi Belanda di Maluku makin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan semenjak ketika itu Belanda diproduksi menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama nyaris 350 tahun. Untuk kebutuhan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku diproduksi menjadi korban kebrutalan VOC.

kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol karenanya kawasan Sulawesi Utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 sampai 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian sukses mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk barang-barang yang dijual.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis sudah berlaku dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa karenanya mereka bisa mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa ditengahnya di Amurang dan Kema.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 merasakan kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis semakin kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan bisa menguasai Banten,Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis bisa dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan beliau kemudian mengganti nama Sunda Kelapa diproduksi menjadi Jayakarta yang berfaedah kemenangan agung, yang kemudian diproduksi menjadi Jakarta.

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Mulai tahun 1554 sampai tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam mendapat keuntungan melewati usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan untuk seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun bisa kembali memainkan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun bisa diperdaya oleh Portugis sampai belakangnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Garis ketika kolonialisasi

Kolonialisasi Spanyol

  • 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara
    • 1560 Spanyol membangun pos di Manado.
    • 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk mengusir kolonial Spanyol.
    • 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol sedang mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk menduduki kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang belakangnya tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis

1509 - 1520

  • 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
    • Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão menjadikan semakin adil kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan untuk Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya membangun suatu pos Portugis di Ternate.
  • 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tapi sukses dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun suatu benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.

1521 – 1530

  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung suatu benteng Portugis.
    • Kerajaan Sunda, yang sedang beragama Hindu, menginginkan bantuan Portugis untuk menghadapi probabilitas agresi Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan suatu padrao didirikan di Sunda Kalapa
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaens berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) memainkan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
    • Aceh menduduki Pasai dan Pedir di Sumatera Utara.
  • 1525
    • Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), memainkan dakwah di Lampung.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demak menduduki Tuban.
    • Cirebon, ditolong Demak, menduduki Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahillah mengganti namanya diproduksi menjadi Jayakarta. (Sukses ini diceritakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, berdasarkan dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan untuk Sunan Gunungjati dari Cirebon) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda ditolak mundur meninggalkan kawasan pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng berdasarkan perjanjian dagang selang Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), diproduksi menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berupaya mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus diproduksi menjadi milik Portugal, dan Filipina diproduksi menjadi milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin diproduksi menjadi Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk untuk Demak. Demak menduduki Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai meluas dari dari Makassar.
    • Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540

  • 1536
    • Agresi agung Portugis terhadap Johor.
    • Antonio da Galvão diproduksi menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; membangun pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya memainkan kegiatan-kegiatan anti Portugis, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis mengadakan komunikasi dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang. Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1547
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560

  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1560
    • Portugis membangun pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol membangun pos di Manado.

1561 – 1570

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak tutup usia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
  • 1565
    • Aceh menyerang Johor.
    • Kutai di Kalimantan diproduksi menjadi Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun suatu benteng batu.
  • 1568
    • Agresi yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johor lagi, namun gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani suatu perjanjian damai dengan Portugis, tapi esok harinya ternyata beliau diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai memainkannya. Baabullah diproduksi menjadi Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusuf diproduksi menjadi Sultan Banten.

1571 – 1580

  • 1571
    • Alaudin Riyat Shah meninggal, kekacauan di Aceh sampai 1607.
  • 1574
    • Jepara memimpin agresi yang gagal di Melaka.
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karenanya Portugis membangun suatu benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan membangun Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran menduduki sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di kawasan Banten.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, sesudah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad diproduksi menjadi Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar ketika ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang sudah dijanjikan untuknya oleh Joko Tingkir, yang menundanya sampai Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya diproduksi menjadi Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat untuk Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun suatu benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan berpindah untuk Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johor.
    • Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya diproduksi menjadi Senopati; menduduki Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Area didirikan.

1591 – 1659

  • 1591
    • Senopati menduduki Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.

Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan diproduksi menjadi penguasa wilayah yang sekarang adalah Indonesia, dengan menggunakan perpecahan di selang kerajaan-kerajaan kecil yang sudah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap didiami Portugal sampai 1975 ketika berintegrasi diproduksi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama nyaris 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana beberapa kecil dari Indonesia didiami Britania sesudah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda diproduksi menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda untuk beberapa orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian sesudah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak didiami secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC sudah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan acara kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya ada di Batavia, yang sekarang bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini diterapkan melewati penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap masyarakat di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba barang-barang yang dijual dengan para masyarakat tersebut. Contohnya, ketika masyarakat Kepulauan Banda terus menjual biji pala untuk pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi nyaris seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

VOC diproduksi menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pimpinan Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Era Napoleon (1800-1811)

Sesudah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan dihentikan pada kesudahan abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1 Januari 1800 dan sesudah Belanda kalah Perang Eropa dan didiami Perancis, karenanya Hindia-Belanda jatuh ke tangan Perancis, walaupun secara pemerintahan sedang di bawah negara kesatuan Republik Belanda (hingga 1806), kemudian dilanjutkan Kerajaan Hollandia (hingga 1810). Semenjak ketika itu dimulailah perang perebutan kekuasaan selang Perancis (Belanda) dan Britania Raya, yang ditandai dengan peralihan kekuasaan beberapa wilayah Hindia-Belanda dan perjanjian, selang lain Persetujuan Amiens sampai Kapitulasi Tuntang.

Dalam masa ini Hindia-Belanda bertubi-tubi diperintah oleh Gubernur Jenderal Overstraten, Wiese, Daendels, dan yang terakhir adalah Janssens. Pada masa Daendels dibangunlah Jalan Raya Pos (jalur Pantura sekarang), kemudian menambah luas kawasan yang dijajah sampai ke Lampung, namun kehilangan Ambon, Ternate dan Tidore yang direbut Britania. Tahun 1810 ketika Perancis menganeksasi Belanda, karenanya bendera Perancis dikibarkan di Batavia, dan Daendels kembali ke Eropa untuk bertempur di bawah Napoleon. Janssens, penggantinya, tidak memerintah lama, karena Britania di bawah Lord Minto datang dan menduduki Jawa dari Belanda-Perancis.

Interregnum Britania (1811-1816)

Sesudah Britania menguasai Jawa, pemerintahan berpindah sementara dari Belanda ke Britania, sampai kesudahan perang Napoleon pada 1816 ketika Britania harus mengembalikan Hindia-Belanda untuk Kerajaan Belanda. Lord Minto diproduksi menjadi Gubernur Jenderal pertama yang bermarkas di India, sedangkan Raffles dinaikkan diproduksi menjadi Letnan Gubernur yang memimpin Jawa. Raffles kemudian membenahi pemerintahan di Jawa berdasarkan sistem pemerintahan Britania.

Salah satu penemuan penting pada pemerintahan Raffles adalah penemuan kembali Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, dan Gunung Tambora di Sumbawa meletus, dengan korban langsung dan tidak langsung sampai puluhan ribu jiwa

Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816)

Sesudah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, semenjak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda, sampai 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan agung di Jawa dan Sumatera, yang terkenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa, pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang lainnya. Sesudah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai dilaksanakan. Dalam sistem ini, para masyarakat dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang diproduksi menjadi permintaan pasar dunia pada ketika itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang agung untuk para pelaksananya - adil yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihentikan pada masa yang semakin lepas sesudah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang semakin agung dalam pendidikan untuk orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu membangun fondasi untuk negara Indonesia ketika ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam diproduksi dan kemudian didampingi pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut sesudah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pimpinan nasionalis berasal dari kumpulan kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di selangnya sudah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena acara politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda direbut oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan kondisi siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang ada tujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk berkampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga bisa memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai mendapat penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Untuk yang tinggal di kawasan yang dianggap penting dalam peperangan, mereka merasakan siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi ada kekuatan untuk membikin keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar tentang proklamasi menyebar melewati radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Cairan (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian diproduksi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara sampai pemilu bisa diterapkan. Kumpulan ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Teks Proklamasi

Dari 1945 sampai 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini supaya Belanda tidak ada dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Sesudah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera menduduki kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), sesudah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan untuk pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia diproduksi menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama sesudah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab untuk parlemen atau MPR. MPR terbagi untuk partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia diproduksi menjadi hal yang bertali-tali. Soekarno semakin menentukan negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kumpulan Muslim semakin menginginkan negara Islam atau undang-undang yang mengandung suatu anggota yang menyaratkan umat Islam takluk untuk hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menaruh posisi badan legislatif semakin tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet dinaikkan dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai semenjak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang agung, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 sampai 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pimpinan penting negara-negara bekas yang dijajah yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pimpinan tersebut bersama-sama menjadi satu kumpulan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk membangun fondasi yang kelak diproduksi menjadi Gerakan Non-Blok.

Pada kesudahan 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno memainkan usaha semakin dekat untuk negara-negara komunis Asia dan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis untuk partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Nasib Irian Barat

Pada ketika kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda tentang penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran selang pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda supaya setuju memainkan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah suatu "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah untuk negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan membangun Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran selang pasukan Indonesia dan Malaysia (yang ditolong oleh Inggris).

Gerakan 30 September

Sampai 1965, PKI sudah menguasai banyak dari organisasi massa yang diproduksi Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Tingkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang dipersalahkan untuk para pengawal istana yang loyal untuk PKI. Panglima Komando Strategi Tingkatan Darat ketika itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Semakin dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Banyak korban jiwa pada 1966 sampai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Sesudah Soeharto diproduksi menjadi Presiden, salah satu pertama yang diterapkannya adalah mendaftarkan Indonesia diproduksi menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan diproduksi menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sesudah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa letak 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara bertubi-tubi pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada kesudahan masa letaknya. Orde Baru menentukan perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melewati bangun administratif yang didominasi militer namun dengan ajaran dari berbakat ekonomi bimbingan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber kekuatan dunia secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang agung namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, banyak orang yang kelaparan diturunkan dengan agung pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Irian Jaya

Sesudah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia memainkan "Act of Free Choice" (Gerakan Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala kawasan Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus belakangnya menentukan bergabung dengan Indonesia. Suatu resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan untuk Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya sesudah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang semakin terbuka sesudah 1998, pernyataan-pernyataan yang semakin eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia sudah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 sampai 1975, Timor Timur adalah suatu yang dijajah Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Dampak perihal jadinya politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, suatu partai yang dipimpin beberapa oleh orang-orang yang membawa memahami Marxisme, dan UDT, diproduksi menjadi partai-partai terbesar, sesudah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam suatu operasi militer yang dinamakan Operasi Seroja. Indonesia, yang ada dukungan material dan diplomatik, ditolong alat persenjataan yang tersedia Amerika Serikat dan Australia, meminta dengan ada Timor Timur mereka akan mendapat tambahan cadangan minyak dan gas dunia, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh nyaris 200.000 warga Timor Timur — melewati pembunuhan, pemaksaan kelaparan dsb-nya. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi ketika Timor Timur ada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur menentukan untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam suatu pemungutan suara yang dipersiapkan PBB. Sekitar 99% masyarakat yang berhak menentukan ikut serta; 3/4-nya menentukan untuk merdeka. Segera sesudah akibatnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di kawasan tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi

Sisa sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia untuk

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya ditemani B.J. Habibie.

Pada menengah 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk semakin jelas lihat: Krisis finansial Asia), didampingi kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang makin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, menginginkan pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan sesudah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian menentukan sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk diproduksi menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi

Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk suatu kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali memperoleh dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga melepaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan acara organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD dipersiapkan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar diproduksi menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan memperoleh 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu diproduksi menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) mendapat 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan memainkan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlangsung, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak ada tempat tinggal dan kekacauan yang diterapkan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang agung. MPR yang makin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan menginginkan Presiden supaya mengundurkan diri dengan pendapat keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk menjadikan semakin adil manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari untuk wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih letak presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati dinamakan dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia dipersiapkan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya sudah menerima beragam cobaan dan tantangan agung, seperti gempa bumi agung di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan beberapa dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, suatu kesepakatan bersejarah sukses dicapai selang pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang ada tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Catatan kaki

  1. ^ Sedang diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
  2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan sampai 25.000 tahun yang lalu.
  3. ^ Roberts 1990.
  4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Mengembangnya Islam di Indonesia: Himpunan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain diceritakan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia abad 7M, lalu mengembang diproduksi menjadi institusi politik semenjak abad 9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam diproduksi menjadi amat kuat.
  5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

Lihat pula

Sumber dan bacaan semakin lanjut

  • (Inggris) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
  • (Inggris) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
  • (Inggris) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
  • (Inggris) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
  • (Inggris) Beberapa pokok artikel ini berasal dari Library of Congress.
  • (Indonesia) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
  • (Indonesia) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
  • (Indonesia) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi

Pranala luar


edunitas.com